Istri Kontrak Brondong Kaya

AYUNDA ?!

Varent terbangun saat mentari hangat mulai menusuk kulit nya. Mata nya mengerjap perih, terkena bias mentari yang menyilaukan. Pantas saja panas, AC nya di matikan seseorang.

"Mungkin kah Ayu yang mematikan nya ?" Pikir Varent.

Ia memandang ke arah balkon yang entah sejak kapan sudah terbuka dengan lebar.

"Pagi-pagi nongkrong di balkon. Apa dia merokok lagi ?" Tanya nya dalam hati.

Ia bergegas bangkit dari pembaringan dan berjalan menuju balkon mencari sosok Ayu yang ia temukan sedang terbaring di sofa empuk teras balkon.

Varent menggeleng-gelengkan kepala nya melihat puntung rokok yang bertumpuk di dalam asbak.

"Perempuan ini suka mencari penyakit." Dengus nya kesal.

Ia ingin memarahi Ayu.

Namun melihat raut wajah Ayu yang tampak tertidur pulas sambil mendekap dada nya membuat hati nya tersentuh. Wajah itu terlihat penuh beban dan kesedihan yang mendalam.

"Separah apakah luka hati mu ?" Varent menatap wajah Ayunda penuh rasa iba.

Entah mengapa, ia mulai menaruh rasa kasihan pada perempuan itu. Saat bersama Mama nya, Ayu berubah jadi anak yang lembut, manis dan patuh. Ia selalu berusaha menutupi keburukan nya di mata mama nya Varent.

Ayu hanya terlihat keras dan memberontak saat ia tersakiti. Apalagi semalam, Varent tak sengaja membuka luka lama hati nya yang membuat Ayu bungkam dan merenung di balkon sepanjang malam.

"Jangan-jangan, dia tidur di sini semalaman ?" pikir Varent menyesali pertanyaan nya semalam.

Perlahan, Varent pun mengangkat tubuh Ayu dari atas sofa. Ia membaringkan Ayu di atas ranjang dengan hati-hati dan menyelimuti tubuh nya yang terasa dingin karna tidur di teras balkon sepanjang malam.

"Maafkan aku Ayunda, aku tak kan bertanya lagi tentang masa lalu mu yang pahit." Ujar Varent dalam hati.

Ia merebahkan tubuh nya di samping Ayu dan mencium jemari tangan Ayu dengan lembut.

Mata nya tak berkedip menatap wajah Ayu yang mempunyai kecantikan alami tanpa polesan. Perempuan itu, adalah wanita yang punya percaya diri tinggi. Dandan sesuka hati, dengan style seadanya tetap saja cantik. Padahal umur nya hampir tiga puluhan, ia masih saja terlihat muda belia seperti anak umur belasan.

DEG !

Jantung Varent kembali berdetak cepat.

"Apa aku jatuh cinta pada nya ?" Varent meraba dada nya.

Degup jantung nya masih saja berdetak kencang. Apalagi saat mata nya tak sengaja menatap bibir Ayu yang seksi menggoda.

HHHHH !!!

"Santai bro, Kalem. Kalem !" Gumam nya pelan seraya menarik nafas dan menghembuskan nya panjang.

Ia pun segera menggeser tubuhnya menjauh dari Ayu menjaga jarak. Berada terlalu dekat dengan Ayu membuat ia sulit bernafas. Godaan nya terlalu berat.

Sudah jam dua siang.

Ayunda baru saja selesai mandi dan berdandan cantik. Ia tampak gembira seolah tak ada beban yang mengganggu pikiran nya.

"Kapan kita ke pantai ?"

Tanya Ayu sembari tersenyum manis.

Ayu yang sudah stand by untuk ke pantai mengagetkan Varent yang tengah menikmati secangkir cappucino.

"Kamu sudah siap ?"

Varent melirik Ayu sekilas.

"Sudah dong. Gimana, aku cantik kan ?"

Ucap Ayu seraya memutar badan nya di depan Varent.

"Iya, cantik !"

Varent mengangguk mengiyakan.

"Emang udah cantik dari sono nya, pake nanya lagi." Gerutu Varent dalam hati.

Tapi ia suka Ayu bertanya seperti itu. Kesedihan yang terlihat di wajah perempuan itu sudah menghilang sirna entah kemana.

"Ya udah, kita berangkat sekarang."

Ujar Varent cepat.

Ia tak mau lagi mengecewakan Ayu yang seperti nya sangat menyukai pantai.

"Hore, akhir nya ke pantai. Aku mau lihat sunset."

