Elea Inglebert putri semata wayang Delia Djiwandono dan Jarvas Inglebert yang memiliki segalanya namun kurang beruntung dalam hal percintaan. Cintanya habis pada cinta pertamanya yang bernama Alan Taraka. Alan Taraka merupakan seorang CEO Perusahaan Taraka Group yang didalamnya berkecimpung dalam bidang pangan, hotel dan perbankan. Tak hanya itu, Alan Taraka juga berkecimpung dalam dunia bawah yang dimana ia memperjual-belikan senjata api serta bom rakitan dan menjualnya kepada negara-negara yang membutuhkannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui Alan di dunia bawahnya, dan ia lebih dikenal di dunia bawah dengan sebutan “TUAN AL”. Akankah Elea Inglebert bersatu dengan cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO sekaligus MAFIA terkejam di Negeri ini? Lets read!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Endah Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Keesokan harinya Elea dan Alan akan mengunjungi kampus swasta elit dengan peringkat pertama di Indonesia.
Saat mobil hitam Alan memasuki halaman parkir kampus tersebut tiba-tiba saja menjadi pusat perhatian semua orang.
“Lihatlah, sepertinya akan banyak wanita yang menghampiri calon suamiku!” Keluh Elea hingga Alan memeluknya sebelum keluar dari mobilnya.
“Dari dulu aku tidak pernah melirik satu pun wanita yang ada di dunia ini, karna hatiku semenjak itu sampai hari ini dan hingga mau memisahkan hanya ada dirimu seorang!” Alan menenangkan Elea.
“Tapi, aku belum yakin!” *Wleee* Elea mencubit gemas perut Alan dan menjulurkan lidah tanda mengejek hingga Alan menghadiahi cubitan gemas pada pipi Elea.
“Apa kau sedang cemburu sayang?” Tanya Alan lagi.
“Cemburu? Oh tentu tidak. Jika ada yang menggodamu dan kau tergoda berarti kau bukanlah jodohku! Mudah saja!” Jelas Elea.
“Hmm… Baiklah, aku siap! Ayo Kak!” Ajak Elea untuk segera menemui Rektor kampus U*.
Semua mata tertuju pada Elea dan Alan. Mata elang para lelaki tertuju pada kecantikan dan kemolekan tubuh Elea begitu pun sebaliknya, mata para wanita tertuju pada ketampanan Alan dan kegagahannya serta tak luput dari mobil hitam pekat pabrikan Italia yang hanya memiliki 2 kursi saja, Lamborghini Veneno Roadster (FYI : Lamborghini dengan model ini hanya diproduksi 9 unit saja dan yang paling termahal yang pernah dijual dipasaran dengan harga Rp. 130 M).
“Bukankah itu Elea?” Ucap Dadang (Ingat Dadang? Iya Dadang di Ep. 1).
“Kau mengenalnya bro? Kenalkanlah pada kami, wanita itu sangat pantas untukku!” Ucap Harits.
“Halah! Lihatlah! Kau bahkan tak ada apa-apanya jika bersamanya! Dia adalah putri tunggal Tn. Jarvas! Sekali kau mencari masalah dengannya, ku pastikan kau akan lenyap oleh saudara-saudaranya!” Peringat Dadang pada Harits yang notabene seorang pemain wanita.
“Memang sempurna sekali ku lihat dari ujung kepala hingga kakinya bahkan rambutnya tergerai sangat indah. Dang, apakah itu kekasihnya?” Tanya Harits.
“Diamlah! Aku tidak mengenalnya! Setahuku Elea tidak pernah berpacaran karena yang ku dengar ia menaruh cintanya pada teman masa kecilnya!” Dadang menjelaskan lebih lanjut.
“Kau sepertinya sangat tahu betul tentang gadis itu Dang?” Tanya Satria.
“Ya, karna kami pernah bersekolah di tempat yang sama dan dulu aku pernah menyukainya” ucap Dadang menatap Elea tak berkedip.
“Saat terakhir kali kita bertemu pada waktu kelulusan SMA dan itu belum terlalu lama namun kau semakin mempesona saja, Elea!” Gumam Dadang.
