NovelToon NovelToon
Stuck On You

Stuck On You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: _Sri.R06

Kehidupan Agnia pada awalnya dipenuhi rasa bahagia. Kasih sayang dari keluarga angkatnya begitu melimpah. Sampai akhirnya dia tahu, jika selama ini kasih sayang yang ia dapatkan hanya sebuah kepalsuan.

Kejadian tidak terduga yang menorehkan luka berhasil membuatnya bertemu dengan dua hal yang membawa perubahan dalam hidupnya.

Kehadiran Abian yang ternyata berhasil membawa arti tersendiri dalam hati Agnia, hingga sosok Kaivan yang memiliki obsesi terhadapnya.

Ini bukan hanya tentang Agnia, tapi juga dua pria yang sama-sama terlibat dalam kisah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _Sri.R06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Abian yang Tidak Mau Mengalah

Sore itu, matahari tampaknya bersembunyi di balik awan, membiarkan angin menyalurkan rasa sejuk. Ranting berdaun itu seolah menari saat terkena hembusan angin.

Agnia memperhatikan sekitar, banyak orang yang juga baru saja selesai dengan pelajaran di kelas mereka. Berjalan pelan menuju gerbang universitas, Agnia justru malah hampir terjerembab akibat arus manusia yang tiba-tiba berubah. Dia menahan dirinya dengan jengkel, namun tak urung lanjut berjalan untuk segera sampai di gerbang depan.

Orang-orang bertambah banyak, namun beruntung tidak sampai berdesakan. Tapi, belum sempat Agnia sampai di gerbang, sebuah mobil tiba-tiba saja sudah berada di sampingnya. Agnia mengernyit saat sadar kalau mobil itu seolah mengikuti langkah Agnia. Padahal jalan di depan sana sekarang sudah cukup longsong untuk bisa dilewati.

Merasa risih karena terus diikuti, Agnia memilih mempercepat langkah. Berharap bisa segera keluar dari gerbang dan menemukan kendaraan umum.

Namun siapa sangka, saat Agnia baru saja menginjakkan kakinya di luar gerbang universitasnya. Mobil itu kini justru malah berhenti di depannya, menghalangi jalan Agnia.

Agnia berdecak, bersiap untuk mempertanyakan maksud dari pengemudi itu. Namun dibuat semakin kesal saat kaca mobil terbuka.

“Abian?!” 

Sementara itu, sang pelaku yang telah meresahkan itu hanya mengangkat sebelah alisnya. Seolah tidak merasa bersalah atas perasaan tidak nyaman yang Agnia rasakan.

“Apa yang kamu lakukan di sini?!” Agnia bertanya, namun nada suaranya terdengar ketus.

“Menjemputmu,” jawab Abian, begitu santai.

Agnia bahkan tidak repot-repot menutupi kebingungannya saat mendengar jawaban itu. “Tapi kenapa kamu tidak—”

“Ayo masuk, kamu membuang waktu.”

“Jika menurutmu begitu, kenapa repot-repot datang ke sini?!”

Abian tidak langsung menjawab, dia menatap Agnia sebelum akhirnya mengatakan, “Entahlah, mungkin aku suka direpotkan.”

Detik itu juga, bibir Agnia terkunci. Pita suaranya seolah menghilang. Dia hanya menatap Abian dengan pandangan bertanya. Namun pria itu seolah tidak merasa terganggu dengan apa yang Agnia lakukan.

“Ingin aku juga yang membukakan pintu?” Abian kembali bersuara, nada suaranya sarat akan ejekan.

Jelas saja Agnia jadi tak tahan untuk menunjukkan tatapan mematikannya. “Tidak perlu!” tukasnya.

Agnia lantas membuka pintu depan, dia duduk di samping Abian dengan perasaan dongkol yang berusaha ia tahan.

Lagipula … kenapa Abian harus mengatakan hal itu, tadi? Suka direpotkan katanya? Cih.

***

Perjalanan sudah memakan waktu 10 menit, namun saat itu Agnia mengernyit saat menyadari mereka berbelok di jalan yang berbeda. Dia menatap Abian dengan curiga. Agnia tidak bisa untuk tidak berpikir macam-macam atas apa yang saat ini Abian lakukan.

“Kita mau ke mana?”

“Mencari makan,” jawab Abian.

