NovelToon NovelToon
Kerinduan Di Antara Awan

Kerinduan Di Antara Awan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Aksara

Di antara kabut tebal yang melingkupi sebuah kota kecil, terdapat dua insan yang terpisah oleh luka-luka masa lalu dan dinding-dinding yang mereka bangun di sekitar hati mereka. Maya, seorang gadis muda dengan senyum rapuh yang menyembunyikan kesedihan yang tak terucapkan, bertemu dengan Atma, seorang penyair puisi yang membawa beban kesedihan yang sama beratnya.

Dalam taman yang dikelilingi oleh awan mendung, di tempat di mana kesedihan bersarang, keduanya menemukan tempat untuk berbagi cerita-cerita mereka yang penuh dengan rahasia dan rasa sakit. Di antara puisi-puisi yang penuh dengan warna dan keheningan yang menyentuh, Maya dan Atma menemukan cinta di antara kabut-kabut kesedihan.

Namun, cinta mereka tidak datang tanpa rintangan. Bayang-bayang masa lalu yang mengejar mereka, bersama dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik senyuman mereka, menguji ketahanan cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta dan Pohon perjanjian

Di ujung taman tulip ada sebuah pohon yang rindang, orang-orang memberi nama pohon itu adalah pohon perjanjian, dikala senja matahari bersinar kemerahan dengan indah, menjadikan pohon perjanjian terasa romantis jika duduk dibawah pohon itu, pohon itu dinamakan menjadi pohon perjanjian karena Atma dan Maya, mereka berdua sedang berada di bawah pohon perjanjian.

Atma dengan kondisinya sekarang lumpuh untuk selamanya karena penyakit yang ia idap, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit langka Atma, akan tetapi obat yang di berikan oleh dokter bersifat memperpanjang harapan Atma untuk hidup, akan tetapi Atma sama sekali tidak merasa terpuruk, Atma hanya ingin merasakan kehidupan tanpa memikirkan hal-hal buruk dihidupnya.

Maya melihat kondisi yang di idap oleh Atma, membuat Maya khawatir, akan tetapi Maya tidak ingin memperlihatkan rasa khawatirnya kepada Atma agar Atma tidak memikirkan tentang penyakitnya. Perasaan Maya terhadap Atma sangatlah besar, bagi Maya, Atma adalah cahaya yang merubah hidupnya dari kehampaan sekarang penuh dengan warna, Maya sangat mencintai Atma.

"Maya," ucap Atma, suaranya tetap tenang meskipun hatinya berdebar kencang, "sejak saat pertama kita bertemu, hatiku merasa nyaman berada disampingmu. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, tidak peduli apa pun yang terjadi. Maya, apakah engkau bersedia menjadi bagian dari hidupku, sebagai kekasihku?"

Maya terdiam sejenak, matanya berkilau di bawah cahaya senja. Namun, senyum yang hangat segera muncul di wajahnya. "Atma," ucapnya dengan suara lembut, "aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu di dalamnya, kamu merubah pandanganku, kamu menarikku dari ruang yang gelap ke ruangan yang penuh dengan warna dan aku merasa nyaman berada disampingmu. Aku bersedia menjadi bagian dari hidupmu, sebagai kekasihmu, untuk selamanya."

Dibawah pohon perjanjian, sebuah cinta terlahir, Maya memeluk Atma dari belakang dan Atma menyenderkan kepalanya ke pipi Maya “Aku sangat menyayangimu, aku mencintaimu, Maya” Ucap Atma dengan lembut, “Aku juga mencintaimu dan terimakasih telah berhasil membuka hati dan mataku, aku akan terus besamamu dan akan menemanimu dengan kondisi tersulit sekalipun” Ucap Maya dengan lembut dan memejamkan matanya.

