NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

Hari ini Jinan berencana untuk pergi berbelanja bulanan bersama Cindy karena bahan makanan Jinan dan Cindy di rumah mereka sedang habis jadi mereka memutuskan untuk pergi bersama.

Dan Jinan juga berencana untuk memberikan alat yang sudah diberikan oleh Samuel untuk Cindy agar berjaga-jaga jika Cindy melakukan hal yang tidak semestinya Jinan bisa mengetahuinya.

Sesampainya disana mereka langsung masuk ke dalam supermarket mall tersebut dan mengambil barang-barang yang mereka butuhkan untuk sebulan ke depan dari sayuran, buah-buahan, dll mereka ambil dan sesekali Jinan menunjukkan kejahilan dengan membuat Cindy kesal namun itu dibiarkan oleh Cindy selagi sebatas wajar.

Selesai berbelanja mereka memutuskan untuk makan siang bersama karena perut Jinan sudah berbunyi sedari tadi yang membuat Cindy tertawa mendengarnya, dan mereka sampai di restoran.

"Kamu mau pesen apa nan?" Tanya Cindy sambil melihat buku menu

"Bebas deh gantian kamu yang pesen" jawab Jinan sambil merebahkan tubuhnya di kursi restoran

"Hmm ok, mba saya pesen ini dan ini. Minumnya ini" ucap Cindy pada pelayan itu

"Baik mba ditunggu pesanannya yah"

"Iya mba"

Pelayan itu meninggalkan mereka berdua, dan Cindy kembali menghadap Jinan yang sedari tadi memegang perutnya.

"Coba aku tebak, pasti kamu belum sarapan oh ya" ucap Cindy yang melihat Jinan memegang perutnya

"Udah kok tadi" balas Jinan

"Sama apa coba?" Tanya Cindy masih halus menghadapi Jinan

"Roti sayang" jawab Jinan

Cindy menggelengkan kepalanya, "Ngga mungkin"

"Loh masa ngga mungkin"

"Iya lah masa udah sarapan perutnya kamu sampe kayak gitu, pasti belum oh ya" ucap Cindy yang tidak percaya dengan Jinan

"Udah sayang, ngga percayaan banget sih" balas Jinan memanyunkan bibirnya

"Jujur kamu sarapan ngga?" Tanya kembali Cindy yang masih halus namun tatapan matanya menakutkan

"Iya deh iya aku belum sarapan, tadi bangunnya kesiangan jadi aku cuman minum kopi terus ke kamu" akhirnya Jinan jujur pada Cindy

"Kan udah aku bilang Jinan ku jangan minum kopi pas perut kosong jadinya gini kan" Cindy menghela nafasnya dan mengelus pipi Jinan

"Iya sayang maaf ya tapi mau gimana lagi" ucap Jinan memegang tangan Cindy yang mengelus pipinya

"Ok aku maafin kamu tapi kalo kamu kayak gini lagi aku ngga akan maafin kamu" ancam Cindy jika Jinan seperti itu lagi

"Kok gitu sayang" ucap Jinan memanyunkan bibirnya lagi

"Iya dong ini demi kesehatan kamu, masa dokter ngga tau itu" ucap Cindy yang melipat kedua tangannya di dadanya

"Iya deh iya, maaf ya Hapsari ku" balas Jinan memohon maaf agar Cindy tidak marah padanya

Disela-sela obrolan mereka pelayan tadi membawakan pesanan mereka.

"Silahkan mba mas" pelayan itu memberikan pesan mereka

Cindy menganggukkan kepalanya, "Makasih ya mba"

"Kamu pesen apa Cind?" Tanya Jinan melihat pesanan yang sudah Cindy pesan

"Ini spaghetti sama jus jambu" ucap Cindy menyodorkan piring dan gelas berisikan makanan dan minuman untuk Jinan

"Wihh tumben pesenin aku gini sayang biasanya kamu pesenin makanan aku yang nyeleneh" ucap Jinan mencubit gemas pipi Cindy

"Hehehe gpp nan sesekali yang bener aja, nanti kalo kamu udah sehat baru mulai lagi" ucap Cindy tersenyum manis pada Jinan

"Lahh jangan dong bagus gini apalagi kamu masak buat kita berdua"

"Iya deh iya nanti aku masak buat kamu tadi ajarin yah" ucap Cindy yang memang ingin sekali memasak namun dia belum ahli dengan itu

"Tenang aja chef Jinan akan mengajarkan Cindy masak" ucap Jinan dengan percaya diri

"Apaan sih kamu ngga jelas, ya udah makan yuk" elak Cindy sambil memukul pelan pundak Jinan

"Hehehe iya sayang"

Akhirnya mereka memakan makanannya diselingi dengan obrolan ringan untuk mengisi kekosongan pada saat mereka makan.

