Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati-hati Hasna ada Satpam
Reza POV
Ting... terdengar suara notifikasi pesan masuk
Dilihatnya ada voice note masuk, "hmmm anak itu nurut juga"
Reza kembali sibuk menyiapkan Maura untuk tidur, setelah sikat gigi, skrng dibukanya kepangan rambut Maura dan disisirnya dengan rapi. Dilihatnya Hujan sedang duduk di meja belajar entah mengerjakan apa.
"Mengerjakan apa Ka..." tanya Reza... Hujan tidak bergeming .. "Kakaaa...." masih tidak bergeming, telingnya ditutup mendengarkan lagu dengan menggunakan earphone.
"Kakaaaaaaa.... itu Papiiii nanyaaaak" teriak Maura..
"eh... ya.. apa?"Hujan menoleh ke arah Reza dan Maura
"Sedang mengerjakan apa? coba jangan terlalu keras mendengarkan lagunya nanti mengganggu pendengaran" ucap Reza.
Anaknya ini sekarang sudah masuk masa remaja. Telinganya tidak pernah terlepas dari earphone atau headset, berulangkali diingatkan juga selalu saja mengulang hal yang sama. Akhirnya Reza menyerah membiarkannya hanya sesekali mengingatkan untuk tidak terlalu sering menggunakan headset dalam mendengarkan musik.
"Ya...Aku lagi ngerjain tugas seperti biasa" dicopotnya sebelah earphone supaya bisa mendengar percakapan.
Ia kembali asyik mengerjakan tugas. Reza memilih menyatukan kamar 2 anaknya bersama-sama supaya bisa menemani keduanya bersamaan. Keterbatasan waktu yang dimilikinya menjadikan quality time bersama anak menjadi sangat penting.
Hujan anak yang tidak terlalu banyak bicara, sifatnya hampir seperti dirinya, tidak banyak bicara hanya seperlunya. Entah karena tidak ada bahan pembicaraan yang bisa menjadikan Hujan banyak bicara dengan Reza tapi mereka berdua nyaman dengan pola seperti itu. Reza tidak terlalu banyak ikut campur dengan urusan Hujan tapi selalu ada saat Hujan membutuhkan bantuannya.
Mengambil rapot, membeli kelengkapan sekolah dan terkadang mengantarkannya belanja membeli keinginan anak remaja jaman sekarang. Kalaupun Reza berhalangan biasanya Hujan akan minta ditemani oleh Omanya untuk pergi ke Mall, jadi walaupun tidak memiliki ibu, Hujan tetap mendapat perhatian penuh.
Berbeda dengan Maura, yang selalu menuntut perhatian dari Reza, terkadang Reza merasa lelah tapi setiap kali melihat Maura selalu saja Reza merasakan perasaan bersalah dan berusaha memenuhi keinginan Maura. Kalau saja dulu Reza lebih memperhatikan Mitha saat kehamilannya yang ke2 tentu Maura masih ditemani oleh ibunya saat ini.
"Sekarang bisa cerita tentang Kura-kura dan Halimau Papi?" tanya Maura sambil tiduran meminum susunya dari dot.
"Hmmm bisa.. sudah dikirim ceritanya oleh Ka Hasna, Papi tidak tau cerita itu, jadi Papi juga akan dengarkan ceritanya" Reza mengambil hapenya dan mencari pesan dari Hasna, waktu rekamannya 7.25 menit lumayan lama juga ceritanya.
Kemudian Reza memulai memutarkan rekamannya
"Halooo Mauraaa..... dst" Maura langsung memotong
"Aloowww Ka Asnaaaa... ka asnaaa belon boboo?".. tanya Maura.. dia menyangka Hasna meneleponnya ..
"Ini bukan telepon Maura, ini rekaman suaranya Ka Hasna untuk Maura, tadi Papi menyuruh Ka Hasna untuk merekam ceritanya, sekarang Maura dengarkan ceritanya ya... Papi keraskan suaranya" ucap Reza menerangkan kepada Maura. Reza sudah mulai mengantuk juga, seharian ini rasanya lelah sekali badannya.
"Iya Mola dengalkan sekalang, yang kelas sualanya" Maura mendekatkan badannya ke arah hape Reza
"Halooo Maura................
