Xin Qian berjanji pada kakek nya, bahwa dia hanya akan menjadi tentara selama 5 tahun, sebelum mengambil alih perusahaan seperti yang diinginkan kakeknya.
Hanya kurang dari 5 bulan sebelum dia pensiun, Xin Qian mendapat misi menjaga perbatasan bersama teman teman nya sebagai tugas terakhir. Namun, saat dalam perjalanan menuju perbatasan, Pesawat yang mereka tumpangi mendapat turbolensi.
Untuk menyelamatkan hidupnya, Xin Qian hanya bisa melompat dari pesawat, namun saat dia sadar dia sudah berada di tempat yang berbeda, sebuah hutan kuno?
Agar bisa bertahan hidup, Xin Qian hanya bisa memetik buah-buahan liar, dan hidup didalam gua. sampai suatu hari, dia menyadari bahwa gua ini memiliki jalur lain.
Xin Qian tidak akan pernah menyangka bahwa, jalur inilah yang akhirnya merubah hidupnya, menjadi putri seorang Jenderal, bahkan Putra Mahkota selalu mengincarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 : Bajingan Fu Sichen!
"Jingwei, mengapa kau terus mengikuti ku." Tanya Fu Sichen.
"Sejak kapan aku tidak pernah mengikuti mu." balas Jingwei.
"Tapi aku ingin bertemu kekasihku."
Jingwei di dalam hati nya, "Apakah nona Xin setuju, dia bahkan tidak ingin melihat mu."
Mereka naik kereta kuda paling biasa dari mansion pangeran, setelah beberapa waktu perjalanan, mereka sampai didepan mansion Wang.
Jingwei keluar dari kereta, dan mengatakan kepada penjaga, "Tolong beritahu nona Xin, Putra mahkota akan berkunjung."
Para penjaga sedikit terkejut mendengar nama putra mahkota, tetapi masih tidak membuka pintu gerbang. Melihat mereka tidak bergerak, Jingwei menyerahkan token pangeran kepada mereka, namun mereka tetap tidak membukanya.
Jingwei mengernyitkan alisnya, "Apakah mereka ini bodoh." pikirnya dalam hati.
Lalu salah satu dari para penjaga memberi hormat pada jingwei, "Hormat wakil Jenderal, sebenarnya ada perintah dari nona Xin." ucap penjaga itu.
"Perintah dari nona Xin, apa itu." tanya Jingwei penasaran.
Penjaga itu merasa sedikit tidak enak, Namun dia tetap mengatakan nya, "Nona Xin berkata, jika ada seseorang yang mengaku sebagai putra mahkota mencarinya, katakan padanya untuk pergi."
"Benarkah dia mengatakan itu." Jingwei ragu.
Firasat jingwei benar, penjaga itu hanya memperhalus kata-katanya, yang sebenarnya Xinxin katakan adalah....
"Putra Mahkota itu Bajingan, jika seseorang mengaku sebagai putra mahkota datang dan ingin bertemu dengan ku, katakan padanya untuk Enyah! Aku tidak ingin melihat wajahnya. Jika dia masih muncul dihadapan ku, aku akan memukulinya, bahkan sampai ibunya tidak bisa mengenalinya."
Penjaga itu benar-benar ketakutan, dia awalnya hanya menganggap ucapan Xinxin sebagai angin lalu. Tidak berharap bahwa putra mahkota benar-benar akan datang. Dia berpikir, "Nona kami sungguh berani."
Saat ini jingwei mengangguk kan kepalanya, "Yah, ini baru seperti nona Xin."
Fu Sichen mendengar semua yang mereka katakan, dia tidak marah sama sekali, dia bahkan memuji Xinxin.
"Permisi.. biasakah kau menyampaikan pesan ku padanya." Fu Sichen mengulurkan kepalanya lewat jendela kereta kuda.
"Nona, seorang penjaga gerbang sedang berdiri diluar halaman. Dia berkata, ada sesuatu yang penting ingin disampaikan." ucap seorang pelayan wanita.
"Hem.. pesan penting apa." tanya Xinxin.
"Dia mengatakan bahwa putra mahkota sedang berada diluar gerbang Mansion." ucap pelayan itu.
"Oh, mengapa dia masih disana. Bukankah aku sudah memberikan pesan pada para penjaga diluar sana." balas Xinxin.
