NovelToon NovelToon
Akan Ku Balas Hinaan Kalian Dengan Caraku

Akan Ku Balas Hinaan Kalian Dengan Caraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: LaQuin

Lastri selalu di injak harga dirinya oleh keluarga sang suami. Lastri yang hanya seorang wanita kampung selalu menurut apa kata suami dan para saudaranya serta ibu mertuanya.

Wanita yang selalu melayani keluarga itu sudah seperti pembantu bagi mereka, dan di cerai ketika sang suami menemukan penggantinya yang jauh berbeda dari Lastri.

Namun suatu hari Lastri merasa tidak tahan lagi dan akhir mulai berontak setelah ia bercerai dengan sang suami.

Bagaimana cara Lastri membalas mereka?
Yuk simak kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Status

Bab 4. Status

POV Lastri

Lelah, letih itu yang kurasa setiap harinya. Hari ini Diah sudah mulai membaik. Untunglah kemarin saat ku tinggalkan berberes ke rumah ibu mertua, Diah masih tidur saat aku pulang menjelang siang. Mungkin karena di waktu malam tidurnya tidak nyenyak. Jadi ketika aku pulang, Diah masih tertidur dengan lelap.

"Assalamualaikum, Lastri? Las...?"

"Waalaikumsalam..."

Ku jawab salam yang memanggilku di depan pintu rumah. Segera aku beranjak untuk melihat siapa yang datang bertamu.

"Mbak Yuli! Ada apa mbak? Apa ada baju yang tertinggal?"

Ternyata Mbak Yuli. Tetangga yang aku setrika bajunya.

Mbak Yuli tersenyum.

"Tidak ada Las. Aku kesini cuma mau nganterin kamu ini."

Mbak Yuli mengangkat kantong plastik hitam untuk menunjukkannya padaku.

"Masuk dulu mbak, mari silahkan duduk."

"Terimakasih Las. Nah, ambil ini."

Mbak Yuli menyodorkan kantong tadi padaku.

"Apa ini mbak?" Tanya ku bingung.

"Di dalam situ ada minyak, sabun, gula, dan sedikit beras. Juga ada susu kotak instan dan beberapa camilan buat Diah. Ambilah..., Mas Pur dapet pembagian sembako di kantornya. Sedikit lebih, jadi aku berikan sedikit padamu. Dan juga ini, gaji mu bulan ini."

Mbak Yuli juga menyodorkan amplop padaku. Alhamdulillah disaat berasku benar-benar sudah habis, Allah menitipkan rejekinya lewat mbak Yuli. Aku benar-benar bersyukur memiliki tetangga yang baik seperti mbak Yuli. Darinya aku bisa memiliki penghasilan menyetrika dan di gaji setiap bulannya. Mbak Yuli juga yang menyarankan pengobatan alami untuk Diah kemarin.

"Alhamdulillah, terimakasih banyak Mbak. Padahal belum waktunya gajian." Kataku terharu.

"Cuma beda dua hari saja. Mas Pur sudah ada rejekinya. Jadi katanya, gajimu di bayarkan saja."

"Alhamdulillah, semoga rejekinya Mas Pur dan Mbak Yuli di lancarkan terus oleh Allah."

"Aamiin... Diah mana Las?"

"Ada Mbak, lagi menggambar di kamar."

"Belum masuk sekolah ya?"

"Belum dulu Mbak. Masih masa pemulihan."

"Iya bener, kata mu Las. Oh ya Las, apa kamu tidak pergi jalan-jalan?"

"Jalan-jalan kemana Mbak?"

"Kamu tidak lihat status Tatik? Mereka semua sedang jalan-jalan ke puncak pakai mobil baru."

"Mbak Tatik beli mobil baru?" Tanya ku.

"Bukan kayaknya. Mungkin ibu mertua mu atau suamimu. Kamu tidak tahu Las?"

Aku terkejut.