Mentari kian tenggelam, cahaya yang sedikit mengubah warna langit menjadi gelap kemerahan, Atma memegang tangan Maya dan menyuruh berdiri di hadapan Atma, “Maya” Panggilnya dengan lembut “Terimakasih telah menerima perasaanku, Maaf jika kamu menemukan aku dengan kondisi seperti ini” Ucapnya yang dihentikan oleh Maya “sstt, aku mencintaimu dan menyayangimu bukan dengan kata KARENA akan tetapi dengan hati yang saling menyatu dan raga yang saling memanggil setiap waktunya, aku bersyukur, Atma, aku sangat bersyukur kamu mengutarakan perasaanmu kepadaku” Ucap Maya sambil menatap wajahnya sambil sedikir menundukkan badannya.

Di bawah pohon yang rindang, mereka saling mengungkapkan perasaannya yang sudah lama terpendam, cinta di antara Atma dan Maya mencapai puncaknya. Saat matahari hampir tenggelam di ufuk barat, atmosfer dipenuhi dengan aura magis yang membuat hati mereka berdebar-debar.

Atma dan Maya saling menatap, mata mereka penuh dengan kehangatan dan cinta yang tak terungkapkan dengan kata-kata. Dalam keheningan yang indah dan angin lembut menyentuh rambut Maya sehingga rambut maya menutupi setengah wajahnya, Atma merapikan rambut Maya yang terurai oleh angin, tak sadar suasana hati dengan tatapan mereka yang penuh dengan cinta, mereka mendekat satu sama lain, seolah bumi pun ikut merasakan getaran kebahagiaan mereka.

Tanpa ragu, Atma dan Maya membiarkan rasa cinta mereka memimpin langkah mereka. Perlahan, bibir mereka bertemu dalam sebuah kecupan yang penuh makna. Dalam sentuhan yang lembut, cinta mereka terasa menyatu, menghapus batas-batas yang memisahkan mereka.

Di bawah pohon yang rindang itu, Atma dan Maya merasakan keajaiban cinta yang membawa kedamaian dan kebahagiaan. Mereka merasakan getaran cinta yang mengalir di antara mereka, mengikat hati dan jiwa mereka dalam ikatan yang tak terputus.

Ciuman itu menjadi simbol dari komitmen mereka satu sama lain, sebuah janji untuk saling mendukung dan mencintai sepanjang hidup mereka. Di antara gemerisik daun-daun yang menari di angin senja, mereka menemukan kebahagiaan sejati dalam pelukan satu sama lain.

Atma merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat bibirnya menyentuh Maya, seolah-olah segala rintangan dan penderitaan yang mereka hadapi lenyap seketika. Dia merasa hidupnya penuh dengan warna-warna baru, dipenuhi dengan cinta dan harapan.

Maya, di sisi lain, merasa berada di dunia yang berbeda. Ciuman itu adalah janji dari masa depan yang mereka rencanakan bersama, di mana cinta dan kesetiaan akan menjadi pijakan mereka. Dia merasakan kekuatan cinta yang tak terbatas, memberinya keberanian untuk menghadapi masa depan dengan kepala tegak.

Di taman yang sunyi, di bawah cahaya senja yang memancar, Atma dan Maya mengalami momen yang tak terlupakan. Cinta mereka berkembang mekar di bawah pohon yang rindang, menghasilkan ikatan yang tak terputus di antara mereka.

Saat mereka pergi meninggalkan taman itu, Maya berhenti dan melihat kembali pohon perjanjian, senyum bahagia terukir di wajah mereka. Di hati mereka, mereka tahu bahwa tak ada yang bisa menghentikan cinta mereka, bahkan di tengah tantangan terberat sekalipun. Bersama, mereka akan menjalani hidup dengan penuh keberanian, saling mendukung dan mencintai satu sama lain sepanjang masa.

Dalam keheningan senja menjadi malam, Maya dengan lembut mendorong kursi roda Atma melintasi jalanan yang dipenuhi cahaya lampu jalan yang samar-samar. Langkahnya ringan dan penuh perhatian, seolah-olah dia menari di sepanjang perjalanan itu. Atma merasa beruntung memiliki Maya di sisinya, bukan hanya sebagai kekasih, tetapi juga sebagai sahabat dan penopangnya.

