Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang Kamu
Tak lama Devan langsung menarik pinggang Lila agar menjadi dekat dengannya.
"Dev lepasin ntar ada yang liat" panik Lila saat jarak mereka yang hanya se senti.
"Biarin aja biar semua orang tau kalo kamu punya aku" Devan langsung menarik Lila ke dalam pelukannya.
"Sayang biarin kayak gini dulu yah aku nyaman kalo gini" ucap Devan yang langsung diangguki oleh Lila.
Setelah beberapa menit saling berpelukan, Devan melepaskan pelukannya.
"Kamu tunggu disini bentar yah" Lila mengangguk kemudian devan berlari kecil mengambil sebuah botol dan entah dari mana Devan juga membawa sebuah kertas dan pulpen.
"Kamu dapet ini dari mana?" Tanya Lila sambil menunjuk kertas dan pulpen yang sudah dibawa Devan.
"Kepo" jawab Devan dan tak lupa cubitan gemas di hidung mancung Lila.
"Dasar" Lila balik mencubit pinggang devan, entah dari kapan sudah menjadi kebiasaan Lila mencubit pinggang Devan dan begitu juga Devan yang sering mencubit pipi dan hidung mancung Lila.
Devan memberikan buku dan pulpen tersebut kepada Lila.
"Sekarang kita tulis harapan buat hubungan kita ke depannya dan 2 tahun ke depan dan kita bakal masukin ke botol ini trus kita kuburin dan 2 tahun ke depan kita buka masing-masing yah kalau pun aku masih di luar negeri kamu boleh bukain punyaku sayang".
"Kamu curang masa aku buka ini sendiri" gerutu Lila yang merasa tak adil dengan ucapan Devan barusan.
"Nggak gitu sayang aku bakal usahain buat pulang setiap tahunnya supaya aku bisa ketemu sama kamu".
"Ya udah ayo kita tulis harapannya".
"Okee"
Akhirnya kedua pasangan tersebut menulis semua harapan untuk hubungannya 2 tahun kedepan.
"Udah selesai" ucap Lila yang langsung diambil oleh Devan dan memasukkan suratnya ke dalam botol begitu juga Devan memasukkan miliknya lagi.
"Sekarang kita kubur sayang" devan memberikan miliknya ke Lila dan milik Lila berada di tangan Devan.
"Kamu duluan yah botol aku mau di bawah aja" perintah Lila.
"Siap sayangku" Devan mencubit pipi Lila.
Keduanya langsung menguburkan botol harapan mereka di dalam pasir. Tak lama keduanya langsung saling berhadapan.
"Semoga kita tetep sama-sama ya Dev" ucap Lila dengan penuh harapan pada Devan.
"Iyah sayang walaupun jarak yang memisahkan nggak akan menjadi penghalang bagi hubungan kita" Devan langsung memeluk Lila dan langsung dibalas oleh Lila.
"Nanti kamu jangan genit-genit sama cewek yang disana" ucap Lila yang masih berada di dalam dekapan kekasihnya.
"Walaupun banyak cewek di luaran sana tetep kamu sayang yang bikin aku nyaman" tak disadari Lila mulai mengukir senyum di bibirnya. Lila langsung melonggarkan pelukannya dan menyuruh Devan mendekatkan muka dengan Lila melihat tingkah Lila sekarang Devan merasa heran.
"Aku sayang kamu" bisik Lila tepat di telinga Devan dan di akhiri dengan kecupan di pipi sebelah kanan Devan.
Devan yang merasakan perlakuan Lila saat ini di buat salah tingkah yang akhirnya Devan membalas kecupan Lila di keningnya begitu lama.
"Aku juga sayang banget sama kamu sayang" ucap Devan setelah mencium kening Lila.
Devan langsung mendekatkan mukanya dengan Lila yang membuat Lila menjadi sangat gugup di buatnya.
"Sayang boleh nggak" tak sempat menjawab Devan langsung mengecup bibir Lila dengan cukup lama akibat perlakuan Devan Lila langsung menutup matanya.
Beberapa detik kemudian Devan melepaskan ciumannya dan kini langsung mendapat muka kekasihnya yang tak kalah indah dengan suasana malam hari ini.
