🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Romantisnya
Masih terlihat perawat-perawat rumah sakit yang sedang shift jaga berkumpul dikamar Samuel.
Mereka tergerak datang ke kamar Samuel setelah mendengar teriakan histeris Soraya tetapi mereka tidak menemukan jejak seorang wanita dikamar ini.
Serentak perawat-perawat rumah sakit berlalu pergi dari kamar Samuel dirawat ketika mereka melihat keadaan Samuel baik-baik saja.
BLAM... !
Suasana kamar menjadi sunyi kembali.
Tenang seperti sediakala tanpa gangguan dari pihak luar, Samuel mendesah pelan.
"Mereka sudah pergi..., Kau bisa keluar sekarang !" ucap Samuel sambil melipat kedua tangannya ke depan dada.
Sesuatu bergerak-gerak dari dalam selimut lalu terdiam.
Samuel melirik sekilas ke arah samping sembari mengerutkan keningnya.
"Sampai kapan kamu bersembunyi ?" kata Samuel.
Tidak ada respon dari dalam selimut, Samuel semakin penasaran lalu disibaknya selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
Sret... ! Saat selimut ditarik oleh Samuel, terlihat Soraya sedang meringkuk bersembunyi disebelah Samuel dengan menangkupkan kedua tangannya didepan dada.
"Soraya !" panggil Samuel.
Soraya bergeming diam tanpa bersuara, pandangannya tertuju ke bawah.
"Mereka sudah pergi ! Kenapa kamu tidak keluar juga ?" kata Samuel.
Soraya melirik sebentar ke arah Samuel sambil menjawab.
"Apa kamu tidak lihat jika bajuku telah kamu robek tadi ???" kata Soraya datar.
"Emm... ?!" gumam Samuel tertegun diam.
"Bisakah kamu bertanggung-jawab sekarang ini ? Aku tidak mengenakan baju sehelai kainpun dibagian atas, bagaimana aku bisa keluar dari selimut tanpa mengenakan baju yang layak ???" lanjut Soraya sambil mendesah malas.
"Oh... ?!" sahut Samuel agak kaget.
"Apa pertimbanganmu sekarang ? Apa kau punya solusi untukku ?" sambung Soraya yang masih meringkuk disisi Samuel diatas tempat tidur.
"Yah..., aku... ???" sahut Samuel sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Fuih... !" desah Soraya lagi lalu menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhnya.
Soraya merapatkan selimut pada tubuhnya yang terbuka polos karena ulah Samuel merobek bajunya tadi.
"Sekarang katakan padaku ! Apa solusimu sekarang ? Mana mungkin kamu akan membiarkanku terbaring disini sampai malam hari, tidakkan ?!" kata Soraya.
Samuel melirik kembali ke arah Soraya sembari menaikkan kedua alisnya ke atas.
Tampak sikap Samuel agak canggung ketika berada didekat Soraya yang berbaring disisinya.
"Aku akan menelpon butik pakaian untuk memesan sebuah gaun baru buatmu", kata Samuel.
Soraya masih diam bergeming tanpa merespon ucapan Samuel.
"Apa kau tidak suka dan keberatan jika aku melakukannya ?" tanya Samuel.
"Tidak...", sahut Soraya.
"Tapi..., masalahnya sekarang ini, aku tidak dapat menelpon karena ponselku rusak...", kata Samuel.
"Kau bisa memakai ponselku !" kata Soraya.
"Boleh aku meminjamnya ?" ucap Samuel.
"Ya, tapi aku meletakkannya didalam tasku...", kata Soraya.
"Tasmu ? Dimana ?" tanya Samuel.
"Disana ! Diatas meja !" sahut Soraya seraya menunjuk ke arah meja didekat tempat tidur.
Samuel segera menoleh ke arah meja yang dimaksudkan oleh Soraya lalu terdiam.
"Bagaimana cara mengambilnya ?" kata Soraya sembari melirik kepada Samuel.
Samuel termenung diam, tidak dapat menjawab ucapan Soraya karena dia sadar bahwa dia tidak dapat mengambil tas milik Soraya dari atas meja sekarang ini.
"Hufh... ?! Semua menjadi sia-sia sekarang ?!" kata Soraya.
"Kau bisa mengambilnya dengan mengenakan selimut karena aku tidak dapat melakukannya, kau mengerti", ucap Samuel.
"Apa ???" jawab Soraya terkejut.
"Yah, kamu dapat mengambil tasmu itu dan memesan pakaian baru untukmu dengan memakai selimut", ucap Samuel tanpa merasa bersalah.
Soraya langsung terbangun dan bergegas berdiri tapi kain selimut terpaksa tertarik seluruhnya dari tubuh Samuel.
Sret... ! Tanpa disadari oleh mereka berdua kalau Samuel tidak mengenakan celana panjang saat ini.
"Woah ???" pekik Soraya terbengong.
Samuel segera menyadari jika dia hanya mengenakan atasan piyama tanpa celana panjang.
"Tuhan...", ucapnya lemas lalu terpejam lelah.
"Aku..., aku akan kembali secepatnya... Tu-tungu sebentar !" kata Soraya agak gugup.