Setelah mereka menyelesaikan makan, Jinan berniat memberikan alatnya untuk Cindy yang berbentuk gantungan kunci karena setelah Jinan mengamati case handphone Cindy terdapat lubang yang Jinan pikiran itu untuk gantungan kunci jadi Jinan memberikannya pada Cindy sebagai hadiah untuknya.

"Cind ini buat kamu" Jinan memberikan sesuatu pada Cindy

"Apa ini nan?" Tanya Cindy melihat kotak yang diberikan Jinan

"Itu gantungan kunci aku liat case di hapenya kamu kayak polos gitu jadi aku kasih ini biar ngga ngebosenin" jawab Jinan memperlihatkan hadiahnya pada Cindy

"Ihh lucu banget makasih ya sayang" balas Cindy setelah melihat hadiah dari Jinan dan memeluknya dari samping

"Iya sama-sama, coba dipasang bagus ngga" pinta Jinan agar Cindy segera memasangnya

"Ihh lucu banget sayang, kamu tau aja sih" ucap Cindy yang masih memperhatikan gantungan kunci itu

"Hehehe dari kemaren aku liat hape kamu kayak polosan gitu ngebosenin jadi aku nyari gantungan kunci yang cocok buat kamu" balas Jinan mengelus kepala Cindy dan mengecup puncak kepalanya

"Ihh pacar aku ternyata perhatian juga" ucap Cindy menghadap Jinan dan mengelus pipinya kemudian dicubitnya

"Iya dong masa ngga sih, ya udah makanya udah habis yuk kita pulang biar ngga kesorean" balas Jinan dengan tersenyum manis

Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya sayang"

Mereka berdua beranjak dari restoran itu dan menuju ke mobil Jinan kemudian melaju menuju gedung apartemen mereka berdua. Sedari tadi Cindy tersenyum sendiri karena melihat gantungan yang diberikan olehnya, menyadari itu Jinan juga ikut tersenyum sendiri dan mengelus kepala Cindy.

"Cieee diliatin terus nih" canda Jinan melihat Cindy memperhatikan hadiahnya itu

"Iya nan lucu soalnya, kayak kamu" ucap Cindy sambil menunjukkan hadiah Jinan itu yang sudah dia pasang di handphonenya

"Boong banget" canda Jinan sambil mengelus kepala Cindy

"Ehh ngga percaya yah, tapi makasih ya nan" Cindy mencubit pelan tangan Jinan kemudian memeluknya

"Iya sama-sama semoga awet yah" ucap Jinan sambil mengelus kepala Cindy

"Kok gitu?" Tanya Cindy sambil menatap Jinan

"Iya kan setiap apa yang kamu beli pasti ngga awet hehehe" canda Jinan yang memang benar adanya

"Enak aja awet yah" Cindy mulai membela dirinya

"Iya ya, udah jangan diliatin terus nanti bukan sayang ke aku malah ke gantungannya" ucap Jinan menatap Cindy yang kebetulan mereka sedang berhenti di lampu merah kemudian mengecup kening Cindy

"Hehehe iya nan soalnya lucu sih"

Cindy menaruhkan handphonenya dalam tas, dan setelah itu dia memegang tangan Jinan dan memeluknya dari samping, itu membuat Jinan semakin sayang dengan Cindy karena manjanya dan manisnya pasangannya ini.

*

Sesampainya di rumah mereka mengambil barang-barang mereka masing-masing dan menuju kamar mereka, pada saat Cindy di depan rumahnya dia kaget karena pintu kamarnya tidak dikunci padahal dirinya sudah menguncinya sebelum pergi.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Jinan melihat Cindy sedang kebingungan

"Ngga ini kok pintunya ngga dikunci yah padahal aku tadi udah di kunci" jawab Cindy yang menunjukkan pintu kamarnya tidak dikunci

"Coba aku cek" balas Jinan memberanikan dirinya untuk mengeceknya

Jinan dengan berani membuka pintu itu dan setelah membukanya, mereka dikejutkan dengan Zee dan Gaby yang ada di dalamnya.

