Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Setelah menidurkan Shani, di pintu kamarnya Nadila merekam semua percakapan Vino dan Shani kemudian dia kirim ke kakeknya. Dan tidak sadar Vino melihat Nadila sedang merekamnya, Vino langsung mengambil hp Nadila dan menyita.
"Lah kak kok diambil" ucap Nadila
"Lo biasanya bikin ulah jadi gw ambil" Vino memasukkan handphone Nadila di kantong celananya
"Bikin ulah apaan sih, ngga kok"
"Pasti bentar lagi kakek ke rumah"
Dan benar saja pintu rumah Vino ada sebuah ketukan dari luar rumah Vino, setelah Vino membukakan pintu ternyata benar itu kakeknya.
"Nah cucu kakek yang paling ganteng" kakeknya berusaha memeluk Vino
"Awas kek hati-hati" Vino yang membantu kakeknya agak bisa memeluk dirinya
"Iya, ehh ada cucu kakek juga yang paling cantik" setelah memeluk Vino, kakeknya memeluk Nadila
"Iya dong kek hehehe" Nadila menerima pelukan kakeknya
"Mana nih katanya ada yang baru punya pacar" goda kakeknya pada Vino sambil mencari keberadaan wanita yang dikirim oleh Nadila
"Ngga ada kok kek" Vino berbohong
"Lah kata Nadila ada"
Vino melirik Nadila dengan tatapan tajam yang membuat Nadila takut dan bersembunyi di balik tubuh kakeknya.
"Vin jangan gitu kasian adek kamu" bela kakeknya Vino pada Nadila
"Itu di kamar Vino kek" Nadila menunjuk kamar Vino
"Hahh udah di kamar, kamu habis ngapain Vin?" Kakeknya kaget mendengar ucapan Nadila yang ternyata wanita yang dimaksud Nadila di kamar Vino
"Ngga kok kek dia lagi sakit dan aku ngga tau alamat rumahnya jadi aku bawa kesini" Vino menjelaskan tentang Shani disana
"Lah masa sama pacar sendiri ngga tau rumahnya" kakeknya menggoda Vino lagi
"Dia bukan pa..."
Sebelum ucapan Vino selesai, kakeknya Vino masuk ke dalam kamarnya ternyata memang dia melihat ada wanita sedang tidur di kasurnya.
"Kamu akhirnya punya pacar Vin" kakeknya menepuk pundak Vino
"Dia bukan pacar aku kek" elak Vino
"Udah ngga usah bantah, kalo iya bukan pacar kamu kakek selalu neror kamu buat kencan buta" ancam kakeknya sambil menunjuk ke Vino
"Yah jangan gitu oh kek" Vino memelas
"Ya makanya kamu juga liat umur kamu sekarang berapa, seharusnya di umur kamu udah punya anak satu"
"Iya kek nanti aku usahain" Vino menundukkan kepalanya
"Ya udah nad kita pulang yah biarin Vino sama dia berdua" ajak kakeknya pada Nadila
"Kek" ucap Vino
"Jangan kasar-kasar yah kak" Nadila menepuk pundak Vino
"Awas lo ye gw injek-injek Lo" ancam Vino
"Ngga bisa wleee" Nadila meledek Vino dengan menjulurkan lidahnya
"Ehh ngeledek"
"Vino" panggil kakeknya
"Iya kek"
"Dijagain yah dia, dari wajahnya dia anak baik-baik" bisik kakeknya
"Iya kek" vino menganggukkan kepalanya
"Ya udah kakek pamit dulu, assalamu'alaikum" pamit kakeknya
"Walaikumsalam" vino menyalami kakeknya
Kakeknya dan Nadila meninggalkan Vino di rumah bersama dengan Shani, Vino mengambil handuk dan baskom untuk dia gunakan mengompres Shani.