"........haaaaaah maksudnya Harimau ingin berenang bugil begitu... ehhhh hihihi ga pake baju harimaunya..." suara cerita Hasna tiba-tiba dipotong oleh Maura
"Apa budil Papi ?" tanya Maura, hadeuuh Hasna mengapa sampai lolos sensor..
"Ehhh... apa?" tanya Reza tadi dia sempat tertidur sehingga tidak mendengar cerita Hasna
"Budil apa itu budil"... tanya Maura lagi
"Budil? " Reza bingung... kemudian dia memutar sedikit bagian dari cerita Hasna... Wah apa lagi ini anak menyebut kata bugil, aneh-aneh saja.
"Itu harimau nya karena berenang jadi tidak memakai baju, Maura juga kalau berenang tidak pakai baju dan celana tapi memakai baju renang" jawab Reza... ada-ada saja, harus diperingatkan anak ini, jangan sampai mengulang kesalahan yang sama.
"Diputel lagi Papi celitanya belum selesai" ucap Maura sambil memegang hape Reza
"Iya--iya Papi putarkan" Reza langsung terbangun dan mendengarkan cerita Hasna, jangan sampai ada kata-kata aneh lagi harus segera disensor.
" Selama ini binatang-binatang yang ada di hutan........ dst...
"... kekiri kekiri dan kekiri... ke kanan ke kanan dan ke kanan... eh itu lagu senam sehat heheheh." Maura tertawa-tawa....
"Ka Asna lucu malah nyanyi kili kanan....." Reza tersenyum mendengarnya..
Dan cerita itu didengarkan hingga akhir, Maura tertawa tawa mendengarkan suara Hasna yang membesar dan keras saat menirukan suara Harimau dan terkikik kikik mendengar suara Kura-kura yang kecil dan seperti kakek-kakek....
"Celitanya lucu... Mola suka mau dengal lagi" ucap Maura saat cerita telah selesai.
"Ya besok kita dengarkan lagi, sekarang Maura tidur sudah malam Papi juga sudah cape... sekarang Maura kumur-kumur dulu supaya giginya tidak rusak" Reza menyodorkan air putih untuk diminum Maura
"Tapi boleh besok mau dengal lagi pagi-pagi ya Papi... Mola mau ketemu lagi ama Ka Asna ikut lagi sama Papi"
"Besok dengarkan saja lagi ceritanya, karena Oma akan menemani Maura jadi Maura di rumah saja, kalau nanti Oma pergi baru Maura boleh ke kantor Papi ketemu dengan Ka Hasna" jawab Reza
"Telima kasih Papi.... Syelamat malam ...mimpi indah" Maura langsung tidur membelakangi Reza dan memberi isyarat mengempok empok pantatnya meminta Reza untuk mengempok-ngempok.
Reza langsung mengempok-empok Maura tidak butuh waktu lama Maura sudah tertidur. Reza beranjak dari tempat tidur Maura dan memandamkan lampu sudut dipinggir tempat tidur. Ia mendekati Hujan dan mengusap-usap rambut Hujan.
"Jangan tidur terlalu malam, besok kamu kan harus bangun pagi" ucapnya dilihatnya tulisan Hujan sangat rapi dan teratur. Anaknya memang pintar, nilainya selalu bagus dan jarang membuat masalah di sekolah.
"Ini sudah sekarang mau tidur... Selamat malam Papi... Sleep tight"
"Night baby... Mimpi indah" Reza mencium kepala Hujan dan melangkah keluar kamar.
Hujan menatap Reza, tadi Ia mendengarkan cerita Hasna yang diputar, dalam hatinya dia bertanya "Siapa perempuan yang bercerita di hape Papi kenapa dia sampai bisa begitu dekat mengirimkan voice note dan disukai sama Maura" hati Hujan merasa tidak tenang, tidak biasanya Papi mendengarkan suara perempuan di hapenya. Besok ia harus tanya pada Maura siapa perempuan itu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
* Hasna... Hati-hati satpamnya Pa Reza sudah bangun dan mencium ketidakberesan..... Hahaha 😂
#########
🥰🥰🥰 Terima kasih sudah membaca karya pertama saya, jangan lupa like n komen yaaa supaya semangat nulisnya.. love u all 🥰🥰🥰
\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#
🤪🤭🙏🏼