Terjerat Om CEO

Setelah membicarakan masalah pernikahan tadi malam, kedua pasangan pura-pura itu kini sedang melakukan fitting baju pengantin di sebuah butik ternama langganan orang tua Arsen. Butik ini memang seringkali menyiapkan pakaian-pakaian yang akan dikenakan keluarga Adhitama untuk menghadiri acara perusahaan atau acara formal lainnya.

Arsen mencoba sebuah tuxedo hitam yang begitu pas, serta membentuk lekuk tubuhnya yang kekar dan tegap. Ia benar-benar terlihat sangat sempurna saat memakainya. Sedangkan Key, ia mencoba v-neck dress lengan panjang dengan model slit yang juga membentuk lekuk tubuhnya dengan begitu indah dan anggun.

Arsen memandangi gadis di hadapannya dengan raut cuek walau aslinya kagum. Ternyata bocah menyebalkan ini bisa tampil begitu menggoda dan mempesona dalam balutan gaun pengantinnya.

"Apa Key sudah terlihat seperti mermaid? Key tidak mau gaun yang terlalu lebar dan panjang. Pasti sangat ribet saat berjalan, benar kan?" Cerewetnya kepada Arsen yang terlihat sangat acuh. Key jadi kesal sendiri dengan sikapnya.

"Terserah kamu."

"Apa Key sudah terlihat cantik?" Key tiba-tiba menghampiri Arsen dan mendempetkan tubuhnya untuk lebih dekat dengan pria tersebut. Ia menopangkan dagunya pada pundak Arsen, lalu memberikan tatapan yang sangat menggoda. Key akan memaksanya mengakui kecantikannya saat ini seperti kemarin malam.

Key akan memberi sedikit pelajaran pada om-om satu ini yang akan berganti status menjadi suaminya, salah sendiri tidak jujur pada Key sejak awal!

"Cukup."

"Jawab yang baik om Arsen sayang! Apakah ini terlihat bagus dan terlihat cantik? Key tidak mau disalahkan jika para tamu undangan nanti malah mengatai Key jelek atau kampungan."

Arsen menelan ludahnya dengan gelisah. Oh ayolah, apa Key tidak sadar dengan belahan dadanya yang sangat menggoda dan memanjakan mata kini tepat berada di hadapannya. Bahkan Arsen dapat mencium aroma yang memabukkan menyerang hidupnya dengan brutal. Ya ampun Arsen singkirkan pikiran kotor mu itu! Arsen tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya!

Arsen memaki dirinya sendiri.

"Kamu cukup cantik memakai gaun itu." Jawab Arsen dengan lebih baik daripada sebelumnya.

"Benarkah? Om Arsen tidak berbohong kan sayang?"

"Hm."

"Baguslah!" Lalu Key beranjak menjauh dan menghadapkan tubuhnya kepada sebuah kaca besar.

"Om Arsen benar, Key cukup cantik! Ternyata Key berbakat juga menjadi model ya!" Ujarnya sombong.

Key kini kembali menatap Arsen setelah selesai mengagumi dirinya sendiri. Ia menarik pria itu untuk mendekat dan membenarkan dasi kupu-kupunya yang sedikit miring. Key juga menyisir rambut Arsen dengan jari-jari lentik miliknya. Menyusuri dada dan lengannya, guna merapihkan jas dan kameja milik Arsen.

"Om Arsen sangat gagah memakai ini."

"Saya memang gagah sedari dulu."

"Ihhh pede sekali om!!" Cibir Key masih dengan merapikan penampilan calon suaminya dengan seksama.

"Om Arsen kayanya celana om kesempitan deh!" Key menatap bagian bawah Arsen dengan raut terheran. "Kok kayaknya kekecilan? Om Arsen nyaman? Jangan sampai pas acara robek loh!" Kini jemari Key menyentuh paha dan pinggang calon suaminya.

Arsen langsung menutup matanya, frustasi dengan kelakuan calon istri kontraknya yang terlalu polos tapi meresahkan! Apa Key tahu, jika itu terjadi karena dirinya meraba setiap jengkal tubuh Arsen sejak tadi? Memamerkan belahan indahnya, dihadapan pria normal seperti Arsen?

Hey mau bagaimanapun Arsen itu pria normal, tidak dekat wanita manapun bukan berarti Arsen tidak tertarik! Ditambah ya ampun Key terlalu menggoda!

