Di hari pertunangan, Emily mendapatkan kenyataan yang pahit di mana Adik Tirinya yang bernama Bertha mengatakan kalau tunangannya yang bernama Louis lebih mencintai Bertha dari pada Emily.
Untuk membuktikannya Bertha dengan sengaja mendorong Emily ke kolam renang kemudian Bertha ikut menyemburkan diri ke kolam renang.
Ternyata tunangannya lebih memilih menolong Bertha dari pada memilih Emily. Di saat krisis seorang pria tampan menolong dirinya dan membawanya ke rumah sakit.
Di saat itu pula Emily memutuskan pertunangannya dan ingin membalaskan dendam ke keluarganya serta mantan tunangannya. Di mana Emily menikah dengan pria penolongnya.
Apakah balas dendam Emily berhasil? Bagaimana dengan pernikahan Emily dengan pria penolongnya, apakah bahagia atau berakhir dengan perceraian? Ada rahasia tersembunyi di antara mereka, apakah rahasia itu? Silahkan ikuti novelku.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Kasandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Tampan
"Aku minta jangan lakukan itu lagi karena itu sangat membahayakan dirimu. Meskipun kamu sudah tahu kalau ini adalah konspirasi dan kamu memintaku untuk menunggu di bawah tapi jika Aku datang terlam ..." ucapan Richardo terpotong oleh Emily.
"Tidak ada kata jika, karena Aku tidak akan melakukannya lagi. Menurutku kejadian kali ini pasti ada hubungannya dengan Bertha. Aku tidak bisa memaafkan Bertha kali ini karena Bertha sengaja melakukan ini untuk mempermalukan Aku." Ucap Emily sambil menahan amarahnya.
"Bertha sengaja melakukan ini dengan mengatakan kematian Ibuku yang sangat aneh dan sengaja memancingku agar pergi ke hotel. Aku menjadi berpikir alasan ini mungkin adalah kebenaran kalau Ibuku meninggal secara aneh." Sambung Emily.
"Setelah pesta perjamuan selesai, Aku akan menyelidiki kematian Ibuku." Sambung Emily lagi.
"Baik, Aku akan sepenuh hati membantumu dan hari sudah malam jadi kita istirahat dulu." Ucap Richardo.
Emily hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil. Richardo mengendarai mobil dengan kecepatan sedang hingga dua puluh menit kemudian mereka berdua sudah sampai di mansion.
Mereka kedua membersihkan tubuhnya yang lengket kemudian berbaring di ranjang sambil berpelukan. Tubuhnya yang lelah membuat mereka tertidur dengan pulas tanpa melakukan kegiatan suami istri.
xxxxxxxxxxxxxx
Malam menjelang pagi di mana Bertha datang berkunjung ke rumah sakit tempat Louis di rawat di ruang perawatan vvip.
Ketika Richardo dan Emily pergi dari hotel barulah datang dokter keluarga milik Richardo. Di mana dokter tersebut menyuntik tubuh Louis untuk menetralkan obat perang sang yang sengaja diberikan oleh Bertha.
"Kak Louis, apakah Kak Louis baik-baik saja? Aku tidak menyangka kalau Kakakku bisa begitu kejam dan tidak peduli dengan semua perasaan kalian dulu." Ucap Bertha sambil memegang tangan Louis.
"Aku baik-baik saja. Aku ingin tahu tentang obat kemarin malam. Apakah benar ini dilakukan olehmu?" Tanya Louis yang masih berbaring di ranjang.
Bertha terdiam tanpa menjawab pertanyaan Louis sambil duduk di kursi dekat ranjang. Saat ini Bertha sedang berpikir untuk mencari jawaban yang tepat.
"Apakah benar itu kamu?" Tanya Louis sambil duduk di ranjang sambil menatap Bertha yang sedang menundukkan kepalanya.
"Benar, Aku yang menambahkan obat tapi Aku juga melakukan itu untuk Kak Louis dan Kak Emily agar bisa kembali bersama. Aku juga melakukan itu untuk kebaikan Kak Louis dan Kak Emily." jawab Bertha berbohong.
Louis hanya terdiam dan tiba-tiba teringat dengan perkataan Nona Muda Arimbi tentang Bertha.