Setelah itu Vino membawanya ke kamarnya dan mengompres kening Shani yang masih panas dengan handuk kecil yang sudah diperasnya dari baskom berisi air hangat.
"Kamu sebenarnya ingin apa dari saya? Ngga mungkin kamu tiba-tiba ingin menjadi asisten saya atau mungkin Allah ngasih aku jodoh tiba-tiba" batin Vino
Selama dia mengompres juga melihat wajah Shani yang memang menurut dia cantik dan anggun, tapi apakah dia cocok dengan kepribadiannya.
Setelah mengompresnya, Vino mengambil matras di gudangnya dan menggelarnya di lantai sebelah kasurnya agar pada saat Shani terbangun dia bisa membantunya.
*
Keesokan harinya waktu menunjukkan pukul 5 pagi menandakan waktu sholat subuh, Vino biasanya bangun sebelum subuh namun entah kenapa dia telat bangunnya dan dia merasa sangat lelah.
Pada saat dia ingin bangun ternyata Shani berada di sebelahnya memeluknya dari belakang, itu membuat Vino kaget padahal sebelum dia tidur Shani berada di kasurnya kenapa sekarang dia di bawah.
Dia memindahkan tangan dan kaki Shani agar Vino bisa bangun, namun setelah memindahkan tangan dan kakinya Shani kembali memposisikan memeluk vino lagi namun dari depan dan itu membuat Vino kaget.
"Kamu lagi kenapa sih Shan?" Batin Vino
Vino mencoba mengecek suhu tubuh Shani dengan menempelkan punggung tangannya di kening Shani, ternyata dia sudah tidak panas lagi. Dengan terpaksa Vino membangunkan Shani karena waktu subuh sebentar lagi habis.
"Shan bangun aku mau sholat" Vino membangunkan Shani
"Hmm nanti" Shani yang membenarkan posisi tidurnya
"Shan aku mau sholat bentar lagi mau habis waktunya" Vino kembali membangunkan Shani
"Hmm"
Akhirnya Shani melepaskan pelukannya dan kembali tidur, Vino melihat itu kebingungan.
"Biasa kalo orang bangun waktu sholat mau habis cepet-cepet bangun kok ini ngga yah, apa mungkin dia" batin Vino
Vino menggelengkan kepalanya kenapa dia memikirkan itu yang penting adalah dia sholat terlebih dahulu agar dia tidak kehabisan waktunya.
Setelah sholat Vino kembali ke kamarnya dan memindahkan Shani ke kasurnya lagi, memang cukup berat karena postur tubuh Vino yang tidak besar-besar amat.
"Hmm enaknya sarapan apa yah buat dia?" Batin Vino memikirkan sarapan apa yang enak untuk Shani
Vino menyelimuti Shani dengan selimutnya dan keluar dari kamarnya. Dia menuju dapur dan ingin menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Shani juga.
Pada saat dia menuju dapurnya, bibinya datang setelah mengangkat jemur yang ada di halaman belakang rumahnya.
"Ehh nak Vino udah bangun" ucap bibi baru saja menaruhkan ember berisi pakaian
"Iya Bi, baru angkat jemuran yah"
"Iya nih den"
"Oh iya Bi nanti siapin pakaian buat Shani yah, saya mau masak"
"Loh biar saya aja den, den Vino di kamar aja sama Shani"
"Ngga bi biar saya aja, bibi siapin aja pakaian buat Shani" pinta Vino
"Tapi den..."
"Kenapa bi?"
"Pakaian dalamnya gimana?" Tanya bibi yang bingung ingin memberikan pakaian apa pada Shani
"Oh iya yah" ucap vino sambil berpikir
"Gimana kalo pake punya mamah dulu den barangkali muat" usul bibi
"Boleh deh gpp bi" Vino menyetujui
"Iya den, bibi ambil pakaian dulu ya"
"Iya Bi"
Bibinya meninggalkan Vino yang sedang menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan untuk dia masak.
