NovelToon NovelToon
Cakar Garuda

Cakar Garuda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan Tentara / Keluarga / Romansa
Popularitas:125.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: NaraY

Mungkin benar kata pepatah. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Cinta memang terkadang hadir tanpa di rencanakan bahkan kita manusia tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Termasuk pada gadis kecil yang sama sekali tidak pernah ia sangka menjadi akan menjadi jodohnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Belum yakin akan rasa.

Bang Arbath mengeryit dahi mengingat wajah wanita yang berada dalam mess transit.

"Bukankah seingatku Rial pernah bilang, tunangannya itu tidak jauh beda usia dengan nya?? Kalau yang tadi itu terlalu muda untuk Rial." Gumamnya.

Dalam perjalanan menuju warung makan, dirinya tak sengaja melihat seorang wanita yang sedang bertengkar dengan salah seorang anggotanya.

Situasi yang semakin genting membuatnya menghentikan laju motornya.

//

"Saya lihat dulu..!! Kalau di sembunyikan mana saya tau bagian yang sakit..!!" Kata Bang Farial karena Dindra terus merintih kesakitan.

"Iiihh.. nggak mau. Cepat belikan obatnya saja, Om..!!"

"Bisa tidak, kalau kau panggil saya dengan sebutan yang berbeda. Perkara kau panggil saya, Om. Ada laki-laki yang salah paham dan menyangka kau masih gadis." Protes Bang Farial.

Dindra memalingkan wajahnya dengan malas. Ia lebih memilih menarik selimut daripada mendengar omelan suaminya yang galak.

"Begini ini bikin tensi saya naik." Bang Farial segera mengambil ponsel dan dompetnya kemudian berjalan keluar dari kamar untuk segera pergi ke apotek.

"Bang Rial.. belikan martabak telur ya..!!" Pinta Dindra.

"Iya." Jawab Bang Farial kemudian menutup pintu depan mess transit.

Baru beberapa langkah Bang Farial melangkah, ia tersadar akan sesuatu kemudian kembali masuk ke dalam mess dan membuka pintu kamar.

"Tadi kau panggil apa??" Tanya nya memastikan pendengarannya.

"Apa?? Tidak ada." Dindra malu-malu menjawabnya.

"Ulang lagi..!!! Kalau tidak... Saya buat 'bibirmu' sariawan lagi..!!" Ancam Bang Farial.

Dindra sengaja menggeleng dengan senyumnya yang nakal menggemaskan.

"Oohh.. ternyata memang pengen mancing di hentak Om Rial??? Okey sayaaang..!!" Bang Farial naik ke atas tempat tidur dan mengecup kening Dindra. Ia melonggarkan bagian pinggangnya.

"Sudah, cepat beli obatnya..!! Dindra hanya bercanda." Kata Dindra.

"Enak saja, yang 'disini' sudah baper." Bang Farial membalas Dindra tanpa ingin mengulang lagi, sebab ia tau Dindra sedang tidak baik-baik saja. Dirinya pun hanya sekedar mencumbu mesra tubuh Dindra sebagai physical touch untuk menenangkan istri kecilnya.

"Mas Riaaall..!!!" Geliatnya namun tangan Dindra menarik kuat kerah pakaian Bang Farial seakan meminta suaminya itu agar tetap disana.

"Mas???? Manis sekali, sayang..!!" Bang Farial yang sudah terlanjur 'naik' tak bisa lagi menahan diri. Ia pun segera beralih posisi.

...

Dindra terisak-isak kesakitan, Bang Farial menjadi ikut panik.

"Abang nih, Dindra sudah mandi pun masih juga di serang..!!" Protes Dindra jengkel.

"Kau yang pancing Abang, kan?? Mana ada Abang minta jatah lagi???" Kata Bang Farial.

"Di tahan lah, Bang..!!"

"Kau jangan mengelak dari kenyataan ya, dek..!! Nafas Abang hampir putus, kau tarik pula Abang, mana sanggup Abang tahan??? Siapa tadi yang merajuk????" Bang Farial menyentil kecil kening Dindra dengan gemas.

"Abang juga mau..!!"

"Mau lah, mana ada suami yang nolak di tawari obat sakit kepala. Sudahlah.. Abang lihat dulu bagian yang sakit. Kalau tidak di lihat, bagaimana Abang bisa tau." Seakan tak peduli dengan persetujuan Dindra, Bang Farial pun memeriksanya.

"Aseemm.. apa aku sekasar itu?" Gumam Bang Farial sembari memercing ngeri sendiri.

...

