NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Sang Ceo

Anak Rahasia Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Lari Saat Hamil
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fafacho

Follow IG=> Fafacho88


Gibran Montana Sinaga harus mengalami penyesalan yang teramat sangat menyiksa dirinya. Penyesalan yang membuat hidupnya tak berarti lagi setelah kepergian perempuan yang telah ia jadikan budak dalam hidupnya, perempuan itu pergi membawa anaknya membuat dirinya cukup menderita..

Lima tahun kemudian ia melihat seorang perempuan yang begitu mirip dengan istrinya membuatnya begitu penasaran apakah itu istrinya atau bukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 19

Naina baru saja membuat ibu dari Mark tenang bahkan perempuan paruh baya itu saat ini sudah tidur hal itu membuat Naina perlahan berjalan keluar dari dalam kamar itu. dia membuka pintunya secara perlahan sambil memperhatikan perempuan paruh baya yang tertidur lelap itu dengan tatapan iba. Melihat perempuan itu seakan ia melihat ibunya sendiri, bagaimana kabar ibunya sekarang apa keluarganya baik-baik saja, batin Naina.

Mark ternyata menunggu Naina di depan pintu, hal itu membuat Naina sedikit terkejut dan hampir terjatuh kebelakang karena kemunculan Mark yang tiba-tiba. Tapi untung saja Mark menahan tubuh Naina.

“Te..terimakasih” ucap Naina sambil menegakkan posisinya.

“Sama-sama, tapi disini aku yang seharusnya mengucapkan terimakasih padamu. Terima kasih Naina, berkat dirimu mamaku bisa dikendalikan” ucap Mark terlihat sekilas menunduk.

“Sama-sama mas, karena saya ngelihat mama mas Mark seperti melihat ibu saya” lirih Naina terdengar sedih saat mengingat ibunya sendiri.

“Apa perlu aku antarkan kerumah orang tuamu?”

“Tidak, aku takut kalau pria jahat itu menemukanku dan aku takut dia menuduh orang tuaku yang menyembunyikan diriku”

“Seberapa jahatnya suamimu itu, kenapa dia bisa seperti itu padamu?”

Naina hanya diam saja, dia menunduk seakan tak mau menjawabnya.

“Maaf, kalau aku terlalu ikut campur” tukas Mark saat menyadari kalau dirinya terlalu banyak bertanya.

“Iya tidak apa-apa”

“Kalau begitu tinggallah disini, dan kau bilang ingin merubah identitasmu kan. maka pakailah identitas adikku” ucap Mark tiba-tiba. Hal itu membuat Naina langsung mendongak menatap tak percaya pria didepannya.

“Ma..maksudnya?”

“Begini, kau rubah identitasmu dengan menggunakan nama adikku yang sudah tiada. Kau jadilah dirinya sekaligus untuk membantu mamaku bagaimana kau mau?” ucap Mark menawarkan pilihan.

Naina bingung harus bagaimana, apa yang harus dia lakukan. Ia terimalah tawaran tersebut, niatnya sedari dulu kan memang ingin merubah identitas agar Gibran tidak menemukannya.

“Ta..tapi bagaimana dengan identitasku sekarang?”

“Itu akan aku urus nanti, identitasmu sebagai Naina kita buat saja dia sudah tiada maka suamimu tidak akan mencari dirimu lagi”

“Lalu bagaimana dengan orang tuaku?”

“Soal mereka..nanti aku pikirkan lagi bagaimana caranya mereka tahu kalau kau masih hidup. Bagaimana setuju,.” Ucap Mark sambil mengulurkan tangannya pada Naina untuk sepakat akan rencananya. Dia melakukan semua ini demi sang mama, mamanya sudah mengira Naina sebagai Michel maka dia akan benar-benar membuat Naina sebagai Michel demi mamanya.

Naina membalas jabat tangan Mark, dan dia mengangguk menyetujui ide dan kesepakatan dari Mark tersebut.

...............................................

Gibran semalaman tak bisa tidur ditambah pagi ini dia kembali muntah dan badannya lemas tak karuan.

