Abelia Lestari adalah seorang gadis polos dan lugu yang bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan Muda kejam bernama Anggara. Sering mendapat siksaan hingga kehilangan kesucian sudah Abel alami hingga pada akhirnya membuat Abel menyerah pada hidupnya.
Namun keajaiban terjadi, gadis yang biasanya polos dan lugu itu berubah menjadi gadis yang berbeda, wajah yang memancarkan ketegasan dan mata yang tajam bak elang. Dendam pun satu persatu mulai terbalaskan.
Apa yang sebenarnya telah dialami Abel dan apa yang terjadi padanya? Langsung saja baca kelanjutan ceritanya👉🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GENIA NECROMER
Malio berjalan tergesa-gesa memasuki cafe yang berada disudut kota, matanya menelisik mencari keberadaan orang yang tengah ia cari. Hingga matanya tertuju pada seorang gadis yang berduduk dipojokan ruang ditempat yang lebih sepi.
“Permisi” Sopan Malio, takut jika ia salah mengira orang.
“Hm, duduklah”
Genia memerintahkan Malio agar duduk didepannya, sedangkan Malio yang sudah mengerti jika yang ia hadapi adalah orang yang ia cari tahu pun langsung saja duduk. Mereka hanya berdua saja, sedangkan para anggota Mafia Black Fox yang lain Malio perintahkan untuk berjaga disekitar untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Jadi, bisakah anda menceritakan semuanya dengan detail Nona” tanya Malio. Ia tidak sabar ingin mendengar semua penjelasan dari Genia secara detail.
“Baiklah, tapi sebelum itu sebaiknya kau pesanlah makanan atau minuman terlebih dahulu” perintah Genia.
Genia sangat mengetahui kebiasaan buruk dari Malio yang sampai lupa makan jika sudah sangat khawatir dengan sesuatu yang tengah terjadi.
Malio pun hanya menurut saja dan memesan beberapa makanan dan minuman, rasa lapar yang tidak ia rasakan sebelumnya entah mengapa setelah ia berhadapan dengan gadis ini tiba-tiba saja rasa lapar itu kembali ada.
Meskipun ia masih tidak yakin, namun hawa keberadaan dari orang yang dihormatinya itu tentu saja ia sangat hapal. Seperti sekarang contohnya, rasa dari ke khawatiran yang ia alami sebelumnya secara perlahan sudah mulai memudar.
“Lalu, apakah aku boleh mendengarkan semuanya sekarang” Malio kembali bertanya tak sabar.
“Astaga, berhentilah bertanya. Dan makanlah lebih dulu makanan yang kamu pesan, jangan hanya karena penasaran kamu jadi lupa untuk memperdulikan keadaanmu sendiri” oceh Genia.
“Hahaha” Malio tertawa lepas. “Baiklah, aku akan menuruti apa katamu kali ini”
Genia hanya mengangguk, sambil menunggu pesanan Malio datang mereka berdua hanya berbicara santai saja. Hingga 10 menit kemudian, satu persatu hidangan mulai disajikan, Malio pun mulai memakan semua itu dengan lahap.
“Ughh.. Akhirnya perutku kembali terisi” gumam Malio usai menyantap semua hidangan yang ada.
Genia hanya tersenyum kecil memandang Malio yang berkelakuan seperti biasa saat bersama dengannya. Tak ingin berlarut terlalu lama, Genia pun mengajak Malio untuk memasuki ruangan tertutup yang sebelumnya telah ia booking agar mempermudah pembicaraan mereka.
“Apa kau sudah siap?”
“Tentu saja” jawab Malio tegas.
“Baiklah..”
“Itu semua berawal dari kesalahanku dalam melakukan misi waktu itu, kamu sudah tahu bukan misi apa yang saat itu tengah ku jalankan hanya seorang diri saja?”
Malio mengangguk menjawab pertanyaan Genia, sebenarnya waktu itu ia sangat keberatan sewaktu mengetahui jika Genia hanya ingin melakukan misi seorang diri, namun karena alasan kuat ia pun hanya bisa pasrah dan mengiyakan nya saja.
“Nah, sebenarnya pada saat itu semuanya sudah berjalan dengan sangat lancar dan semuanya pun sudah hampir selesai, hanya tinggal beberapa hal yang perlu ku tuntaskan”
“Tapi, tiba-tiba saja ada kecelakaan pada perusahaan pabrik pembuatan bom yang lokasinya hanya berjarak 500 meter saja dari tempatku berada. Kau tentu sudah mengetahui bukan bagaimana dahsyatnya kekuatan bom atom”
Malio lagi-lagi hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Genia. Bom atom memanglah bom yang kapasitas ledakannya sangat-sangat besar, bahkan bisa mencakur ratusan kilo bahkan ribuan kilo disekitar tempatnya meledak.
Dan Malio pun memang tidak terkejut dengan penjelasan Genia, karena ia sudah mengetahui hampir semua detail kejadian yang saat itu terjadi.
“Setelah itulah semua ini baru dimulai” lanjut Genia.
Mendengar hal tersebut Malio menegakkan badannya dan membuka telinganya lebar-lebar agar tidak melewatkan satu kata pun yang keluar dari mulut Genia.