"Makasih sayang" langsung di balas anggukan oleh Lila dan tak lupa dengan senyuman yang diberikan Lila yang membuat Devan langsung mencubit pipinya.
"Pulang yuk udah malem ntar aku di omelin mamah kamu ngajak kamu pulang malem"
"Tapi aku masih mau tetep sama kamu"
"Oh sekarang udah mulai gombal nihh, di ajarin siapa hah?" Devan menggendong Lila menuju mobil.
"Dev ngapain sih jangan kayak gini banyak yang liat tau".
"Biarin aja, biar mereka tau kalo kita tuh pasangan yang romatisss"
"Dihh yanga ada mereka ngiranya kita anak sekolahan yang nakal keluarga malem-malem"
"Udah biarin mereka ngomong apa yang penting kita berdua bahagia sayang"
"Kalo aku nggak bahagia gimana" mendengar ucapan Lila Devan menghentikan langkahnya (jangan lupa yah Lila masih di gendong sama Devan loh hhh)
"Kamu beneran nggak bahagia sama aku" Devan mengerucutkan bibirnya membuat Lila langsung mencubit pipinya.
"Nggak sayang aku bahagia banget sama kamu"
"Eeehh apa tadi kamu bilanga apa sa sa apa nggak kedengeran" ejek Devan
"Sayang" Devan langsung tersenyum mendengar ucapan Lila.
"Aaaaaaaaaaa akhirnya cewek gue manggil gue sayang" teriak Devan ke arah danau melihat tingkah Devan Lila cuma bisa tertawa di atas gendongan Devan.
Beberapa bulan kemudian
"Akhirnya ujiannya selesai" teriak para siswa dan siswi kelas 12 yang sudah menyelesaikan semua ujiannya dan sekarang menunggu persiapan untuk dirinya ke status mahasiswa dan bukan menjadi siswa lagi. Di saat semuanya senang karena sebentar lagi mereka lulus berbeda dengan kedua kekasih yang saling memikirkan bagaimana hubungan mereka ke depannya.
"Sayang selamat yah ujiannya udah selesai"
"Iyah kamu juga" ucap Lila.
Ting
Bunyi notifikasi yang berasal dari hanepone Devan. Lila yang melihat Devan tidak menghiraukan notifikasi tersebut menyuruh Devan untuk memeriksa notifikasinya.
"Dev liat dulu siapa tau penting"
"Nggak usah sayang, mending kita langsung pulang yuk" ajak Devan
"Liat dulu Dev" dengan pasrah Devan langsung mengambil hanepone di dalam saku celananya.
'Pulang sekolah temui papah di kantor' , Papah.
Devan yang melihat pesan tersebut langsung kesal.
"Siapa Dev?" Tanya Lila
"Papah nyuruh aku buat temuin dia pulang sekolah"
"Oh ya udah kamu pulang duluan aja ntar aku bisa pulang sendiri kok lagian kan aku bawa mobil"
"Nggak sayang aku yang bakal nganterin kamu"
"Nggak Dev kasian ntar papah kamu nungguin di rumah mungkin ada suatu yang penting"
"Nggak papa sayang" tanya Devan yang merasa bersalah karena tidak mengantar Lila pulang ke rumahnya.
"Nggak papa kok" Lila mengelus pipi kekasihnya dan Devan langsung memegang tangan Lila yang berada di pipinya saat ini.
"Ya udah ayo aku anterin kamu ke parkiran" Devan dan Lila langsung berjalan menuju parkiran.
"Aku pulang duluan" pamit Lila.
"Iyah sayang hati-hati jangan ngebut bawa mobilnya" Devan mengelus puncak kepala Lila.
Tak lama mobil pun sudah tak ada di pandangannya dan Devan langsung bergegas menemui papahnya di kantor.
"Hallo Lil, ke cafe yuk" ajak Indri yang merasa gabut di rumahnya.
"Ayo gue juga lagi gabut nih sekarang"
"Tumben Lo gabut mana pacar Lo?" Tanya Indri
"Dia lagi di panggil bokapnya"
"Oh ya udah kalo gitu gue tunggu Lo di cafe Deket rumah gue yah"
"Oke"