Dia seorang wanita yang begitu dihormati dalam jalanan bebas harga diri. Dia bisa menjadi wanita yang begitu unik dengan tertawa gila nya. Ia juga Menjalankan tugas dengan berat.
Ini kisah dari Chandrea. Wanita licik dari tempat yang jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Tapi siapa sangka, Chandrea tampak berjalan masuk ke kantin dengan senyum nya. Pandangan nya langsung tertuju pada pem-bullyan itu membuatnya terdiam.
"Hei kau gadis culun, jangan sok jadi pahlawan... Lihat dia..." Andros menunjuk orang yang ia bully tadi yang rupanya juga sama-sama gadis.
"Kalian dengar ini, gadis tak berguna yang tak bisa tebar pesona.... Hahaha..." kata Andros. Jerin pun ikut tertawa.
Xela yang mendengar itu menjadi terdiam mengepal tangan. "Aku memang bukan gadis yang menarik tapi... Mau bagaimana lagi.... Aku benar-benar tak tahu harus apa," dia ketakutan.
Lalu Andros mengambil kotak susu. "Hei, kamu tadi melempari ku sampai bajuku basah kan, sekarang biar aku membalas mu," dia akan melempari Xela.
Tapi mendadak ada yang menendang nya.
BUAGH!!!
Hal itu membuat Andros terlempar dan terguling jatuh dari meja kantin. Membuat Jerin terkejut menoleh yang rupanya itu Chandrea menatap nya sangat dekat secara tiba-tiba.
"Halo... Ehehehemm…" dia memasang tertawa itu membuat Jerin terpaku.
"Sialaan!!!!" Andros tiba-tiba berteriak. Tapi ia terdiam ketika melihat wanita menawan seperti Chandrea.
"Eheheemm... Maaf ya, kakiku terpeleset, ehehe," Chandrea menatap tanpa berdosa sama sekali.
"Kau…!!!" Andros kesal, tapi ia mendadak diam menatap Chandrea. "Wanita ini seksi sekali... Hahaha... Ini baik-baik saja..." Andros langsung mendekat dengan wajah berani dan sombong. Hal itu membuat Jerin terkejut melihat nya.
"K-kenapa langsung begitu?!!"
"Minta nomor ponsel mu dong, seksi," Andros juga menatap menggoda Chandrea.
"Andros... Hei, Andros, sebaiknya kita pergi dari sini," Jerin menatap panik.
"Huh, memang nya kenapa? Tidak kah kau tertarik padanya... Lihat itu, seksi sekali..." Andros tertarik dengan tubuh Chandrea.
"Ehehehemm, terima kasih... Tapi kamu menyakiti teman ku," Chandrea menatap Xela yang masih ada di bawah.
"Pft... Si culun tak berguna saja kau bela..." Andros tampak meremehkan, tapi siapa sangka, dia di tampar.
SMACK!!!
Oleh Chandrea membuat Andros terkejut tak percaya memegang pipinya.
"Ehehehemmm.... Maaf ya tangan ku terpeleset..." Chandrea menatap.
"A... Sialan.... Kau pasti sengaja kan!! Aku akan menghabisi mu!!" Andros akan menyerang tapi Jerin menahan nya. "Andros, jangan gegabah, ayo pergi saja... Dia itu Chandrea!! Kau tidak ingat rumor kemarin yang aku ceritakan, bahkan dia masih menutupi luka di wajahnya itu yang artinya aku benar-benar tak berbohong soal kejadian perkelahian kemarin…" tatap Jerin dengan panik mencoba menahan nya.
"Huh, memang nya siapa dia?! Aku juga tidak percaya dengan rumor bohong itu!" Andros menatap menantang. Tapi bell berbunyi menandakan masuk kelas. Membuat Andros menatap Chandrea.
"Bell menyelamatkan mu, awas saja nanti!!!" dia menatap menantang lalu berjalan pergi bersama Jerin.
Chandrea hanya tersenyum biasanya, lalu melihat gadis yang ditindas Andros tadi langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun pada Xela maupun Chandrea.
Chandrea kemudian berlutut menatap Xela. "Kamu baik-baik saja kan... Ehehemm…"
"A-aku... Aku baik-baik saja, terima kasih, terima kasih," Xela membalas meskipun wajahnya masih penuh ketakutan.
"Jadi itu yang kamu bicarakan di bus tadi? Sepertinya memang harus di beri pelajaran ya, Eheheheemm..." kata Chandrea membuat Xela langsung pucat.
"Se-sebaiknya jangan coba-coba, aku benar-benar baik-baik saja sekarang, aku mohon jangan mengamuk lagi," Xela tampak ketakutan membuat Chandrea menurunkan senyumnya, mengingat dia pernah menakut nakuti geng wanita itu yang sampai sekarang masih menilainya sebagai monster.
Itu membuat Chandrea masih terdiam, tapi ia mencoba tertawa kecil. "Ehehehmm baiklah…"
"Bagus, aku akan ke perpustakaan, hari ini ada jam kosong, jadi mungkin di kelas cukup ramai, aku di perpus jika mencari," kata Xela sambil berjalan pergi membuat Chandrea masih tersenyum kecil menatapnya pergi.
Tapi belum sempat Xela berjalan jauh, mendadak ada geng wanita lain yang mendekatinya membuat Xela terdiam ketakutan dan itu dilihat Chandrea dari jauh membuat Chandrea bersiap ke sana.
Siapa yang menyangka, setelah mengatakan sesuatu pada Xela dengan berani, salah satu di antara mereka juga dengan berani memukul perut Xela membuat nya berlutut kesakitan.
Chandrea yang melihat itu mulai berjalan cepat untuk mendekat dengan mengepal tangan, tapi begitu salah satu dari wanita itu tahu ada Chandrea, dia langsung dengan berani menghadap ke Chandrea. "Apa? Kau mau apa huh? Mau membela nya? Kau hanya Wanita gila,"
Chandrea yang mendengar itu tidak langsung melayangkan pukulan, tapi dia tersenyum kecil dan mengatakan sesuatu. "Kau lebih baik mengurusi urusan mu sendiri, pergi dengan teman-teman mu nanti malam dan jangan kembali, menikmati malam di bar yang aku pilihkan," tatapnya membuat wanita itu tersenyum kecil.
"Tentu saja, aku akan menikmati malam ini,"
Tapi Chandrea menambah perkataan nya. "Kau akan menjadi penari telanjang," tambahnya.
Seketika wanita itu terkejut kesal dan langsung melontarkan teriakan. "Jalang!"
Namun Chandrea memukul leher wanita itu dengan satu cekikan cepat membuat wanita itu terkejut membisu. "Akh…ahhh…" ia memegang lehernya dengan kesakitan juga wajah tidak percayanya.
Tak sampai sana, Chandrea menendang perutnya dengan lututnya membuat wanita itu berlutut kesakitan. Bahkan teman-teman nya itu menjadi terdiam menatapnya dan tidak menolong karena mereka sekarang terlihat takut.
Chandrea berlutut juga menarik rambut wanita itu membuat mereka saling menatap. "Tidak begitu sulit sekarang bukan, sepertinya rumor itu belum sepenuhnya tersebar sehingga kau tidak takut menghadapi kematian mu," tatap Chandrea. Lalu dia berdiri dan melepaskannya tapi siapa sangka, wajah wanita itu langsung tertendang lutut Chandrea membuatnya jatuh pingsan dan teman-teman nya terkejut melihat itu.
Kemudian Chandrea menatap Xela yang berdiri menatapnya, Chandrea hanya melemparkan senyuman khasnya kemudian berjalan pergi, Xela melihat ke mereka yang menindas tadi, bahkan mereka menjadi menatap takut pada Xela seperti Xela sudah tidak akan di tindas mereka lagi.
Ia juga kembali melihat Chandrea yang berjalan pergi menjauh, dia berpikir Chandrea akan pergi ke suatu tempat sehingga Xela bisa melanjutkan jalan nya tadi untuk ke perpustakaan.
Tapi siapa sangka, bukan nya Chandrea ke kelasnya sendiri, dia malah penasaran di kelas Xela membuatnya berjalan ke kelas Xela. Ketika sampai di depan kelas, tak ada bedanya dengan kelas yang lain, memang agak hening tapi ketika masuk, dia bisa melihat beberapa wanita yang mengobrol dengan geng mereka, sampai duduk di meja dan penampilan yang sangat norak tanpa malu.
Awalnya mereka tak melihat siapa yang masuk, karena mereka tak peduli membuat kesempatan pada Chandrea untuk mencari meja milik Xela, ia terdiam ketika melihat salah satu meja yang kosong dengan banyaknya coretan-coretan spidol dengan huruf ejekan.
Untuk membacanya, Chandrea duduk di bangku meja itu, tentu saja dia yakin bahwa itu milik Xela.
"Pergilah tanpa malu,"
"Culun, norak,"
"Mati saja,"
"Buruk rupa,"
Itulah yang tertulis di meja milik Xela membuat Chandrea mengepal tangan, ejekan itu sudah lebih buruk dari pada anjing.
"Dia terluka, dia tertindas terus menerus, apakah dia tidak punya rasa sakit, kenapa mereka tidak di hukum oleh pihak sekolah, kecuali, pihak sekolah memang tidak mempedulikan itu," Chandrea tampak memasang wajah datar.
Tapi tiba-tiba saja ada yang mendobrak mejanya dengan keras membuat Chandrea menengadah menoleh, tepatnya seorang wanita yang menatapnya tajam kemudian tertawa. "Ahahahaha, bukankah ini si Chandrea?" dia menatap ke kedua teman nya yang ada di dekat Chandrea juga.