Pelayan itu ragu-ragu. Saat ini mereka semua sedang berkumpul dia ruang keluarga, karena kakek dan neneknya baru saja datang, dan mereka baru kembali dari area pelatihan.
"Cucuku, apa benar orang yang berada diluar adalah putra mahkota." Tuan Tua Yan cukup terkejut mendengar putra mahkota datang, tapi cucunya bahkan tidak membiarkan nya masuk.
"Kakek, orang ini hanya menipu." balas Xinxin dengan santai.
"Nona..."
Pelayan itu masih berdiri disana, "Hmm ada apa, apa kau masih ingin mengatakan sesuatu." tanya Xinxin.
"Sebenarnya, ada pesan dari putra mahkota." ucap pelayan itu.
"Oh, pesan apa yang dikatakan penipu itu." Xinxin mengatakan nya dengan santai, dia memegang gelas teh di tangannya dan menghisap nya.
"Putra mahkota mengatakan, Jika nona mu tidak membiarkan aku masuk, aku akan mengatakan kepada seluruh kekaisaran bahwa, dia bahkan sudah melihat tubuh telanjang ku, tapi aku malah dicampakkan. Aku pergi mencarinya untuk meminta pertanggungjawaban, tapi dia malah mengusirku." ucap pelayan itu meniru gaya bicara penjaga diluar.
"Pftt........"
Xinxin memuntahkan teh yang diminumnya. "Sialan, Fu Sichen bajingan itu. Hal mesum apa yang dia katakan." Xinxin berteriak marah, "Fu Sichen bajingan!." dia terus menerus mengutuk nya dalam hati.
"Putriku, apa maksud nya kau melihat tubuh telanjang nya. Kapan kaliannnn...." Yan Yihua sangat terkejut, dia bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
Xinxin buru-buru membantahnya, "Ibu, jangan percaya ucapan penipu itu." dia harus meyakinkan ibunya.
"Nona, putra mahkota mengatakan, jika kau mengatakan dia berbohong, dia mengingatkan mu tentang kau yang merobek pakaian nya dengan semangat. Kau bahkan menikmati otot-otot ditubuhnya yang indah, otot tanganya, otot dadanya, bahkan kau mengatakan otot perutnya dengan delapan kotak itu sangat seksi." lanjut pelayan itu.
Xinxin meraung marah, "Bawa bajingan itu kesini."
Pelayan itu terhuyung-huyung pergi keluar dari ruangan, dia sangat takut... Sisi ini adalah putri Jenderal, sisi lainnya adalah putra mahkota. dia tidak bisa menyinggung sisi manapun.
Fu Sichen masih berdiri didepan pintu gerbang mansion Wang, dia sedang tersenyum lebar saat ini. Jingwei menaruh curiga padanya, sesaat yang lalu dia memanggil seorang penjaga gerbang dan membisikkan sesuatu pada nya.
Melihat dari ekspresi penjaga itu, kau bisa menebak apa yang dia katakan. Tunggu saja, nona Xin akan menghajar mu nanti.
Saat ini seorang penjaga gerbang kembali dengan tergesa-gesa. Dia menyampaikan pesan bahwa mereka bisa masuk sekarang.
"Bagus....."
Dengan senyum menggantung di wajahnya, dia bertepuk tangan, lalu masuk kedalam kereta nya kembali.
Setelah sepuluh menit perjalanan, mereka sampai di halaman mansion Wang, dan seorang pelayan kecil menyambut nya, mengatakan bahwa nona menunggu mereka di ruang keluarga.
"Oh, ruang keluarga. Apakah ayah dan ibu juga akan menyambut ku." ucap Fu Sichen.
Jingwei yang berdiri dibelakang nya tampak muak, jika bukan karena mereka sudah mengenal cukup lama, dia mungkin juga ingin memukuli orang ini sampai mati.
"Tidak heran nona Xin begitu membenci nya." ucap jingwei dalam hati.
Xinxin cukup marah saat ini, dia menunggu Fu Sichen si bajingan datang, lihat apa yang akan dia lakukan.
Fu Sichen tidak tahu bahwa Xinxin yang sangat marah berencana menghajarnya. Dia tiba di ruang keluarga dan terkejut, "Astaga, apakah ini acara pertemuan dua keluarga. Mengapa ada para orang tua lain disini."
"Hormat pada yang mulia putra mahkota."
Seluruh keluarga Yan adalah seorang pedagang, meskipun mereka juga memiliki jabatan bangsawan, di hadapan Fu Sichen, mereka masih harus bersujud.
