Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Empat
Kini Bintang sudah sampai di Apartemen mewah milik Marley, ia dibawa Marley menuju kamar pribadi nya. Bintang benar-benar kagum dengan desain setiap ruangan Apartemen ini, terlihat sangat mewah.
Bintang semakin kagum kala memasuki kamar Marley, dengan cat dinding bewarna abu-abu benar-benar terlihat manly.
“Kita akan tidur bersama, Tuan?” Tanya Bintang dengan suara yang sangat pelan.
“Tentu, aku membeli mu untuk teman tidur ku” Jawab nya cepat,Marley membuka kancing kemeja nya. Tentunya Bintang semakin gugup, ia memalingkan wajah nya kearah lain.
“Disana Bathroom, kalau ingin berganti baju ada pakaian wanita disana. Pakailah untuk sementara, besok Alga akan datang membawa semua kebutuhan mu.” Ucap nya, Bintang mengangguk mengerti.
Dengan gerakan perlahan ia berlalu pergi menuju Bathroom, ia juga menatap sebentar kearah Marley yang duduk di sofa sembari meminum kaleng soda. Bintang mengagumimu ketampanan Marley, hidung mancung dan rahang yang tegas serta tatapan mata yang tajam.
Sesampainya di dalam Bathroom, Bintang melepaskan tuxedo nya yang menutupi dress yang ia pakai dan juga melepas dress nya.
Bintang menyalakan air untuk mengisi bathup, ia sudah sangat risih dengan hiasan diwajah nya.
Bintang berendam sambil menenangkan pikiran nya, begitu banyak yang terjadi hari ini pada nya. Dan semua sudah berlalu dengan baik, sekalipun ia dibeli oleh pria dewasa. Setidaknya itu lebih baik dari pada selamanya menjadi wanita penghibur.
Setelah merasa segar, Bintang mengambil pakaian ganti di ruang ganti. Ia terkejut banyaknya pakaian wanita, terlihat mahal dan sangat indah. “Apakah dia sudah menikah? Kenapa banyak sekali pakaian wanita?”tanya Bintang pada dirinya sendiri.
Bintang jadi takut kalau Marley sudah menikah, ia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang. Bintang berniat akan menanyakan nya pada Marley, sekalipun ia tidak yakin jika pria itu mau jujur atau tidak pada nya.
Setelah selesai berganti pakaian, Bintang menghampiri Marley yang sedang duduk dengan menonton televisi. Pria itu langsung menatap kearah nya, dan terdiam sebentar.
Ya, itu adalah pakaian Sarah yang masih disimpan dengan baik oleh Marley. Dan ternyata pakaian sarah sangat pas untuk nya, benar-benar sangat cantik. Marley tertegun sebentar, ia kembali fokus dengan layar televisi.
Bintang bingung harus apa, jam sudah menunjukkan pukul tengah malam. Matanya mengantuk, tapi ia masih takut untuk tertidur.
“Tidurlah jika sudah mengantuk, besok adalah hari pernikahan kita. Jangan lupa itu” Ucap Marley, bintang jadi heran.. Kenapa Marley sekarang malah semangat menikahi nya.
Bintang tidak berani berkata-kata lagi, ia melihat foto wanita cantik di dekat meja disamping ranjang. Bintang merasa bahwa wanita itu mungkin istri atau kekasih Marley, ia menjadi merasa bersalah.
Bertanya kepada Marley membuat Bintang takut, takut terlalu ikut campur dengan urusan pria itu. Bintang perlahan berbaring diatas ranjang ukuran king size itu, ia berbaring membelakangi Marley.
Bintang menangis dalam diam nya, ia merasa kehidupan nya tidak ada yang baik. Selamat dari mara bahaya dan malah kembali memasuki hal bahaya lagi, dinikahi oleh orang yang suda memiliki istri. Dan lebih parah nya, Marley menikahi nya hanya karna perawan nya saja.
Bintang lebih memikirkan apa yang akan ia lakukan setelah perawan nya hilang, apakah Marley akan langsung mencampakkan nya?
Tiba-tiba tubuh Bintang terperanjat kala merasakan beban berat dipinggang nya, tangan Marley memeluk pinggang nya dan menarik Bintang agar lebih dekat dengannya.
Wajahnya berada di tengkuk Bintang, sehingga Bintang merasakan deru napas Marley disekitar leher nya.
“Tidurlah, besok kita akan menikah” Ucap Marley, ia mencium pipi Bintang berulang kali.
Bintang benar-benar gugup, ini pertama kali nya ia di perlakukan seperti ini oleh seorang pria. Bintang berusaha melepaskan kaitan tangan Marley dipinggang nya, tapi tidak bisa.
“Jangan lepaskan!”
“Aku..”
“patuhlah”
Mendengar kata itu membuat Bintang akhirnya pasrah saja, ia memejamkan mata nya sekalipun merasa risih kala tangan Marley yang mau naik keatas.
Bintang menatap tidur mereka yang berpelukan terpantul di kaca besar, mereka terlihat seperti pasangan yang romantis pada umumnya. Dan yang membuat Bintang merasa tenang adalah, kala deru napas Marley yang terasa begitu nyaman.
“Bagaimana bisa dia bisa sesantai ini disaat ada foto istrinya yang memantau?” Tanya Bintang didalam hati, ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan Marley.
~
Pagi telah tiba, sesuai permintaan Bintang.. Marley menikahi nya secara sah dimata hukum dan agama. Pernikahan dilakukan secara sederhana, dan Bintang mendengar sendiri seperti apa Marley mengucapkan kata ijab qabul.
Bintang tidak tahu harus berekspresi seperti apa, ia telah menjadi istri dari Marley Bercio. Orang yang baru ia kenal semalam, dan pernikahan mereka juga diadakan secara sederhana saja.
Setelah pak penghulu dan saksi lain pulang, kini hanya tinggal Bintang dan Marley serta Alga. Bintang menunduk kala Marley menatap ke arah nya, ntah apa yang dipikirkan pria itu kala melihat nya.
“Nyonya ingin bertemu dengan mu, Tuan. Beliau sudah menunggu kedatangan mu dari kemarin, aku sarankan untuk datang saja siang ini.” Ucap Alga, ia lelah dimarahi oleh Sinta.
Sinta adalah ibu kandung Marley, ibu kesayangan nya. Bertemu dengan Sinta membuat kuping Marley merasa panas, karna ibunya itu selalu mengomel membahas masalah kapan ia akan nikah.
Marley menghela napas panjang, ia mendekati Bintang yang kini telah sah menjadi istri nya.
“Aku akan pergi sebentar, tetaplah di dalam Apartemen. Jangan keluar kemana pun, tunggu kedatangan ku.”ucap nya, Bintang mengangguk mengerti.
Marley mengusap gemas rambut Bintang, lalu ia pergi diikuti Alga. Bintang hanya diam menatap kepergian Marley, ia memikirkan tentang nanti malam. Dimana Marley akan meminta hak nya, ia takut sekali.
“Eh, tapi siapa yang mau ditemui oleh nya? Apakah istrinya?” Tanya nya pada diri sendiri.