Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Setelah motor mereka terparkir di pantai, anak-anak langsung berlarian. Raut wajah senang dan ceria mereka sangat terlihat dengan di iringi suara tawa dan teriakan mereka.
Clara, Fara juga ikut berlari menyusul anak-anak bermain di pasir.
"Kakak, apa boleh kami main air?" tanya Bintang mewakili anak-anak lainnya.
"Tentu saja boleh, tapi di pinggir aja yah" ucap Clara.
"Oke kak" jawab mereka.
Kevin dan seluruh teman-temanya mendekat dan bergabung bermain air dengan mereka. Clara, Fara membantu ibu panti untuk menyiapkan makanan.
Di dalam the Hide hanya Clara dan Fara saja yang perempuan dan sisanya laki-laki semua. Clara dan Fara juga paling muda di antara the Hide.
"Kak Aksa, kak Ansel, bantuin nyalain apinya dong. Sekalian bakar ikannya juga yah. heheh!" pinta Fara pada kedua anak the Hide.
Mereka yang disebut membantu ketiga wanita tersebut. Setelah semuanya matang, mereka duduk bersama beralaskan pasir pantai tersebut. Mereka benar-benar menikmati sore hari itu dengan gembira. Hingga matahari sudah mulai terbenam, mereka memutuskan untuk pulang ke panti.
***
Tepat jam 7 Clara pulang, ia mendapat rumahnya kosong tanpa ayahnya. Padahal biasanya ayah sudah pulang jam 6 sore dari rumah makan. Ketika ia ingin menelpon, pintu rumah terbuka dan itu adalah ayah yang baru datang.
"Ayah dari mana?" tanya Clara menghampiri ayah yang baru duduk di kursi ruang tamu.
"Ayah dari rumah teman. Ada makanan yang mereka kasi ke ayah untuk kamu" ayah menunjukkan rantang berisi makanan dari rumah sahabatnya.
"Ayah makan malam sama mereka?" Clara mengambil rantang itu dan memangku ya.
"Iya. Maaf yah, ayah nggak bisa nolak ajakan mereka. Tapi ayah akan menemanimu makan" ayah merasa bersalah, karena makan lebih dulu.
"Tidak apa-apa ayah. Cla juga udah makan sama anak panti tadi"
"Ohh.. benarkah. Yasudah, kita makan untuk besok pagi saja" Clara mengangguk.
"Cla istirahat duluan ya, Yah. Cla capek banget"
"Iya, pergilah"
Clara ingin beristirahat lebih cepat malam ini. Ia tidak memiliki istirahat hari ini, tapi walaupun begitu ia senang melihat kecerian anak-anak panti.
Hari semakin larut, Ayah mengecek kamar putrinya untuk memastikan Clara sudah tidur. Ia tersenyum kala melihat wajah damainya, mengucap kepalanya dengan lembut seraya berkata, " Maafkan ayah, ini yang terbaik buat Cla. Ayah tidak tahu sampai kapan ayah bisa melihatmu"
Ayah mencium kening putrinya, lalu keluar dan beristirahat.
***
Sementara di rumah Elvin, ia terlihat buru-buru keluar dari rumahnya. Kedua orang tuanya juga sudah tidur karena sudah jam 11 malam.
Elvin keluar dengan membawa motornya dengan kecepatan penuh. Baru-baru saja Felix menghubunginya mengatakan jika basecame mereka terbakar.
Sesampainya di sana ia melihat Felix, gama dan teman-teman yang lain tengah berusaha memadamkan api yang sudah membesar. Sepertinya mereka lupa untuk memanggil pemadam karena saking paniknya.
Elvin yang berinisiatif menghubungi pemadam, tiba-tiba terhenti kala mendengar suara knalpot beberapa motor yang lumyan keras. Hal itu mengalihkan perhatian mereka.
"HAHAHA....." suara tawa mengejek terdengar dari pemilik rombongan motor itu.
"Bagaimana hadiahku? kalian suka?" ucap Hayden dengan raut wajah menyebalkan.
Gama dan Felix mendengar itu mengepalkan tangannya. Elvin hanya diam menatap tin Hayden dengan tatapan dinginnya.
"Kenapa kau melakukannya? sebenarnya apa mau Lo, Hayden!!" Gama benar-benar emosi.
"Ckk...mau gua? gua mau kalian semua hancur. Namun gua sedikit kecewa karena tidak ada satupun dari kalian yang ikut terbakar di dalam sana"
"Tim Lo seharusnya nggak ada, Gam. Lo nggak bakal bisa ngalahin gua. Lo sengaja buat tim untuk menghalangi apa yang gua lakukan di luar sana. Lo terlalu mencampuri urusan gua. Lo kira gua nggak tahu, kalau LO yang memberi laporan pada papa tentang apa yang gua lakukan kemarin malam? Lo salah Gama" Hayden berjalan mendekat Gama dan berdiri sangat dekat dengannya.
"Dan gua benci, papa selalu banding-bandingin gua dengan lo, seakan Lo adalah anak baik yang tidak punya salah. Gua benci Gam" Hayden mendorong dada Gama.
"Gua lakuin itu buat kebaikan lo HAYDEN!!! menjual dan mengonsumsi narkoba itu salah, itu sangat salah. Sampai kapanpun mama nggak bakal balik lagi. Sejak awal, gua sama papa larang Lo untuk bergaul dengan mereka, tapi lo tuli!!" ucap Gama dengan emosi dengan menunjuk-nunjuk Hayden.
