Kisah ini bermula saat wanita itu mulai menarik perhatianku. Entah mengapa segala pola tingkahnya membuatku jatuh cinta. Ia tidak membuatku terbuai lama di dalam angan. Tanpa basa-basi dia bersedia menjadi kekasihku. Namun, semuanya semakin pelik untuk dipercayai. Dia yang kuanggap gadis manis yang butuh perlindungan, rupanya seorang peri yang ditugaskan untuk melindungiku.
Jika bersamaku hanya akan membuat peri itu merasakan sakit dan pedih menjalani hidup sebagai manusia, apakah mengakhiri hubungan ini adalah satu-satunya jalan keluar agar aku tidak menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Namun tak ada satu makhluk pun yang mengaku menyerang Karamba. Karamba pun merasa curiga jika Fara kembali untuk menyerangnya lagi.
“ Ayo Fara tunjukkan dirimu jangan jadi pengecut!" tantang Karamba. Tetapi Fara tidak muncul juga sehingga membuat Karamba semakin waspada jika ada sosok kain yang menyerang dirinya.
Rio, Leon, dan juga Sambo ikut waspada, mereka juga sangat penasaran siapa sosok yang berani menyerang Karamba dari belakang.
Namun saat Karamba sedang menatap sekeliling tempat itu, ada yang menghantam bagian dadanya sehingga membuat Karamba jatuh terjengkang dan mengerang kesakitan. Sambo pun segera menghampiri pengawalnya.
“Apakah kamu tidak apa-apa, Karamba?" tanya Sambo. Karamba menggelengkan kepalanya.
“Tidak apa-apa, Tuan. Tetapi sepertinya aku menghadapi makhluk yang misterius, dia juga sepertinya sangat licik,” jawab Karamba.
Namun Sambo juga tidak melihat apapun di sekitar tempat tersebut.
'Siapa sebenarnya yang menyerang Karamba sampai seperti ini? pikir Sambo.
Dia pun kemudian membantu Karamba berdiri sambil mendesis kesakitan. Namun Karamba kembali diseerang oleh sebuah cahaya keemasan, sehingga membuat dirinya kembali terjungkal dan mengerang kesakitan.
“Hei, siapa yang berani menyakiti pengawalku? Tunjukkanlah wujudmu! Aku sama sekali tidak takut!” seru Sambo. Dia tidak terima jika pengawalnya diserang secara pengecut seperti itu.
Bahkan Rio dan Leon pun turut memandangi ke sekelilingnya, tetapi tetap saja mereka tidak mengetahui dari mana serangan itu berasal.
“Hahah, ternyata kalian tak sepintar yang kuduga!" Terdengar suara tawa wanita yang begitu tegas.
Mereka pun terkejut mendengar suara itu, yang entah dari mana suara itu berasal.
Namun keempatnya berpikir, suaranya seperti bukan suara Fara.
“Apa ada sosok lain yang mengincar kita?" pikir Leon.
“Benar, Leon. Nampaknya ada sosok lain yang membantu Fara,” timpal Rio.
Mereka pun masih melihat ke sekeliling, tetapi ternyata tak ada sosok pemilik sumber suara itu.
“Kalau begitu kita pergi saja dari sini, sepertinya suasana sudah sangat tidak aman," kata Sambo.
Namun Sambo melihat Karamba sepertinya terluka, sehingga tidak mudah bagi Karamba untuk membawa mereka keluar dari tempat itu.
“Apakah kamu baik-baik saja, Karamba ? Apakah kamu bisa membawa kami pulang lagi?" tanya Sambo yang begitu merasa khawatir dengan kondisi sang pengawal.
“Aku tidak apa-apa, Tuan.Ayo kita cepat-cepatnya pergi dan keluar dari sini secepatnya, sepertinya peri jahat itu tidak main-main untuk membalas balik,” kata Karamba.
Dia pun segera bangkit untuk membawa Rio, Leon, dan Sambo untuk duduk di punggungnya.
“Hai, mau ke mana kalian? Urusan kita belum selesai. Aku tidak akan membiarkan kalian pergi dari sini!” seru suara wanita itu.
“Kalian harus menerima perhitungan dariku,” Lalu muncullah sosok wanita yang kini berada di hadapan mereka.
Semua mereka pun terkejut ketika melihat wanita dengan jubah emas dan memiliki mahkota di kepalanya seperti layaknya seorang Ratu.
“Siapa kamu? Kenapa kamu berani mengganggu perjalanan pulang kami ?" tanya Sambo pada sosok yang lebih mirip seperti Ratu, namun mereka melihat sosok wanita itu memiliki sayap di punggungnya.
“Hihihi, aku adalah Ratu Titania. Ratu dari semua peri,” jawab Ratu Titania. Mereka pun terhenyak mendengar nama itu.
“Kenapa kamu menyerang Karamba tanpa sebab?" tanya Sambo lagi, dia bersiap siaga sewaktu-waktu Ratu Titania akan menyerang mereka.
“Kalian sudah berbuat buruk kepada salah satu peri bawahanku, dan aku tidak akan terima jadi aku akan membuat perhitungan kepada kalian berempat!" seru Ratu Titania.
Semuanya pun terkejut dengan jawaban Ratu Titania, bahkan di belakang Titania muncullah Fara dia tersenyum menyeringai. Fara kembali mengincar Leon.
“Kembalilah padaku, Leon Sayang. Kita harus mencari tempat lain yang lebih aman untuk melanjutkan kisah cinta kita,” kata Fara. Leon segera menggelengkan kepalanya.
“Tidak, Fara. Kamu sudah keterlaluan, ulahmu sudah membuat masalah ini semakin besar,” tolak Leon yang membuat Fara semakin marah.
“Kamulah yang sudah melibatkan Rio, kakek tua, dan genderuwo jelek ini. Jadi aku tidak akan tinggal diam,” bantah Fara.
“Bahkan genderuwo jelek itu sudah menyakitiku, sehingga mau tidak mau aku harus mengundang Ratu Titania agar membalas kalian semua," seru Fara. Ratu Titania pun tersenyum penuh wibawa.
“Aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti Fara, dan akan kubalas kalian satu-persatu,” kata Ratu Titania. Fara pun tersenyum senang karena dia merasa kini terlindungi oleh Ratu Titania.
“Fara, bawalah kekasihmu pergi dari sini dan aku yang akan menghadapi mereka!" perintah Ratu Titania Fara pun menganggukkan kepalanya, dia selalu mendekat kepada Leon sambil tersenyum merayu Leon untuk ikut bersamanya lagi.
"Ayolah, Sayang. Kita pergi dari sini dan mencari tempat yang lebih aman kamu juga harus menjauh dari ketiga orang tolol ini!” ajak Fara yang terus mendekat pada Leon.