Mas Hendra beli mobil? Uang dari mana? Bahkan aku ingin meminta buat Diah berobat saja katanya belum gajian. Tapi ini malah membeli mobil. Apa mbak Yuli tidak salah?

Aku kebingungan.

"Nih, coba kamu lihat status Tatik."

Mbak Yuli mengeluarkan handphonenya. Dan menunjukkan status mbak Tatik padaku.

Naik mobil baru guys, bareng keluarga tersayang.

Benar saja. Ku lihat di status itu Mas Hendra yang menyetir. Lalu ada mbak Tatik di sampingnya, kemudian ada Nilam dan Ibu di kursi tengah. Mereka semua tampak senang gembira. Pantas saja tadi pagi aku kesana rumah sudah kosong. Sepertinya saat Mas Hendra pamit berangkat bekerja tadi, saat itu lah mereka pergi jalan-jalan. Tapi kenapa aku tidak melihat status mbak Tatik ya?

"Bener kan?"

"Iya Mbak. Tapi kenapa aku tidak melihat status mbak Tatik ya?"

"Mana coba aku lihat hape mu?"

"Sebentar ya Mbak."

Aku pun beranjak ke dalam kamar untuk mengambil handphone ku. Kemudian ku tunjukan pada Mbak Yuli.

"Kok tidak ada?! Apa jangan-jangan status mereka di privasi buat mu?"

"Maksudnya gimana Mbak?"

"Jadi di privasi itu bisa di atur siapa saja yang bisa melihat dan siapa saja yang tidak bisa melihat. Caranya begini, kamu pencet yang ini, terus yang ini, terus pilih siapa saja yang bisa melihat statusmu, seperti itu." Kata mbak Yuli menjelaskan.

Jadi apa selama ini mereka semua menyembunyikan status mereka dari ku? Kenapa mereka harus sembunyi-sembunyi?

Aku masih bingung dengan informasi yang baru saja aku ketahui. Sebegitunya kah mereka menyudutkan ku sampai-sampai aku benar-benar tidak di anggap oleh mereka? Dan apa yang mereka sembunyikan dari ku?

Apa aku minta mbak Yuli fotokan saja kalau mereka buat status ya? Aku ingin tahu apa saja yang mereka sembunyikan dari ku.

"Mmm...Mbak, apa boleh aku minta tolong sama Mbak?"

"Minta tolong apa Las?"

"Mmm... Itu Mbak. Kalau mereka ada buat status, apa boleh Mbak fotokan dan kirim ke aku?" Tanyaku ragu-ragu.

"Tentu saja boleh. Itu tidak sulit. Aku kasihan sama kamu Las. Sepertinya kamu terlalu di manfaatkan sama mereka. Kamu itu selalu di suruh-suruh sama mereka. Bahkan aku sering mendengar dari Mbak Dewi, mereka berteriak kasar padamu, tapi kamu masih mau membantu mereka. Kenapa Las? Apa Pak Hendra tidak menegur mereka?"

Tidak heran jika Mbak Dewi mendengar itu semua karena rumahnya bersebelahan dengan rumah ibu mertuaku.

Aku menghela napas berat. Tidak mungkin aku menceritakan masalah rumah tanggaku karena itu merupakan aibku. Sebagai istri yang baik, aku di ajarkan Bapak untuk menjaga marwah suamiku. Nasehat itu selalu aku pegang dan menjalankannya sebisaku.

Aku menggeleng dan tersenyum getir. Menunduk, ku sembunyikan rasa pahit dalam rumah tanggaku.

"Begitu lah Mbak. Mungkin apa yang ku kerjakan tidak sesuai keinginan mereka. Sehingga mereka sering marah padaku."

Mbak Yuli tampak menghela napas lalu menyentuh bahuku.

"Las, jika suatu hari kamu merasa tidak sanggup lagi menahannya, datanglah padaku. Jika kamu butuh bantuan, akan aku bantu sebisaku."