Mereka berdua terdiam, tetapi suasana itu tidak pernah terasa begitu nyaman. Keheningan di antara mereka penuh dengan kehangatan, sebuah keakraban yang tak terungkapkan dengan kata-kata. Di balik kerumitan hidup, mereka menemukan kedamaian dalam kebersamaan mereka.

Di rumah Atma, Maya membantu menolong kursi roda ke dalam rumah. Dengan cermat, ia menata barang-barang Atma sesuai dengan keinginannya, menciptakan ruang yang nyaman dan hangat baginya.

Saat Atma duduk di ruang tamu, Maya menyalakan lampu-lampu kecil yang menghasilkan cahaya yang lembut. Ini adalah momen yang sederhana, tetapi penuh makna bagi keduanya.

Maya duduk di samping Atma, menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Atma," ucapnya dengan suara lembut, "aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu ada di sampingmu, untuk menemanimu melalui segala rintangan. Kita akan menghadapi masa depan ini bersama-sama, dengan cinta yang tak terbatas."

Atma tersenyum, matanya berbinar-binar oleh cahaya lilin yang hangat. "Terima kasih, Maya," katanya, suaranya penuh dengan rasa syukur. "Aku tidak pernah merasa lebih beruntung memiliki seseorang sepertimu di hidupku."

Di ruang tamu yang penuh dengan cinta dan kehangatan, Atma dan Maya merayakan cinta mereka yang kokoh dan abadi. Meskipun hidup membawa mereka berbagai rintangan, namun bersama, mereka tahu bahwa tak ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta mereka.

Maya tersenyum kecil kepada Atma sebelum beranjak ke dapur. Di sana, aroma kopi yang harum menyambutnya, menciptakan suasana yang semakin romantis di rumah itu. Dengan hati yang penuh kebahagiaan, Maya mulai menyiapkan kopi favorit Atma, dengan cermat memilih biji kopi terbaik dan menggilingnya dengan telaten.

Sementara kopi sedang diseduh, Maya merenungkan perjalanan cinta mereka. Dari pertemuan pertama yang penuh dengan hati dan pikiran yang tertutup oleh kenangan masa lalu hingga terlahirnya cinta di bawah pohon perjanjian, semuanya terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Dia bersyukur atas setiap momen yang mereka bagikan, setiap tawa dan tangisan, setiap kisah dan impian.

Ketika kopi sudah siap, Maya mengambil dua cangkir dan mengisi keduanya dengan hati-hati. Dia membawa cangkir-cangkir itu kembali ke ruang tamu, di mana Atma masih duduk dengan senyuman di wajahnya.

"Dari cintaku untukmu," kata Maya dengan lembut, menyerahkan cangkir kopi ke tangan Atma.

Atma tersenyum dan meraih cangkir itu. Dia menghirup aroma kopi yang harum sebelum menatap Maya dengan penuh kasih sayang. "Dari cintaku juga untukmu," ucapnya dengan lembut, menaikkan cangkir kopi mereka dalam sebuah toast untuk merayakan lahirnya cinta mereka yang indah.

Di tengah gemerisik kopi yang mengalir, Atma dan Maya menikmati momen itu bersama-sama, bersyukur atas keajaiban cinta yang telah mengubah hidup mereka. Di rumah yang penuh dengan cahaya lampu yang kecil dan aroma kopi yang menggoda, mereka merayakan awal dari petualangan baru mereka, dengan hati yang penuh dengan harapan dan cinta yang tak terbatas.

Setelah meminum kopi, Maya menghidupkan musik yang sangat romantis, Maya merasa atmosfer dari ruang tamu menjadikan suasana yang lebih romantis. Dengan berani, ia mulai menari di tengah ruang tamu, di depan Atma yang memandanginya dengan penuh kekaguman dari kursi rodanya.

