Amira harus menelan pil pahit, ketika seorang kekasih yang selama ini dia sayangi harus bersanding dengan sahabatnya sendiri, dengan alasan cintanya sudah habis dengannya, bahkan selama satu tahun ini sang kekasih bertahan karena berpura-pura dan tanpa terpikir panjang lelaki yang bernama Arya itu mengakhiri begitu saja hubungannya dengan Amira di saat yang bersamaan Amira ingin memberi kejutan kalau dia tengah mengandung benih kekasihnya itu. Akankah Amira sanggup membawa pergi benih dari mantannya itu? nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Amira mulai di sibukkan kembali dengan pekerjaannya, kali ini wanita cantik itu mulai, mengecek kualitas bahan-bahan yang mulai berdatangan mulai dari bahan dasar bumbu-bumbu semuanya sudah datang, hingga daging sapi lokal yang memang setiap dua hari sekali selalu di kirim dengan jumlah yang cukup banyak.
Amira begitu jeli dalam memilih bahan-bahan premium untuk makanannya ini, sehingga tak ayal pengunjung rumah makan Amira banyak dan selalu antri, memang ibu satu anak itu kalau urusan dagang tidak pernah main-main.
"Pak kenapa barangnya cuma sedikit gak seperti kemarin," protes Amira.
"Iya Bu, bahannya memang masih sepi, ini saja kita dapat dari petani luar kota dan harganya pun ... Ibu tahu sendiri kan," keluh supplier itu.
"Ya sudah kalau begitu," sahut Amira dia memang tidak pernah mendekat kalau di tempat ini tidak ada maka ibu muda itu akan mencari di tempat lain.
Setelah mengecek bahan dasar bumbu-bumbu, Amira langsung mengecek daging sapi yang masih segar dan fresh untuk daging Alhamdulillah selalu kedapatan banyak sehingga wanita itu tidak perlu lagi mencari di tempat lain.
"Bu, semua sudah selesai kita pamit pulang dulu ya," ucap pengantar daging tersebut setelah melakukan transaksi.
"Iya Pak, hati-hati di jalan ya," sahut Amira.
Amira mulai menghubungi bakul bumbu, lainnya untuk segera mengirim ke rumah makannya satu persatu bakul sudah dia hubungi l tapi memang saat ini palawija agak sedikit susah mungkin karena belum musimnya tapi di telepon yang terakhir akhirnya Amira mulai mendapatkan bahan yang dia inginkan.
"Alhamdulillah akhirnya dapat juga," ucap Amira
Setelah itu dirinya mulai kembali di hadapkan dengan karyawan yang kesana kemari mengantar makanan dan juga mengambil bekas piring para pengunjung.
Ketika dirinya mulai berjalan di depan rumah makannya tanpa sengaja dia berpapasan dengan pasangan Arya dan juga Nadine yang memang suka makan di rumah makan miliknya.
"Amira!" pekik Nadine dengan nada tingginya.
"Kamu kenapa berteriak seperti itu," sahut Amira dengan santai.
"Gak kenapa-napa, ngapain kamu ada di sini mau ngikutin kita," cetus Nadine dengan percaya diri.
"Ngapain ngikutin kalian berdua kurang kerjaan banget sih," sahut Amira.
Sedangkan saat ini Arya hanya terdiam pria itu masih merasa kecewa dengan Amira yang tidak mau diajak damai.
"Sudah Sayang, jangan ladeni dia tujuan kita di sini untuk makan kan," ucap Arya sedikit sinis pada Amira.
"Yang suruh ngeladenin saya siapa? Orang istri kamu yang suka mulai duluan, aku mah dari dulu diem saja gak pernah nyenggol siapa-siapa, di sini yang kepanasan tuh istri kamu," cetus Amira yang membuat Arya menatap tajam ke arahnya.
Arya pun merasa kalau Amira sekarang mulai banyak berubah dan berani padanya padahal dulu wanita itu selalu lemah lembut dan nurut dengan apa yang dia katakan.
"Kamu sekarang sudah merasa hebat karena di belakangmu ada Pak Regan?" tanya Arya dengan nada yang mengintimidasi.
"Sebelum ada Pak Regan aku sudah hebat kali, buktinya saja aku membesarkan anakmu tanpa bantuan sepersen pun dari kamu, jangankan kasih materi, kasih darah saja kamu tidak mampu Arya, kau laki-laki Cemen yang pernah aku kenal," ucap Amira dengan nada renda namun menusuk ulu hati Arya.
Arya tidak terima dengan ucapan dari Amira malah dirinya memutar balikkan keadaan terhadap Amira.
"Awal aku tahu dia anakku, aku sudah berusaha untuk mencarinya tapi apa? Kau malah sengaja menjauhkan aku darinya jadi jangan salahkan aku jika aku tidak bisa menolongnya," sahut Arya tak kalah sinis nya.
"Kau yang dulu mulai membentak darah dagingmu sendiri tanpa mencari bukti terlebih dahulu, ibu mana yang tidak marah melihat anaknya di caci maki sama seseorang yang tak lain ayahnya sendiri, ingat Arya, kau yang membuat dirinya ada, darahmu mengalir deras di tubuh anakku, dan jangan pernah kau lupakan itu," ketus Amira lalu mulai meninggalkan Arya.
Ketika Amira mulai melangkahkan kaki untuk keluar tiba-tiba saja Nadine berucap.
"Halah anak haram saja begitu di perjuangkan," seloroh Nadine, yang membuat Amira langsung balik badan.
"Tidak satu dua kali mulutmu itu selalu menghina anakku, saya sumpah kan keturunanmu akan merasakan hal yang sama sepertiku camkan itu Nadine!" gertak Amira sambil mendorong dada Nadine.
Setelah itu Amira mulai berbalik badan ke Arya.
"Aku tanya kau pria model apa sih, anakmu selalu di hina-hina oleh istri dan keluargamu, tapi kau malah diam saja, aku sudah melawan semua rasa sakitku untuk membesarkan anakmu, itu bukan hal yang mudah loh, tapi kamu seakan mendukung perbuatan istri dan keluargamu untuk menghina anakku darah dagingmu sendiri," cetus Amira sambil memukul dada Arya dengan kepalan tangannya.
"Stop jangan pukuli aku, aku memang ayah yang brengsek, dan mulai sekarang sampaikan sama dia aku bukanlah ayahnya, dan mulai detik ini jangan kait-kaitkan aku dengan anakmu, karena penolakanmu dari awal kita bertemu dan penolakanmu menempuh jalur damai itu sudah cukup membuatku tidak terima, dan nama baikku tercoreng, jadi mulai sekarang stop mengait-ngaitkan dia darah dagingku aku sudah capek!" murka Arya.
"Baik kalau memang itu maumu, dengan senang hati aku menerima perkataan mu, memang seharusnya kau tidak menjadi ayahnya, karena ayah yang baik dia akan terus berusaha sampai mendapatkan cinta dari anak perempuannya," ucap Amira sambil pergi meninggalkan rumah makannya.
Pertengkaran Amira tak luput mendapatkan perhatian dari orang yang lewat di sekitarnya, hanya saja orang-orang cuek dan tidak mau ikut campur.
"Sayang kau beneran berkata seperti itu tadi?" tanya Nadine dengan nada yang sumringah.
"Kamu belum tuli kan Nadine jadi untuk apa? Kau menanyakan hal itu lagi," ketus Arya lalu memilih masuk ke rumah makan tersebut.
Pagi Kakak ..... Semoga suka yang dengan bab pertemuan Arya dan Amira.