"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Yang Minta, Dia Yang Marah
Sore hari Ben Derrick pulang untuk menjemput Keymira, dia sudah mengirim pesan saat masih di kantor, Ben Derrick pikir sesampainya dia di rumah Key sudah rapi dan siap untuk berangkat.
Tapi nyatanya, Keymira tengah berbaring dengan pakaian rumah yang masih melekat, apa mungkin Keymira ketiduran sampai sore menjelang.
"Key, kamu tidur?" Ben mencoba menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah wanita itu, tapi tanpa diduga Keymira menepis tangannya.
Key membuka mata sebentar, menatap Ben dengan tatapan menghunus, setelah itu dia kembali menutup mata dan berbaring membelakangi suaminya yang masih tersentak kebingungan.
"Hey, ada apa?" tanya Ben yang merasa kalau Keymira sedang marah padanya, padahal tadi pagi baik-baik saja.
Keymira tak menjawab, dia mengacuhkan Ben Derrick yang masih belum beranjak.
"Kamu sakit?" Ben mencoba meraih dahi sang istri untuk memastikan kondisi Keymira, tapi lagi-lagi Key menepis lengan Ben Derrick dengan kasar.
"Key, kenapa? Coba bilang, jangan diem aja. Apa saya buat kesalahan?" Ben sungguh bingung apa yang membuat istrinya tiba-tiba kesal dan tak ingin berbicara padanya.
Ben mencoba kembali menyentuh pipi Keymira, dan sesuai dugaan si empu langsung mengangkat tangannya hendak menepis lagi, tapi kali ini Ben menahan lengan Keymira membuatnya menatap Ben Derrick seraya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Ben.
"L-lepas!"
"Saya gak akan melepasnya sebelum kamu mau bicara" tantang Ben Derrick.
Keymira berdecak dan tak mempedulikan ucapan pria di depannya, dia tetap memberontak untuk bisa melepaskan diri.
"Udah saya bilang saya enggak akan melepaskan kamu sebelum kamu kasih tau alasan kenapa kamu marah"
Key seketika diam memandang Ben Derrick dengan tatapan tak bersahabat, sejenak keduanya saling beradu pandangan, tapi tak lama mata Keymira tampak berkaca-kaca, dan pada akhirnya dia tak kuasa menahan tangis.
"Hikssss......"
Ben sudah menduga hal ini akan terjadi walau dia masih belum tau alasannya kenapa, tapi yang harus Ben lakukan adalah menenangkan Keymira sebelum kembali bertanya.
Ben lantas mengangkat tubuh Keymira dan membawanya ke dalam pangkuan Ben Derrick. Dia mengusap punggung Keymira yang masih bergetar akibat isakan tangis.
"Lepasin aku!!" Keymira berteriak minta dilepaskan tapi ia tak melakukan perlawan apapun, bahkan Ben tak mencegah Key sama sekali.
"Iya iya tapi tenangin diri kamu dulu"
"Mas jahattt!!" kali ini Key memukul lengan Ben dengan tenaganya yang seperti kapas.
"Iya saya jahat, saya minta maaf. Kamu boleh pukul saya sepuasnya" Ben memilih mengalah, toh kalau dia tak begitu Key akan semakin marah, lagi pun lelaki memang selalu salah, bukan?
Tapi bukannya mereda, marah Key makin tambah membludak, seolah ucapan Ben Derrick adalah pengakuan yang membenarkan tuduhan Key barusan.
"Aku mau pulang!! Mas emang gak pernah serius dari dulu, mendingan mas balikin aku ke rumah papa sama mama"
"Hikssssss.......!"
"M-mas bilang gak akan selingkuh t-tapi ternyata mas ngelakuin itu dibelakang aku!! Mas h-harus bilang dari dulu, a-aku mungkin gak akan sekecewa ini!!" Key meracau diiringi isakan yang membuat ucapannya jadi terputus-putus.
Mendengar pernyataan tersebut Ben jadi mengernyit heran, sekarang Key bukan lagi menangis karena memintanya mencari calon pengganti, tapi justru karena merasa diselingkuhi.
"Siapa yang kamu maksud?"
Key mendorong tubun Ben hingga dia bisa melihat wajah lelaki Itu, bisa-bisanya Ben Derrick bertanya demikian, memang ada berapa banyak wanita simpanannya sampai kebingungan seperti ini.
