Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Ketika madam Lisa terdiam, disitu Elania hanya terus tersenyum kearah kedua madam tersebut. Namun belum Lisa menjawab Miura pun datang menghampiri mereka bertiga, dengan wajah senyum bangga.
"Selamat atas kesuksesan acara anda nyonya Serena, pasti nya anda sangat bangga atas pekerjaan yang dibuahkan hasil oleh anak buah anda tentunya"
"Iya kamu benar sekali nona Miura, saya sangat bangga atas hasil desain yang ditunjukkan didalam acara event tahun ini. Terutama kepada nona Elania yang sudah bersusah payah menujukkan hal terbaik kepada para tamu undangan"
Disitu Elania hanya tersenyum kecil, sebari sesekali melirik kearah madam Lisa yang sudah berwajah datar, seolah tampang itu menujukkan ketidak sukaan nya atas pujian kepada Elania.
Sebenarnya Elania sudah merasa jengah dan bosan, harus berurusan dengan orang yang iri dengki padanya.
"Hm... Maaf sebelum itu, apa boleh saya ke team saya sekarang. Karena ada beberapa yang harus saya urus disana"
"Oh boleh saja, silahkan"
Setelah pergi dari gerombolan mereka menuju Hinawa serta anak buah nya yang tengah beristirahat, serta terlihat anak buah nya tengah berusaha mendekati Shin yang terdiam disana.
"Minta" pinta Elania kepada Hinawa yang tengah meminum coffee dingin ditangan nya
Shin yang menyadari Elania kembali, dia pun merasa sangat bahagia. Anak buahnya pun langsung menyadari dari tatapan lelaki tersebut.
"Wah sudah aku duga nih orang, emang tengah jatuh hati dengan kak Elania deh" ucap Ayumi
"Yah... Baru juga gue nemuin orang speak pangeran begini, ternyata eh ternyata orang nya sudah jatuh hati pada orang lain, galau lah sudah ini hati gue" saut Hana dengan berwajah sedih
"Haha... Yang banyak sabar - sabar ya nona, karena orang modelan begitu mana pantas dengan manusia macam anda begini" saut Shio
Sontak disitu anak - anak lain hanya terkekeh kecil, sedangkan Elania yang berawal memainkan ponsel tiba - tiba didatangi oleh Miura.
"Elania" senyum sapa ramahnya yang membuat Shin jengah melihat sepupunya ini "Wah tidak aku sangka penggajaran sekolah fashion kita dulu bermanfaat juga bagimu sampai seprofesional itu dirimu, aku saja tak dapat melakukan catwalk sampai sekarang"
"Biasa saja kak, mungkin aku punya jiwa model kali ya" candaan Elania
"Haha.. Bisa saja kamu ini, oh yah tapi aku akui kau dan anak buah mu kenapa bisa sehebat itu dalam jalan catwalk, apa diantara mereka bersekolah sistem yang sama dengan kita begitu atau pernah bersekolah bidang model"
"Kalau model sih ada kak, mari sekalian aku kenalkan yang bakal menjadi bawahan mu juga" sebari berdiri ditengah "Okay orang yang ikut dalam kuliah jurusan model itu sebenarnya ada yaitu Hana, dan Ayumi, kedua orang ini sangat berbakat sekali dalam dunia bermake up jadi aku selalu menggandalkan mereka untuk meriasi para model yang akan tampil " sebari menunjuk kearah orangnya
"Oh.. Lalu, kenapa yang lain nya begitu sangat berbakat dalam catwalk nya"
"Haha... Kalau itu sih, aku buat sistem pengajaran kita dulu ku terapkan kepada mereka"
"Benarkah?" sebari mata melotot "Apa ketua kalian ini begitu sangat kejam, yah seperti saat menyuruh kalian menampilkan desain sendiri"
"Oh kalau itu sih memang benar kak, tapi itu waktu dulu tapi kalau sekarang tidak lagi tapi beda kalau sama sebelahnya` saut Ayumi
"Jangan menyindir orang nya langsung sebut namanya" jawab kesal nya seorang Hinawa yang membuat semua orang terkekeh dibuatnya
"Iya yang diucapkan dia memang ada benarnya, seharusnya kalian itu jangan menyindir tapi langsung to the point siapa orangnya" kekehan Miura kepada Ayumi
"Yang ada kuperjelas, aku yang kena serangan omelan maut nya dong"
Pelotot an dari Hinawa kepada Ayumi, membuat seketika tawa pun menghiasi seluruh ruangan.
"Yang sabar ya kamu kalau dapet modelan karyawan kayak dia, tapi tidak apa kok kamu dekap saja anaknya biar nggak kurang ajar"
"Iya nanti saya dekap dia disela ketiak ku ini"
Candaan mereka membuat kelelahan mereka terobati sedikit, sedangkan Shin yang melihat tawa Elania rasa nya ia sangat senang maupun memiliki jiwa semangat untuk mendekatinya.
Salah satu diatara mereka, ternyata ada yang tengah menyaksikan interaksi Shin kepada Elania dengan diamnya.