Wang Yuwen dan keluarga nya, hanya satu tingkat di bawah putra mahkota, sehingga mereka tidak harus bersujud, hanya membungkuk dan hormat seperti biasa.
Bagaimana dengan Xinxin... ehem, saat ini dia...
"Srak....."
Xinxin mengeluarkan pedang yang baru saja diterima nya dari sarung pedang. Dia menunjuk kearah Fu Sichen...
"Fu Sichen bajingan, lihat bagaimana aku mengahajarmu hari ini."
Orang-orang keluarga Yan yang masih bersujud di tanah tiba-tiba berteriak gemetar... Sedangkan Wang Xuemin terlihat tidak begitu peduli dengan apa yang dilakukan putrinya, tapi dalam hatinya, dia mendukung perilaku putri nya. Wang Yuwen bahkan mengatakan, "Itu salah mu karena mengatakan hal yang begitu tidak tahu malu."
Jingwei melihat kearah Fu Sichen, "Lihat, ini karena ulahmu sendiri."
Fu Sichen sedang terkejut saat ini, dia tahu bahwa Xinxin adalah gadis pemarah, dia juga sangat menyukai reaksi nya yang dia anggap imut. Tapi melihat nya sekarang, "Biasakah kita putar kembali waktu ke setengah jam yang lalu."
"Aku menyesalinya, sungguh." Pikir Fu Sichen dalam hati.
Hah, jingwei menghela nafas dan berdiri di depan Fu Sichen. Dia menangkupkan tangannya, "Nona Xin, harap tahan amarahmu."
Fu Sichen dibelakang jingwei merasa tersentuh, "Jingwei, kau bahkan akan mengorbankan dirimu menerima tusukan Xinxin demi aku."
"Sangat tidak layak merasa kesal dengannya, harap mengerti nona Xin." lanjut Jingwei.
"Sialan bocah ini, dia tidak berniat membelaku." jelas Fu Sichen.
Xinxin mengatakan bahwa dia akan menurunkan pedang nya hanya jika Fu Sichen si bajingan menjelaskan kesalahpahaman ini.
Jadi jingwei mengambil inisiatif untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka yang hadir. Ini memang benar bahwa Xinxin melihat tubuh telanjang Fu Sichen, tapi itu karena dia menolong nya membalut luka. Dan pakaian Xinxin robek karena dia menggunakan nya untuk membalut luka Fu Sichen.
"Astaga, aku hampir terkejut sampai mati." ucap bibi Yan.
"Putriku, kau tidak pernah mengatakan hal ini sebelumnya." Yan Yihua tidak tahu bahwa Xinxin merobek pakaian nya demi Fu Sichen, jadi dia sangat terkejut tadi.
"Ibu, jangan khawatir... aku akan bertanggung jawab atas Xinxin. Aku akan menjaganya dengan sepenuh hati." ucap Fu Sichen.
Xinxin yang baru saja tenang segera merasakan emosi lain, "Ibu.... Siapa yang kau panggil ibu hah.."
"Jika kita menikah, bukankah aku harus memanggil nya ibu." jawab Fu Sichen dengan nada polos.
Ya Tuhan, jika saja dia bukan putra mahkota. Aku akan membunuhnya segera, saat ini juga, sungguh!
Xinxin menghela nafas saat ini, ekspresi nya kembali seperti biasa, dia tersenyum manis pada Fu Sichen.
"Sichen, apa kau begitu menyukai ku."
Melihat ekspresi Xinxin, wajah Fu Sichen tersenyum lebih lebar. "Mmm aku sangat menyukai mu." jawab nya.
"Tapi Sichen, apa kau tahu.. banyak putra mahkota mati muda dan penyebab kematiannya tidak diketahui."
Fu Sichen sedikit pucat saat ini, ini tidak akan menjadi adegan meracuni yang kejam kan.
Melihat ekspresi Fu Sichen, Xinxin menunjukan senyum menghina diwajahnya. Sungguh buang-buang waktu aku merasa kesal padanya, bahkan jika dia seorang putra mahkota, cukup memberikan racun untuk membunuhnya.
Fu Sichen memiliki firasat di hatinya, "Nona Xin, kau tidak bisa memiliki niat membunuh ku secara tidak terlihat kan."
Xinxin hanya tersenyum....
Jingwei dalam hati, " Itulah sebabnya, kukatakan bahwa kau harus tau kata berhenti."