Agnia menyipitkan mata, mencari kebohongan di wajah tenang Abian. Namun nihil, dia tidak menemukannya. Namun di detik berikutnya, Agnia sudah berbalik dengan senyum mengembang di bibirnya.

“Oke, Ayo kita cari makan!” serunya, begitu bersemangat.

Sementara itu Abian tertegun. Kemudian berikutnya, sudut bibir pria itu tertarik ke atas. Ternyata hal seperti ini sangat mudah membuatmu bahagia. Atau itu karena kamu penggemar makanan, Agnia?

Abian merasa geli dengan pemikirannya sendiri. Dia tidak menyangka, jika membuat Agnia bahagia juga akan berimbas pada dirinya.

Abian tanpa sadar melirik ke samping, dipandanginya wajah bahagia itu dari sana. Bibir itu bahkan tak lepas tersenyum, mata wanita itu tampak berbinar saat memperhatikan jalanan di depan sana. Namun Abian tersadar, dia tidak bisa terus melakukan hal ini. Karena jika Abian bersikap egois dan tetap memperhatikan wajah itu, maka resikonya mereka tidak akan pernah sampai di tempat makan.

***

“Kamu yakin ingin makan di sini?”

Abian dan Agnia masih belum keluar dari mobil. Namun tampaknya Abian belum yakin saat Agnia justru mengajak mereka untuk makan bakso di pinggir jalan. Sebelumnya, Abian ingin mengajak Agnia untuk makan di restoran atau tempat makan yang lebih mewah. Tapi Agnia menolak, dia bilang ‘makanan di pinggir jalan juga tidak kalah enak’.

Namun saat Abian tersadar, dia melihat Agnia sudah keluar dari mobilnya dengan langkah cepat. Abian hanya bisa menghela napas, selanjutnya tetap mengikuti Agnia menuju tempat tujuan mereka.

“Bang, baksonya dua, ya!”

“Siap, tunggu dulu, ya.”

Lantas setelah mendengar jawaban dari abang bakso Agnia segera mencari tempat duduk yang masih kosong.

Dia mulai memperhatikan sekelilingnya. Kemudian tersenyum begitu lebar lalu melambaikan tangan pada Abian yang saat itu sudah mendekat.

“Aku sudah memesankannya untukmu,” kata Agnia. Abian membalasnya dengan anggukan kecil saat itu.

Tidak lama kemudian pesanan mereka sudah sampai di meja. Abian dapat melihat mata wanita itu yang berbinar-binar saat tangannya menyendok kuah untuk diperhatikan lebih detail.

Saat itu langit masih memancarkan warna indah. Jingga yang terlukis di atas sana memberikan rasa aman dan hangat disaat bersamaan. Angin kota bertiup pelan, menyalurkan rasa sejuk pada kulit yang tidak tertutup kain.

Namun Agnia tidak terganggu, kuah bakso yang masih menunjukkan kepulan asap tipis masih memberikan rasa hangat saat seruputan pertama terjatuh ke dalam perutnya.

Suasana saat ini begitu tenang, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Dia juga dapat menemukan beberapa orang berjalan kaki di trotoar. Tampak tertawa saat berbagi cerita.

Agnia kemudian mengambil saus yang ada di hadapannya. Tentu saja, rasa pedas adalah sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Setelah menaruh banyak saus, Agnia tidak lantas berhenti di sana, dia juga memberikan cita-rasa sambal beberapa sendok ke dalam makanannya. Setelahnya barulah menambahkan sedikit kecap sebagai pelengkap.

“Apa itu tidak akan terlalu pedas?” Abian bertanya, raut wajahnya tampak tidak yakin.

Agnia memperhatikan makanannya yang sudah berubah warna menjadi lebih merah. Ia lantas menggeleng dengan yakin. “Tidak.”

“Tapi itu terlalu banyak.” Abian mengernyitkan kening, dia hanya berusaha memberi peringatan untuk Agnia.

Sementara itu Agnia melihat ke arah mangkuk Abian. Abian sama sekali tidak menambah saus ataupun sambal. Dia juga hanya menambahkan sedikit kecap. Agnia yang melihat itu menggelengkan kepala. “Kamu harus menambahkan rasa pedas sedikit.” Saat Agnia akan mengambil saus untuk di tuangkan di mangkuk Abian, dengan segera pria itu menahan tangannya.

“Tidak perlu.” 

