Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7_Menghindari
"Aduh Maura kangen deh aku." seru Mela saat melihat Maura yang sudah siap dengan peralatan nya.
"Ih baru juga gak masuk dua hari udah kangen aja." ucap Maura dengan bercanda.
"Kamu tuh sakit apa sih, gak biasanya loh kamu sampai gak masuk lebih dari satu hari." seru Mela heran sendiri dengan Maura yang tidak masuk dua hari.
"Sesekali boleh lah ya gak masuk." ujar Maura dengan bercanda.
Akhirnya mereka pun mulai mengerjakan tugas mereka, hari ini bertepatan dengan bos baru akan datang, semua orang bersiap dengan rapih, apa lagi para wanita yang mulai membenahi make up mereka karena ingin menarik perhatian dari anak presdir mereka yang katanya begitu tampan.
Sedangkan Maura hanya bisa pasrah jika harus satu kantor dengan sang suami, dia tidak pernah berfikir kalau bisa satu kantor apa lagi suaminya sebagai bos nya.
"Ra ayo keluar, semua orang udah di luar buat nyambut presdir kita yang baru." ucap Mela saat melihat Maura hanya diam saja.
"Aku gak ikut deh mel, tiba-tiba aku ngerasa tubuh ku gak enak lagi." seru Maura yang sebenarnya hanya mencari alasan.
Mela yang mendengar gak itu pun mulai merasa khawatir karena dia tahu Maura itu orang nya jarang sakit.
"Kita ke ruang kesehatan aja gimana Ra, di sana ada dokter yang bisa kasih kamu perawatan." ucap Mela begitu khawatir dengan teman nya itu.
"Gak usah, aku istirahat bentar aja udah baikan kok." jawab Maura karena dia tadi hanya alasan saja agar tidak perlu menyambut kedatangan presdir baru mereka karena dia tahu kalau itu adalah suami nya sendiri, dia merasa takut sekali jika sang suami melihat dia menggunakan pakaian cleaning service.
Akhirnya mau tidak mau Mela pun membiarkan Maura untuk beristirahat sebentar dan meninggalkannya sendirian di ruang ganti.
"Loh Maura manaa mel?" tanya Ujang rekan kerja Maura dan Mela saat melihat Mela hanya datang sendirian tanpa Maura.
"Dia lagi istirahat gak enak badan, aku biarin aja dari pada dia ikut ke sini dan pingsan nanti ngelihat pak presdir yang baru kita ini." seru Mela dengan di selingi tawa di akhir.
Tak lama kantor mulai terlihat riweh saat melihat mobil yang di tumpangi oleh presdir baru mereka sudah berada di lobi depan kantor.
"Tuan semua sudah menunggu." ucap Max setelah sampai di lokasi.
Bara dengan datar nya langsung keluar, matanya tertuju pada barisan para karyawan yang menunggu dirinya.
"Selamat datang tuan bara." teriak semua orang berbarengan sudah seperti di briefing saja.
Sedangkan mata Bara mencari sosok yang dari tadi terus mengusik pikirannya di barisan cleaning service, namun sama sekali tidak melihat keberadaan sang istri di barisan cleansing service.
Max yang tahu keinginan tuan nya itu langsung saja menanyakan keberadaan nyonya baru nya itu.
"Untuk cleaning service apa hanya ini?" tanya Max karena tidak mungkin dia berterus tenang buka.
"Ada karyawan kami satu lagi tuan di ruang ganti, dia baru saja masuk setelah sakit dan hari ini merasa sakit kembali jadi saya suruh untuk istirahat saja." ucap bu indah kepala bagian yang mengurusi tim kebersihan perusahaan.
Bara hanya diam namun dia tetap memperhatikan apa yang di ucapkan oleh bu indah itu.
"Ternyata dia berani menghindari ku!" tekan Bara dalam hatinya dengan seringai yang hanya dia dan tuhan yang tahu.
.
.
Bersambung.....