Daniel Nugraha seorang bujang lapuk yang entah kenapa mencintai istri adiknya sendiri. Dan semakin lama dia memendam perasaan cintanya justru semakin membuatnya ingin melakukan hal gila saja. Dia hanya mengikuti kata hatinya saja sehingga malam panas itu terjadi begitu saja tanpa bisa dia tahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linha_nofear, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagaimana Ini?
Keduanya pun hanya saling terdiam di ruang tamu. Setelah pergumulan panas tadi, Lia segera mengambil pakaiannya dan masuk ke dalam kamarnya sendiri dan menutup pintu. Karena dia memang tidak tahu lagi harus berbuat apa. Sedangkan Daniel setelah menetralkan nafasnya dia segera memakai kembali pakaiannya dan pergi ke dapur untuk mengambil minum seakan baru saja dia telah melakukan perjalanan panjang.
Sebenarnya jujur saja Daniel juga tidak tahu harus berbuat apa. Semuanya tadi terjadi begitu cepat dan dia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri. Daniel pun berjalan ke ruang tamu karena tentu saja dia tidak akan bisa memejamkan mata setelah apa yang terjadi.
Lima belas menit di ruang tamu, Daniel hanya bisa melamun dan tidak tahu harus melakukan apa setelah ini. Daniel berpikir pasti Lia akan sangat membencinya. Tetapi Daniel tidak akan munafik, ketika dia menggumuli Lia baru saja dia merasakan hal yang berbeda ketika dulu dia dengan pacarnya. Meskipun Lia sudah memiliki dua anak tetapi dia sangat pintar menjaga tubuhnya karena terbukti apa yang ada pada tubuh Lia masih sangat indah.
Daniel segera menggelengkan kepalanya ketika isi pikirannya justru hanya tentang Lia, karena jika terus dibiarkan maka alat tempurnya akan kembali berdiri dan bisa dipastikan bahwa dia tidak akan mungkin melakukan hal itu lagi kepada Lia.
Tiba-tiba saja pintu kamar Lia terbuka, dan Daniel melihat Lia yang keluar dari kamar kemudian berjalan perlahan menghampirinya di ruang tamu. Lia masih memakai dasternya tetapi kali ini dia memakai bra agar tidak mengundang pikiran kotor Daniel lagi. Memang salahnya ketika dia lupa berpakaian lengkap saat ada orang lain selain suaminya dirumahnya. Melihat hal itu segera saja Daniel berdiri.
"Lia, aku benar-benar minta maaf! Kamu boleh pukul aku untuk melampiaskannya." ucap Daniel dengan sungguh-sungguh.
Tetapi Lia hanya diam saja dan segera duduk di depan Daniel. Lia menatap Daniel dengan pikiran yang entah bagaimana. Ingin meminta pertanggungjawaban pun tidak mungkin karena Lia masih bersuami dan bahkan kehidupan rumah tangganya baik-baik saja tidak mungkin dia meninggalkan suaminya demi untuk menikah dengan Kakak Iparnya sendiri. Sedangkan untuk bertanggung jawab karena hamil pun tidak mungkin, karena Lia memakai KB sehingga kemungkinan hamil hanya sekali berhubungan akan sangat mustahil meskipun tidak ada yang tidak mungkin. Dan entah hal itu menguntungkan bagi Daniel atau bukan.
Dan apa yang terjadi baru saja memang tidak sepenuhnya salah Daniel. Karena pada akhirnya Lia pun terlihat menikmatinya. Mungkin itu yang membuat Lia tidak bisa berpikir dengan jernih. Dia juga menikmati dosa yang sudah dia lakukan.
"Lia aku mohon katakan sesuatu! Aku tahu aku salah, dan gak tahu kenapa tadi bisa terjadi gitu aja." sesal Daniel yang duduk di hadapan Lia.
"Apa Mas Daniel sudah merencanakan ini semua?" tanya Lia pada akhirnya setelah terdiam cukup lama.
Karena tidak salah juga dengan pemikiran Lia. Daniel yang tiba-tiba saja datang ke rumahnya dengan alasan pekerjaan, dan datang kerumahnya pada malam hari ketika tidak ada suaminya di rumah. Maka Lia pasti berpikir bahwa Daniel sudah merencanakan itu semua.
"Sumpah demi apapun Lia! Ini semua diluar kendali ku! Aku juga tidak tahu kalau Yohanes keluar kota." jawab Daniel dengan yakin, karena memang dia tidak merencanakan apapun. Dia hanya berencana menginap di rumah adiknya sendiri yang kebetulan satu kota daripada harus menyewa hotel. Meskipun dia tertarik dengan Lia sejak dulu, tetapi niatan untuk menggauli Lia terjadi begitu saja ketika Lia ada dihadapannya dengan didukung oleh keadaan yang sangat memungkinkan.
Terdengar Lia hanya bisa menghela nafas panjang. Dan keduanya pun kembali saling terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Kamu boleh memukul ku Lia, anggap saja aku lelaki brengsek yang tega meniduri adik iparnya sendiri." ucap Daniel kemudian.
"Percuma Mas! Itu semua tidak akan kembali memutar waktu beberapa jam yang lalu!" jawab Lia dengan sedikit emosi, karena segala sesuatu tidak selalu perlu dilakukan dengan kekerasan.
Daniel pun terdiam mendengar jawaban Lia, karena benar apa yang dikatakannya semuanya tidak akan bisa merubah waktu.
"Aku akan menutup mulut ku dan aku harap Mas Daniel juga begitu. Kita anggap malam ini tidak pernah terjadi. Karena aku tidak ingin rumah tangga ku hancur dan Mas Daniel pasti juga tidak ingin ada masalah di rumah tangga adiknya sendiri." ucap Lia panjang lebar ketika menemukan solusi untuk mereka.