"Siapa lagi kalau bukan perempuan yang tadi ada di telpon!"
"Di telpon? Yang mana?"
"Ishhh.... Yang tadi ganggu kita waktu telponan, siapa namanya? Je.... Jen...."
"Jennie?" kata Ben melengkapi.
"Nah! Diem-diem ternyata mas udah punya cewek lain, padahal mas selalu gak mau pas aku suruh cari istri baru" cetus Key tak suka.
Terungkap sudah alasan dibalik marahnya Keymira, rupanya sang betina salah paham terhadap apa yang dia dengar dan langsung membuat kesimpulan sendiri tanpa bertanya lebih dulu.
"Bukannya udah saya bilang kalau dia itu sekertaris saya?"
"Kapan sekertaris mas ganti, hah? Dulu waktu aku kesana sekertaris mas masih bu Ghea, mas sengaja pecat dia supaya bisa deket-deket sama Jennie itu?!!"
"Key, mana mungkin saya pecat orang apalagi bu Ghea yang udah kerja selama 10 tahun disana. Enam bulan lalu dia resign karena ikut suaminya yang pindah dinas. Lagipula dari waktu itu saya mau cerita sama kamu, tapi katanya kamu gak tertarik dengan semua yang berurusan sama perusahaan karena kamu enggak ngerti. Dan sekarang kamu kaget pas tau sekertaris saya udah beda orang" Ben berkata panjang lebar, tak ingin ada yang Keymira lewatkan sehingga membuat dia salah paham lagi.
Key sepertinya sedang mengingat kejadian disaat dia bicara seperti yang Ben tuturkan, dan sepertinya Key sedikit mengingat moment tersebut.
"Kenapa mas gak to the point aja sih? Coba kalau waktu itu mas gak banyak basa-basi pasti aku udah tau dan gak bakalan sekaget ini!" Keymira tetap bersikukuh kalau ini semua salah Ben, tidak ada toleransi untuk Ben saat ini, lelaki itu kini menikmati apa yang sudah terjadi.
"Kalau gitu biar saya ceritanya sekarang"
"Telat!!"
"Biar kamu gak salah paham lagi dan nuduh saya yang enggak-enggak"
"Aku enggak nuduh, tapi itu fakta!"
"No, saya gak akan selingkuh dari kamu. Kalau emang saya mau punya wanita lain pasti saya bilang dulu ke kamu" tutur Ben Derrick.
"Jadi mas mau mendua??"
"Bukannya kamu yang minta?"
Key langsung skakmat, jawaban Ben seperti boomerang baginya, yang mana membuat Key kalah telak untuk membalas.
"Jadi mbak Jennie salah satu target mas nanti?"
"Dia sekertaris saya, Key" elak Ben.
"Tapi mas kedengarannya deket banget sama dia!"
"Kebetulan Jennie itu teman saya semasa SMA, dia mulai bekerja enam bulan lalu, dia pindah dari kantor lamanya karena butuh gaji yang lebih besar buat biayain anaknya"
"Anak?" satu kata yang membuat Keymira tertegun, tak menyangka kalau wanita itu ternyata sudah memiliki buah hati.
"Iya, makanya saya langsung rekrut dia. Jadi meskipun dia sekarang jadi sekertaris saya tapi tetep aja dulu kita ini teman, jadi wajar kalau sekarang pun kami terlihat akrab dibanding yang lain" jelas Ben Derrick yang sebenarnya malas menceritakan orang lain, tapi ya sudahlah hanya ini cara satu-satunya agar Key percaya.
Keymira seketika jadi merasa bersalah, dia sudah menuduh Ben dan sekretarisnya yang bukan-bukan, mendengar kata 'anak' hati Key jadi melemah.
"Kamu cemburu?" seru Ben.
"Enggak! Cuma kesel aja" sahut Key yang lagi-lagi tak mengakui, ingin sekali Ben Derrick menggodanya namun khawatir Key akan kembali jadi badmood.
"Baiklah, apa semua sudah jelas? Kita ada jadwal pergi keluar, sekarang kamu harus bersiap, saya juga mau ganti baju dulu"
"Hmm... Gendong!"
"Dasar manja" meski begitu Ben tetap melakukan apa yang Tuan Putrinya inginkan.
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu