"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashback : Sebuah Jawaban
Suatu hari dia kedatangan tamu saat pulang sekolah. Sonia. Sonia menjemput Daisy dan melakukan percakapannya didalam mobilnya.
"Setelah setengah bulan dia koma, akhirnya dia siuman,"
Sonia menggenggam erat tangan Daisy setelah mengucapkan kalimat pertamanya.
"Maafkan Tante.. Bagaimana pun caranya Tante akan membuatnya kembali mengingatmu," ucap Sonia dengan yakin namun dengan wajah yang menunjukkan penyesalan.
"Apa maksud Tante?" tanya Daisy yang masih mencoba untuk bersikap tenang.
"Dia bilang dia ingat saat dia di culik bersama seorang gadis. Tapi hanya sampai disana. Kejadian-kejadian setelahnya dia tidak ingat. Bagaimana dia bisa terluka atau apa saja yang dia lakukan selama lima hari itu."
"Tante sudah memaksanya untuk mengingatkannya lagi. Tapi yang terjadi dia malah kejang."
"Dokter bilang itu karena traumanya."
Penyataan mengejutkan itu membuat hati Daisy hancur. Dia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Sonia.
Yang dapat Sonia lakukan hanyalah mengusap punggungnya untuk membuatnya tenang. Bagaimanapun juga dia tidak bisa memaksa Lucifer untuk mengingatkan nya, karena itu juga akan menyiksa putranya.
"Tapi kenapa harus dengan anak itu.." lirih Daisy dalam pelukan Sonia.
"Apa maksud mu, Sayang?" tanya Sonia sambil melepas pelukan Daisy.
"Dia berkencan dengan Rose," pernyataan itu juga sangat mengejutkan Sonia.
Sonia tahu gadis itu adalah putri seorang wanita yang telah menghancurkan hidup sahabatnya.
Mengetahui putranya berkencan dengan gadis itu membuat Sonia geram. Dia berpikir, kelicikan apa yang telah di lakukannya pada putranya.
"Tante tidak bisa membiarkannya!" tegas Sonia.
...****************...
Hari kelulusan.
Hari itu Daisy memberanikan diri setelah mempersiapkan mentalnya. Dia mendatangi Lucifer yang saat itu datang ke sekolah untuk mencari Rose.
"Ha-halo.." sapa Daisy dengan gugup.
Namun bukannya membalas sapaan itu, Lucifer hanya meliriknya dengan tatapan remeh.
"Aku hanya ingin bertanya, bagaimana kabarmu?" lanjut Daisy.
"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Jadi menyingkir dari jalanku!" ucap Lucifer dengan ketus.
"Apa mungkin secara tidak sengaja aku telah menyinggung mu?"
Daisy tidak ingin percakapan nya selesai. Meskipun dia mendapat respon yang buruk, tapi dia cukup senang haya dengan Lucifer membalas ucapannya.
"Tidak."
"Tapi seperti dari caramu memperlakukan ku, seolah aku telah membuat kesalahan padamu.."
"Karena kau pantas mendapat nya!"
Daisy membelalakkan matanya. Tubuhnya membeku di tempat. Rasa sakit melintas di dadanya. Meskipun matanya terasa perih, dia masih mencoba untuk bertahan berdiri di sana dengan senyuman.
Lucifer hendak melangkahkan kakinya, namun Daisy menghentikannya dengan menarik ujung lengan bajunya.
"Tunggu!"
"Apa.. apa kamu tidak mengingatku?"
Lucifer mengerutkan keningnya setelah mendengar pertanyaan itu. Kemudian menghempas tangan Daisy dengan kasar.
"Aku juga penasaran, kapan aku pernah mengenal orang licik seperti mu?"
Lagi-lagi ucapan yang menyakitkan hati. Daisy benar-benar tidak tahu apa yang telah terjadi. Kesalahan apa yang dia buat hingga mendapatkan kebenciannya.
Daisy mengusap rambutnya dengan frustasi. Kemudian menatap Lucifer dengan tatapan putus asa.
"Jika kamu tidak bilang aku tidak akan tau apa salahku! Kamu bilang tidak, tapi sikapmu itu mengatakan sebaliknya!" Daisy mulai meninggikan nada bicaranya.
Lucifer kembali mengerutkan keningnya. Merasa geram diapun menarik baju Daisy dan mencengkeramnya.
"Camkan baik-baik. Jangan pernah mengganggu kekasihku!"
"Jika dia tidak mencegahku, aku pasti sudah menghancurkan mu!" ucap terakhir Lucifer sebelum akhirnya pergi.
Daisy tercengang dengan alasan dibalik sikap Lucifer yang tiba-tiba seolah membencinya itu. Kemudian tertawa dan melempar buket bunga di tangannya. Dia berjongkok dan menenggelamkan wajahnya di atas lutut.
"Jadi itu karena pengaruh darinya?" gumam Daisy.
......................
Beberapa hari setelah Daisy berhasil masuk ke universitas yang di inginkannya, kebahagiaan nya tergeser dengan duka. Amber meninggal dunia setelah meminum sebotol obat tidurnya. Dia membunuh dirinya sendiri setelah meninggalkan sepucuk surat untuk putrinya satu-satunya, Daisy.