Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asmara Dua Insan
Dari para tawanan perempuan yang dibebaskan Yuda mereka mendapatkan informasi yang tidak sengaja perempuan-perempuan itu dengar saat warok-warok itu membawa sebagian perempuan sekapan ke tempat yang lain dan markas mereka yang lain ada disebuah hutan yang jarang didatangi orang dan terletak disebelah Utara nanti akan ada tanda silang yang besar dibatang pohon dan tinggal menekannya saja untuk masuk kedalam tempat itu.
Setelah membebaskan para tawanan perempuan yang disekap dalam tiga bangunan permanen itu dan membiarkan mereka pulang ketempatnya masing-masing dan memastikan mereka sudah keluar dari bukit kapur itu, Yuda dan mawar kembali ke markas tersebut untuk menunggu ke kedatangan dua orang musuhnya yang tersisa itu mungkin mereka akan datang ketempat itu.
Malam telah turun dan kegelapan mulai merayap sang pendekar memegang tangan mawar dan melesat keatas pohon yang tinggi untuk bermalam ditempat tersebut dan sengaja mereka memilih tempat itu dan bukan bangunan permanen untuk memastikan bahwa mereka bisa mengetahui kapan dua bangsat itu kembali.
Tidak ada satu orangpun yang masih hidup ditempat itu dan diatas pohon lebih aman dari pada bermalam di markas tersebut dengan bahaya mengancam.
Sang pendekar dan mawar duduk disebuah dahan yang tidak terlalu besar tetapi dahan tersebut tidak terjuntai sama sekali.
"boleh aku tahu perihal dirimu mawar?"tanya yuda.
"kakang aku berasal didesa yang sama denganmu yaitu desa Mulya Rimbun dan semenjak kecil aku sangat suka menuntut ilmu kesaktian dan hingga pada suatu saat aku bertemu dengan seorang sakti yang bersedia menjadikanku muridnya dan sebelum pergi aku titipkan ayah kepada kang Jaka dan berjanji setelah selesai menuntut ilmu kami akan segera menikah.
Hingga pada suatu ketika saat saya dikedai makan setelah saya selesai menuntas menuntut ilmu kesaktian dan berencana kembali menemui ayah dan kang Jaka, tidak sengaja saya mendengar percakapan dari anak buah bajingan itu.
Pada awalnya saya tidak peduli dengan apapun yang akan mereka lakukan sampai saat mereka menyinggung tentang Desa Mulya Rimbun yang sudah mereka bumi hanguskan beberapa pekan yang lalu jantungku serasa berhenti berdetak terlebih saat mereka mengatakan sudah membunuh setiap lelaki yang ada disana ingin rasanya aku bunuh mereka saat itu juga tapi aku masih menahan diriku lalu Saya menguntit mereka sampai mereka menyadari bahwa saya mengikuti perjalanan mereka dan menjebak saya. Setelah terlibat perkelahian beberapa jurus saya berhasil membunuh salah satu dari mereka dan yang satunya aku mendapatkan keterangan tentang siapa mereka dan kelompoknya dan siapa saja pemimpin mereka lalu setelah mendapatkan keterangan tersebut, dia mencoba menikamkan goloknya ke tubuhku dan disaat itulah aku membunuhnya"Jelas mawar.
Yuda memandang wajah mawar yang cantik jelita dengan kulit putihnya yang mempesona dan ditambah sepasang gunung kembarnya yang membusung indah dengan bibir yang merekah lalu meraih tubuh mawar kedalam pelukannya dan mawar tidak menolak sama sekali karena saat pertama kali bertemu hati perempuan cantik itu sudah terpikat akan ketampanan Yuda lalu melumat kembali bibirnya sampai mawar mendesah hebat. "Yuda aku ingin lebih dari ini.....peluk aku.....cium aku....pegang tubuhku"racau mawar.
Akhirnya Yuda membiarkan mawar melepaskan pakaiannya sendiri yang melekat ditubuhnya.
Jakun sang pendekar naik turun melihat keindahan tubuh mawar tanpa sehelai benangpun melekat ditubuhnya dibawah cahaya bulan purnama yang menerangi tempat itu.
Yuda hanya mencium, meraba, meremas setiap bagian tubuh mawar tanpa punya keinginan untuk melakukan lebih berani dari hal ini sampai mereka lelah dan tertidur saling berpelukan.....
*****
Sinar matahari pagi menyeruak didalam kerapatan pohon dalam markas karang lintang yang masih sama keadaannya dimana banyak mayat yang bertebaran didalam markas itu.