"Sur..." Ucap Zee dan Gaby bersamaan namun terpotong setelah melihat siapa yang membukakan pintu

"Ada siap... Lohh kalian?" Tanya Cindy yang bersembunyi di belakang Jinan kemudian kaget siapa yang berada di dalam kamarnya

"Hehehe maaf kak" jawab Zee mengelus tengkuknya

"Kok kalian bisa masuk?" Tanya Jinan kenapa mereka bisa masuk ke dalam kamar Cindy

"Kan aku punya kunci cadangan kak" jawab Zee yang memang memegang kunci cadangan jika terjadi sesuatu

"Emang yah ini anak sukanya" ucap Jinan menarik Zee dan menjewernya

"Eee bos maaf" teriak Zee yang kesakitan saat dirinya dijewer oleh Jinan

"Ehh ada Lo juga geb" ucap Cindy melihat ada Gaby juga disana

"Hehehe iya Cind sorry yah tadi si Zee minta bantuan buat ngejutin Lo" balas Gaby yang berada disana

"Hahh buat?" Kaget Cindy

"Lo kan udah diijinin sama bude jadi gw mau ngerayain" balas Zee yang sudah dilepaskan oleh Jinan

"Kebiasaan Lo ye" sekarang gantian Cindy yang menjewer Zee

"Eee kak udah tadi sama bos sekarang sama kakak nanti kuping gw putus" teriak Zee kembali merasakan sakit pada telinga satunya

"Mana ada Lo juga sih bikin repot" ucap Cindy dengan tatapan mata menakutkan

"Tapi gpp kak gw ngerayain keberhasilan Kak Cindy buat yakinin bude" ucap Zee setelah Cindy melepaskan jewerannya

"Iya deh iya, kamu mau ikut nan?" Tanya Cindy pada Jinan

"Nanti deh badannya aku pada pegel sama perutnya aku belum sembuh" dengan terpaksa Jinan menolak tawaran Cindy

Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya deh gpp, istirahat loh jangan main hp terus"

"Iya Hapsariku" ucap Jinan tersenyum manis pada Cindy dan mengelus kepalanya

"Ya udah aku masuk dulu ya, inget bentar lagi Maghrib jangan tidur dulu"

"Iya ya aku juga masuk yah"

Cindy menganggukkan kepalanya dan mereka semua masuk ke dalam kamar mereka masing-masing sebelum itu saat Zee dan Gaby sudah masuk ke dalam kamar Cindy, Jinan menarik pelan tangan kemudian mengecup kening Cindy dan itu membuat Cindy terkejut dengan hal itu. Setelah di dalam Jinan berusaha menghubungi Samuel untum mengonfirmasi tentang alat yang dia sudah berikan pada Cindy.

"Hallo Sam"

"Iya nan kenapa?"

"Gw udah kasih alatnya ke Cindy coba Lo cek"

"Hmm bentar, Lo udah download app nya belum?"

"Udah tadi pas Lo kasih gw udah nyoba dan aktif, coba Lo liat lagi"

"Okk bentar gw cek dulu"

Beberapa menit Samuel mengecek keadaan alatnya itu yang sudah Jinan berikan pada Cindy.

"Gimana Sam?"

"Udah aktif nan dan berjalan dengan baik"

"Ok deh makasih ya"

"Sama-sama Lo juga bisa cek di app nya nanti kalo ada bug gw kabari Lo"

"Ok deh sekali lagi makasih ya"

"Iya nan semoga langgeng yah sama temen Lo"

"Ehh mulai yah"

Samuel langsung menutup telponnya karena tidak ingin mendengar Jinan mengamuk. Setelah menghubungi Jinan, dia mengecek ulang kembali apakah benda itu berfungsi sebagai mestinya atau tidak. Dan benar ucapan Samuel alat itu sudah berjalan dengan baik dan itu membuat Jinan sedikit tenang, setelah itu Jinan memutuskan untuk membersihkan dirinya karena seharian dia keluar rumah yang membuat badannya sedikit lengket oleh keringatnya.

