Larisa gadis yang sederhana,diam-diam mencintai sahabatnya sendiri,Larisa bersahabat dengan 2 lelaki sejak mereka duduk di bangku SMP.Keluarga mereka sudah saling mengenal baik satu sama lain,kedua sahabat larisa berasal dari keluarga yang cukup kaya dan juga terpandang.Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan yang bekerja di perusahaan salah satu sahabatnya.
Sampai akhirnya ada satu peristiwa yang membuat Larisa menjadi pengantin dari sahabat yang ia cintai,diam-diam.
Larisa pikir,ia akan bahagia,karena menikah dengan orang yang ia cintai,tapi ternyata tidak..
penasaran dengan kisah Larisa???
Baca selengkapnya di novel ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Kalian mau kemana?"Bunda Davin heran melihat anak dan menantunya keluar dari kamar membawa koper kecil.
"Aku sama Larisa,mau nginep dirumah bunda Larisa,aku mau nemenin Larisa bund...".
"Sebelum ke paris,dia pengen tidur dirumah bundanya dulu."Jawab Davin.
"Oohh gitu...Kirain."Jawab bunda Davin.
"Emang bunda mikir apaan?"Tanya Davin.
"Gak...bunda gak mikir apapun kok,kalo Larisa mau tidur dirumah bundanya,dan kamu juga ikut,itu ide yang bagus".
"Dan seharusnya emang kaya gitu,bunda harap ini awal yang baik untuk hubungan kalian."Ucap bunda Davin.
Davin dan juga Larisa berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Setelah beberapa saat keduanya pun sampai dirumah milik orang tua Larisa,Davin disambut hangat oleh bunda Larisa.
Malam harinya...
"Maaf ya Vin...tempat tidur aku gak seluas,tempat tidur dirumah kamu".
"Kalo kamu gak nyaman,aku bisa tidur bareng sama bunda."Ucap Larisa.
"Terus ayah kamu mau tidur dimana?"Tanya Davin.
"Mungkin diruang tamu."Jawab Larisa.
"Udah gak papa...kita tidur disini aja berdua,atau kamu yang gak mau deket-deket sama aku?".
"Haaahh...ehhh...enngg-gaak,bukan gitu."Jawab Larisa.
"Kenapa si Davin jadi aneh gini yaa...kemarin-kemarin,dia yang gak mau deket-deket aku."Bathin Larisa.
"Kok malah diem,ayo sini."Davin menepuk tempat tidur milik Larisa,agar Larisa tidur bersama seranjang dengannya.
...****************...
Di apartemen Bella,ia masih saja merasa gelisah,karena tidak seperti biasanya Davin seperti ini,tidak mengabari dirinya sama sekali.
...****************...
1 minggu berlalu,Davin dan juga Larisa baru saja pulang berbulan madu di paris.
Memang tidak terjadi apa-apa diantara kedua nya,tapi selama di paris,Davin dan Larisa semakin akrab.
Larisa juga yakin,Davin mulai membuka hati nya untuk dirinya.Cinta di hati Larisa untuk Davin pun bersemi kembali.
Selama keduanya berada di paris,Davin selalu memperlakukan Larisa dengan baik dan manis,Davin selalu menggenggam tangan Larisa,kemanapun mereka akan pergi berjalan-jalan di paris.
Larisa juga tidak pernah melihat Davin berbicara dengan Bella di telpon.
Setiap malam,selama di paris,mereka berdua akan berbagi cerita sebelum tidur.
Davin tidak menyadari,bahwa mungkin dirinya sudah mulai mencintai Larisa,karena saat bersama Larisa,Davin sama sekali tidak mengingat akan Bella,fokusnya hanya kepada Larisa.
Dan hari ini,keduanya baru saja tiba di indonesia.Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah bunda Davin.
"Iya Halo."Jawab Davin,ia sedang mengangkat telpon.
"Apa benar,ini dengan pak Davin?"Tanya seseorang yang berbicara melalui telpon dengan Davin.
"Iya benar."Jawab Davin singkat.
"Maaf pak,saya ingin memberitahukan,pasien yang bernama Bella,meminta saya untuk menghubungi anda".
"Bella...apa yang terjadi dengan Bella?"Tanya Davin cemas.
"Anda bisa segera datang ke rumah sakit muara kasih,untuk mengetahui kondisi ibu Bella."Jawab seseorang tersebut.
Setelah itu,Davin mengakhiri panggilan telpon dengan orang tersebut.
"Maaf Sa...kita kerumah sakit bentar yaa,aku khawatir sama Bella."Ucap Davin,terlihat dari raut wajahnya,jika ia sangat cemas terhadap Bella.
Larisa hanya menjawab dengan anggukan kecil,dada nya terasa nyeri,ia pikir Davin sudah benar-benar berakhir dengan Bella.
Tapi nyatanya Davin masih perduli dengan mantan kekasihnya tersebut.
...****************...
Davin bergegas keluar dari dalam mobil,ia sampai lupa ada Larisa bersamanya.
Larisa berlari kecil menyusul Davin yang sedang mencari kamar rawat Bella.
Setelah Davin menemukannya,ia langsung berlari ke arah kamar rawat Bella,masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Sayang...maafin aku,kamu kenapa?,kamu gak papa kan?"Davin langsung memeluk Bella yang terbaring di ranjang rumah sakit.
