Beberapa bab dalam tahap REVISI
Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Farhan berjalan ke ruang tengah rumah itu, yang letaknya berada di dekat kamar yang sedang ditempati oleh Rania. Ia duduk di sofa seraya memandangi pintu kamar Rania.
Farhan menuruti ibu nya, ia tak mendekati pintu itu, dan tak juga bermaksud menemui Rania. Ia hanya duduk memandang pintu kamar dan menghisap rokoknya dalam-dalam.
Mama Laura dan papa Rangga yang khawatir pun mengikuti putranya ke ruang itu, dan menjadi tenang ketika melihat Farhan hanya duduk diam di sofa. Mereka khawatir jika Farhan dengan nekat memaksa Rania menemuinya atau bahkan memaksa wanita itu untuk ikut dengannya.
"Kau tidak kerja?" tanya Papa Rangga.
"Nanti aku akan ke kantor, tidak ada urusan urgent hari ini," sahut Farhan masih sambil menghisap rokoknya.
Rania yang berada di dalam kamar pun dapat mendengar suara percakapan mereka walaupun tidak begitu jelas.
"Mama kira kamu tidak akan datang ke sini lagi selama Rania masih di sini," ucap mama Laura.
"Aku hanya tidak ke sini beberapa hari, bukan berarti tak akan kesini lagi. Memangnya Rania akan pergi dari sini? Dari pertanyaan mama sepertinya mama akan membawanya pergi, apakah benar begitu?" selidik Farhan.
"Tidak, bukan begitu. Ya siapa tahu nanti setelah kalian bercerai, Rania akan dilamar oleh seseorang. Maka di saat itu Rania akan meninggalkan rumah ini dan ikut bersama suaminya," jawab mama Laura menjelaskan maksud nya.
Mendengar itu Farhan mematikan rokoknya pada asbak yang berada di hadapannya. Lalu pandangannya dialihkan pada mama Laura.
"Aku masih suami Rania kalau mama lupa, tidak ada yang bisa membawanya pergi kecuali aku," sahut Farhan terlihat sedikit kesal.
"Bukannya kalian akan bercerai? Dan kau akan menikahi perempuan itu kan? Kenapa masih memikirkan kau suami Rania atau bukan?" tanya mama Laura heran.
Farhan hanya menatap mama Laura dalam diam. Ia menghirup nafas dalam-dalam, setelah itu beranjak pergi tanpa menjawab perkataan ibunya.
Mama Laura dan papa Rangga berpandangan tak mengerti, kemudian mama Laura memanggil Farhan.
"Farhan," suara mama Laura menghentikan langkah Farhan.
"Jangan lupa, Rania menunggu surat perceraian darimu. Jangan kau tunda dalam mengurus nya. Jika kau mempersulit dalam pengurusan surat itu, maka mama dan papa yang akan mengurusnya," ucap mama Laura mengingatkan.
Farhan hanya mendengarkan peringatan ibu nya itu dalam diam. Lalu kembali melangkahkan kaki nya pergi meninggalkan rumah itu tanpa sepatah kata pun.
Sementara Rania yang mendengar semua itu di balik pintu hanya bisa pasrah. Sebenarnya sudah sampai mana Farhan mengurus surat perceraian nya? Kenapa sudah seminggu belum ada kabar tentang perceraiannya.
Dalam perasaan bimbang, Rania berjalan ke jendela kamarnya. Sambil menatap langit melalui jendela, ia memanjatkan doa.
"Tuhan, aku mohon bantu proses perceraian ku. Mudahkan lah proses nya karena aku tak mau lagi jika harus bertemu dengannya dalam keadaan seperti ini," ucap Rania dalam sendu.
Tanpa Rania sadari, ada sepasang mata yang sedang memperhatikan dirinya. Farhan yang telah masuk dalam mobilnya dan hendak pergi, tak sengaja menangkap sosok Rania yang berada di jendela kamar.
Kamar yang Rania tempati berada tepat di depan tempat parkir mobilnya. Farhan memperhatikan raut wajah Rania yang terlihat menahan airmata sambil menatap langit itu.
Dalam diam, ia terus memperhatikan wanita yang saat ini masih menjadi istrinya itu. Rania berusaha agar tak mengeluarkan airmata. Ia merasa amat lelah jika menghabiskan harinya untuk menangis.
Melihat Farhan hari ini membuat perasaan dan suasana hatinya sangat berantakan. Ia bahkan merasa sedih, kesal dan benci yang bercampur menjadi satu.
Setelah Rania puas menghabiskan kegelisahannya dengan menatap langit, ia bermaksud beranjak dari jendela. Namun matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata coklat milik Farhan yang masih dengan tajam memperhatikan dirinya.
"Farhan," batinnya.
"Sejak kapan laki-laki kejam itu ada di situ?" tanya Rania dalam hati.
Tanpa pikir panjang, Rania menutupi jendelanya dengan gorden dan pergi meninggalkan tempat itu. Ia sungguh tak mau lagi bahkan hanya dilihat oleh Farhan.
jodih nya..
😀😀😀❤❤❤❤