Agnia menyipitkan mata. “Kamu … tidak suka pedas?” tebaknya, tepat sasaran.

“Tidak, aku hanya tidak ingin menambahkan rasa lain.” 

“Tapi kamu menambahkan kecap tadi.”

“Apa itu sebuah masalah?”

Agnia mencebikkan bibirnya. Dia hanya bertanya. Kenapa Abian harus bersikap seperti itu.

“Memang kenapa jika ada pria yang menyukai pedas?” tanya Abian, ini yang sebenarnya ingin dia tanyakan.

Agnia mengangkat sebelah alisnya. Tadinya, dia memilih untuk tidak menjawab, tapi melihat raut wajah serius Abian, Agnia hanya bisa menghela napas sebelum akhirnya mengatakan, “Tidak apa-apa. Hanya saja, aku pikir seseorang harus merasakan rasa pedas setidaknya sekali. Selain itu, aku sangat suka seseorang yang memiliki kesamaan denganku. Seperti dia yang juga menyukai rasa pedas,” jawab Agnia.

Abian terdiam, dia kemudian mengambil bakso paling kecil, lalu memakannya. Namun saat Agnia sedang asik memakan makanannya juga, gerakan Abian yang tiba-tiba justru membuat Agnia membulatkan mata.

“Kamu!” 

Abian tersenyum. “Kamu yang bilang, kan, seseorang harus merasakan makanan pedas setidaknya sekali. Jadi aku akan mencobanya,” kata Abian. Dia masih menggenggam sendok dengan kuah yang sebelumnya dia ambil dari mangkuk Agnia.

“Kenapa tidak tambahkan saja sausnya pada makananmu?!” geram Agnia.

“Membuang waktu!” jawabnya.

Kemudian Abian mulai memasukkan kuah itu ke dalam mulutnya. Namun, sepertinya baru sampai menyentuh lidah, pria itu sudah menyemburkan kuah itu ke sisi lain, beruntung tidak kepada Agnia. Abian terbatuk hebat, dengan wajahnya yang memerah. Dia mengambil segelas air di atas meja, meneguknya dengan terburu-buru. Sementara itu Agnia membulatkan mata merasa khawatir kepada Abian.

“Kamu kenapa?” Agnia sudah berdiri di samping Abian, menepuk-nepuk punggung Abian yang masih terbatuk-batuk. “Hey, jangan membuatku khawatir.”

Abian tampak lebih tenang, dia menatap Agnia dengan sorot mata yang tajam. Agnia bahkan bergidik karenanya. “Kamu makan makanan itu?!” Abian berseru dengan suara yang terdengar lemah.

“Kenapa?” Agnia masih mempertanyakan masalahnya.

“Kamu bisa sakit perut jika terus memakannya.”

Agnia mengerutkan alis. “Aku baik-baik saja. Lagipula aku sudah terbiasa memakan pedas, mungkin kamu yang tidak suka pedas makannya bereaksi seperti itu,” balas Agnia.

Abian menggelengkan kepalanya. Dia tidak mengerti kenapa Agnia bisa memakan makanan seperti itu.

“Sudah, kamu makan saja milikmu, jangan coba-coba memakan punyaku,” peringat Agnia.

***

“Sudah selesai?” Abian bertanya saat agnia sudah menyandarkan punggungnya pada udara. Wanita itu tampak mengusap-usap perutnya dengan dramatis.

Agnia mengangguk. “Aku sudah kenyang.”

Abian mengangguk. Dia kemudian berdiri menuju abang pedagang bakso untuk membayar. Setelahnya, mengajak Agnia untuk segera pergi dari sana.

“Baiklah, terima kasih sudah mentraktirku makan.” Agnia menunjukkan senyumannya yang tulus. Abian membukakan pintu penumpang mempersilahkan Agnia untuk masuk terlebih dahulu.

Namun baru saja Agnia akan memasuki mobil Abian, suara seseorang justru membuat tubuhnya membeku.

“Halo, Sayang?” 

Agnia berbalik, namun tidak menjawab. Dia justru beringsut ke belakang Abian, bersembunyi di balik punggung tegap lelaki itu yang sekarang sedang menatap Kaivan dengan sorot tenang namun sarat akan ancaman.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Abian.

Kaivan menyeringai, setelahnya berubah menjadi kekehan mengerikan. “Seharusnya, kau tahu. Aku hanya ingin kembali mengambil kucing nakalku yang manis.” Kaivan tidak beralih dari wajah Agnia yang tersembunyi. Dia begitu candu.