Bang Arbath menampar pipi anggotanya yang sedang mabuk. Geram Bang Arbath semakin menjadi saat melihat pipi seorang wanita yang tengah hamil muda menjadi lebam.

"Siram Aldo sampai sadar..!!" Perintahnya.

Tak berapa lama, Bang Farial melintas di sekitar pos kesatrian dan tak sengaja ia melihat littingnya sedang menangani salah seorang anggotanya.

Bang Farial pun memutar arah motornya kemudian menghampiri Bang Arbath.

"Ada apa nih?" Tanyanya.

"Si Aldo, mabuk..!! Dia tampari istrinya yang sedang hamil muda di tepi jalan raya." Jawab Bang Arbath.

"Macam-macam saja kau le..!!" Bang Farial turun dari motor lalu memisahkan Bang Arbath yang sudah marah besar dari Pratu Aldo yang masih oleng karena minuman keras.

Bang Farial segera memisahkan sahabatnya itu dari Pratu Aldo. Musibah yang terjadi pada bulan lalu membuat seorang Arbath di kenakan sanksi mutasi ke daerahnya.

"Kau kembali saja ke mess, biar aku yang tangani." Kata Bang Farial.

Baru saja bibirnya berhenti berucap, dering ponselnya berbunyi. Bang Farial segera mengangkat tanpa tau siapa yang menghubungi nya disana.

"Hallo.." jawabnya dengan nada tegas karena masih terfokus pada masalah si lapangan.

"Iiihh... Ya sudah, Dindra nggak jadi bicara."

Bang Farial menarik dan membaca baik-baik nama si penelepon.

"Astaga Tuhan.. 'Nyi Roro Ngetan', habislah aku..!!" Gumamnya. "Maaf.. maaf, tadi Abang nggak lihat nama di ponsel. Sabar ya dek, sebentar lagi Abang antar obatnya."

"Nggak usah, Dindra nggak butuh lagi." Jawab Dindra di seberang sana.

"Aduuuhh.. jangan donk, dek..!! Abang yang butuh banget. Puyeng kepala Abang kalau kamu nggak sembuh. Abang pulang dah."

Bang Arbath melirik sahabatnya, tidak biasanya sahabatnya itu melemahkan intonasi suara.

"Pulang sana, biar Aldo ku tangani sendiri..!!" Ucapnya jelas masih memiliki jiwa setia kawan pada sahabatnya sendiri.

"Nanti aku kembali lagi..!!" Janji Bang Farial karena dirinya harus segera mengutamakan Dindra.

Bang Arbath tersenyum kecut. 'Perempuan macam apa yang bisa di percaya di dunia ini. Yang dewasa saja bisa menyakiti, apalagi yang masih muda seperti istri Rial.'

Tangannya pun mengambil sebatang rokok. "Untuk apa Tuhan menciptakan perempuan." Gumamnya sesumbar.

.

.

.

.

1
nue21
Luar biasa
nue21
puyeng aku thor/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
nue21
kan ketahuan kelakuan saras ga benar. rial rial. kau buang berlian kau pungut kerikil
nue21
saras banyak mau ny. lama" kayanya farial pusing tujuhkeliling
nue21
kurang asem si rial itu anak mu oy
nue21
adudu...hhhhhhhhhh
nue21
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🍁𝕯𝖍𝖎𝖙𝖆❣️❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
aku suka ceritanya kak Nara apalagi yang berbau tentang tentara/polisi
Ati Rohayati
Luar biasa
Nabil abshor
tubagus nagapasa
Nabil abshor
😅😅😅 harimau i',,,
Nining Dwi Astuti
mungkin Dindra di srh cerai sm papa Ricky karena ternyata bang arbath itu "pemakai sm pengedar" bs jd papa Ricky ngerasa bersalah bt yg kedua kali ttg menantuY, g sabar nunggu kelanjutannya
Maysuri
mantap ad cerita baru....
Fitria Syafei
siap KK 👌 terimakasih KK 😘😍
Debby Yanti
lanjut mbak Nara semangatt selaluu/Kiss//Kiss/
Mika Saja
mba Nara ini blm ending nya kan.....msh Ngantung nih.....blm rela jg klo tb2 end aja🤭
dyah EkaPratiwi
Ditunggu bonchap ya kak
siti muhlihah
smngaat mba nara🥰🥰
Denis blora
apapun yg terjadi jgn pisahkan bang Ar dan dindra ya kak Nara .
nih pasti kisah naga dan bang Dalu.
💪💪👍👍♥️
Ayu FazRina Satiasari
kak naraaa aaa jangan berakhir ..masih penasaran dg cerita bg Nevac dg Diandra kmna bang Arbath???penasaaaraannn🥲🥲😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!