Pinta Ayu dengan wajah riang gembira.

"Iya, kita main di pantai sampai puas."

Varent tersenyum kalem.

Ia ikut senang bisa membuat perempuan galak itu bahagia.

Tut...Tut...TUUUT....!

Bunyi dering ponsel nya mengalihkan perhatian nya dari Ayu.

Ia melirik layar ponsel nya.

"Halo dith ?"

Varent langsung mengangkat telpon yang ternyata dari Radith.

"Halo Rent, kamu bisa kesini gak ?"

"Kesini kemana ? Ke kamar mu ?"

"Bukan, ke kamar Acha."

"Acha lagi, Acha lagi !" desah Varent berat dalam hati.

"Ada apa emang nya ?"

Tanya Varent heran.

"Acha, dia ngancam aku. Kata nya, jika kamu tidak datang dia bakal terjun dari teras kamar nya !"

Sahut Radith terdengar panik.

"Hhh, ada-ada saja !"

Dengus Varent kesal.

"Ya udah, aku segera kesana !"

Tukas nya cepat.

Ia tak bisa mengabaikan Acha begitu saja. Sifat nya yang posesif dan sensitif sangat mengkhawatirkan Varent. Ia takut, gadis itu benar-benar berbuat nekat.

"Kemana ?"

Ayu jadi heran melihat Varent bergegas keluar kamar tanpa mengajak nya.

"Kata nya mau ke pantai ?"

Tanya nya lagi dengan tatapan curiga.

Suami kontrak nya itu tampak gugup dan gelagapan saat di tanya.

"A-aku, Aku mau bantu Radith dulu sebentar. Kamu tunggu saja disini. Sebentar, sebentar oke !"

Jawab nya terbata-bata dan terburu-buru.

Ia langsung pergi tanpa menghiraukan Ayu yang diam-diam mencurigai nya.

"Ini pasti ada hubungan nya dengan gadis itu ?" Tebak Ayu dalam hati.

Rasa kesal dan cemburu pun mulai meliputi hati nya. Ayu membanting tas nya ke atas ranjang dengan perasaan dongkol.

Lagi-lagi Acha mengganggu kesenangan nya.

"Dasar gadis tak tahu malu !" Umpat Ayu dalam hati memaki Acha.

DIKAMAR ACHA.

Varent baru saja sampai di dalam kamar VIP dengan hotel yang sama tempat Varent dan Ayu menginap. Acha yang sengaja menginap di hotel itu, terlihat berdiri di teras balkon bersama Radith yang berada agak jauh dari nya.

"Apa yang kamu lakukan Acha ?"

Bentak Varent dengan nada kesal.

Ia tak ingin lagi berbicara lembut pada gadis manja yang telah mempermainkan perasaan nya.

"Varent ! Akhir nya kamu muncul juga."

Acha berlari mengejar Varent yang baru datang dan berniat hendak memeluk mantan kekasih nya.

Varent terkejut, ia tak siap dengan gerakan refleks Acha yang mendadak memeluk nya.

"Aku kangen kamu, sayang !"

Ucap Acha dengan Isak tangis yang tak terbendung lagi.

Rasa rindu nya yang telah terhalang semenjak kehadiran Ayu membuat Acha melampiaskan kekesalan hati nya dengan menangis di dada Varent.

Hati Varent jadi luluh. Ia membiarkan Acha menangis sepuas nya dan melepaskan kerinduan dengan memeluk tubuh Varent yang diam kaku tak bergeming.

Radith yang menyaksikan, secara diam-diam memotret adegan romantis itu dengan kamera ponsel nya. Ia pun mengirim foto itu pada Brian papa nya Varent.

Brian yang mendapat kiriman foto dari Radith serta merta tersulut emosi. Ia tak menyangka, Acha masih saja nekat menggoda Varent yang sedang menikmati bulan madu nya dengan Ayu.

Brian pikir, dengan memanfaatkan Ayu sebagai pengganti Acha, Varent bisa melupakan anak dari lawan bisnis nya itu. Namun rupa nya, Acha tetap saja mengganggu kehidupan Varent yang seharusnya sudah bahagia dengan istri nya.

"Kirimkan nomor ponsel Ayu." Radith tersenyum miring saat membaca chat yang dikirimkan Brian.

Ia pun mengirim kontak Ayu pada Brian. Ia penasaran, kejutan apa yang akan di berikan om nya itu pada putra nya yang tersayang.

Sebuah senyuman licik terukir di bibir nya sebelum meninggalkan pasangan yang tengah melepas kerinduan itu.

.

.

.

BERSAMBUNG