Soraya mencengkeram kuat-kuat selimut yang menutupi tubuhnya saat dia hendak berjalan menuju ke arah meja.
Tiba-tiba Samuel menarik keras selimut itu sehingga membuat tubuh Soraya tertarik ke arahnya.
Terlihat tubuh Soraya berguling-guling keras ke arah Samuel.
BRUK... !
Tak sengaja oleh Soraya jika tubuhnya menimpa tubuh Samuel dan dia berada diatas pangkuan suaminya.
Soraya menatap dengan tegang dan terdiam kaku.
Tatapan keduanya saling menatap lekat satu sama lainnya, tidak ada respon dari Samuel, sedangkan tanpa sengaja Soraya bergelayut dileher Samuel begitu dekatnya.
"Ehk ?!" gumam keduanya kompak.
Soraya berusaha menjauhkan dirinya dengan melepaskan pegangan tangannya pada leher Samuel.
Namun, Samuel menariknya kembali agar dekat dengannya dan keduanya saling berpelukan sekarang.
"Samuel...", bisik Soraya tertegun.
"Soraya...", sahut Samuel.
"Apa kau merindukanku ?" tanya Soraya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu ?" tanya Samuel.
"Jawablah dengan jujur padaku ! Apakah kau rindu aku atau tidak ?" tanya Soraya lagi.
Kali ini, ekspresi wajah Soraya sangat serius ketika memandang lekat-lekat wajah Samuel, suaminya.
Samuel membalas tatapan Soraya dengan sorot mata teduh.
"Jujur ?" ucap Samuel.
"Ya, jujurlah padaku, apakah selama kita bersama, pernahkah kamu merindukanku ?" kata Soraya.
Sudut bibir Samuel membentuk senyuman.
"Kau segalanya bagiku, Soraya", ucap Samuel.
"Artinya kau pernah merindukanku meski sedetik saja", kata Soraya.
"Setiap detik, aku tidak dapat melupakan dirimu, disaat itulah aku selalu merindukanmu", sahut Samuel.
"Benarkah ?" tanya Soraya.
"Ya..., untuk apa kamu meragukan diriku", sahut Samuel.
"Dan apakah pernah kamu mencintaiku ?" tanya Soraya.
Kata-kata Soraya menyentakkan Samuel yang tidak pernah menyangka kalau Soraya akan berterus terang padanya dan bertanya tentang perasaan dirinya terhadap Soraya.
"Apa perlu suatu tindakan untuk membuktikan bahwa aku memiliki perasaan padamu ?" tanya Samuel.
"Katakan saja, apakah kamu pernah mencintaiku, Samuel ?" sahut Soraya.
"Ya..., aku jatuh cinta padamu dari pandangan pertama saat melihatmu, Soraya...", ucap Samuel.
Tiba-tiba Soraya mencium mesra bibir Samuel.
Lama dan sangat dalam hingga terasa melekat didasar hati.
"Terimakasih, Samuel...", ucap Soraya lalu menyandarkan kepalanya dibahu Samuel.
Pelukan Soraya sangat erat ketika dia memeluk Samuel.
Seolah-olah dia tidak ingin lagi jauh dari Samuel sedetikpun, kelahirannya kembali setelah kematian mereka telah menyadarkan Soraya akan berartinya Samuel untuknya.
"Maafkan aku, Samuel...", bisiknya dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Soraya...", panggil Samuel tersentak kaget dengan sikap Soraya yang berubah.
Samuel menarik pelan wajah Soraya agar menghadap ke arahnya.
"Boleh, aku memintanya lagi...", ucapnya dengan sorot mata teduh.
"Apa ?" tanya Soraya yang tenggelam dalam perasaannya terhadap Samuel.
"Bolehkah aku meminta ciuman itu lagi darimu, Soraya", bisik Samuel yang semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Soraya.
"Kenapa tidak... ?" sahut Soraya tanpa ragu-ragu lalu tersenyum lembut.
"Soraya...", bisik Samuel.
"Samuel...", sahut Soraya.
"Aku mencintaimu, Soraya...", bisik Samuel sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Soraya.
Soraya mencium kembali Samuel dengan mesranya sembari memeluk erat-erat tubuh suaminya, tidak ingin terpisahkan lagi dari Samuel meski itu hanya sedetik, Soraya tidak menginginkannya, dia ingin selalu berdua bersama Samuel, ciuman Soraya langsung dibalas oleh Samuel dengan ciuman penuh cinta.
Keduanya saling tenggelam dalam suasana romantis, ketika mereka berciuman mesra, meluapkan seluruh perasaan mereka berdua yang ingin mengatakan bahwa mereka saling memiliki saat ini.
Soraya merasa hatinya berbunga-bunga bahagia saat dia dapat bersama kembali dengan Samuel, suaminya.
Diam-diam berjanji dalam hatinya, akan selalu ada untuk Samuel dan setia padanya hingga akhir hayat mereka nanti.
Menghadapi semua masalah bersama-sama serta saling mendukung dan menjadi pelindung bagi satu sama lainnya.