Daniel akhirnya hanya bisa menganggukkan kepala. Karena sebenarnya jujur di hatinya paling dalam, tidak mungkin dia melupakan kejadian malam ini dengan Lia begitu saja. Sampai kapanpun akan tetap tersimpan dihatinya. Tetapi benar apa yang dikatakan Lia, dia tidak ingin rumah tangga adiknya hancur karena dirinya.
***
"Yeee ada Om!" teriak Olan anak kedua Lia ketika melihat Daniel yang ikut duduk di meja makan bersama dengan kedua anak Lia yang sudah bersiap akan pergi ke sekolah.
Memang kedua anak Lia begitu dekat dengan Daniel, meskipun dia terlihat cuek dengan orang tetapi tidak kepada anak kecil apalagi keponakannya sendiri.
Saat ini Daniel sudah berpakaian rapi dan akan bersiap kembali pulang ke kotanya. Setelah semalam dirinya dan Lia saling berjanji menjaga rahasia mereka, keduanya pun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Meskipun sangat sulit bagi keduanya untuk memejamkan mata asalkan mereka tidak terus berduaan karena takut akan terulang hal itu lagi. Tidak lupa Lia pun mengunci pintu kamarnya agar Daniel tidak bisa masuk ketika Lia tertidur.
Daniel hanya menanggapi dengan senyuman kedua keponakannya kemudian menikmati sarapan mereka bersama. Sedangkan Lia masih terlihat sibuk di dapur membuatkan bekal untuk kedua anaknya. Daniel hanya melirik dengan ekor matanya saja, karena dia juga merasa tidak enak dengan Lia.
"Om bobok sini ya semalam?" tanya Olan lagi ketika pagi-pagi Om nya itu sudah berada di rumahnya.
"Iya Om datang tadi malam." jawab Daniel kepada Olan keponakannya yang banyak bertanya, sedangkan anak Lia yang pertama memang tidak banyak berbicara hanya pada hal-hal penting saja, dia tetap fokus pada makannya.
"Tapi Papa gak ada Om, kog Om bisa bobok sini? Kata Papa gak boleh ada yang nginep laki-laki kalau Papa gak ada." tanya Olan lagi dengan polosnya.
Deg.
Entah kenapa pertanyaan Olan itu membuatnya seperti terhantam batu. Daniel pun terdiam dia bingung akan menjawab apa.
"Sudah-sudah habiskan dulu sarapannya nanti terlambat sekolah. Memangnya mau dihukum kalau terlambat?" sela Lia segera ketika dia mendengar pertanyaan polos anak bungsunya itu.
Meskipun memang benar suaminya pernah berkata seperti itu, tetapi tidak berlaku jika memang itu saudara sendiri yang akan menginap.
"Gak mau Mama! Nanti aku capek disuruh lari-lari." jawab Olan yang seakan langsung lupa dengan pertanyaannya dan segera beralih fokus dengan sarapannya.
Daniel pun hanya bisa menatap Lia dalam diam tanpa bisa berkata apa-apa. Lia yang ditatap Daniel pun sebenarnya tahu, tetapi sengaja Lia tidak menatap balik ke arah Daniel. Dia masih fokus dengan kedua anaknya.
Akhirnya setelah beberapa saat, mereka telah selesai sarapan dan akan bersiap melaksanakan aktifitas mereka masing-masing.
"Kalian bareng Om aja sekalian ya berangkatnya biar Mama kalian gak capek." ucap Daniel yang sedang bersiap-siap.
"Yeeeee bareng Om naik mobil!" seru Olan dengan gembira.
"Tapi Mas..." ucap Lia yang keberatan.
"Udah gak apa-apa sekalian aku pulang. Kamu bisa lanjutkan bersih-bersih." jawab Daniel sebelum Lia mengutarakan keberatannya.
Akhirnya Lia hanya bisa pasrah dan mereka saat ini sudah berada di dalam mobil setelah kedua anaknya berpamitan kepada Lia tidak lupa dengan membawa bekal mereka masing-masing.
"Dada Mama!" teriak Olan dari dalam mobil dengan melambaikan tangannya ke arah Lia kemudian dibalas Lia juga dengan lambaian tangannya sambil tersenyum.
Dan interaksi itu terus diperhatikan oleh Daniel. Entah kenapa dia merasa menjadi Yohanes yang sedang mengantar anaknya sekolah dengan Lia yang mengantar kepergian mereka di depan rumah.
Kemudian pandangan Daniel dan Lia pun bertemu. Daniel pun menganggukkan kepalanya kepada Lia dengan maksud berpamitan dan dibalas anggukan kepala oleh Lia. Setelah itu Daniel segera menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah Lia. Setelah mobil Daniel menghilang dari pandangan Lia hanya bisa kembali menghela nafas panjang untuk kemudian masuk ke dalam rumah dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum selesai.
semangat thorrrr upya💪🏻💪🏻💪🏻
klo gk sah berarti sma aja zina mereka itu...😡
lia meninggoy.... trus jodoh daniel siapa... sang adik ipar....??? entar jdi mantan adik ipar...
apa lia yg nabrak...? masak iya lia meninggal. daniel udah tua kpan nikahnya klo kyak gini... 🤭🤭🤭🤭 apa ujung2nya daniel sma lia putri..🙄🙄
emang gk selalu kebayang2. istrinya pernah di pakek kakaknya...
aku suka sma karakter kia. tpi kok dikit bngt keluarnya...😁
jujur aku gk suka sm tokoh lia.
lia putri maupun lia aja. sialnya sma2 penghianat. tukang selingkuh. kasihan sama suami masing2. pfahal suaminya pda baik2. harusnya lia dua2nya dpt karma. 🥰