"Biar Key meminta celana dengan ukuran yang lebih besar ya om." Key yang masih tidak paham itu hampir memanggil pelayan butik yang melayani mereka. Tapi niat itu terurung karena Arsen tiba-tiba mendekap pinggangnya, dan membawanya masuk ke dalam salah satu bilik ruang fitting.

"Om Arsen mau ngapain sih?" Tanya Key kesal bercampur gugup, ketika mereka berdua sudah berada di dalam satu ruangan kecil dengan pintu tertutup.

Arsen mendorong Key hingga menghimpit dinding. Ia memeluk pinggang ramping itu mesra, lalu mengecup bibir mungil Key yang sejak tadi selalu saja menggodanya.

Tampaknya ini pertama kalinya ada seseorang yang mengecup bibir Key, terbukti dari Key yang gemetar. Terutama saat benda yang begitu mengenai perutnya.

"Ih om apaan sih!" Key mendorong dada Arsen untuk menjauh, namun usahanya sia-sia Arsen tak melepaskan Key begitu saja.

Ini pertama kalinya Arsen merasakan godaan terdahsyat dalam hidupnya, mengecup seorang gadis secara sepihak! Padahal sudah banyak wanita diluaran sana yang menggodanya, namun bukannya tertarik Arsen malah merasa jijik.

Tapi kenapa IA MENGECUP KEY DULUAN?! MAU TARUH DIMANA MUKA ARSEN SEKARANG? Ya ampun, apa sebenarnya yang Key lakukan pada Arsen hingga Arsen menjadi seperti ini?

Ceklek!

Suara pintu yang terbuka membuat pasangan itu menoleh secara bersamaan dengan posisi yang cukup intim.

"Kalian sudah mencoba-" Elisia dan Elang spontan langsung berbalik badan setelah melihat posisi anak dan calon menantunya didalam ruangan itu.

Tadinya mereka hanya berniat untuk mampir dan melihat gaun apa yang akan calon menantunya kenakan nanti. Tapi malah hal-hal lain yang mereka lihat.

"Sepertinya mereka berdua sangat tidak sabaran ya sayang, akhirnya Arsen anakku menjadi pria sesungguhnya." Ucap Elisia dengan dramatis sambil meremas tangan suaminya.

"Ck! Lebih baik kita pisahkan dulu mereka, sebelum Arsen menerkam Key." Perkataan Elang sontak membuat Elisia menatap tajam suaminya itu.

"Hey pria tua! Anak kita sedang berusaha keras membuatkan kita cucu, jadi jangan berani-beraninya kamu mencoba menggagalkan hal itu, atau kau akan tidur diluar selama satu bulan!"

Glek!

Ck! Anaknya itu benar-benar minta ditendang, bisa-bisanya dia berbuat seperti itu ditempat umum! Hey apa anaknya itu tak mampu menyewa hotel atau tempat penginapan? Batin Elang kesal.

"Tapi sayang, apa harus ditempat seperti ini? Butik? Yang benar saja! Apa anak itu sudah jatuh miskin hingga tidak bisa menyewa hotel?" Elang mendengus sebal.

"Bukankah dia sama persis sepertimu dulu sayang? Sangat tidak sabaran dan sangat menyebalkan?" Sinis Elisia kepada suaminya itu.

Dasar! Tidak anak tidak suami sama saja! Definisi buah jatuh tak jauh dari pohon ya seperti itu!

Sedangkan didalam sana...

"Kenapa menghindar?" Arsen meraih dagu Key untuk kembali menatapnya.

"Key malu om! Om Arsen benar-benar ya!!" Sentak Key sambil menampar wajah calon suaminya itu. "Beraninya om Arsen ambil first kiss Key!!"

"Jangan over terlalu percaya diri! Kita berdua sama-sama tau jika ini hanyalah bagian dari sandiwara!"

"Tapi om..."

"Kita berdua akan membuat anak setelah menikah. Lalu apa yang salah?" Bisik Arsen menggoda Key dengan satu remasan kecil pada buah dadanya.

"Benar begitu bukan, calon istriku sayang?" Goda Arsen yang membuat pipi Key merah padam. "Oh satu lagi, kamu penasaran kenapa celana saya sempit?"

"Nggak-"

"Kamu bisa merasakan sendiri betapa kerasnya bukan?" Arsen menggesekkan pusakanya yang sudah sangat mengeras pada perut rata Key dengan sebuah seringai.

Jadi... Burung Arsen berdiri?! Sejak tadi?! Arsen meremas dadanya?!

"OM ARSEN!!!!" Teriak Key kencang.