Saat sedang memasak dia dikagetkan dengan pelukan dari belakang, Vino penasaran siapa yang memeluknya ternyata itu Shani namun dia masih setengah sadar. Dia menempelkan wajahnya di punggung Vino
"Hmm laper" lirih Shani
"Iya sebentar ya bentar lagi jadi" ucap Vino yang masih sibuk memasak
"Hmm cepetan" Shani menghentakkan kakinya
"Iya ya kamu di kamar aja ya" pinta Vino
"Hmm" Shani mengiyakan
Shani meninggalkan Vino dengan langkah lesunya, melihat itu Vino mematikan kompornya dan menggendong Shani kembali ke kamarnya. Pada saat di kamarnya bibinya sudah menyiapkan pakaian untuk Shani.
"Lah kok digendong den?" Tanya bibinya yang baru menaruhkan pakaian untuk Shani
"Dia tadi ke dapur jadi aku balikin kesini" Vino menurunkan Shani dan memposisikan nya untuk tidur kembali
"Ohh bibi kira lagi di kamar mandi"
"Iya Bi, oh iya coba bibi mandiin dia ya Bi misal masih sakit sebentar lagi masakannya aku selesai" pinta Vino
"Iya den" bibinya menganggukkan kepalanya
Vino kembali lagi ke dapur untuk menyelesaikan masakannya yang tertunda, dan bibinya menuntun Shani menuju kamar mandi namun pada saat ingin menuntunnya Shani terbangun dan sepenuhnya sadar.

"Saya dimana?" Tanya Shani sambil memegang kepalanya
"Di rumah Vino non" jawab bibi
"Hmm"
"Hahh rumah pak Vino?" Shani kaget mendengar jawaban bibi
"Iya non kemaren nona sakit jadi pak Vino membawa nona ke rumahnya" bibi menjelaskan kejadian semalam
"Waduh kenapa jadi gini sih, jangan-jangan" batin Shani sambil meraba-raba dirinya dan memeluk dirinya sendiri
"Nona tenang aja pak Vino orang baik-baik ngga ngapa-ngapain nona" bibi menenangkan Shani dengan Vino adalah orang baik
"Alhamdulillah maaf ya Bu saya udah berpikiran aneh-aneh" Shani menghembuskan nafas lega dan mengelus dadanya
"Iya gpp, oh iya bibi sudah menyiapkan pakaian buat nona, nona segera mandi yah pak Vino sedang memasak sarapan untuk nona" pinta bibi
"Untuk saya Bu?" Tanya Shani yang bingung
"Iya buat nona, bibi juga baru pertama kali pak Vino memasak untuk orang lain selain untuk mamahnya" ucap bibi yang baru melihat Vino seperti itu
"Ohh gitu Bu"
"Panggil bibi aja non biar enak"
"Iya Bi"
"Nah gitu kan enak, sekarang nona mandi ya nanti segera sarapan"
Shani menganggukkan kepalanya dan menerima pakaian dari bibi, dan bibi kemudian meninggalkan Shani untuk melakukan pekerjaan rumah lainnya.
*
Beberapa menit kemudian masakan Vino sudah selesai, dia memasak nasi goreng sosis dan bakso untuk minumannya jahe susu hangat untuk Shani. Dan saat itu juga Shani selesai mandi di kamar mandi Vino, dan dia menggunakan pakaian yang bibi berikan dan melihatnya di cermin.
"Pak Vino punya pakaian seperti ini?" Batin shani
Saat sedang masih bercermin, pintu kamar Vino diketuk yang membuat Shani kaget.
"Shan kamu udah bangun?" Tanya Vino
"U...udah pak" jawab Shani yang kaget
"Yuk sarapan" ajak Vino
"Iya pak sebentar"
Shani membukakan pintu kamarnya dan Vino terkaget-kaget melihat Shani menggunakan pakaian mamahnya.
"Mamah?"
***