Mereka yang mendengar perkataan Hayden dan Gama, tentu mereka kaget. Apalagi saat mereka menyebutkan kata 'papa', apa itu artinya mereka saudara? itu lah yang ada di benar teman-teman Gama. Bahkan Felix pun tidak tahu akan hal itu. Kobaran api terabaikan di sana, karena mereka terlalu fokus dengan Gama dan Hayden.
"Lo jangan sok tahu dengan kebaikan gua, Lo nggak tahu, Gam"
"Gua tahu Hayden, Gua tahu. Lo kakak gua, gua tahu siapa lo" suara Gama mulai sedikit bergetar.
"Cihhh....Hayden kakak Lo udah mati 3 tahun yang lalu. Gua Hayden yang berbeda" mata Hayden mulai memerah menatap Gama.
"Tidak. Dia masih ada, dia hanya sembunyi di dalam sini" Gama menunjuk dada Hayden. Gama sangat yakin, kakaknya yang dulu masih ada, hanya tertutupi oleh rindu dan kecewa.
"Pulanglah, kak. Papa selalu menunggumu. Aku yakin mama pasti kecewa di atas sana dengan apa yang lo lakuin sekarang"
"Lo nggak perlu bawa-bawa MAMA!!" Hayden sangat emosi dan mendorong Gama dengan keras hingga jatuh.
"HABISI MEREKA!!" perintah Hayden pada bawahannya.
Hayden menarik Gama, membiarkan para bawahannya melawan tim Gama. Perkelahian di tengah malam itu terjadi. Elvin bahkan ikut bertarung dengan bawahan Hayden.
Hayden menarik kerah baju Gama dengan mambawanya sedikit menjauh dari yang lainnya. Ia lalu melempar Gama ke tanah.
"Kak, ku mohon... berhenti! Lo nggak salah. Jangan buat perjuangan mama sia-sia karena kelakuanmu. Papa masih sering sedih dengan kau yang tidak pernah lagi pulang ke rumah" Gama berdiri dan menatap Hayden dengan memohon.
Ia tahu Hayden sang kakak masih tidak terima dengan kematian sang Mama 3 tahun lalu karena kecelakaan beruntun. Saat itu Gama masih kelas 3 SMP dan Hayden berumur 19 tahun. Kejadian kala itu begitu cepat, padahal mereka akan pergi ke vila untuk liburan.
Namun saat kecelakaan itu terjadi, Gama, mama dan sang papa berhasil keluar lebih dahulu, tapi ia terjebak di dalam mobil karena terhimpit dengan badan mobil yang rinsek. Mobil mulai terbakar, mama dan papa berusaha membantunya keluar. Saat ia mulai berhasil keluar dan bersamaan dengan itu mobil mereka meledak, namun sayang tangan Hayden dan sang mama terlepas ketika lari sehingga sang mama terkena ledakan mobil.
Hayden kecewa pada dirinya sendiri karena tidak berhasil menyelamatkan mamanya. Apalagi ketika melihat papa dan adiknya yang sedih kehilangan mama dan itu akibat kesalahannya. Hayden selalu berandai, andaikan sang mama tidak menolongnya dan membiarkan dirinya ikut hancur bersama mobil itu, sampaikan sekarang mamanya masih hidup.
Sejak saat itu, Hayden memilih keluar dari rumah dan hidup di jalanan. Apalagi saat sang papa mulai membandingkan dirinya dengan Gama.
"Jangan bohong, Gam. Mana mungkin papa menangis hanya karena diriku"
"Papa menyesal kak. Dia ingin meminta maaf padamu. Pikiran papa hanya kalut saat itu karena kepergian mama" ucap Gama.
Hayden menggeleng dan tertawa sumbang. "Gua benci Lo ,Gam. Berhenti mencampur urusanku. Jangan turuti permintaan papa"
"Tapi papa....Bukk" Gama tidak melanjutkan perkataannya karena Hayden lebih dulu memukulnya.
Perkelahian antar saudara itu terjadi. Hayden memukul Gama dengan sangat keras. Gama yang memiliki bela diri masih di bawa Hayden kewalahan melawan pukulannya.
"lebih baik lo mati GAMA!!!" Hayden membabi buta memukul Gama.
Gama yang sudah tidak kuat menahan pukulan Hayden terjatuh dan terlempar. Hayden mendekatinya dan menginjak dada Gama dengan kuat.
"Uhuukkk...." terbatuk dengan darah.
"Kak..." ucap Gama lirih dengan berusaha mengangkat kaki Hayden dari dadanya.
Mata Hayden memerah dan semakin kuat menginjaknya. Ia juga mencekik leher leher Gama hingga Gama mulai kehabisan nafas.
Elvin yang mendengar suara Hayden saat menyebut nama Gama, kaget melihat Gama yang sudah tak berdaya di bawah Hayden. Ia segera berlari kencang mendekati mereka untuk menyelematkan Gama.
Namun sebelum itu, sebuah tembakan meluncur dan mengenali bahu Hayden. Cekikan Hayden terlepas dan kakinya turun dari dada Gama. Hayden ingin menoleh, tapi Elvin lebih dulu memukul tengiknya dengan sangat keras hingga pingsan dan terjatuh di atas tubuh Gama. Gama juga sudah tak sadarkan diri.
Suara serine mobil polisi terdengar. Entah dari mana polisi tahu lokasi mereka. Mereka semua berlari dan bergegas meninggalkan tempat itu sebelum polisi menangkap mereka. Sisa tim Hayden yang tumbang, masih berada di sana. karena teman-temannya meninggalkan mereka.
.
.
NEXT