Lanjutan dari novel yang berjudul: Di nodai pria autis yang menceritakan hubungan Aliyya dan Marcel..
Cerita novel ini akan menceritakan perjalanan beda usia antara Aliyya dan Marcel serta berbagai tantangan yang akan di hadapi mereka berdua.
Akankah keduanya sanggup atau menyerah di tengah jalan....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebaikan Hati Rahma
Kepergian Aliyya membuat Marcel menjadi sosok yang kembali kepada setelan awal yaitu dingin, kaku dan seakan tidak perduli dengan apapun di sekitarnya.
Dunianya sudah habis dibawa oleh Aliyya hingga dirinya tak ingin apapun lagi kecuali Aliyya seorang.
Walaupun mereka sering komunikasi, namun tak mengurangi rasa rindu pada satu sama lain.
Aliyya kadang sering menangis ketika bercerita bagaimana lelahnya mengerjakan tugas. Ia juga kadang sering menjadi wakil dari kampusnya untuk membuat essay tentang keadaan di masa sekarang.....
"Marcel, Oma merasa jika Oma tidak mengenal kamu lagi. Kenapa kamu sekarang menjadi seperti ini Nak?" tanya Oma Erny.
"Maksud Oma bagaimana?" Marcel malah balik bertanya.
"Semenjak kamu ditinggal oleh Aliyya, jujur saja sikapmu berubah menjadi orang yang dingin lagi, tak banyak bicara dan tidak ceria. Kamu seharusnya jangan begini Nak" pesan Oma Erny.
"Maafkan aku Oma, namun jujur saja aku hanya ingin Aliyya. Aku hanya ingin dia, duniaku seakan habis dan aku sudah tidak semangat lagi" balas Marcel dengan muram.
"Seharusnya kamu tidak harus begini Nak. Aliyya tidak akan senang jika kamu terpuruk seperti ini, kamu harus semangat lagi. Tinggal satu tahun Aliyya menyelesaikan studinya dan kalian akan langsung menikah" Papar Oma Erny.
Marcel diam, ia mencerna ternyata selama ini sang Oma selalu memperhatikan apapun yang dilakukan olehnya.
"Maafkan aku Oma! Maafkan Aku" ucap Marcel.
"Aliyya pergi itu juga untuk kuliah tidak untuk bersenang-senang. Jangan begini Nak, Oma sedih lihat kamu seperti itu. Kamu harus semangat aliyya mu akan kembali" Oma Erny terus memberi semangat pada sang cucu.
Marcel pun mengangguk, nasihat dari Omanya membuat ia merasa harus kembali menata hidupnya dan harus lebih terbuka pada orang lain termasuk teman-temannya yang sering mengajak dirinya hangout, namun selalu ia tolak dengan alasan cape dan sibuk.
"Selama ini aku sudah menutup diriku, dan itu membuat orang-orang terdekatku kecewa" gumam Marcel.
...
Malam harinya Marcel mengajak teman-temannya ngopi. Awalnya Mereka senang karena beruang kutub sebutan untuk Marcel mengajak mereka mereka minum kopi. Bayangan keempat temannya Marcel mengajak ngopi di cafe terkenal atau sekelas starbuck, ia malah mengajak mereka ke cafe milik Aliyya.
"Gue kira loe ngajak ke cafe mewah njing, eh malah ke warkop" kesal James.
"Ini warkop punya pacar gue, tapi dia nyebutnya cafe. Yang jaga temannya masih muda" balas Marcel.
Ketiga mobil mewah itu langsung berhenti di depan cafe milik Aliyya.
Keempat pria tampan itu turun, kebetulan Marcel menebeng pada James.
"Sialan, gue kira cafe beneran" gerutu Joshua.
"Tapi asik juga sih jadi merakyat" timpal Kevin.
Keempatnya pun duduk di kursi cafe itu.
"Mbak" ucap Marcel.
Rahma yang sedang membuat bakwan langsung menengok ke arah suara itu.
"Iya" sahut Rahma.
"Om Marcel, ya ampun" sambung Rahma.
Gadis itu kini telah mengenakan hijab dan baju tunik panjang.
"Cantik banget gila" gumam James.
"Mau pesan apa Om?" tanya Rahma.
Ia sedikit grogi kala di pandang oleh ketiga pria yang berada di samping Marcel.
"Kamu lagi buat apa?" Marcel balik bertanya.
"Bakwan Om sama tahu isi" balas Rahma.
"Yasudah selesaikan saja dulu, gampang kok nanti kami pesan" ucap Marcel.
Rahma pun fokus terlebih dahulu pada pekerjaannya.
"James loe kenapa?" tanya Joshua yang aneh karena James terus saja melihat pada Rahma.
"Itu anak cantik juga ya" balas James.
"Loe naksir? Level loe penjaga warkop ya? Hahahaha" ledek Joshua.