Seorang gadis cantik yang tertidur lelap diatas pohon tiba-tiba terbangun saat sinar matahari pagi mengenai kelopak mata indahnya.
Sambil menggeliat mulutnya berkata, "Yuda dimanakah engkau?"Tanya mawar pendekar selendang merah.
Dia melihat kekiri dan kanannya tetapi Yuda sudah tidak ada ditempat itu.
Saat Mawar memegang ujung selendang merahnya tertulis nama YUDA EDAN, dalam hati Mawar bertanya kapan Yuda menulis namanya diselendang merah kesayangannya pasti saat dia terlelap dalam kebahagiaan menjelang pagi tadi dan saat mawar menatap batang pohon yang dia senderkan ada tertulis deretan kata-kata disana. "Terima kasih mawar untuk kebersamaan kita tadi malam aku akan selalu mengingatnya aku sudah mengukirkan namaku diujung selendangmu apabila engkau rindu kepadaku engkau bisa menatapnya, kembalilah ke desa Mulya Rimbun dendammu akan aku balaskan jika umur kita sama panjang aku akan menyambangimu kelak...aku sengaja meninggalkanmu karena aku tidak ingin melihatmu celaka karena dirimu berarti buatku... YUDA EDAN".
Mawar menatap lama setiap deretan tulisan yang tertera dibatang pohon, tidak terasa air matanya jatuh dipipinya yang halus.
Mawar bergumam, "aku tidak bisa membiarkan kakang sendirian menghadapi para bangsat itu aku pasti akan menemukan kakang.... Tidak tunggu lebih lama mawar menghambur turun dan melesat ke arah Utara.
***
Pemuda berpakaian putih-putih melangkah seenaknya ditengah hutan dengan berpatokan arahan yang pernah dia terima dari perempuan-perempuan sandera yang mereka bebaskan itu.
Sang pemuda berdiri dipersimpangan jalan didalam hutan dia melangkahkan kakinya ke arah kiri dan meneruskan perjalanannya sampai dia bertemu dengan pohon yang dimaksud.
Yuda melihat tanda silang disisi pohon yang terlindung, saat Yuda menekannya tiba-tiba menyeruak Semak disebelah kirinya dan tampaklah oleh Yuda seperti lorong seukuran badan manusia dewasa.
Yuda meningkatkan setiap indera perasanya dan tangannya menyalurkan tenaga dalam berkekuatan penuh.
Dengan sikap sangat berhati-hati Yuda mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam lorong tersebut.
Setelah 10 langkah pintu masuk tersebut menutup kembali.
Yuda lebih meningkatkan inderanya, setelah Yuda mulai bisa terbiasa dengan kegelapan disekelilingnya dia melangkah kembali dan setelah kira-kira 30 langkah, Yuda melihat setitik cahaya dikejauhan.
Yuda mendekati cahaya tersebut dan pada ujung cahaya dia mendapati dirinya berada pada suatu tempat.
Yuda mengenjotkan kakinya melesat ke pohon yang tinggi untuk mengintai keadaan ditempat itu.
Dia melihat didalam tembok yang tinggi juga dilengkapi dengan menara jaganya, didalamnya seperti perkampungan biasa pada umumnya berbentuk persegi panjang dengan sebuah rumah yang besar pada keempat ujungnya.
Pintu masuk perkampungan tersebut dijaga oleh dua orang bersenjata lengkap dengan tampang yang sangar dan berewok meranggas.
Setelah yuda mengetahui sisi-sisi yang lemah dari markas perampok tersebut yuda melesat ke pohon yang lain dan menuju ke sisi sebelah timur markas tersebut lalu yuda melesat ke atas tembok tanpa terdengar suara sama sekali menuju ke rumah besar disisi timur markas tersebut.
Yuda mengawasi keadaan sekitar dari atap rumah besar dan terdengar tangisan beberapa perempuan dari dalam rumah tersebut ternyata rumah yang sedang Suma intai adalah kediaman Warok Singkil yang terkenal ganas dan merupakan orang kedua pimpinan dari gerombolan karang lintang yang juga gila perempuan.
Saat Yuda membongkar satu genting dengan sangat hati-hati dan melihat keadaan rumah perasaan Yuda tergetar.
Dipojok ruangan dia melihat sekitar lima orang perempuan kedua tangan terikat keatas disebuah tiang dan kakipun terikat, yang membuat Yuda tergetar kelima perempuan tersebut terikat tanpa ada sehelai benangpun melekat pada tubuh perempuan-perempuan malang tersebut dan mereka terikat dalam keadaan telanjang.
Bersambung...