cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di usir
Cinta yang sudah tumbuh begitu hebatnya tak akan mudah hilang hanya dengan satu kata perpisahan. Sekuat apapun menampik rasa itu tak akan mampu untuk menguapkan nya
Haikal terdiam di balik kemudi mobil nya, dia sedang memperhatikan toko buah tempat Maira bekerja. entah mengapa ia ingin sekali ke sana memperhatikan wanita yang namanya masih terpatri dalam hati nya.
Maira terlihat tidak bersemangat hari ini bahkan saat Rinda mengajak nya berbicara ia hanya menjawab seadanya saja. Suasana hati nya sebenarnya masih di rundung sedih tapi ia tetap harus melanjutkan hidup nya
Haikal merasa lega saat melihat Maira baik baik saja lantas ia pun kembali melajukan mobil nya menuju ke arah tujuan nya yaitu untuk memeriksa kedai kedai miliknya
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Rima terlihat makin akrab dengan Diana bahkan tak jarang Rima selalu memperhatikan gerak gerik Diana selama bekerja di kedai miliknya
Rima memang masih aktif mengontrol kedai ayam geprek miliknya apalagi di rumah dia merasa tak memiliki kegiatan berarti sedangkan jika di kedai dia bisa ikut membantu memasak sambal atau sekedar memantau ramainya pengunjung
"bagaimana kabar ibu mu Diana?" tanya Rima
"ya begitulah Bu, ibu saya seperti sudah kehilangan gairah hidup. Ibu selalu bilang ingin segera bersama ayah di surga" ucap nya sendu
"sabar Diana, merawat orang sakit itu memang membutuhkan mental yang kuat" ucap nya menyemangati
"oh ya Diana, apa kamu tidak ingin menikah? Saya rasa ibu mu ingin kamu segera menikah bukan?" tanya nya
"siapa Bu laki laki yang mau sama saya, saya cuma seorang karyawan di kedai geprek milik ibu juga saya punya tanggungan merawat orang sakit, mana ada Bu yang mau nerima keadaan saya " lugasnya
"apa kamu menyesal bekerja di sini Diana?"
"bukan bukan seperti itu bu, jaman sekarang tu kebanyakan lelaki milih wanita yang kerja kantoran terus mukanya bening ya ya begitulah Bu sedangkan saya yang hanya tamatan SMA ya masih beruntung masih bisa di terima di kedai ini, gak ngerti masalah skincare skincare an begitu mana bisa jadi idaman kaum Adam di luaran sana" senyum menghiasi wajah ayu Diana
"ibu pikir kamu menyesal bekerja di sini Diana"
"ya gak lah Bu, dari sini saya bisa membiayai kehidupan saya dan juga pengobatan ibu saya andai dulu ibu tidak menerima saya bekerja di sini entah lah apa yang akan terjadi pada kehidupan saya dan ibu saya" tuturnya mencoba menepiskan prasangka buruk Rima terhadap nya
saat Rima dan Diana tengah asyik mengobrol tiba tiba datang wanita seusia Rima yang mencari keberadaan Diana
"mbak Diana di depan ada ibu ibu yang nyari mbak Diana, cepetan mbak orang nya teriak teriak di depan" Diana dan Rima yang tengah melipat kardus untuk tempat ayam geprek pun saling pandang lantas Diana segera pamit pada Rima untuk ke depan melihat siapa yang sedang mencari dirinya
Diana segera mengikuti teman semasa pekerja di kedai tersebut bahkan Rima pun turut bersama mereka
"ya ampun Diana.... cepet pulang Diana, ibu kamu!!!" teriak wanita setengah baya yang terlihat begitu histeris saat melihat Diana
"ada apa Tante, kenapa Tante kesini?" tanya Diana yang ikut panik saat melihat wanita yang ternyata adalah tetangganya itu
"ibu mu....ibu mu Diana, ibu mu di usir sama paman mu yang galak itu" jawab nya sontak Diana pun kaget mendengar nya
"lalu ibu sekarang ada di mana Tante?"
"dia ada di rumah saya" jawabnya
Rima yang juga mendengarnya pun segera meminta Diana untuk pulang melihat keadaan ibunya bahkan Rima pun ikut serta bersamanya
dua puluh menit di perjalanan terasa sangatlah lama bagi Diana mengingat keadaan ibunya saat ini. Rima juga tetangga nya tersebut pun tak henti hentinya menguatkan Diana tentang apa yang saat ini menimpa dirinya dan ibunya
Sesampainya di sana tampak ibunya tengah menangis di teras rumah tetangga nya
"Diana rumah kita nak, rumah kita.... huhuhu" suara tangis ibu nya memenuhi ruang rungu Diana, tangis pilu dari wanita yang begitu di hormati oleh nya
Rima juga tetangga nya yang lain melihat penuh kepiluan, tangis ibu dan anak itu kini terdengar semakin menyayat hati
Rumah yang jadi tempat satu satunya berteduh kini di akuisisi oleh paman nya yang merupakan saudara dari mendiang ayah Diana. Dahulu saat ayah Diana masih hidup dan dalam keadaan sakit terpaksa Diana juga ibunya meminjam uang untuk biaya perawatan ayahnya tapi sang paman tak mau memberi secara percuma dia meminta surat sertifikat rumah itu sebagai jaminan nya, meskipun harga rumah dan uang yang di pinjam oleh Diana tak sebanding tapi saat itu tak ada pilihan lain, kini sang paman dengan tega nya saat sang keponakan tengah berjuang demi kesembuhan ibunya justru mereka di usir secara paksa. Bahkan dari pihak RT setempat pun sudah menjembatani permasalahan kedua nya tapi sang paman tetap kekeuh dengan pendirian nya
Diana kini bingung harus kemana membawa ibunya untuk tinggal
akhirnya Rima pun menawarkan untuk tinggal di rumah yang berada di sampingnya, rumah kosong yang di tinggal pemiliknya keluar kota bahkan sang pemilik pun sudah memberi amanah pada Rima jika ada yang bersedia untuk menempati nya secara sukarela pun di persilahkan dengan syarat harus merawat rumah itu sebaik mungkin
Diana awalnya menolak karena merasa tak enak hati dengan Rima yang selalu membantunya tapi akhirnya dia pun mau menerima penawaran dari Rima setelah wanita yang merupakan pemilik tempat nya bekerja itu memaksanya