NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit Iri

Hari ini adalah hari sabtu, Friska kembali diantar oleh sang suami ke kafe milik Rivan, tempatnya bekerja. Teringat dengan janjinya untuk menginap di rumah sang mertua, dia memutuskan untuk pulang lebih awal. Tentu saja setelah berpamitan kepada Rivan dan juga teman temannya yang lain.

Sebelum pulang, dia memutuskan untuk membeli beberapa keperluan dapur yang sudah menipis di supermarket yang terletak tidak jauh dari kafe. Setibanya disana, Friska langsung berjalan dan mencari rak tempat sabun cuci piring. Tampak berbagai macam merek dan ukuran disana, setelah mengambil sabun yang biasa dipakainya, dia beralih menuju rak sembako untuk membeli gula dan tepung, dia sengaja membelinya karena berniat ingin membuat cemilan yang akan menjadi buah tangan untuk sang mertua

"Sabun cuci piring, shampo, tepung, gula, mentega, cokelat bubuk, telur, mie instan. Apa lagi, ya?" gumam Friska sambil mengabsen barang di dalam keranjang belanjaannya, dan mengingat ingat apa lagi yang harus dibelinya

"Ah iya cemilan. Sepertinya hanya kurang itu saja" ucapnya pelan lalu berjalan menuju rak snack dan makanan ringan. Saat melewati rak susu bayi, dia melihat seorang wanita yang sedang kesulitan mengambil kotak susu yang terletak paling bawah, karena wanita tersebut sedang menggendong bayinya di dada dengan menggunakan gendongan bayi sehingga menyulitkannya untuk berjongkok

Tidak butuh waktu lama, ibu muda tersebut terkejut ketika kotak susu yang tadi hendak dia ambil, kini sudah terulur di hadapannya. Saat mengangkat kepalanya, dia mendapati wajah manis Friska yang sedang tersenyum

"Ini, Mbak. Aku melihatmu kesulitan mengambilnya karena sedang menggendong bayi lucu ini" ujar Friska sambil tersenyum lebar ke arah bayi perempuan yang ada di gendongan ibunya tersebut

"Terimakasih banyak sudah menolongku" balas wanita itu antusias sekaligus bersyukur karena sudah dipertemukan dengan orang baik seperti wanita muda yang ada di hadapannya saat ini.

"Sama sama. Ada lagi yang ingin dibeli, Mbak? biar aku temani." tawar Friska karena merasa kasihan melihat wanita itu

"sebenarnya masih ada beberapa barang yang ingin aku beli. Tapi aku takut merepotkanmu"

"Tidak apa apa, Mbak. Lagipula barang belanjaanku tidak banyak, aku hanya membeli ini saja" ucap Friska sambil mengangkat keranjang belanjaannya

"Benarkah aku tidak merepotkanmu?"

"Tentu saja. Ayo!"

Setelah selesai berbelanja, mereka pun pergi menuju kasir untuk membayar belanjaan. Wanita itu kemudian mengajak Friska untuk menuju coffe shop yang terletak tepat di samping super market.

"Tidak usah, Mbak. Tidak perlu repot repot untuk mentraktirku, aku ikhlas menolongmu"

"Ayolah, aku bukan hanya ingin mentraktirmu, tapi juga ingin berbincang denganmu. Lagipula suamiku belum kembali, tolong temani aku ya?" wanita tersebut tetap memaksa untuk mentraktir Friska, karena dia merasa tidak enak telah merepotkan gadis itu

Setelah menimbang nimbang, akhirnya Friska menyetujuinya. Kini mereka sudah berada di coffe shop khas anak muda itu.

"Astaga! kita bahkan belum berkenalan" ucap sang ibu muda histeris. Friska bahkan terkekeh melihat ekspresi wanita itu, namun walaupun begitu dia tetap terlihat cantik dengan ekspresi lucunya.

Berbicara tentang wajah, Friska seperti tidak asing dengan wajah cantik wanita tersebut, dia seperti familiar dengan arah wajah seseorang yang berada di hadapannya itu. Tapi dia tak kunjung menemukan clue tentang siapa yang memiliki wajah yang mirip dengan wanita itu

"Siapa namamu?" tanya sang ibu muda

"Friska, Mbak. Nama mbak siapa? "

"Namaku Dinda"

"Lalu siapa nama bayi lucu ini? dan berapa umurnya?" tanya Friska sambil menyentuh jari jari mungil itu

"Hai aunty, namaku Clara. Aku baru berumur 8 bulan" ucap Dinda sambil menirukan suara anak kecil seolah olah Clara lah yang menjawabnya

"Namanya cantik, seperti orangnya" puji Friska. Sementara itu baby Clara terlihat tersenyum senang seolah mengerti dengan pujian Friska

"Lihatlah, dia sangat senang dikatakan cantik" Dinda terkekeh melihat tingkah bayinya

"Oh iya umurmu berapa, Fris? sepertinya kamu lebih muda dariku" tanya Dinda

"Aku 22 tahun, Mbak"

"Wahh benar kan, kamu lebih muda dariku. Aku 25 tahun" Friska sangat senang berbincang dengan Dinda, karena wanita itu sangat ekspresif dan juga ramah.