“Bi Uma..” seru Gibran sambil menuruni anak tangga dirumahnya memanggil sang asisten rumah tangga.

“Ya den..”

“Buatkan aku teh hangat” perintah Gibran.

“Iya den, non Naina masih belum kembali ya den Gibran?” tanya Bi Uma karena belum melihat Naina sama sekali.

“Belum”

Gibran duduk di meja makan sambil menunggu Bi Uma yang tengah membuatkannya teh hangat. Dia melihat sekeliling, rumahnya terasa kosong dan kenapa dia terasa kesepian seperti ini.

Gibran mengeluarkan ponsel milik Naina yang memang dia bawa, dia melihat foto hasil USG lagi.

“Apa maksud mamamu membawa dirimu pergi, apa yang harus aku lakukan saat menemukan kalian? Apa perlu mamamu aku beri pelajaran. Tapi nanti kau tersakiti” Gibran mengaja bicara foto hasil USG itu.

“Itu hasil USG siapa den? Apa non Naina? Naina hamil den?” ucap BI Uma yang muncul membawa segelas air teh hangat untuk Gibran.

“Hemm”

“Oalah pantes den Gibran sering mual-mual kalau pagi, itu berarti den Gibran yang ngidam” ucap Bi Uma sambil menaruh teh didepan Gibran.

“Kenapa yang ngidam, yang hamil dia bukan aku”

“Iya bisa den, itu namanya Ngidam simpatik atau sindrom Couvade. Wah jangan-jangan den Gibran cinta banget ya sama non Naina sampai aden yang ngidam”

Gibran diam sejenak, tapi kemudian dia langsung memberikan tatapan tajam pada Bi Uma.

“Sana ke dapur, bersihkan semuanya bi” tukasnya.

“Iya den, tapi inget loh den. Hati nggak bisa bohong,” ucap Bi Uma sebelum pergi dari hadapan Gibran.

“Apa maksudnya..nggak jelas” rutuk pria itu kesal. Dia langsung menyeruput teh miliknya karena perutnya sedikit mual lagi.

“Kemana Perempuan sialan itu kabur sebenarnya, kenapa dia malah kabur disaat hamil” lirih Gibran.

.......................................

“Pak..be..bener pak sa..saya tidak tahu Naina dimana.” Ucap Tari ketakutan saat Gibran menekan bahunya di dinding.

“Jangan bohong kau, mana mungkin kau tidak tahu dimana temanmu itu. katakan dimana dia”

“Saya benar-benar tidak tahu pak, saya mohon lepaskan pak.” Ucap Tari memohon sambil menahan sakit di bahunya.

Gibran langsung melepaskan Tari, saat terdengar derap langah yang mendekat. Tari hanya bisa menunduk sambil memegangi bahunya menahan sakit.

“Awas, kalau sampai saya tahu kau menyembunyikan Naina. Temanmu itu kabur membawa anakku mengerti, jadi kalau kau tahu dimana dia katakan padaku” tukas Gibran dan langsung berjalan pergi meninggalkan ruang ganti Clining servisnya.

Lukman salah satu Ob di kantor itu melihat aneh pada Gibran ang bergi dan dia melihat kearah Tari yang menangis.

“Tari kau kenapa?” tanya Lukman berlari kecil menghampiri Tari.

“Aku nggak pa-pa kok Lukman” jawab Tari sambil menyeka jeka ari matanya.

“Apa yang pak Gibran lakuin, dia kenapa pergi sambil marah begitu?” tanya Lukman penasaran.

“Dia nyari Naina Lukman,”

“Naina? Memang kenapa dengan Naina? Apa dia ada masalah dengan pak Gibran?”

“Naina istrinya pak Gibran dan dia pergi sekarang. Jadi pak Gibran mendatangiku”

“APA” Lukman terkejut mendengar itu.

“Lukman aku mohon jangan beritahu siapapun kalau Naina istri pak Gibran maka kita berdua akan habis di tangan beliau”

“Gila banget tuh bos, Istrinya dijadikan babu di perusahaannya.” Lukman seakan tak percaya.

“Tapi kamu beneran nggak tahu dimana Naina?”