"Gue gak masalah, yang penting dia gadis baik-baik dan masih virgin" balas James.
Tak lama Rahma selesai membuat semua gorengannya, ia meletakan nampan yang berisi gorengan di depan keempat pria tampan itu.
"Silahkan Kak mau pesan apa?" tanya Rahma pada James.
"Kamu saja" celetuk James.
"Maksud kakak?" Rahma tak mengerti.
"Kopi mix saja" ucap James.
Keempat pria itu memesan kopi yang berbeda dan memakan gorengan hangat yang Rahma buat.
"Gimana kuliah kamu lancar?" tanya Marcel.
"Alhamdulillah lancar Om, berkat Aliyya yang yang menitipkan cafenya, aku bisa terus membayar biaya kuliah" balas Rahma.
"Jurusan apa kuliahnya?" tanya James.
"Arsitek kak" jawab Rahma.
"Lulus kamu bisa langsung kerja di perusahaan ku ya, jangan melamar di perusahaan yang lain" pesan James.
Rahma hanya tersenyum saja tanpa mau lebih dalam menanggapi ucapan James.
"Jomblo akut mulai modus" sindir Kevin.
"Usaha mah perlu gak sih" timpal Joshua.
"Kasihan jomblo akut harus kita berikan kesempatan" timpal Marcel.
Ketiganya senang menggoda James yang sering di sebut jomblo akut itu.
Ketika keempat pria itu sedang asik ngopi, mereka di kagetkan dengan kedatangan anak kecil membawa karung.
"Kakak, boleh minta air putihnya?" pinta anak kecil itu pada Rahma.
"Ya ampun dek, baju kamu basah. Ayo duduk di sana ya" Rahma dengan lembut menuntun anak itu sedikit menjauhi keempat pria di hadapannya. Walau bagaimanapun, Rahma takut jika keempatnya merasa kurang nyaman berdekatan dengan anak jalanan itu.
"Kamu sudah makan?" tanya Rahma.
Anak kecil itu menggeleng.
"Kakak tidak masak, kalau gorengan mau?" tawar Rahma.
Anak itu mengangguk.
Rahma juga dengan sigap membuatkan teh manis hangat.
"Minum dulu ya" ucap Rahma.
Ia tidak tahu bahwa perbuatannya di perhatikan oleh keempat pria itu.
Rahma segera membungkus gorengan kedalam kresek.
"Mau roti?" tawar Rahma.
Anak itu mengangguk.
"Orang tua kamu kemana?" tanya Rahma.
"Tak ada Kak, aku sendirian di jalanan. Paman dan Bibi malah ninggalin aku di trotoar sampai sekarang tidak balik lagi. Mama sama Bapakku sudah meninggal waktu corona" jawab bocah itu sedih.
"Kamu berkata jujur kan?" Rahma memastikan.
"Alif gak bohong kak" balas anak laki-laki sekitar berumur lima tahun itu.
"Mau ikut Kakak?" tanya Rahma.
Ia merasa jika hidup Alif sama dengan dirinya.
"Kakak beneran mau nampung Alif?" tanya bocah itu sembari menangis.
"Kalau kamu mau, tapi Kakak juga tinggal disini dan tempatnya sempit" jawab Rahma.
"Alif mau Kak, Alif janji akan nurut sama Kakak" ucapnya.
"Ayo masuk, kamu mandi dulu di belakang ya, pakai sabun punya Kakak saja" Rahma pun membawa anak itu ke belakang.
"Ini wanita yang gue cari" ucap James.
"Rahma memang gadis baik, pacar gue juga percaya sama dia. Tapi satu yang harus loe tahu kalau dia itu mantan napi" ungkap Marcel yang tidak mau jika nanti James kecewa.
"What? Mantan napi? James loe gak mau kan punya pacar yang pernah punya scandal?" tanya Joshua.
James seketika mematung, ia tidak menyangka bahwa gadis yang terlihat baik itu mantan napi.
"Kasus apa?" tanya James.
"Pacar gue pernah cerita kalau semasa kecilnya dia itu pahit. Hidup bersama ibu tirinya yang sering menyiksa dan anehnya Bapaknya tahu cuma diam saja. Sampai hari itu ketika dia di hajar habis-habisan sama ibu tirinya, dia melawan dan memukul balik ibu tirinya sampai dia di laporkan ke polisi jadinya dia di tahan selama 1 setengah tahun" ungkap Marcel yang tahu cerita itu dari Aliyya.
"Kalau itu sih namanya membela diri dan menurut gue sih itu tidak salah" ucap Kevin.
"Gue akan kejar dia, gue gak peduli masa lalunya bagaimana. Semoga dia jodoh gue" ucap James.
"Gue dukung" ucap Marcel.
"Gua juga" ucap Joshua.
"Gue juga" ucap Kevin.