Setelah pertemuan dengan Rektor, Elea memilih untuk menemani Alan ke markas Hidden Gang. Hari ini, Alan akan memberitahu jati dirinya.
Kehidupan Elea semakin beranjak dewasa dan tentu semakin luas. Firasatnya mengatakan bahwa ia harus menjaga Elea lebih ketat lagi, semakin Elea keluar dari sangkarnya maka semua orang akan mengetahui siapa Elea bukan hanya sekedar dari putri tunggal Tn. Jarvas saja melainkan calon istrinya.
Alan tidak ingin berpikiran negatif namun semakin lama jika ia pendam maka akan semakin buruk. Lebih baik ia mengatakan kebenarannya dan bisa menjaga Elea dengan berbagai cara.
——————————————————————————————————————————
Sekitar 2 jam perjalanan akhirnya mereka sampai.
“Sayang, bangunlah!” Alan mengusap pipi Elea dengan lembut.
“Hmmm… Aku lelah sekali Kak” rengek Elea enggan untuk membuka mata.
“Baiklah, lanjutkanlah Sayang. Aku akan menemanimu” sahut Alan dan dengan cepat ia menghubungi El bahwa Elea dan dirinya masih didalam mobil.
El dan Denis bergegas menghampiri mobil Alan. Sebagian anggota yang berjaga pun sangat penasaran mengapa Tuannya tidak langsung keluar dari mobil namun tidak ada yang berani mengatakan hal itu kecuali El dan Denis saja.
Tuk… Tuk… Tuk…
Bunyi ketukan pada kaca mobil Alan.
“Bukalah pintunya, aku akan menggendongnya” titah El namun Alan menolaknya.
“Biarkan aku saja. Calon suaminyalah yang berhak!” Elak Alan dan El tersenyum simpul mendengarnya.
Saat Alan menggendong Elea ala bride style, seluruh anggota Hidden Gang terkejut melihat Tuannya membawa seorang wanita untuk pertama kalinya selain Nyonya Taraka dan Nona Muda Taraka.
Alan membawa Elea menuju kamarnya dan meletakkannya dengan hati-hati. “Aku lelaki normal, maafkan aku Elea tidak bisa menemanimu disini! Berbahaya bagiku! Kau memiliki paras dan tubuh yang indah, lelaki mana yang tak tergoda! Untungnya akulah yang memilikimu sepenuhnya!” Gumam Alan yang kemudian mengecup singkat kening Elea dan bergegas pergi.
Alan memerintahkan anak buah perempuannya bernama Lena untuk berjaga di pintu kamar.
Alan menghampiri El dan Denis di ruang penyiksaan. Disana bisa dikatakan sebagai neraka yang Alan ciptakan.
“Apakah dia sudah mengaku?” Tanya Alan memecah emosi El pada seseorang yang ingin meluluhlantahkan kantor Alan menggunakan bom.
“Dia bungkam seribu bahasa!” El menjawab cepat dan segera membuang nafas kasarnya.
“Apa kau ingin bersenang-senang?” Tanya Denis pada Alan.
“Tidak! Untuk sekarang ini aku sedang tak ingin. Mungkin jika moodku rusak maka aku akan kemari! Lanjutkanlah, saya*tlah setipis mungkin kulitnya sedikit demi sedikit! Jangan sampai dia ma*ti dengan mudah!” Ucap Alan segera berlalu.
Elea terbangun kaget melihat suasana kamar yang menurutnya sangat seram.
“Tolong… Tolong… Hiks… Hiks…” Elea berteriak kencang agar ada yang mendengarnya namun Elea tak mengetahui bahwa kamar itu sudah di desain kedap suara.
Elea berlari menghampiri pintu namun tak terkunci dan ia tesurut mundur melihat penampilan sangar Lena. Ia berpikir sedang diculik saat ini.
“S…siap…a ka…u!! Dim…dim…ana lelakiku!!” Susah payah Elea berkata dengan wajah pucatnya.