*

Di kamar Cindy, mereka bertiga dengan pesta bersama atas keberhasilan Cindy menyakinkan mamahnya untuk mengambil kariernya sebagai pengacara.

"Selamat ya Cind" ucap Gaby yang sekarang duduk berdua dengan Cindy dan Zee sedang menyiapkan sesuatu

"Iya geb, gw ngga nyangka nyokap gw bakalan setuju" balas Cindy yang tidak menyangka dirinya mendapatkan ijin dari mamahnya

"Ya mungkin dia udah liat potensinya Lo jadi dia mau" ucap Gaby yang realistis

"Mungkin sih, tapi masih ngga nyangka aja"

"Udah Lo berdoa aja semoga keputusan Lo paling tepat"

"Iya geb"

"Tadi siapa Cind?" Tanya Gaby mulai membahas tentang Jinan

"Jinan?"

"Dia namanya Jinan?"

"Iya dia Jinan, dia tetangga gw" jawab Cindy yang benar adanya

"Tetangga yah, tapi kayaknya Lo Deket banget sama dia" ucap Gaby yang melihat interaksi Cindy dan Jinan yang tidak biasa

"Mau gw kasih tau ngga" bisik Cindy

"Apa Cind?" Tanya Gaby sambil mendekati Cindy

"Rahasia" canda Cindy setelah mengerjai sahabatnya itu

"Lo mah lagi penasaran gini malah digituin, gw kepo" kesal Gaby memukul pelan pundak Cindy

"Kebiasaan Lo geb keponya dikurangi"

"Tapi dia siapa kok bisa Deket banget sama Lo"

"Lo inget ngga sama cerita gw sama temen SD gw" ucap Cindy yang mengingat Gaby tentang ceritanya dulu

Gaby menganggukkan kepalanya, "Iya inget"

"Dia orangnya"

"Ohhh.... Hah dia?" Kaget Gaby sambil menutup mulutnya yang terbuka

Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya"

"Bukannya pas itu Lo cerita dia gendut yah" Gaby yabg tidak percaya pada Cindy

"Iya tapi pas gw pergi dia stress mungkin dan olahraga jadi kayak gitu bentukan" ucap Cindy yang berpikiran mungkin pada saat dirinya meninggalkan Jinan membuat Jinan stres dan melakukan olahraga agar tubuh Jinan menjadi ideal

"Ngga mungkin masa bisa sebagus itu badannya" Gaby yang tidak percaya dengan ucapan Cindy

"Ehhh udah malah bahas dia lagi" elak Cindy yang semakin membahas Jinan

"Hehehe iya ya sorry gw penasaran aja"

Mereka melanjutkan pesta mereka sampai waktu menunjukkan pukul 8 malam karena Zee akan shift pagi dan Gaby mendapatkan pesanan katering untuk salah satu perusahaan.

"Makasih ya Zee geb" ucap Cindy pada sepupu dan sahabatnya itu

"Iya sama-sama kak, ya udah kita pamit dulu yah" pamit Zee

"Iya Cind gw pamit yah" pamit Gaby

"Hati-hati yah dijalan"

Cindy mengantarkan mereka berdua menuju lift dan setelah itu Cindy dikagetkan dengan sepasang tangan yang melingkari perutnya dengan erat, di pikirannya itu pasti Jinan dan benar saja Jinan langsung menyangga kepalanya pada bahu Cindy dan itu membuat mereka berdua menikmatinya.

"Kamu kenapa nan?" Tanya Cindy mengelus tangan Jinan yang memeluknya

"Kamu lama banget pestanya, aku sendirian di kamar" jawab Jinan sambil memanyunkan bibirnya

"Lah kamu kenapa tadi ngga ikut?" ucap Cindy yang sekarang membalikkan badannya dan sekarang menghadap Jinan

"Gpp sayang biar kamu bisa kumpul sama temennya kamu aja jadi aku beri ruang" ucap Jinan yang ingin memberi ruang untuk Cindy bersama sahabatnya

"Sebenarnya gpp loh kamu ikut aja"

"Ngga enak sayang nanti aku ganggu kamu"

"Iya deh iya, sekarang kamu mau apa dari aku?" Tanya Cindy apa yang ingin mereka lakukan sekarang

"Apa yah, enaknya apa sayang?" Tanya Jinan yang belum terpikirkan apa yang ingin mereka lakukan

"Lah kan katanya kamu mau sama aku"

"Kan sekarang udah"

"Ya udah berarti udah kan"

"Ngga gitu dong, aku mau sama Hapsariku" ucap Jinan semakin mempererat pelukannya

"Ya udah mau ngapain?" Tanya Cindy yang bingung dengan Jinan

Jinan bingung ingin melakukan apa dengan Cindy karena memang Jinan hanya ingin memeluk Cindy sedari tadi dia menunggu di kamarnya. Jinan yang sedang kebingungan, Cindy tiba-tiba mengecup bibir Jinan yang membuat Jinan kaget dengan itu.