"Kamu sebenarnya melakukan itu untuk kebaikanku atau kamu sengaja melakukan ini untuk kepentinganmu sendiri?" Tanya Lous sambil menatap ke arah Bertha.
'Dengan situasi dan posisi Aku sekarang ini, Kak Louis tidak boleh memutuskan hubungan kami jika tidak maka tidak ada yang akan membantuku di pesta yang diadakan oleh keluarga William. Karena Aku ingin mengejutkan semua orang betapa cantik dan pintarnya Aku.' Ucap Bertha dalam hati.
"Emily, semua ini adalah salahmu karena Kak Louis mulai tidak percaya sama Aku.' Sambung Bertha dalam hati dan tanpa sengaja melihat pisau buah yang tergeletak di atas meja dekat ranjang.
"Kak Louis, Aku selalu jujur padamu. Aku telah memberikan banyak untukmu tapi jika Kak Louis tidak percaya padaku mending Aku mati saja." Ucap Bertha.
Kemudian Bertha mengambil pisau buah sambil berdiri lalu bersiap mengiris pergelangan tangan. Louis yang melihat hal itu sangat terkejut dan langsung menarik jarum infus.
Louis kemudian turun dari ranjang dan berjalan ke arah Bertha agar Bertha tidak jadi bunuh diri di depan dirinya bersamaan Bertha mengiris pergelangan tangannya.
"Bertha. Jangan lakukan itu dan letakkan pisau buah itu, cepat." Pinta Louis.
"Aku percaya padamu tapi kenapa kamu begitu bodoh?" Tanya Louis sambil merebut pisau yang di pegang Bertha.
Louis kemudian meletakkan pisau buah tersebut di atas meja dekat ranjang lalu memegang ke dua tangan Bertha di mana pergelangan tangannya terluka. Bertha sengaja melukai pergelangan tangannya agar Louis percaya dengan dirinya.
"Mengapa kamu melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri?" Tanya Louis.
Bertha hanya terdiam dan tubuhnya pura-pura lemas membuat Louis memeluk tubuh Bertha dan tidak berapa lama Bertha pura-pura tidak sadarkan diri.
"Dokter ... Dokter!" Teriak Louis.
"Dokter, cepat datang ke sini!" Teriak Louis lagi.
Tidak berapa lama dokter datang bersama perawat kemudian membawa Bertha ke ugd untuk di rawat. Dalam hati Bertha tersenyum bahagia karena Louis percaya dengan dirinya.
xxxxxxxxxx
Hari yang di tunggu datang di mana acara perjamuan yang diadakan oleh keluarga William secara mewah. Banyak tamu undangan dan para artis dan aktor datang termasuk Bertha dan Louis.
Bertha keluar dari mobil dengan menggunakan gaun putih yang mahal dan langsung berjalan dengan wajah sombong dan angkuh.
Para wartawan menyodorkan mic dan ada yang memfoto Bertha namun Bertha sama sekali tidak mempedulikannya. Bertha tetap berjalan hingga dirinya melihat teman-temannya yang sedang menunggu dirinya.
"Bertha, kemana saja kamu selama ini? Sudah lama sekali Aku tidak melihatmu." Ucap gadis pertama.
"Benar sekali, kita tidak pernah bertemu. Oh ya Bertha, gaun kamu sangat cantik sekali dan sangat pas di tubuhmu membuatmu semakin bertambah cantik dan anggun." Puji gadis kedua.
"Tentu saja karena gaun ini bernilai dua milyar lebih dan termasuk edisi terbatas di seluruh dunia." Ucap Bertha sambil bersidekap.
"Wah, kamu sungguh hebat! Mengenakan gaun yang mahal sekali." Ucap gadis ketiga.
"Setahu kami kalau perusahaan milik orang tuamu kini sudah dikuasai oleh Kakak Tirimu? Jadi bagaimana kamu bisa mempunyai uang untuk membeli gaun semahal ini?" Tanya Gadis pertama dengan nada meledek.
"Kak Emily, hanya sementara menjadi Pimpinan Perusahaan karena Kak Emily akan segera mengembalikan perusahaannya untukku." Jawab Bertha berbohong.