Gerakan Maya seperti gemulaian daun-daun yang ditiup angin. Dia menari dengan keanggunan dan kelembutan yang membuat hati Atma terpukau. Meskipun tubuhnya terbatas oleh kursi rodanya, namun rohnya merasa bebas melihat keindahan gerakan Maya.

Atma memandang Maya dengan mata penuh cinta. Dia merasa bersyukur karena memiliki wanita seindah Maya di hidupnya. Setiap gerakan Maya menariknya lebih dekat, membuatnya merasa bahwa tidak ada halangan yang bisa menghalangi cinta mereka.

Maya tersenyum melihat ekspresi wajah Atma. Dalam tarian itu, mereka berkomunikasi dengan bahasa yang tak terucapkan, sebuah bahasa cinta yang hanya mereka berdua yang bisa mengerti. Di antara langkah-langkah yang berdansa dan senyum-senyum yang bertautan, mereka menyelami kedalaman perasaan satu sama lain.

Seiring lagu yang memudar, Maya berhenti menari. Maya duduk di samping Atma, masih tersenyum lembut. "Atma," katanya dengan suara yang penuh dengan kelembutan, "kita mungkin memiliki rintangan di depan kita, tetapi bersama, kita bisa mengatasi semuanya. Kita memiliki cinta yang kuat, dan itu sudah cukup untuk menaklukkan dunia."

Atma mengangguk, matanya tetap terpaku pada Maya. "Ya," ucapnya, suaranya penuh keyakinan, "bersama-sama, kita bisa mengatasi segalanya. Aku bersyukur memiliki kamu di hidupku, Maya."

Di ruang tamu yang penuh dengan cahaya lampu yang lembut, Atma dan Maya merasakan kehangatan cinta yang menyelimuti mereka. Di dalam kebersamaan mereka, mereka menemukan kekuatan dan kebahagiaan yang tak terbatas, siap menghadapi masa depan bersama dengan penuh keberanian dan keyakinan.

Setelah merayakan cinta mereka yang telah lahir ke permukaan bumi, Maya dengan lembut mendorong kursi roda Atma ke kamar tidur. Di sana, mereka berdua saling berhadapan, menatap satu sama lain dengan penuh kasih sayang. Maya mencoba membantu Atma untuk menaiki tempat tidurnya dengan hati-hati, memastikan bahwa dia nyaman dan aman.

Atma merasa terharu oleh kebaikan hati Maya. Meskipun sederhana, gestur itu membuatnya merasa dicintai dan dihargai. Dia tersenyum pada Maya, mengucapkan terima kasih yang tulus atas bantuan dan perhatiannya.

"Terima kasih, Maya," ucap Atma dengan suara yang penuh dengan rasa syukur. "Kamu selalu ada untukku, bahkan di saat-saat seperti ini."

Maya tersenyum lembut. "Tentu saja, Atma. Kamu adalah bagian penting dari hidupku, dan aku akan selalu ada untukmu." Dia menyapukan rambut Atma dengan lembut sebelum duduk di sampingnya di tempat tidur.

Keduanya duduk di dalam keheningan yang nyaman, merasakan kehangatan dari kebersamaan mereka. Waktu berlalu dengan cepat, dan malam pun semakin larut, Maya tahu sudah saatnya baginya untuk pulang.

"Aku harus pergi sekarang, Atma," ucap Maya dengan suara lembut, mencoba untuk tidak menunjukkan kesedihannya.

Atma mengangguk dengan pengertian. "Sampai jumpa, Maya. Terima kasih atas segalanya, aku mencintaimu."

Maya memberikan senyuman terakhir sebelum meninggalkan kamar. Di pintu, dia berhenti sejenak untuk menoleh pada Atma, yang masih duduk dengan senyuman di wajahnya.

"Selamat malam, Atma. Aku akan selalu ada di sini untukmu," ucap Maya dengan suara lembut sebelum akhirnya meninggalkan rumah Atma.

Atma tersenyum dan mengingat apa yang ia lakukan hari ini, Atma mengambil alat tulisnya, dan ia menulis puisi sebelum ia tidur.