"Cind" kaget Jinan setelah Cindy melepaskan kecupannya

"Kenapa kamu ngga suka?" Tanya Cindy yang menduga Jinan tidak menyukai itu

"S...suka sayang tapi kenapa?" Tanya Jinan kembali

"Iya kamu bengong terus jadi aku cium" jawab Cindy yang merasa malu setelah dirinya mengecup Jinan

"Aku kan lagi pikirin apa yang mau kita lakukan"

"Ya udah apa?" Tanya Cindy yang frustasi dengan permintaan Jinan yang belum diungkapkan

"Hmm aku boleh nyium kamu lagi ngga?" Tanya Jinan jika dirinya mengecupnya kembali

"Ga" tolak Cindy

"Loh kenapa?" Tanya Jinan memanyunkan bibirnya

"Kan udah tadi masa mau lagi" ucap Cindy yang sebelumnya sudah mengecupnya

"Gpp Cind aku mau lagi"

"Hmmm iya deh tapi jangan lama-lama loh kan kamu ada shift pagi jadi..."

Sebelum menyelesaikan perkataannya, Jinan langsung mengecup bibir Cindy yang sedari tadi berbicara terus membuat Jinan gemas dengan hal itu. Awalnya Cindy kaget dan berusaha melepaskan kecupannya namun setelah beberapa detik mereka berciuman Cindy terbuai akan itu dan Cindy mengalungkan tangannya di leher Jinan dan menikmati kecupan mereka berdua, beberapa menit kemudian mereka berdua melepaskan kecupan mereka karena kehabisan nafas akibat kecupan itu.

"Maaf ya Cind" ucap Jinan sambil memeluk Cindy atas kesalahannya tadi sampai membuat dirinya terlena

"Gpp kok nan yang penting kita tau batasannya" balas Cindy menerima pelukan Jinan

"Iya Cind" ucap Jinan melepaskan pelukannya

"Ya udah sana kamu tidur" pinta Cindy namun cukup ketus

"Kok ngusir sih" Jinan memasang wajah cemberutnya

"Ya mau gimana?" Tanya Cindy yang bingung

"Yang halus dong sayang"

"Ga sana tidur" tolak Cindy dan kembali ketus pada Jinan

"Yahh sayang kok tega sih"

Cindy menghela nafasnya dan mulai berkata halus pada Jinan, "Hufttt... Jinan sayang istirahat yah udah malem nanti bangunnya kesiangan loh"

"Hehehe iya sayang kamu juga yah istirahat jangan main game terus" kekeh Jinan setelah mendengar ucapan Cindy yang cukup halus itu dan mengelus kepalanya

"Iya ya, aku masuk dulu ya"

"Iya sayang selamat istirahat"

"Iya nan kamu juga"

Jinan mengecup kening Cindy dan dibalas oleh Cindy mengecup kedua pipi Jinan, dan setelah itu Mereka masuk ke dalam kamar mereka untuk beristirahat.

***

Alhamdulillah akhirnya bisa update lagi nih cerita ini, ternyata fans cinan banyak yah author kira ya pada umunya aja gitu tapi Alhamdulillah terimakasih untuk kalian sudah membaca karya author yang satu ini...

Gimana nih kabarnya? Semoga sehat semua yah, oh iya untuk yang muslim selamat Maulid Nabi Muhammad Saw semoga kita mendapatkan safaat dari beliau di hari akhir nanti dan juga semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT...

Ohh iya barangkali kalian berkenan kalian bisa donasi untuk author agar author lebih semangat lagi untuk update cerita-cerita author lainnya...

Semoga kalian sehat semua dan jangan lupa jaga kesehatan yah, dan semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share yah...

Thanks for reading and salam Cinan...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!