"Oh begitu." Ucap gadis pertama.
Bertha hanya diam dan tidak berapa lama Bertha mendengar suara langkah kaki membuat Bertha memalingkan wajahnya sekilas ke arah samping lalu menatap ke teman-temannya.
"Maaf, pasangan dansa pria ku sudah datang." Ucap Bertha bersamaan Louis berdiri di samping Bertha.
"Kak Louis, hari ini Aku pasti akan membantu Kak Louis untuk mendapatkan kerja sama dengan perusahaan William." Ucap Bertha sambil memeluk lengan Louis.
"Terima kasih, mari kita masuk ke dalam." Ajak Louis sambil tersenyum.
Bertha hanya menganggukkan kepalanya sambil membalas senyuman Louis. Kemudian Louis menyodorkan lengannya, Bertha yang mengerti langsung memeluk lengan Louis.
Namun baru beberapa langkah Emily datang dengan menggunakan gaun yang sangat cantik di tambah wajahnya yang sangat cantik membuat Emily semakin cantik seperti bidadari.
Emily berjalan ke arah ke dua petugas sambil membuka tasnya untuk mengambil undangan namun dirinya lupa membawanya. Ke dua petugas tersebut langsung menghalangi Emily karena Emily tidak menunjukkan undangan.
"Maaf, Aku lupa mengambil undangan. Bisakah Aku meminjam teleponmu? Aku akan menelepon suamiku biar suamiku yang membantu menjelaskannya." Ucap Emily.
"Maaf, Nyonya. Di pesta ini harus memperlihatkan undangannya agar diperbolehkan masuk ke dalam." Ucap salah satu petugas keamanan.
"Kak Louis, jangan-jangan Kak Emily ingin masuk tanpa undangan?" Tanya Bertha sambil masih memeluk lengan Louis.
'Wanita si alan ini berpakaian sangat cantik. Aku tidak akan membiarkan Dia masuk ke dalam dan merusak rencanaku.' Sambung Bertha dalam hati.
"Bertha." Panggil Louis sambil mengeluarkan undangannya dari saku jasnya.
Bertha hanya terdiam dan melihat undangan yang di pegang oleh Louis dan menunggu kalimat berikutnya yang akan diucapkan oleh Louis.
"Undangan ini bisa mengundang dua orang ke pesta karena itu mari kita membawa Emily masuk ke dalam pesta." Ucap Louis.
"Kak Louis, Aku tidak setuju. Apakah Kak Louis lupa dengan tujuan kita datang ke sini? Kita datang ke sini adalah untuk kerja sama dengan keluarga William." Ucap Bertha.
"Terlebih kita harus berjaga-jaga jika seandainya Kak Emily merusak tujuan kita datang ke sini karena itulah Aku tidak setuju jika Kak Louis mengajak Kak Emily untuk masuk ke dalam pesta." Sambung Bertha mencari alasan yang tepat.
"Aku tidak butuh bantuan kalian jadi lebih baik kalian pergilah!" Usir Emily yang malas berdebat.
"Kak Emily, jangan memaksakan diri karena pesta keluarga William bukan tempat untuk sembarangan orang masuk dengan mudah." Ucap Bertha.
"Oh iya, mana suamimu yang bodo*h itu?" Tanya Bertha.
Emily yang awalnya malas menatap mereka berdua langsung memalingkan wajahnya ke arah Bertha dengan tatapan tajam karena dirinya tidak suka suaminya di hina oleh Bertha.
"Jangan-jangan Kak Emily sengaja ingin menyembunyikannya agar Kak Emily bisa menggoda pria kaya atau kalau bisa Kak Emily ingin menggoda salah satu cucu dari keluarga William." Ucap Bertha.
"Bertha, kamu jangan lupa yang diusir dari perusahaan adalah kamu, jadi Aku tidak perlu menggoda pria kaya yang kamu katakan barusan. Jika kita berbicara tentang menggoda, sepertinya kamu lebih cocok dari pada Aku." Ucap Emily.
Ketika Bertha ingin menjawab ucapan Emily tiba-tiba datang seorang pria tampan dan berjalan ke arah Emily. Louis dan Bertha sangat terkejut dengan kedatangan pria tampan tersebut.