"Hhahaha, apakah dia mau menjadi sok-sok an membela Xela, hei Chandrea, kau hanya akan sia-sia membela si Xela, lagipula kenapa kau ada di kelas ini?" mereka tampak ingin menindas Chandrea tanpa adanya rasa takut, padahal setelah banyaknya rumor yang beredar soal dia, mereka masih ada yang belum takut termasuk mereka bertiga itu.
"Hei, ahahaha, gimana? Mau bergabung nindas semua culun di sini?" wanita itu mendekat, tapi mendadak saja, Chandrea memegang kepala belakang nya dan mendorong kepalanya untuk memukul kepalanya di meja itu membuat teriakan kesakitan. "Akhh…" dia berteriak dengan kening yang sakit.
Tak sampai sana, Chandrea berdiri dan menampar satu dari mereka lagi, Ketika satunya lagi ketakutan, dia menarik kerahnya dan langung mendorong nya jatuh menabrak banyaknya meja di sana.
Itu membuat keributan kelas, ketika Chandrea memegang kerah salah satu wanita itu untuk di pukul, mendadak ada yang memegang tangan nya dari belakang membuatnya menoleh, itu seorang lelaki yang tak di kenal, tatapan nya sangat sombong dan tanpa takut.
"Hei jalang, sebaiknya kau berhenti atau aku akan membunuhmu," dia tampak sok keras, tapi Chandrea melepas tangan nya sendiri dan mendadak dia memegang leher lelaki itu membuatnya terkejut mencoba melepaskan cekikan satu tangan milik Chandrea itu, sebelum Chandrea memukulnya dengan satu tangan yang lain nya itu.
Semuanya di kalahkan oleh Chandrea, hingga ia mengambil salah satu dengan memegang kerahnya dan menariknya dari tumbang nya itu, wanita itu tampak ketakutan hingga Chandrea membisikan sesuatu. "Jika kau berani mendekatinya lagi, aku akan membunuhmu," setelah itu melepasnya dan berjalan pergi dari kelas itu, semuanya tampak terdiam dan mencoba untuk tutup mulut dengan apa yang terjadi itu.
Sorenya, Chandrea di hampiri oleh Xela di loker. "Chandrea," tatapnya membuat Chandrea menoleh dari memandang loker.
"B-bisa aku berikan sesuatu untuk mu," tatap Xela dengan wajah yang terlihat agak malu.
"Hm?" Chandrea masih menatap bingung.
"Ini, untukmu, semoga kamu suka," dia menunjukan sebuah topi berwarna hitam dengan merek yang bisa di bilang mahal.
"Woh, kenapa kamu membelikan nya untuk ku?" Chandrea menerima nya dengan terkesan.
"Itu untuk mu karena selama ini menyelamatkan ku, terima kasih, aku pergi dulu," Xela langsung berlari pergi dengan malu membuat Chandrea terdiam, lalu memakai topinya. "Waw, bagus."
Sepulang dari kampus pada sore hari itu. Terlihat Andros dan yang lain nya menunggu di taman kampus. Dia kebetulan melihat Chandrea yang berjalan sendirian menggunakan topi yang diberikan Xela tadi.
Tapi siapa sangka, topi itu langsung di ambil oleh Andros membuat Chandrea menatapnya.
"Ahaha, topi yang bagus, aku akan memakainya," Andros memakai topi itu membuat Chandrea menatap nya dengan wajah polos.
"Hei, kau tak mau ambil topi ini? Dimana sikap arogan mu, kenapa diam saja.... Hahaha," Andros masih dengan berani nya menindas Chandrea, tapi dia tak tahu, lawan nya salah.
"Eheheemmm..." Chandrea hanya melemparkan tawa gila membuat Andros agak bingung.
"Oh, begini saja, lihat ini, dan baca saja ini," Andros membuka tangan nya menunjukan apa yang ada di telapak tangan nya.
Di sana ada tulisan. "Kau wanita yang gila," mengarah ke Chandrea.
Tapi Chandrea membaca lain. "Ehehehmm... Wajah mu ada kecebong," tatapnya.
Seketika Andros terkejut menatap tangan nya, takut salah, padahal Chandrea mengarang demi mengejek nya.
"Kau, sialan!! Apa kau mau aku bunuh!! Kau tak tahu aku siapa huh?!" Andros menatap menantang.
Tapi Chandrea malah melemparkan tatapan tajam. Mendadak saja, dia memukul Andros di bagian perutnya membuat Andros langsung terjatuh.
BUAK!!
"Akh!!!"
Semua nya yang melihat itu menjadi terkejut, bahkan mereka memasang wajah kesakitan melihat hal itu.
Ketika Andros jatuh tadi, topi yang ia pakai terbang pelan di tangkap Chandrea dan memakainya di kepalanya.
Lalu Chandrea hanya menatapnya dengan tatapan biasa dan tawanya. "Ehehemmm... Kamu sekarang terlihat payah," dia berjalan pergi dan di saat itu juga, dia pulang ke rumah tapi tak ada Jangmi karena Jangmi ada di kedai Seafood dan dia menyusul nya.