...Cinta Mengalah Segalanya ...

...Teruntuk kamu hidup dan matiku...

...Aku tidak tahu lagi bagaimana hidupku tanpamu...

...Atau dengan rangkaian kata puisi yang mana untuk mengungkapkannya...

...Karena untuk segala yang telah engkau perlihatkan...

...Aku kembali dengan kata cinta...

...Dengan kata cinta yang selalu menang dalam kondisi apapun...

...Aku selalu menyangkal akan keberadaan cinta...

...Akan tetapi cinta selalu berhasil mengalahkan batas pikiran kita...

...Ketika kondisiku yang seperti ini...

...Keadaan rumah yang selalu sepi akan kehampaan...

...Tulisan ini hanya untukmu dan pertama kalinya aku menuliskan perihal perasaanku tentang cinta...

...Aku dan kamu di bawah awan yang sama...

Setelah Atma menuliskan puisinya untuk Maya dan perasaannya, ia menaruh puisinya di atas meja itu, pertama kali Atma menuliskan puisi tentang cinta, menuliskan tentang perasaan yang tidak pernah ia dapatkan dari siapapun, rasa sayang yang di berikan Maya selama ini membuat dirinya meneteskan air mata “Perasaan apa ini? Apakah ini perasaan dicintai dengan sepenuh hati?” Tanya Atma.

Setelah meninggalkan rumah Atma, Maya kembali ke rumahnya dengan hati yang penuh dengan pemikiran tentang cinta yang mereka bagi dan momen-momen indah yang mereka habiskan bersama. Di kamarnya yang tenang, Maya duduk di tepi tempat tidur, membiarkan kenangan tentang Atma mengisi pikirannya.

Dia tersenyum saat dia teringat akan ciuman yang mereka bagi di taman. Rasanya seperti sehelai angin lembut yang menyapu wajahnya, memenuhinya dengan kehangatan yang tak terungkapkan. Itu adalah momen yang dia simpan di dalam hatinya, sebuah momen yang menunjukkan kekuatan dan keindahan cinta mereka.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, Maya juga merasa cemas. Dia khawatir tentang masa depan mereka, tentang bagaimana mereka akan mengatasi rintangan yang mungkin datang. Tapi, pada saat yang sama, dia merasa optimis. Dia percaya pada kekuatan cinta mereka, pada ikatan yang telah mereka bentuk bersama-sama.

Dengan hati yang penuh dengan cinta dan pengharapan, Maya berdoa agar mereka dapat menghadapi bersama. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan selalu berada di sana untuk Atma, untuk mendukungnya dan mencintainya melalui segala rintangan yang mungkin datang.

1
Kana
semoga semua impian terwujud ya 🤗
Kana
bangun atma. ku tabok ya bkin cape nangis kau/Right Bah!/
Kana
pingsan aja biar ga cape 🙃
Kana
lagi kerja aku jgn dibuat nangis bisa? 🥺
Gema: siapa suruh baca di saat kerja wkwkw
total 1 replies
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
Gema: Terimakasih udah mampir yaa
total 1 replies
Kana
😢 ini mah buku diary
Kana
elma😭
Gema: parah elma nya ya
total 1 replies
ATAKOTA_
sangat menyentuh
Gema: terimakasih
total 1 replies
Kana
Ga sabar pengen ketemu kayanya ya🤭
Kana
ciiee 😚
Kana
Jangan makan pedes atma🤨
Gema: hahaha
total 1 replies
Kana
kasian lestari🥀
Gema: Maaf ya wkwkw
total 1 replies
Kana
jahil nya 🤨
Kana
Semangat Nulisnya🥰
Gema
Selamat menikmati perjalanan Atma dan Maya yah
Gema
senyum senyum yah wkwkw
Kana
Senyum2 nah🤭
Kana
Semangat dan Sukses Untuk Novelnya 🌷
Kana
Keren🥰
Gema: makasih sayang
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!