Ilea Tirta Mahesa atau sering di sebut ilea ia terpaksa menerima perjodohan dengan lelaki pilihan papanya,dia di jodohkan oleh seorang CEO anak dari keluarga Addison. Perjodohan tersebut dilakukan karena keluarga Mahesa dan Addison ingin mempererat persaudaraan dan menjalin hubungan keluarga yang baik.
Liam James Addison anak pemilik perusahaan keluarga Addison adalah lelaki yang akan dijodohkan oleh ilea. Dia memiliki sifat yang dingin dan cuek terhadap wanita,seakan tidak memiliki ketertarikan sedikit pun terhadap wanita,namun Liam begitu karena ia pernah disakiti oleh seorang wanita di masa lalu .
pernikahan pun di lakukan karena kedua keluarga sudah menentukan hari yang baik untuk melaksanakan resepsi.Bagaimanakah nasib ilea kedepannya?..
HAPPY READING🙌🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aida Fahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah
Setelah selesai packing semua persiapan meeting, Liam bergegas untuk pulang kerumah. Ia mengambil beberapa pakaian yang akan dikenakan. Ia membawa pakaian seperlunya saja, karena dirinya berada disana mungkin hanya seminggu.
Di saat Liam sedang memindahkan pakaiannya ke koper, mamanya datang dan menegur Liam.
"Loh kenapa semua pakaiannya dimasukkan ke koper nak, Kau mau kemana?" Tanya mama Liam yang heran.
"Liam akan pergi ke luar kota bersama Dion siang ini ma, karena besok ada meeting dengan klien sekalian membahas tentang kontrak kerja sama." Ucap Liam menjelaskan.
"Kenapa mendadak sekali nak? Bukannya kalau ada meeting kau sudah mempersiapkan dari hari sebelumnya." Tanya sang mama.
"Liam mendapat kabarnya mendadak, jadi mau tak mau Liam harus siap dengan konsekuensi pekerjaan ini ma." Jawab Liam sambil menatap sang mama.
"Lalu berapa lama kau berada di sana?" Apakah kau sudah memberi tahu Ilea akan hal ini?" Tanya mamanya memastikan.
"Mungkin seminggu ma. Soal Ilea, Liam sudah memberi tahunya lebih awal." Jawab Liam.
"Baguslah, jangan lupa berkabar dengan nya saat di sana agar hubungan kalian tidak renggang!! jangan lupa jaga kesehatan mu selama di sana." Mamanya terus memperingati nya.
"Siap mamaku sayang, yaudah Liam pergi dulu ya. Karena papa tak ada dirumah tolong sampaikan ijin Liam kepada papa ya ma." Ucap Liam sambil mencium pipi mamanya ia tak lupa menyalami mamanya.
"Iya sayang hati-hati di jalan." Ucap sang mama.
Setelah itu Liam langsung berangkat karena Dion sudah menunggunya di depan rumah. Mereka langsung menuju ke stasiun kereta api. Dion sudah memesan tiket melalui aplikasi jadi mereka tak perlu menunggu lama. Mereka memakai kereta api kelas bisnis.
Liam sangat lelah hari ini, ia merasa badannya pegal semua. Pikirannya juga berantakan. Tanpa tersadar ia menguap, sebenarnya ia sangat ngantuk ditambah tadi malam dirinya tak bisa tidur.
Dion yang menyadari itu tak sampai hati, ia menyuruh Liam untuk istirahat saja.
"Tidur lah jika kau mengantuk, aku lihat kau sangat lelah hari ini." Ucap Dion.
"Ya sepertinya kau benar aku memang sangat lelah, tadi malam pun aku tak bisa tidur." Jawab Liam dengan suara lelahnya.
"Pasti karena memikirkan Ilea kan? Apalagi kalian habis tunangan tadi malam." Goda Dion kepada sahabat nya itu.
"Sok tahu kau, emang kenapa kalau aku memikirkan nya lagian itu hal yang wajar." Ucap Liam ketus.
"Gapapa sih, aku kan perhatian denganmu." Ucap Dion sambil mencolek dagu Liam.