Tak lama kemudian datanglah seorang lelaki tampan yang langsung menghampiri meja Dinda dan Friska

"Maaf sayang, aku sudah meninggalkanmu begitu lama" ujar pria tersebut ketika tiba di dekat meja, dia langsung mendekat lalu mencium kening istrinya itu, dan sangat kentara raut bersalah di wajah tampannya

"Tidak apa apa, Mas. Aku beruntung karena sudah bertemu dengan orang baik hari ini" balas Dinda sambil menatap Friska. Laki laki tampan itu adalah suaminya.

"Orang baik?" suami Dinda terlihat bingung menatap sang istri dan wanita asing di depannya

"Mas, kenalkan ini Friska. Dia tadi yang menolongku saat berbelanja, karena dia melihatku kesulitan mengambil barang barang dengan Clara yang ada di gendonganku. Dan Friska, ini suamiku, Mas Reyhan" Dinda memperkenalkan kedua orang tersebut

"Wah syukurlah, terimakasih banyak Friska kamu sudah membantu istriku. Tadi aku terpaksa meninggalkannya karena ada urusan mendadak. Untung saja dia bertemu denganmu" ujar Reyhan tulus. Dia lega saat mengetahui ada seseorang yang membantu istrinya di saat kesulitan

Friska sangat salut kepada pasangan suami istri ini, mereka terlihat sangat romantis dan juga sangat mencintai satu sama lain

Mbak Dinda sangat beruntung memiliki suami yang sangat menyayanginya. Lihat saja raut wajah menyesal itu, dan juga bagaimana dia memperlakukan Mbak Dinda. Dia pasti sangat menyayangi Mbak Dinda. Sangat berbeda dengan....

Friska menggelengkan kepalanya pelan tidak ingin melanjutkan suara batinnya. Meskipun dia merasakan sedikit rasa iri, namun dia dengan cepat menepisnya. Friska sadar bahwa pernikahannya berbeda dengan pernikahan yang dijalani Dinda, jadi dia tidak mungkin bisa membandingkan kehidupannya dengan Dinda. Jelas Dinda lebih bahagia dari pada dirinya, karena wanita itu menikahi pria yang sangat mencintainya

"Sama sama Mas Reyhan. Padahal aku ikhlas menolong istrimu, tapi dia malah membayarnya dengan cara mentraktirku." canda Friska yang mengundang kekehan sepasang suami istri tersebut. Setelahnya, Reyhan langsung sibuk dengan sang anak yang kini sudah beralih posisi ke gendongannya. Sementara itu Friska dan Dinda masih tetap berbincang bincang

Saat dirasa sudah cukup lama disini, Friska berpamitan untuk segera pulang

"Mas, Mbak, aku harus pulang sekarang. Terimakasih untuk traktirannya."

"Terimakasih juga, Friska. Senang bisa mengenalmu" balas Dinda. Dia langsung mendekat dan memeluk Friska, karena mungkin setelah ini dia tidak akan bertemu lagi dengan Friska, mengingat pertemuan mereka hanya sebuah ketidak sengajaan.

"Hati hati, Fris. Senang mengenalmu" kini giliran Reyhan yang bersuara

"Iya, Mas"

"Aunty pulang dulu ya, cantik. Semoga kamu cepat besar dan tumbuh menjadi gadis yang semakin cantik" ucap Friska sambil mencium pipi kiri baby Clara yang ada di gendongan Dinda. Tangan mungil bayi itu pun menyentuh wajah Friska, menciptakan perasaan tenang apalagi saat aroma wangi khas bayi memenuhi indra penciumannya

Setelah berpamitan, Friska pun meninggalkan keluarga kecil yang harmonis itu. Dia berharap suatu hari nanti dia bisa merasakan kebahagiaan seperti Dinda. Mungkin tidak dengan Ardigo, tetapi dia yakin dia akan mendapatkan seseorang yang sangat mencintainya dan tentu saja bisa menerima keadaannya.

To be continue.

1
Nuryati Yati
😅😅
Nuryati Yati
mulai mengagumi
Nuryati Yati
si Digo negative thinking terus minta di getok ni otaknya
Nuryati Yati
katanya sayang sama anak kok ngasih makanan gk sehat
Nuryati Yati
Digo jd papa egois gk paham dan ngerti keinginan Vani
Nuryati Yati
pedes amat mulut nya Ardigo pen tk tapok sandal 😁
Nuryati Yati
Bpk nya Friska kemana kok di titipin panti asuhan
Fitri Saadah
Luar biasa
Nuryati Yati
mampir
Ida Damayanti
❤️❤️❤️❤️❤️
etna winartha
ceritranya enak dibaca
etna winartha
sesuai lah visualnya
Fani Indriyani
Dasar friska 😂😂
Rose Reea
sukaaaa
ardigo-friska 🫶
Rose Reea
wkwkwkkw
Rose Reea
wkwkwkwkkw
Rose Reea
wkwkwkkw
Nurhayati Hutagalung
bagus kak cerita nya semangat
Sariah Sariah
Kecewa
Sariah Sariah
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!