“Maaf Nona jika saya membuat anda terkejut. Saya Lena salah satu anggota dari perkumpulan Tuan Al.
“Apa? Al? Alan?!” Elea terkejut! Ia tahu bahwa Alan memiliki perkumpulan namun ia tidak tahu maksud dari perkumpulan itu seperti apa ditambah lagi dengan penampilan sangar Lena dan ia merupakan seorang wanita! Ya, seorang wanita! Sempurnalah emosi Elea saat ini.
“Mana dia?!” Nada Elea mulai meninggi. Suara kembang kempis deru nafasnya terdengar oleh Lena.
“Mari ikuti saya Nona” ucap Lena dengan segera Elea mengikuti langkah Lena.
“Apakah mental kekasih Tn. Al akan kuat jika melihat seisi gedung ini? Apakah kekasihnya Tn. Al seorang aktris? Paras yang sangat mempesona dan ya, bentuk tubuhnya itu yang sangat mengundang nafsu lelaki! Ahh sudahlah Lena bukan urusanku! Yang penting kau menjaganya tanpa lecet sedikit pun sesuai perintah!” Gumam Lena dalam hati.
Elea melihat kengerian dalam gedung ini. Ia bertanya-tanya sebenarnya tempat ini di desain untuk apa dan wajah-wajah dari beberapa anggota Alan yang melihatnya berjalan dan langsung menundukkan kepalanya terlihat sangat mengerikan.
“Apakah masih jauh?” Tanya Elea yang sebenarnya sudah tak kuat menahan kengerian gedung ini.
“Perintah Tn. Al padaku jika Nona sudah bangun maka aku akan membawamu ke tempat latihan” terang Lena.
“Latihan? Latihan apa?” Elea semakin bingung dibuatnya.
Lena tak menjawabnya, ia tidak ingin banyak bicara sesuai perintah tuannya.
“Sudah sampai Nona. Saya pamit undur diri” Lena menunduk hormat pada Elea.
Ketika Elea membuka pintu, ia sangat terkejut. Bahkan kakinya terasa sangat lemas untuk melangkah pun rasanya sangat sulit. Pemandangan diruangan itu yang pertama kali ia lihat adalah berbagai macam senjata api dari ukuran terkecil hingga yang paling besar pun ada disini dan suara tembakan berulang kali terdengar.
Alan melihat kedatangan kekasihnya lalu mendekat.
“Sayang, apa kau terkejut?” Tanya Alan dan dengan kesadaran penuh ia menggendongnya. Ia tahu bahwa kaki Elea bergetar melihat banyaknya senjata api dan tentu suara tembakan.
“Kak…” Elea menatap Alan dengan sorot mata yang penuh dengan kebingungan.
“Jelaskan padaku…” lanjutnya lagi.
“Aku akan menjelaskan, kau ingat? Bahwa aku tak pernah ingkar bukan? Tapi tunggu sebentar, kita tunggu dua manusia siluman itu datang kemari.” Kata Alan.
“Dua manusia siluman? Siapa?” Tanya Elea dalam hati.
“Sayang, kau akan duduk sendiri atau akan ku gendong saja?” Tanya Alan. Sebenarnya Alan menyukai saat menggendong tubuh Elea. Jiwa lelakinya selalu bangkit apabila bersentuhan dengan bagian depan rubuh Elea yang menantang.
“Ah, aku akan duduk sendiri saja!” Cepat Elea menjawab dan langsung mengambil posisi duduk dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Alan.
“Kau takut sayang? Tenanglah…” Alan mengecup puncak kepala Elea. Beberapa anggota yang sedang berlatih tak sengaja melihat adegan itu dan langsung menundukkan pandangannya dengan kondisi tersenyum tipis.
“Jadi inilah kekasihnya! Bagus! Tak sia-sia aku menyusup disini! Bos pasti senang mendengar berita ini!” Ucap seseorang yang merupakan penyusup di markas Alan.
Tak lama gerbang terbuka dan menampakkan kehadiran El serta Denis. Elea semakin terkejut dengan kehadiran mereka. Bagaimana bisa kedua kakaknya mengetahui tempat ini, itu pikirnya.
