Seorang istri yang luar biasa kuat dengan berbagai macam masalah yang dihadapi nya akibat ulah suami nya,istri yang dulu selalu disayang oleh suaminya kini dia harus berjuang mempertahankan keutuhan keluarga..
Yang dulu dia selalu banyak disanjung oleh orang banyak, kini sebaliknya hinaan cacian bahkan dipandang sebelah mata oleh banyak orang.impian bisa membangun keluarga yang bahagia kini sirna sudah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dava hanafisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Bayi Premieku
Empat tahun berlalu.
"Alhamdulillah anak mama sudah besar,anak pinter, anak sholeh selamat hari lahir ya nak."ucap gizca sambil mecium kening gavin.
Tak ada acara mewah dan besar-besaran seperti anak lain nya,gizca dan haidar hanya membuat syukuran sederhana yang mengundang anak-anak tetangga seumuran gavin dan keluarga besarnya saja.
Haidar dan gizca sangat bersyukur karna gavin bisa tumbuh besar seperti anak-anak pada umumnya, mengingat dulu saat lahir gavin yang sangat imut dan mungil karna dilahirkan premature.
"Gavin kamu makin besar kenapa makin ganteng seperti oppa-oppa korea."ucap seorang sepupu gizca. "Maaci tante".jawab gavin malu-malu.
"Ca kamu gak mau nambah momongan mumpung masih muda,kasian gavin sendiri aj,dia juga pasti mau punya adik ya gavin."pungkas tante nyinyir itu.
"Iya nanti gavin juga pasti punya adik kok,cuma belum sekarang,masih mau manjain gavin dulu ya sayang."jawab gizca sambil mencium putranya.
Malam harinya. "Alhamdulillah acara berjalan lancar,gavin senang gak tadi banyak teman nya?."tanya haidar kepada gavin. "Aku senang ayah banyak teman telus kado aku juga banyak".jawab anak berusia empat tahun tersebut.
Betapa bersyukurnya gizca melihat gavin saat ini,mengingat dulu iya harus terpisah jauh selama satu bulan saat baru dilahirkan. Setiap hari nya iya hanya bisa menangis melihat kondisi gavin yang harus merasakan sakitnya jarum suntik yang terpasang ditubuhnya dan beberapa alat medis lainnya.
Tanpa iya sadari bulir-bulir air mata menetes dipipinya. "Kamu kenapa nangis."tanya haidar menghampiri istrinya. "Tiba-tiba aku teringat gavin bayi mas,dulu aku setiap harinya selalu membayangkan bisa memeluknya saja sudah sebuah anugerah buat aku,tapi sekarang Alhamdulillah gavin bisa selalu ada disamping aku,betapa berharganya gavin untuk aku."ucap gizca lirih sambil menangis.
"Sstttt sudah gak usah diingat lagi yang dulu,sekarang anak kita sudah besar,kita harus bisa membuat dia terus bahagia."pungkas haidar sambil memeluk istrinya.
"Maaci tante kadonya,hore kado aku jadi makin banyak"ucap gavin bahagia. Hana dan selvi baru saya tiba dirumah gizca dan haidar keesokan harinya. "Makasii lho kalian udah dateng,tapi kenapa gak kemarin kesininya pas acara."ucap gizca kepada kedua sahabatnya.
"Ca kalau kita datang kemarin pasti rame mending hari ini aj ya sel."jawab hana sambil tertawa.
Setelah ngobrol panjang dengan kedua sahabatnya hingga sore hari. "Udah sore ca pulang ah istirahat,besok udah kerja lagi."ucap selvi, "Masih sore sel belum malam ya kan,lagian ngapain sih dirumah bosan pasti."ledek gizca kepada sahabatnya itu.
Suasana siang hari dikantor gizca, "Ca tadi kan galih telfon kantor,biasa awalnya nanyain kerjaan,terus tiba-tiba nanyain kamu."ucap hana sambil tertawa. "Dia masih nungguin kamu tuh ca kayanya."lagi selvi ikut meledeknya. "Apaan sih yang dibahas gak penting banget,biarin aj kalau masih nanyain sekedar kabar gak masalah."pungkas gizca.
Makan siang masih berlanjut dengan obrolan seorang teman kantor mereka yang bernama galih,dulu nya memang pernah dekat dengan gizca,namun galih bukan menjadi salah salah satu pilihan gizca untuk dipacari nya.
Melainkan haidar yang gizca pilih untuk menemani hidupnya hingga kini, "udah ih kasian anak orang jadi bahan ledekan terus."ucap gizca sambil tertawa bersama sahabatnya itu.