Biar kaivan ingat, sudah berapa lama mereka tidak bertemu?! Argh! Dia tidak sabar ingin memeluk wanita itu hingga sesak napas dalam dekapannya.

“Kamu merindukanku?” Jelas pertanyaan Kaivan itu ditujuan pada siapa.

Abian tertegun saat dia merasakan tarikan di bajunya, saat melihat, Agnia sedang memegang ujung kain pakaiannya dengan kuat, sementara kepalanya masih menunduk.

“Pergi!” Abian mulai berseru. Namun Kaivan, hanya terkekeh.

“Kalau begitu, kucing manisku harus ikut bersamaku.” Nada suara itu terdengar bermain-main. Namun ada ancaman yang menuntut didalamnya.

“Apa kau tidak mengerti?! Dia sekarang sudah menjadi milikku!” tidak ada cara lain, hanya mengklaim Agnia sebagai miliknya barulah bisa menjaga wanita itu dengan lebih baik lagi.

Kaivan mengeraskan rahangnya, dengan gigi gemelatuk menahan amarah. Dia tidak menyukai ada seseorang yang mengambil miliknya.

Karena itu dalam gerakan kilat, sebuah kepalan tangan sudah menghantam sudut bibir Abian, membuat pria itu nyaris oleng jika tidak sadar masih harus menjaga Agnia agar terus berada di belakangnya.

“Abian!”

“Abian? Kamu tidak apa-apa?” Agnia meraih wajah pria itu. Raut wajahnya begitu dipenuhi dengan kekhawatiran. Jantungnya terasa ditikam saat melihat sudut bibir pria itu berdarah.

“Maaf ….” Sementara itu Agnia merasa begitu bersalah, ini karena dia yang terlalu lemah bahkan tidak berani untuk menatap Kaivan.

“Sayang … kamu tidak seharusnya merasa khawatir pada pria asing. Kamu tahu, aku bisa saja cemburu, ‘kan?” Kaivan memasang wajah sedih dibuat-buat. Meskipun sebenarnya dia ingin sekali merobek-robek wajah Abian karena tangan yang seharusnya membelai wajahnya malah menyentuh wajah pria lain.

“Bajingan!” Lirih Agnia, tatapan matanya begitu menusuk dan tajam. Sementara itu, kaivan hanya menunjukkan seringainya pada Agnia.

“Kamu akan segera tahu kalau apa yang bisa aku lakukan lebih dari ini,” jawab Kaivan. 

Sebenarnya, beberapa orang yang sempat berhenti karena melihat pertengkaran itu ingin melerai, namun saat melihat sikap Kaivan yang menyeramkan membuat mereka urung. Terlebih melihat seorang wanita diantara dua pria, mereka mengira mungkin itu hanya kisah cinta segi tiga.

Beberapa dari orang-orang itu bahkan mempertanyakan, bagaimana bisa Agnia mendapatkan dua pria yang begitu tampan yang sama-sama memperebutkannya.

Kaivan terlihat menghela napas. “Apa kamu lupa, saat itu kamu justru memohon untuk mendapatkan kehangatan dariku—”

Bugh!

Bugh!

Dua pukulan menghantam sudut bibir dan rahang Kaivan. Jelas saja itu pemberian dari Abian. “Lelaki tidak tahu diri seperti Anda seharusnya musnah dari muka bumi ini?!” Abian mencengkram kerah kemeja Kaivan, seolah mencekiknya. Saat itu kaivan hanya terkekeh. Pria ini tampaknya masih memiliki cukup tenaga untuk bersikap seperti itu.

“Menjauh darinya, sebelum aku membunuhmu!” Abian berseru begitu tajam. 

Mendengar itu, Kaivan terkekeh. Pandangannya mengarah pada Agnia dengan kilatan obsesi di sana. “Kita akan bertemu lagi, cepat atau lambat.” Setelah mengatakan itu, Kaivan pergi meninggalkan kesan mengganggu pada wanita itu. Bukan karena ancaman Abian, Kaivan pergi. Tapi, dia tahu, masih ada banyak waktu yang dia miliki sampai Agnia akan benar-benar menjadi miliknya.

1
Jam Jam
ceritanya bagus ka, dilanjut ya kak. Semangaaat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!