Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 3 Pertunangan
Waktu terasa begitu cepat berlalu...
Malam ini adalah malam pertunangan Xanders dan Caca. Caca menatap pantulan dirinya melalui cermin dikamarnya.
Air matanya kembali luruh, ia tersenyum getir.
"Ayah Caca harus apa sekarang, Caca gak mau nikah muda hiks...hiks..hiks"
Pintu kamar terbuka menampilkan Nara yang tengah tersenyum mengejek menatapnya.
"Uuuu.. yang mau nikah sama aki-aki kok nangis sih" ejek Nara.
Caca menghapus air matanya, ia menatap datar Nara yang berdiri di hadapannya.
"Caca, Caca takdir hidup Lo emang se menyedihkan ini ya"
"Bokap Lo udah mati, terus sekarang Lo mau dinikahin paksa sama aki-aki kasian banget sih Lo" Nara menertawakan Caca dengan puas.
"Caca ayo keluar, calon suami kamu udah dateng" ucapan Maya mampu mengalihkan perhatian keduanya.
"Nara gandeng tangan kakaknya" perintah Maya.
"Iya ma, ayo kak" Nara dengan sok akrabnya mengapit lengan Caca.
Di ruang tamu mansion Anggara sudah terdapat dua keluarga penting yang sedang menanti kehadiran seorang gadis yang akan melangsungkan acara pertunangannya.
Setibanya diruang tamu, Caca semakin menundukkan pandangannya. Ia tak mampu melihat kenyataan yang akan dihadapinya nanti.
Sementara Nara, perlahan senyumnya luntur tergantikan dengan rasa kaget yang luar biasa. Ia syok melihat seorang Xanders Juliano Smith ada diantara orang-orang penting tersebut.
Xanders duduk dengan tegap penuh wibawa dan jangan lupakan ciri khas wajah datarnya.
Nara berfikir jika Xanders adalah salah satu tamu undangan papanya. Ia langsung tersenyum centil ke arah Xanders.
"Tuan dan nyonya Smith maaf karena sudah membuat anda menunggu lama" ujar Maya dengan ramahnya.
"Ah tidak apa-apa nyonya Maya" balas Rere tak kalah ramah.
Maya menuntun Caca untuk duduk di salah satu sofa tepat dihadapan Xanders.
"Baik kita mulai saja acara pertunangan ini" suara berat tuan Smith terdengar tegas.
Caca memilin jari tangannya dengan gugup, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia berusaha mengusir rasa tak nyaman yang hinggap di hatinya.
"baik tuan kita mulai saja acaranya" sahut Delon.
"Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwasanya malam ini kita akan melangsungkan pertunangan antara Xanders dan Caca" ujar tuan Smith dengan tegas.
"APAA" seruan Nara mengalihkan perhatian semua orang yang ada disana, terkecuali Xanders.
Tanpa sadar tatapan mereka bertemu, netra kecoklatan milik caca bertemu dengan netra gelap yang juga tengah memandangnya dengan lekat.
Sepersekian detik mereka saling menatap sebelum pada akhirnya Caca tersadar, lalu ia segera mengalihkan pandangannya.
"Ada apa Nara?" tanya Delon.
"Pa ini maksutnya apa? Kok Caca tunangan sama Xanders" tanya Nara tak sabaran.
"Memangnya kenapa, Xanders sendiri yang menginginkan pertunangan ini" jawab Delon, ia menatap bingung ke arah putri kandungnya.
"Ya gak bisa gitu dong pa, Nara gak setuju kalau Caca tunangan sama Xanders" teriak Nara tanpa tahu malunya.
Delon bangkit dari duduknya lalu ia menarik Nara pergi dari hadapan mereka semua.
"Maaf ya tuan, nyonya mohon tunggu sebentar" ujar Maya tersenyum malu.
"Ah ya tidak apa-apa" Rere tersenyum tipis.
Sedangkan di kamar Nara sedang terjadi keributan antara papa dan anak itu.
"Pa kenapa Caca yang tunangan sama Xanders, harusnya Nara pa bukan Caca!" Teriak Caca emosi.
"Diam kamu Nara!"
"Perusahaan papa terancam bangkrut, satu-satunya orang yang bisa membantu papa dalam permasalahan ini hanya Caca. Xanders akan menyuntikkan dana ke perusahaan papa jika Caca mau bertunangan dengannya" jelas Delon panjang lebar.