“Dek… Pucat sekali” ejek Denis.
“Kakak!! Kenapa bisa disini?!” Tanyanya pada Denis.
“El dan Denis akan menceritakannya padamu Sayang, jika ada yang tak kau pahami boleh bertanya langsung padaku” ucap Alan mengelus tangan Elea.
Akhirnya El beserta Denis menceritakan seluruhnya tentang jati diri Alan. Ia tak menyangka bahwa calon suaminya berkutat dalam dunia mafia. Sudah 2 jam berlalu namun Elea masih sibuk bertanya mengenai Alan yang belum ia ketahui. Bahkan Vatinya pun mengetahui hal ini dan pernah meminta pertolongan pada anak buah Alan.
Terkejut? Tentu! Marah? Hmmm… Mari kita tanyakan pada Elea 😂
“Apa kau marah dek?” Tanya El. Ketiga lelaki itu menatap Elea dengan serius menunggu jawabannya.
“Tidak! Tidak sama sekali! Bahkan Kak Alan tidak menikmati hasil jual-beli senjata itu. Bagian untuknya, ia gunakan seluruhnya untuk hal yang bermanfaat. Lalu mengapa aku harus marah padanya? Ya walaupun resikonya sangatlah besar” jelas Elea.
“Benarkah itu?” Tanya El dan Denis secara bersamaan.
“Ya!! Namun entah mengapa aku takut! Dengan pekerjaan seperti ini pasti memiliki musuh yang sangat banyak. Apakah hal itu bisa membuatku dan kedua orang tuaku dalam bahaya juga?” Tanya Elea pada ketiganya.
“Hal itu cepat atau lambat akan terjadi namun aku akan pastikan keselamatan kalianlah prioritasku! Terima kasih sayang” Alan merasa sangat bahagia dan bangga pada Elea, ia terus menghujani ciu*man di puncak kepala Elea.
“Ajaklah Elea ke kamarmu! Mataku bisa katarak! Benar-benar kau ya! Tak setia kawan!” Umpat Denis melihat kemesraan sepasang kekasih itu.
Elea dan Alan tersenyum kompak mendengar perkataan Denis. Dan El hanya tersenyum, ia sebenarnya sangat bahagia melihat adiknya dan Alan bersama.
“Dek… Satu pinta Kakak. Tolong berbahagialah selalu, jangan pernah menitikan air mata lagi karna itu membuatku sangat sakit dan tidak berguna sebagai kakakmu!” Ujar El pada Elea.
…Dan kau Alan, jagalah dia sama seperti kau menjaga nyawamu! Jika terjadi sesuatu padanya atas ulahmu atau musuh-musuhmu maka aku tak segan membun*uhmu!” Ancam El pada Alan.
Elea harus membiasakan diri dengan kata-kata yang penuh dengan kengerian.
“Kak…” ucap Elea memanggil ketiganya.
…Tolong jangan menganggapku sebagai beban. Jika suatu hari nanti hal yang tidak diinginkan itu terjadi, maka jangan pedulikan aku! Aku cukup terlatih membela diri walau tak sehebat kalian. Dan aku ingin berlatih cara melempar pisau dan menembak!” Sambungnya lagi.
“Sudah kewajibanku sayang untuk melindungimu. Aku tahu kau tak ingin di anggap remeh namun jika terjadi sesuatu denganmu maka aku tak bisa memaafkan diriku sendiri! Jangan berkata seperti itu lagi hmm… Kau membuatku takut!” Ucap Alan memeluk erat Elea.
El dan Denis sangat terharu melihat interaksi keduanya. Sungguh sisi lain Alan tak ada yang mengetahuinya.
Beberapa anggota Hidden Gang yang berada dalam ruangan tersebut tentu sangat kaget melihat Tuannya bak seekor kucing dihadapan kekasihnya sungguh sangat berbeda terbalik pada saat menghadapi musuhnya. Namun tidak ada satu pun yang berani melihatnya dalam waktu yang sangat lama.