Liam yang geli dengan tingkah sahabatnya itu segera menjitak kepada Dion, tentu saja hal itu membuat Dion kesakitan.
"Aww kenapa kau menjitak kepalaku?" Tanya Dion kesakitan sambil memegang kepalanya.
"Suruh siapa kau mencolek ku begitu? Ingat masih banyak perempuan jomblo, tidak perlu aku yang kau embat." Ucap Liam kesal.
"Hei tolong jaga ucapan anda ya. Kau kira aku ini gak normal gitu ha? Gini-gini aku masih selera wanita." Jawab Dion yang merasa kesal dengan Liam.
"Habisnya ngapain kau bertingkah seperti itu." Liam tak mau kalah.
"Aku hanya mengkhawatirkan mu, kalau nanti kau sakit aku yang capek menghandle semua pekerjaan itu." Ucap Dion dengan enteng.
Liam hanya memutar bola matanya malas, ia tak mau berdebat lagi dengan Dion. Dirinya memutuskan untuk tidur dan istirahat saja.
Mereka tiba di kota tujuan sekitar pukul 7 malam.
Mereka segera menuju hotel terdekat di kota itu.
Dion dan Liam memutuskan untuk satu kamar dengan dua tempat tidur di dalamnya.
Di saat sedang istirahat, Liam mengingat bahwa ia belum mengabari Ilea. Oleh sebab itu ia segera menelpon Ilea untuk mengabarinya. Mereka melakukan panggilan video.
"Hai cantik maaf ya aku baru sempat menghubungimu." Ucap Liam saat panggilan terhubung.
"Gapapa aku sudah maklum, btw kenapa kau memanggil ku cantik?" Tanya Ilea sambil menatap Liam dari ponsel.
"Kan memang kau cantik." Liam berusaha menggoda Ilea.
"Tidak usah gombal atau aku matikan ini telponnya." Ancam Ilea.
"Langsung begitu ancaman nya, aku menghubungimu karena aku rindu." Ucap Liam yang mulai menunjukkan sifat bucinnya.
"Suruh siapa gombal terus? Oh iya kau berapa lama di sana?" Tanya Ilea mulai posesif.
"Mungkin seminggu aku di sini kalau tidak ada urusan lain." Jawab Liam sambil menatap wajah Ilea dari ponselnya.
"Mengapa lama sekali?" Tanya Ilea mulai menunjukkan sifat posesifnya.
"Kenapa kau rindu ya? Lagian aku kerja mana bisa seenaknya. Ini juga untuk masa depan kita nanti." Ucap Liam yang terus menatap wajah Ilea.
"Tidak ya jangan kepedean. Yasudah semangat kerjanya." Ilea berusaha menyemangati Liam.
Mereka melakukan panggilan video itu sampai tertidur. Dion yang mendengarnya merasa malas, dan ingin rasanya ia memotong telinganya dari tadi.
"Gini banget jadi jomblo, setiap hari harus melihat kemesraan orang pacaran. Emang sudah nasibku begini." Ucap Dion dalam hati, ia memutuskan untuk tidur agar besok bisa bangun awal.
Pagi harinya Liam dan Dion bangun tepat waktu. Mereka bersiap diri setelah itu mereka sarapan sebelum pergi ke kantor ABADI JAYA. Mereka berangkat pukul 07.30 wib dan sampai sana pukul 08.00 wib. Hanya memerlukan waktu 30 menit untuk sampai ke kantor itu.
Setibanya di sana mereka langsung disambut oleh tuan Daniel Smith. Pemilik perusahaan di kota B itu. Mereka disambut dengan hangat dan di persilahkan masuk.
"Selamat pagi tuan Liam dan tuan Dion, selamat datang di kantor kami." Sambut tuan Daniel dengan hangat.
"Pagi juga tuan Daniel, suatu kehormatan bagi kami bisa anda undang untuk datang ke kantor anda ini." Sahut Liam dengan sopan.
"Terima kasih sudah datang kemari, dan suatu kehormatan juga bagi kami bisa menjalin kerja sama dengan pengusaha muda seperti anda." Ucap Daniel memuji Liam.