"Tapi Nara suka sama Xanders Pa, harusnya papa jodohin aku sama Xanders. Aku yang anak kandung papa bukan Caca".
"Kali ini saja, tolong kamu mengerti kondisi papa. Papa melakukan ini semua juga demi kebaikan kita".
"Biarkan Caca menikah dengan Xanders, nanti setelah perusahaan papa normal kembali kamu boleh merebut Xanders dari Caca" Delon pergi meninggalkan Nara, tak lupa ia mengunci pintu kamar Nara, takut jika Nara akan mengacaukan acaranya.
"Maaf tuan, mari bisa kita lanjut" ucap Delon setelah kembali bergabung bersama mereka.
"Caca Achantika Queenzy apakah kau mau menerima perjodohan ini" tanya tuan smith pada Caca.
Caca gugup setengah mati, namun sebuah usapan lembut terasa hangat ditangannya. Ia menolah mendapati sang mama yang tengah tersenyum kearahnya.
Caca menghela nafas panjang, ia menjawab dengan tegas "Ya. Saya mau".
"Kau Xanders apakah kau menerima perjodohan ini" tanya tuan Smith pada putranya.
"Ya" Xanders menjawab dengan mantap.
Akhirnya acara pertunangan itupun berjalan dengan lancar. Setelah melangsungkan makan malam bersama, mereka berbincang-bincang ringan.
"Ma pa, tuan nyonya Caca permisi mau kedepan sebentar" pamit Caca, mereka mengangguk sebagai jawaban.
*
*
Caca duduk dibangku panjang yang berada ditaman mansion, ia tak mempedulikan hawa dingin yang menusuk kulitnya.
Hembusan napas panjang Caca keluarkan. Dunia ini kenapa begitu kejam padanya ia mempunyai ayah tiri juga adik tiri yang kerap sekali berlaku buruk padanya dan juga kekerasan fisik yang sering ia terima. Caca bahkan tak tahu alasan mereka bersikap seperti itu padanya.
"Gua harus seneng apa sedih ya sekarang, ya ganteng sih emang tapi kalo nanti dia jahat terus kasar sama gue gimana" monolog Caca pada dirinya sendiri.
Caca berharap pada Tuhan semoga suaminya nanti mau menerimanya dengan baik. Sudah cukup bagi Caca untuk melanjutkan kehidupan pahit yang selama ini ia alami.
Sebuah suara tapak kaki terdengar berjalan mendekat kearahnya. Tubuh Caca menegang, namun ia tak berani menoleh kebelakang.
"Kenapa di luar?" Tanya suara bariton yang membuat jantung Caca berdesir kala mendengarnya.
"G-gue cuma lagi cari angin aja" jawab Caca gugup.
"Aku bukan gue" tekan pria itu.
"Kita gak seakrab itu buat panggil aku kamu" Caca mendongak menatap lelaki jangkung yang kini sudah berada di hadapannya.
Xanders mengikis jarak diantara keduanya. Ya lelaki yang kini ada dihadapan Caca adalah Xanders.
"L-lo mau apa!?"
"Jangan deket-deket" ucap Caca penuh peringatan.
"Kenapa hmm" suara lembut Xanders menyapa indera pendengaran Caca.
"Jangan takut Acha" ujar Xanders dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Caca tertegun, ia memandang Xanders dengan mulut terbuka. Gadis ini begitu menggemaskan dimata Xanders.
Xanders terkekeh melihatnya "kenapa lucu banget hmm".
"Nama gue CACA not ACHA" tekan Caca garang sembari berkacak pinggang.
"Itu panggilan spesial dari aku"
"Oh, atau kamu mau dipanggil sayang" canda Xanders.
Sial, Caca salting. Pipinya bersemu merah layaknya kepiting rebus.
"Apasih Lo, gak usah sok akrab deh" Ketus Caca, ia berusaha menutupi rasa salah tingkahnya.
Bersambung..
NT lagi mengalami kendala ya, jadi up nya sedikit terlambat walaupun udah lulus review. kalau semisal bab muncul tapi pas di klik tulisan nya "Bab di hapus" tenang aja ya, nanti bakal muncul lagi kok bakal bisa di baca.
mohon maaf atas kendala yang terjadi ya readers😊🙏🏻
aku suka dengan jalan ceritanya begitu banyak cinta tapi tidak dengan kedua ayah tiri dan adik tirinya