Aku tak bisa berkata-kata. Aku malu sampai mendapat rasa iba dari tetanggaku. Kehidupan rumah tangga yang aku jalani sampai mengundang perhatian orang sekitar karena keluarga Mas Hendra yang tidak seperti keluarga cemara.

"Terimakasih Mbak, untuk semua kebaikan Mbak Yuli."

"Sama-sama Las. Aku pengen lihat Diah sebentar boleh?"

"Boleh Mbak. Mari silahkan."

Aku menuntun Mbak Yuli ke kamar Diah. Di dalam kamarnya, Diah tampak senang mewarnai buku bergambar.

"Diah..."

Diah menoleh di panggil oleh Mbak Yuli. Senyumnya terbit seperti matahari pagi. Tentu saja Diah sangat senang atas kedatangan Mbak Yuli. Mbak Yuli sering membelikannya makanan, bahkan pernah membelikannya bantal guling dengan ujung kepala boneka beruang. Diah sangat menyukainya.

"Diah lagi apa sayang?"

"Tante, Diah lagi gambar ayam."

Jawab Diah dengan polosnya. Padahal ia bukan menggambar, melainkan mewarnai gambar ayam.

"Wah, bagus ya. Tapi crayonnya sudah pendek semua. Emm.. Kalau Diah gambarnya bagus, nanti tante belikan crayon yang baru. Mau?"

"Mau Tante!"

"Duh, tidak usah Mbak...." Kataku.

Aku merasa tidak enak terus-terusan merepotkan Mbak Yuli.

"Tidak apa-apa Las. Biar Diah lebih semangat lagi. Terus terang, aku suka dan sayang pada anakmu. Kamu tahukan, aku tidak punya anak perempuan dan aku pun tidak bisa hamil lagi. Jangan tolak rasa sayang ku untuk Diah ya..."

Aku terharu mendengar kata-kata Mbak Yuli. Mbak Yuli yang bukan siapa-siapa bisa begitu menyayangi Diah. Namun keluarga suamiku sama sekali belum tentu menyayangi Diah seperti mbak Yuli menyayangi anakku.

Tidak apa-apa Nak, masih ada orang yang sayang padamu. Ada nenek dan kakek juga di kampung yang sayang sama Diah. Itu sudah cukup.

Walau batin ku berkata demikian, tetap saja hati ini merasa teriris akan kenyataan bahwa Diah tidak di sayang oleh Mas Hendra dan keluarganya.

Bersambung...

1
Giantini
enak betul hidup Nilam..dah ngrusak rumah tangga kakaknya hidupnya berkelimang harta...gk ada karma gitu untuk Nilam
eva Sekayu123
kenapa setiap ngmong dlam hati trus aja kmu berbohong mas terlalu lelamaan
Giantini
Hendra sudah insaf..ini gantian Tatik masih ngeyel
Charles Bawengan
Luar biasa
Giantini
sampai kpan Lastri akan jdi bodoh klo menyangkut harga diri /perasaan orang lain...dasar lembek
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Diah Ratna
seru,lanjut lastri
Giantini
gimna cerita nya kenapa nyiksa batin istri pertama.. mana yg judulnya membalas hinaan kalian...gk nyambung sama ceritanya
Giantini
nego lestari
Mbak Rina
hidup dengan pelacur, sukanya nggak seberapa..dosa sama menderitanya seumur hidupnya..
tambah keluarga toxic,menjijikkan jadi lelaki..
Hamidah Nasar
Najis bgt pemeran Hendra ini
Hamidah Nasar
mulai tenang deh
Hamidah Nasar
Gedeg bgt
Widya Asyanti
baru tau,rasakan
Widya Asyanti
mantap
Widya Asyanti
sekarang pelakor lbh galak dr istri pertama
Widya Asyanti
hamil
Widya Asyanti
keluarga biadab, tinggalkan saja
Putri Asmaradiana
Luar biasa
Titin Maryati
iya Thor kasian Lastri 🙏🙏😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!