"Saya belum sehebat anda tuan yang memiliki banyak aset di berbagai negara." Ucap Liam merendah.
" Belum seberapa jika dibanding dengan kekayaan Tuan Alexander Addison itu." Ucap Daniel memuji papa Liam.
Liam dan Dion hanya tertawa mendengar perkataan tuan Daniel. Ya Liam memang mengakui bahwa sang papa memiliki kekayaan yang bisa dibilang cukup banyak.
Setelah perbincangan ringan itu, mereka segera memasuki ruangan meeting dan memulai meetingnya.
***
Di hari yang sama Ilea berangkat kampus dengan diantar oleh supir pribadinya. Kali ini ia bangun tepat waktu. Tidurnya tadi malam juga sangat nyenyak apalagi ditemani oleh Liam memalui video call.
Ia berjalan dengan wajah cerianya. Ia melihat Megan yang berada di taman kampus, lalu ia menghampiri temannya itu.
"woy sedang apa kau di sini?" Tanya Ilea kepada Megan.
"Seperti yang kau lihat aku sedang apa?" Ucap Megan malas.
"Santai aja dong jawabnya gak usah ngegas gitu." Jawab Ilea yang mencoba mengganggu Megan.
"Aku lagi gak mood hari ini." Jawab Megan.
"Utututu,,, kau kenapa tidak biasanya begini.". Tanya Ilea mulai serius.
"Aku lagi datang tamu bulanan, jadi mood ku naik turun." Ucap Megan.
Ilea yang paham dengan ucapan Megan hanya mengangguk, ia tak ingin banyak tanya sehingga membuat temannya itu makin kesal.
"Eh ada yang mau aku ceritain loh." Ucap Megan.
"Cerita apa? Cepatlah ceritakan." Pinta Ilea yang mulai penasaran.
"Kemarin malam waktu acara tunangan mu, aku bertemu dengan pria aneh." Jawab Megan .
"Pria aneh gimana? Emang kau diapakan olehnya?" Tanya Ilea penasaran.
"Dia menghampiri ku dengan sikap sok akrabnya, namun setelah aku menanyakan tentang siapa dia eh dia malah menjawab kalau salah orang. Kan aku jadi kesal." Terang Megan dengan wajah cemberutnya.
Ilea yang mendengar itu tak bisa menahan tawanya, ia tertawa di atas penderitaan temannya itu.
"Hahah aneh sekali pria itu, trus kau berharap kalau pria itu akan mendekatimu begitu?" Tanya Ilea sambil tertawa.
"Terus saja kau menertawakan ku seperti itu." Ucap Megan dengan wajahnya yang cemberut.
"Habis nya lucu sih, tapi siapa pria itu apa kau pernah melihatnya?" Tanya Ilea.
"Kalau aku kenal tidak mungkin aku bilang dia aneh Ilea." Megan menjawab sambil menepuk jidatnya.
"Eh iya juga ya, lalu siapa pria itu aku tak merasa mengundang teman pria, bahkan temanku yang mengetahui pertunangan ku cuma kau." Jawab Ilea merasa heran.
"Mungkin saja teman bisnis papamu." Tebak Megan.
"Seperti nya nggak deh gan, teman bisnis papaku rata-rata sebaya papaku dan anak mereka yang laki-laki sudah pada menikah." Jawab Ilea dengan wajah bingungnya.
"Lalu siapa pria itu? Menyebalkan Sekali jadi orang." Kesal Megan.
"Entah lah aku juga tak tahu, kan aku gak ada bertemu dengannya." Jawab Ilea.
"Yasudah lah lupain aja, ayo kita masuk ke kelas." Ajak Megan yang kepada Ilea.
Mereka memasuki kelas dan mengikuti pembelajaran hingga selesai. Pria yang dimaksud oleh Megan adalah Dion. Jujur saja Megan merasa penasaran siapa sebenernya pria itu. Namun karena tak menemukan jawaban yang jelas, ia mencoba mengabaikannya.
🌹🌹🐡🐡 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞
🌹🌹.....
aku udah baca sampai sini thor