Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Rania begitu panik melihat kondisi Gea dan Hilda.
"Mama, saya tidak mencampurkan apa apa pada makanan tadi"
"Jangan percaya Ma, pasti dia sudah mencampur kan bubuk gatal dimakanan ini"
"Tidak Ma, saya tidak punya bubuk gatal, nyonya Gea tolong anda jangan asal menuduh"
"Maaf Nyonya, saya menemukan bubuk ini ada didapur"
ujar pelayan itu seraya menunjukan sebuah bungkusan berisi bubuk gatal.
"Ya ampun, kamu campur masakan ini dengan bubuk itu? Apa kamu sengaja biar kita semua celaka"
Gea benar-benar murka pada Rania, berbagai umpatan ia lontarkan.
"Tapi saya....
"Udah tau salah masih saja mengelak kamu ya.. kamu harus tanggung jawab dengan semua ini.
" Sudah sudah kalian ini bisa berhenti berdebat tidak " teriak Bima kesal.
Sekitar setengah jam kemudian diter pun datang, namun bukan dokter keluarga yang datang melainkan dokter lain.
Dokter itu pun segera memeriksa Hilda dan juga Gea, ia juga tak lupa memberikan obat pada kedianya
"Kenapa ini? ada apa" ? tanya Raka yang baru saja datang dengan Johan yang membantu mendorong kursi roda nya.
"Sayang,, lihatlah wanita itu berulah" tunjuk Gea.
"Lihat ini sayang, tubuh ku dan tubuh Mama menjadi merah merah dan gatal gatal semua gara gara wanita bodoh itu yang menaburkan bubuk gatal pada masakan kita" ujar Gea kemudian dr nada manja nya.
Raka menatap ke arah Rania dengan tatapan tajam dan penuh amarah.
Raka begitu terlihat marah dengan Rania.
"Tidak tuan, saya tidak mencampur masakan itu"
Raka menyambar piring hias yang ada di dekatnya, lalu melemparkan piring itu ke arah Rania.
Pyarrrrrr.....
Pring itu pecah di samping Rania bahkan beberapa pecahan itu mengenai kaki Rania.
Bima dan Hilda terkejut dengan sikap Raka, tapi Gea justru tersenyum puas.
Sementara Rania, gadis itu tak kalah terkejut nya. badannya bergetar karena merasa takut.
"Sudah aku bilang jangan menyentuh barang barang ku apa lagi bikin masalah dengan keluarga ku termasuk Mama"
Rania hanya menunduk menahan air matanya yang hendak turun dari pelupuk mata nya.
"Lihat aku jika aku sedang berbicara padamu" Bentak Raka.
Rania mengangkat wajah nya pelan, ingin sekali Rania menumpahkan air mata nya.
"Apa yang sedah kamu rencanakan Kenapa kau ingin mencelakai Mama dan Gea, apa salah nya? bukankah selama ini Mama selalu baik padamu" ujar Raka.
"Raka, sudah sayang Mama akan baik baik saja setelah minum obat dari dokter" ucap Hilda yang tidak ingin putra nya bertengkar dengan Rania.
Wanita paruh baya itu merasa ada yang janggal, ia tidak percaya jika semua itu adalah ulah Rania.
"Mama diam lah, gadis ini memang harus di kasih pelajaran" Raka benar-benar marah.
"Saya benar-benar tidak melakukannya tuan"
"Diam kamu"
"Pa,, sebaiknya Mama ajak ke kamar nya, dan kamu juga Gea masuk lah ke kamar mu" titah Raka.
"Johan, antar aku ke kamar untuk istirahat"
"Dan kamu, bersihkan pecahan piring itu, semua pelayan tidak ada yang boleh membantu nya" perintah Raka dengan tegas.
Raka dengan dibantu Johan masuk ke kamar nya. yang lainpun pergi ke tempat masing-masing.
Semua pelayan pun juga ikut bubar, tak ada satupun yang berani membantu Rania.
Rania membersihkan pecahan piring itu dengan perasaan hancur,
Dilihat nya ada beberapa serpihan yang menancap dikaki nya dan berdarah, tapi ia biarkan begitu saja.
Sakit yang ada dikaki nya tak sesakit rasa di hati nya. Air mata nya mengalir dengan begitu deras nya, karena sudah tak sanggup lagi ia bendung.
"*Hatiku, badan ku dan juga jiwa ku benar-benar sudah hancur*"
Rania duduk di taman belakang rumah sambil terisak.
"Permisi Nona" sapa Johan yang menghampirimu Rania.
"Ada apa tuan" jawab Rania dengan mata sembab nya.
"Tuan Raka memanggil anda, sebaiknya, sebaiknya nona segera menemui tuan Raka sebelum beliau marah besar"
Rania menghela nafas panjang.
"Baik tuan'
Rania langsung berjalan menuju ke kamar Raka.
" Permisi tuan"?
" Heemmm..
Rania sedikit mendekat ke arah Raka yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Pergi kemana saja kamu setelah dari kampus?
" Hanya ke rumah sakit dan mampir ke rumah teman sebentar lalu pulang tuan"
"Obati kaki mu, dan ganti baju lalu istirahat lah"
"Baik tuan"
Rania segera menuruti perintah Raka.
Selesai mengobati luka di kaki nya Rania langsung saja merebahkan tubuh ya sofa yanga ada di kamar itu.
"Siapa yang menyuruhmu tidur disitu"?
" Maaf tuan saya hanya takut berbuat lancang di kamar tuan, makanya saya tidur disini"
"Kesini lah"
Rania langsung saja menuruti perintah Raka. Gadis itu hanya pasrah dan mematuhi perintah Raka.
Raka menatap Rania dari ujung kaki hingga ujung kepala, hingga membuat Rania semakin salah tingkah.
"Ada apa tuan, apa ada yang salah desa penampilan ku"?
"Apa ada sesuatu yang kamu tutupi dari ku"?
" Tidak ada tuan"!
Wajah Raka terlihat Dingin dan menakutkan.
Karena masih takut dan sakit hati Rania engan untuk berbicara, ia memilih membaringkan tubuh nya lalu membelakangi Raka.
Perut Rania mulai terasa keroncongan, ia merasa tidak nyaman tidur dengan posisi perut kosong karena acara makan malam tadi kacau karena ulah siapa entah lah itu.
Rasa lapar nya masih bisa ia abaikan, Namun air mata nya tak bisa ia tahan.
Rasa hancur karena kejadiannya yang menimpa nya siang itu, ditambah kejadian denga Hida dan juga Gea. Di tambah lagi ia harus menghadapi kemarahan Raka. Ingin sekali ia berteriak menumpahkan semua isi hati nya.
😀😀😀❤❤❤❤
jadi ini ga bawa2 agama tertentu klo menurut aq ya.. maaf klo salah🙏
Respati kalah sat set nya