“Aku beneran nggak tahu Lukman kemana Naina? Aku tahunya dia waktu itu pingsan dan dibawa pak Khalif tapi kata pak Gibran Naina kabur”

Lukman hanya bisa menghela nafas panjangnya saja.

“Naina, kamu dimana sih Nai. Semoga aja kamu nggak pa-pa ya Nai..” lirih Tari, ia benar-benar mencemaskan temannya itu.

..............................................

Gibran pulang kerumah dengan keadaan suntuk bahkan acak-acakan. Dia benar-benar lelah mencari Naina tapi perempuan itu belum ketemu juga. Gibran mendudukkan dirinya dengan kasar sambil menatap sekeliling dimana begitu sepinya rumah nya saat ini.

“Pak sepatunya aku lepas dulu ya” Naina tiba-tiba saja berdiri didepan Gibran dan berjongkok didepan pria itu hendak melepaskan sepatu sang suami.

Mata Gibran melebar melihat Naina ada di depannya, dia menatap perempuan itu terus-terusan matanya tak berkedip sama sekali. Ia terus mengamati Naina yang melepaskan sepatunya.

“pak sudah aku siapkan air hangat di lantai atas, pak Gibran mandi dulu saja baru makan” lagi Naina berbicara pada Gibran. Perempuan itu sudah berdiri dan akan menuju ke dapur.

Gibran hanya diam saja memperhatikannya, tetapi bayangan itu langsung sirna begitu saja membuat Gibran semakin terkejut. Dia langsung berdiri kebingungan mencari keberadaan Naina.

“Naina..Naina kamu dimana. Naina..kau dimana..” teriak Gibran memanggil-manggil Naina dengan bingung karena perempuan itu tiba-tiba menghilang dari hadapannya.

“Arkhhh,” erangnya kesal setelah dia sadar kalau itu hanya bayangan di kepalanya. Sangking kesalnya dia menendang meja kecil yang ada di sebelah sofa tempatnya duduk tadi. Diatas itu ada vas kecil sehingga membuat barang yang ada di atas meja tersebut pecah saat menyentuh lantai.

“Arkhh sial, kenapa aku membayangkan perempuan itu. dan kenapa disini terasa kosong” teriaknya frustasi.

°°°

T.B.C

1
Rosaningrum
Luar biasa
Merica Bubuk
Yakin klo dah mati bakal ketemu di akhirat ?
Merica Bubuk
Dih, geuleuh 🤮🤮🤮
Merica Bubuk
Fufufafa 😡😡
安呢
Luar biasa
Borahe 🍉🧡
Erlan adik tirinya Gibran yah?
Borahe 🍉🧡
Nanda cewe apa Cowo thor? kok manggil Om nmnya kek nama cewek
Key Evllyn: temen cowok ku ada yg namanya Nanda kok, jd ga cuman buat cwe doang nama nanda
total 1 replies
Borahe 🍉🧡
makanya kalau mau dapat anak, sayangi juga Ibunya. bru tau rasakan kamu kehilangan keduanya
Borahe 🍉🧡
lah sdh tau egois. masih dipertahankan
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
bagus khalif. biar nyesel. klo bisa bercerai aj biat tau rasa tu kutukupret gibran
Julia Juliawati
hamidun mgkn
Julia Juliawati
laki2 durjana km gibran
Firgi Septia
perempuan egois kentara perempuan yg TDK baik laki2 nya bodoh TDK bijak
Firgi Septia
dasar suami kejam TDK punya perasaan ajak nikah pacar padahal istri sdh ada 😡😡
gah ara
bangunin singa tidur anda paaakkkkk
Suriani Lahusi Lajahiti
Luar biasa
Datu Zahra
ini mark dokter macam apa sih..? emosian kalau urusan naina. Udah tau pasien hilang ingatan. Dokter gila
Datu Zahra
Kasihan Alisha, dia dulu juga enggak salah² amat. Tega bener semua jadi pada jahat sama dia dan anaknya
Datu Zahra
Mark dokter macam apa, inget sumpah dokter. Mengabaikan pasien cuma karena urusan pribadi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!