Larisa yang melihat hal itu pun mengurungkan niatnya untuk ikut masuk ke dalam kamar rawat Bella.
Larisa berjalan kembali menuju mobil Davin,ia memegangi dada nya yang terasa sakit,berusaha menahan air mata yang siap jatuh kapan saja dari kedua matanya.
Larisa berjongkok di dekat pintu mobil,ia tidak bisa lagi menahan air matanya,Larisa terisak,hatinya sakit sekali.
Ia pikir Davin sudah mulai membuka hati untuknya,ia pikir Davin sudah menyelesaikan hubungannya bersama Bella,karena saat di paris,Davin begitu baik,dan juga romantis terhadap Larisa.
...****************...
Davin tersadar dan menengok ke belakang,tidak ada Larisa yang mengikutinya.
"Kamu liat apa sayang?"Tanya Bella.
"Bentar yaa,,,aku keluar dulu,aku tadi kesini bareng Larisa."Jawab Davin.
Bella menahan tangan Davin,saat dirinya hendak berdiri dan mencari Larisa.
"Disini aja yaaa...aku mohon,aku butuh kamu Vin,aku gak punya siapa-siapa sekarang."Bella menitikkan air matanya.
"Heiii...jangan nangis sayang...kamu gak sendiri,sekarang aku disini,maafin aku yaa,,,aku sempet abai sama kamu".
"Aku janji,mulai sekarang,aku akan selalu prioritas sin kamu."Davin mengecup lembut tangan Bella.
...****************...
"Hallo Liam..."Larisa menelpon Liam.
"Saaa...kenapa?,kok suara kamu seperti lagi nangis".
"Kamu baik-baik aja kan?"Tanya Liam.
"Tolong jemput aku,dirumah sakit muara kasih."Ucap Larisa,masih terisak.
"Kamu tunggu aku,jangan kemana-mana,ingat tunggu aku!".
Liam langsung mematikan sambungan telpon bersama Larisa.
Ia bergegas mengambil kunci mobil dan berjalan keluar dari kamarnya.
Liam melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata untuk jalanan di dalam kota,Liam sangat khawatir terhadap Larisa.
Hanya butuh waktu 8 menit,kini Liam sudah sampai di rumah sakit muara kasih,Liam langsung keluar dari dalam mobil,bergegas mencari keberadaan Larisa.
Saat ia melihat mobil milik Davin,Liam langsung berjalan ke arah mobil tersebut,dan mendapati Larisa sedang berjongkok sambil menangis disamping mobil.
"Heii Sa..."Liam membantu Larisa berdiri,dan mengangkat wajah Larisa yang tertunduk.
"Jangan nangis...aku gak suka ngeliat kamu kaya gini Sa."Ucap Liam
Larisa langsung memeluk Liam,dan terisak di pelukan sahabatnya tersebut.
Liam membelai lembut kepala Larisa,berharap Larisa sedikit merasa lega dengan sentuhannya tersebut.
"Kita pulang sekarang...ayo."Liam melepaskan pelukan Larisa dan menuntun nya berjalan ke arah mobil miliknya.
...****************...
Bella terus menggenggam tangan Davin,ia sengaja,agar Davin tidak keluar melihat Larisa.
Tanpa Bella tau,meskipun Davin ada di hadapannya,dan tangan mereka saling berpegangan.Tapi hati Davin tidak ada disana,Davin cemas dengan Larisa,tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Bella terus saja menggenggam tangannya,Davin juga merasa kasihan terhadap Bella.
Saat Bella sudah tertidur,perlahan-lahan Davin melepaskan genggaman tangan Bella,ia berjalan sangat pelan,agar langkahnya tidak membangunkan Bella.
Sampai diluar ruangan Bella,Davin tidak menemukan Larisa,Davin langsung berlari menuju mobilnya,memastikan Larisa mungkin menunggunya di dalam mobil.
Tapi sayang,Davin tidak menemukan Larisa disana,ia mengambil ponsel di dalam saku celananya dan segera menelpon Larisa,tapi nomor Larisa tidak aktif.
Berkali-kali Davin coba,hasilnya masih sama,nomor Larisa tidak aktif.
Dengan lunglai,Davin kembali melangkah masuk ke dalam kamar rawat Bella.
"Maafin aku Sa..."Bathin Davin.
Ia duduk di hadapan ranjang Bella,memandangi wajah kekasihnya tersebut,tapi entah kenapa,ia merasakan sesuatu yang berbeda,rasanya tidak sama lagi seperti dulu ketika ia memandang wajah Bella.
Justru yang ada di dalam kepalanya sekarang hanyalah Larisa,Davin khawatir terhadap Larisa,entah dengan siapa Larisa pulang kerumah...
siap-siap sakit hati kau Vin...
menghadiri pernikahan mantan istri dengan sahabat sendiri....😅
tapi Larisa yang baik malah tersakiti terus...
apakah selamanya hanya akan diajak ajakin Bella...
CEO kok bdh sih.. ijazahnya dapat beli ya...
harusnya kali ini jangan gengsi vin... minta tolong sama ayah dan bunda. mereka lebih pinter dari pada kamu...