Sore harinya haidar sudah sampai didepan kantor istrinya. "Aku duluan ya suamiku udah sampai didepan".ucap gizca kepada kedua sahabatnya. "Iya deh iya yang sudah punya suami".ledek hana kepada gizca sambil tertawa bersama.
Sesampainya dirumah saat haidar dan gizca tiba langsung disambut oleh putra kecilnya. "Mama sambil membentangkan kedua tangan nya." Dan disambut hangat oleh gizca sambil memeluknya.
"Anak mama sudah mandi,wangi sekali,hari ini nakal gak main dirumah".tanya gizca kepada gavin. "Engga ma,aku nurut sama nenek,aku mam nya pintel".jawab gavin. "Wah hebat anak mama".pungkas gizca sambil masuk kedalam rumahnya bersama gavin.
Malam hari nya gizca dan haidar seperti biasa menemani gavin bermain diruang tv.gavin adalah permata hati kedua orang tuanya karna saat itu mereka sangat menanti-nanti kehadiran nya,saat sudah hadir harus terpisah kan dalam kurun waktu satu bulan.
Ya bagaimana tidak menjadi permata hati kisah hidupnya untuk bertahan pun sangat sulit bagi gavin kala baru saja dilahirkan,harus melewati rintangan yang cukup berat bagi gavin untuk bisa bertahan dan tumbuh besar seperti sekarang. "Bayi premieku"ucap gizca dalam hati sambil tersenyum menahan tangis.
"Vin bobo dulu yu sayang sudah malam,besok bisa main lagi ya"ucap sang mama kepada putranya. "Boleh sebentar lagi gak ma."tanya gavin penuh harap.Gizca hanya tersenyum mendengar ucapan anaknya itu.
Tak berselang lama akhirnya gavin dan gizca masuk kedalam kamar untuk bobo. "Mas,aku boboin gavin dulu ya". "Iya yank".jawab haidar.
Selesai menidurkan putranya,gizca langsung menuju dapur untuk merapikan sisa makan malam tadi. "Cape banget ya hari ini."guman nya dalam hati. Haidar pun menghampiri istrinya didapur "gak besok pagi aj dirapiin nya."tanya haidar. "Nanggung mas, supaya besok pagi gak terlalu banyak juga yang dikerjain".
"Yasudah sini aku bantuin biar gak cape banget".pungkas haidar.
"Alhamdulillah selesai juga,makasi ya mas sudah bantuin aku,jadi cepat deh selesainya".ucap gizca sambil tersenyum. "Iya sayang,habisnya kamu cemberut aj aku liatin."ujar haidar meledek.
Akhirnya haidar dan gizca menghabiskan waktu malamnya diruang tv sambil menikmati cemilan yang ada dimeja. "Mas besokkan hari terakhir kerja nih menuju weekend,ada rencana mau kemana kita".ucapnya sambil melirik suaminya.
"Gavin sudah sehat belum,nanti kalau kita ajak jalan lagj dia kelelahan kaya kemarin,kasian akunya". "Iya sih memang dia kemarin senang banget mas,makanya dia nikmatin banget mainnya sama kamu,tapi senang ya liat gavin sebahagia itu".pungkas gizca.
Setelahnya gizca menuju kamar putranya dan langsung menghampirinya, "makasi ya sayang kamu sudah bertahan buat mama dan ayah kamu disaat kamu masih bayi kemarin dengan cobaan yang sangat berat kamu melaluinya sendiri,maafin mama,kalau mama belum bisa jadi orang tua yang baik buat gavin,belum bisa jadi orang tua yang sempurna buat gavin,tapi mama akan selalu ada buat gavin dan akan bikin bahagia gavin sampai kapan pun itu,mama janji nak,mama sayang banget sama gavin,tumbuhlah jadi anak yang bahagia ya sayang."ucap gizca sambil menciumin putranya.
"Melow mulu ih kalau udah dekat gavin,selalu aj kebayang masa bayinya,mama janji nak akan bikin bahagia gavin terus,gak boleh ada satu orang pun yang boleh nyakitin gavin,karna orang itu akan berhadapan sama mama,met istirahat ya sayang,mimpi indah."pungkasnya dalam hati
kan lbh baik ngomong Bu sama anaknya dari pada nyolong di rumah anak sendiri🤦
kalau ada waktu singgah juga di karyaku cinta di ujung batas usia
kami d sini belajar bersama dengan Kak senior.
jika bersedia bergabung mari follow dan saya akan undang kalian. Terima kasih