...
Jam sudah menunjukkan tengah malam, semuanya pun bersiap bergegas pergi pulang. Tapi ketika Elania akan pulang bersama dengan Hinawa tiba - tiba Shin menawarkan diri untuk mengantarkan nya.
"Apa boleh saya antarkan kakak" Shin yang mendekati Elania dan Hinawa, yang mana keduanya berada halte bus
"Loh bukan kah kamu tadi bersamaan dengan kak Miura ya?"
"Hehe iya... Tapi orang nya sudah keburu dijemput supir nya tadi, jadinya aku menawarkan kakak - kakak ini untuk ku antarkan sekalian"
"Padahal aslinya mah gue usir tuh orang, biar pulang sendiri yah masa kesempatan begini gue buang sia - sia, sayang dong"
...
Ditempat mobil taksi sendiri, terlihat tampang kekesalan seorang Miura yang dipaksa oleh sepupunya untuk menaiki taksi pesanannya.
"Awas aja tuh anak!" geram nya
...
"Hmm... Gimana ya? Kita sudah terlanjur memesan taksi, nah itu dia taksi nya sudah datang"
"Oh begitu ya"
Hinawa yang menyadari perubahan drastis dari Shin membuatnya semakin yakin, kalau anak tersebut tengah jatuh hati kepada sahabatnya.
"Maaf banget ya"
"Tidak apa kok, hati - hati dijalan" mencoba untuk tersenyum kecil
Merasa kalau ini moment kesempatan bagi Shin maupun Elania untuk dekat, membuat Hinawa bersemangat menyatukan sahabat nya itu agar segera memiliki pasangan.
"Eh tunggu - tunggu, kau antarkan saja dia. Biar aku yang naik taksi sendiri"
"Hah? Apa - apaan sih kamu ini Hi.."
"Kenapa, kan enak atuh dianterin dibanding kamu harus naik taksi sendirian, toh rumah kita beda arah ya say"
"Tap..."
"Udah sana, enak atuh menghemat uang juga. Jadi udah sana, eh! aku titip kan sahabatku ini yah"
Setelah mendorong tubuh Elania, Hinawa pun terburu - buru dengan cepat masuk kedalam taksi.
"Selamat bersenang - senang ya" ucap riang Hinawa dari jendela taksi yang mulai jalan
"Hihi.. Semoga saja tuh anak, berhasil luluh in tuh tembok cina di hati tuh anak. Toh bocah satu tuh susah banget di takluk in dengan beberapa cowok saja tidak pernah ada tuh yang luluh, barang kali saja sama yang modelan berondong an begini dia luluh. Yah... Semoga saja"
Sedangkan beda halnya suasana canggung menyelimuti keduanya, awalan nya Shin bahagia karena adanya bantuan sahabat Elania yang membantunya. Tapi setelah melihat kecanggungan ini, membuat jiwa semangat Shin luntur, karena adanya ketakutan kalau Elania akan merasa risih kepadanya.
"Hmm... Mari kita langsung masuk kemobil kak"
"Oh ya"
Selama perjalanan didalam mobil keduanya sama - sama terdiam tanpa ada yang memulai percakapan.
"Haduh kenapa aku jadi cewek gagap begini sih, kalau udah berurusan sama cowok. Huh! Bodoh - bodoh amat sih lu"
"Huft... Apa kakak merasa risih ya bersama ku, karena aku terlalu nunjukin cinta ku kepadanya argh..."
Keduanya sama - sama berada didalam fikiran masing - masing, membuat suasana nya jadi semakin canggung.
"Mm... Kak, maaf di mana rumah kakak?"
"Oh kau antarkan saja aku di gedung apartement Golden Rose"
"Kakak apa tinggal disana?" melihat Elania hanya menganggukkan kepala "Apa sudah lama kakak tinggal di apartement sana"
"Ya kurang lebih masih 5 bulan an ini" Shin hanya mengangguk kepala
Seketika suasana diam pun terjadi diantara keduanya, tapi di tengah keterdiaman mereka secara tiba - tiba suara perut Elania membuat dirinya merasa malu, sedangkan Shin sendiri menahan tawa mendengar semua itu.
"Apa kita mencari tempat makan kak"
"Hah? Ah tidak usah hehe... Nanti saya akan makan dirumah saja"
"Tidak apa kak barang kali saja, kakak tidak harus menyiapkan lagi. Tapi tinggal makan saja"
"Iya juga" batin nya "Yasudah deh kita mampir ke tempat makan dekat sini saja"
"Okay, kakak arahkan saja dimana tempatnya"
"Yes akhirnya, dapat makan bersama juga dengan kak El hihi.."
Berbeda hal nya dilain tempat dimana satu orang perempuan, tengah berbincang serius dengan seseorang dibalik telfon.
"Saya ingin melaporkan kalau tuan muda tengah berada di perusahaan CLX tadi, dan dia melakukan beberapa aktifitas seperti...." menjelaskan secara rinci "Baik.. Saya akan terus memberikan kabar terbaru kepada anda bos"
Bersambung ....