Zahra gadis manis 21 th pintar ramah periang, tiba tiba di hadapkan dengan masalah hidup yang tidak pernah sedikitpun ada dalam bayangan hidupnya, kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan kakak kandung beserta kakak iparnya dalam waktu bersamaan dalam sebuah kecelakaan dan harus memikul beban menyekolahlan ke dua adik kembarnya dan satu orang keponakan berusia 3th.
Bagaimana kisah hidup zahra??, yukkk... kepoin yukk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Ra... katanya Ceo baru kita, hari ini datang tau.." ucap teman kerja Zahra.
"Ohh..." jawab Zahra se adanya, lalu klau mau datang masalahnya apa, emang seharusnya Ceo datang keperusahaan.
"Kok cuma ohh... sih Ra!" dengus teman teman Zahra, yang tidak percaya dengan ucapan Zahra.
"Lah... trus aku mau ngomong apa?, kan emang seharusnya Ceo datang keperusahaan" bingung Zahra.
"Ya ampun Ra... Ceo kita itu masih muda loh Ra, ganteng kabarnya belum punya ke kasih, kamu kok ngak ada senang senangnya sih..." omel Sari, yang ke betulan juga bekerja barengan sama Zahra.
"Biarin aja ganteng, masalahnya apa sama gue, gue kan cuma karyawan, klau maknya pasti lah gue kudu nyambut ke datangannya penuh suka cita" kekeh Zahra.
Zahra memang tidak pernah membuka hatinya lagi, setelah perselingkuhan kekasih dan sahabatnya, dulu pernah beberapa kali dia mencoba dekat sama laki laki, tapi mereka tidak ada yang mau klau Zahra membawa Kenzo.
Buat Zahra lelaki yang mau menerimanya juga mau menerima adik adik dan keponakan Zahra, kalau mereka hanya mencintai Zahra lebih baik Zahra mundur.
Begitu lah Zahra sekarang, makanya di usianya yang sudah matang, pas untuk menikah, Zahra tidak perduli.
"Ra... emang loe ngak mau nikah?" Tanya Sari, karena Zahra memang susah untuk di dekati oleh laki laki.
"Ncek... semua orang mau lah menikah, mengadi ngadi aja loe, cuma... laki laki yang mau sama gue klau hanya mau sama gue, gue mundur Ri.
"Loe tau kan... masalahnya" kekeh Zahra.
Sari hanya menghela nafas pasrah.
Di tempat lain...
Kenzo sudah pulang sekolah, namun yang menjemputnya belum datang.
"Ya ampun... om Doni kemana sih... aku kan sendiri di sekolah" keluh bocah 6th itu.
Kenzo memang pulang agak cepat dari waktu pulang biasanya, karena guru mau mengadakan rapat.
"Kenzo belum pulang?" tegur wali kelas Kenzo, dia melihat Kenzo yang bermain ayunan sendirian di taman sekolah, kebetulan sekolah Kenzo bergabung dengan sekolah Tk.
"Belum Bu... mungkin om Doni telat Bu... soalnya kan pulangnya kecepatan dari hari biasa" sahut kenzo yang memang anak itu sedikit cerewet.
"Oh... ya sudah Ibu telpon Bunda dulu ya?" ucap wali kelas Kenzo.
"Iya Bu... makasih..." jawab Kenzo sambil tersenyum.
Tidak lama Doni datang tergesa gesa mencari Kenzo, karena mendapat kabar bahwa bocah itu sudah pulang dari tadi, tapi belum ada yang menjemput.
"Kenzo...." panggil Doni yang ngos ngosan.
"Iya om... om kok ngos ngosan, om lari ya, motor om kemana?" tanya Kenzo bertubi tubi.
"Ah... iya... Om lupa, tadi om kaget kamu sudah pulang dari tadi, om panik, jadi om lupa bawa motor, om lari" kekeh Doni sambil mengggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ncek... belum tua sudah pikun... pantas tante indah ngak mau sama om, ternyata selain mata keranjang juga pikun, ck ck ck" cibir bocah itu.
"Eh... bocah, om begini gara gara kamu tau!" kesal Doni di katain pikun sama juragan kecilnya.
"Idihh... jangan salah salahin ken dong, itu salah om sendiri yang pikun, kenapa ken yang di salahin" elak bocah cerewet itu.
"Tau... ah... terserah kamu aja, suka suka hati kamu ngatain om apa, yang penting kamu senang" dengus Doni sebal sama Kenzo.
"Om marah...?" tanya kenzo polos.
"Ngak... ngak marah, biasa aja" cuek Dini, nanti klau di ladenin si bocah cerewet itu, ngak akan ada habisnya, dan yang ada Doni terus yang akan jadi bulan bulanannya.
"Ok... klau om ngak marah, boleh beli es cream bearti" cengir bocah ngeselin itu.
"Ya ampun... gue udah capek jemput nih bocah, pake di katain segala, sekarang duit gue juga di palak" gerutu Doni.
Doni benar benar di buat greget sama Kenzo, mau marah tapi sayang.
"Boleh ngak om?" tanya kendo dengan wajah imutnya, klau sudah begini siapa yang bisa menolak.
"Iya boleh... yuk...."
Bersambung....
"