“Saat pertama kali aku terbangun, semuanya hanyalah berwarna hitam tanpa ada satupun cahaya terang yang memasuki penglihatanku. Dan pada saat itu juga mataku dapat melihat sesosok pria berjubah merah yang mendekatiku, dia tidak berbuat maupun bertanya apa-apa padaku. Tapi pada saat itu dia hanya bicara “belum saatnya kau berada disini” dan tepat setelah ia berbicara seperti itulah kesadaranku kembali hilang sepenuhnya”
“Hingga pada saat aku tersadar dan membuka kembali mataku, tiba-tiba saja mataku sudah melihat permandangan yang jauh berbeda dengan kehidupan yang biasa ku jalankan”
Genia terus bercerita pada Malio seperti apa yang terjadi padanya, seperti saat ia bertemu dengan jiwa dari pemilik tubuh ini sampai ia berkelahi dengan Anggara dan berujung kabur.
Malio yang mendengar semua itu mengerutkan keningnya, merasa sangat aneh dan heran. Apakah semua hal ini mungkin? Apakah reinkarnasi atau transmigrasi itu benar-benar ada pikirnya. Ia sangat ingin sekali membantah pemikiran itu, tapi sekarang semuanya memang sudah terjadi dan itu adalah hal yang nyata.
Tidak mungkin orang yang berlatar belakang biasa saja seperti Abel dapat mengetahui rahasia yang dikirimkan dipesan waktu itu dan juga kejelasan sewaktu pemimpinnya sedang melakukan misi. Sudah dapat dipastikan jika yang ada dihadapannya sekarang bukanlah Abel si pelayan rumah tangga lagi, tapi seorang Genia Necromer, pemimpin yang mereka sayangi dan hormati.
“Jadi, apa yang saat ini anda rencanakan Nona?”
“Hm, entahlah. Saat ini aku belum memiliki rencana apapun itu, tubuhku hanya ingin segera beristirahat dan memulihkan diri dari semua luka yang didapat dari majikan pemilik tubuh ini sebelumnya”
“Baiklah, kalau begitu lebih baik kita segera pulang dan menjelaskan semuanya pada orang-orang kita. Dan sepertinya kita memang tidak bisa untuk lebih lama lagi karena disini sudah tidak aman”
Genia tentu saja paham maksud ucapan Malio, itu pasti karena ulah para pengawal Anggara yang mencarinya sudah sampai pada cafe yang saat ini tengah mereka kunjungi, itu semua Malio ketahui karena sedari tadi mereka memang terus mendapat kabar dari para penjaga tentang kawasan yang ada disekitar, apakah ada orang mencurigakan ataupun tidak.
“Nona pakailah ini” ucap Malio memberikan satu masker hitam yang bisa digunakan untuk menutup wajah Genia serta satu buah kacamata hitam yang biasanya memang sering Genia gunakan.
Setelah merasa jika semuanya aman, mereka berjalan santai meninggalkan ruangan itu. Namun tiba-tiba saja langkah Malio dan Genia dihentikan oleh salah seorang pengawal Anggara.
“Permisi tuan dan nona, maaf sebelumnya. Bolehkah kami memeriksa anda nona, kami sedang mencari seorang gadis. Jika nona tidak keberatan saya harap nona berkenan untuk membuka masker yang menutupi wajah anda” ucap seorang pengawal.
“Maaf saya tidak bisa” datar Genia.
Pakaian yang ia gunakan saat ini sudah berbeda dengan pakaian yang ia gunakan saat kabur sebelumnya. Tentu saja itu karena kepiawaian Malio dalam mengatur segala hal tentunya. Oleh sebab itu juga para pengawal Anggara jadi tidak mengenali jika yang didepan mereka memanglah Genia atau orang yang mereka kenal bernama Abel.
Saat pengawal itu ingin kembali berbicara, Genia langsung saja mengeluarkan sebuah kartu nama yang sangat mewah dan meletakkannya pada meja yang ada disamping mereka. Tanpa sepatah kata Genia langsung saja meninggalkan pengawal yang terdiam bisu.
Saat tersadar pengawal lainnya ingin kembali mengejar, namun sudah terlebih dahulu ditahan oleh pengawal yang berbiacara pada Genia tadi.
“Kenapa” tanya pengawal yang dihentikan itu bingung. Bagaimana jika itu memanglah orang yang saat ini tengah mereka cari keberadaannya.
“Orang itu bukanlah orang sembarangan, lebih baik kita tidak mengganggunya” ucap pengawal yang sudah melihat siapa nama yang tertera dikartu nama tersebut. Itu adalah kartu nama atau sebenarnya lebih bisa disebut sebagai kartu tanda pengenal jika sebenarnya ia adalah seorang anggota Mafia Black Fox.
Kartu yang Genia gunakan adalah kartu yang dimiliki Malio, karena kartu kepemilikannya jauh berbeda dengan kartu anggota dan miliknya pun jauh lebih mewah dibandingkan kartu yang ia letakkan tadi. Hal itu sengaja ia lakukan agar tidak menimbulkan perhatian yang terlalu berlebihan.