Possesive Playboy

Raka memejamkan matanya dan tubuhnya langsung terpentang keaspalan saat tiba tiba Langit memukulnya.

"Lo apa apaan sih Lang!" panik Giselle sambil berjongkok menolong Raka.

"Gue gak terima ya Sel, lo disentuh sama cowok lain, yang boleh itu gue dan dia siapa?"

Giselle terkekeh pelan dengan menatap Langit sinis "Apa hak lo ngatur gue kek gitu? Lo siapa Lang, lo bukan apa apa gue gak usah sok ngatur deh"

"Emang gue bukan apa apa lo, dan gue gak peduli lo digodain cowok lain, mala gue gak akan terima. Ingat lo hanya bisa sama gue bukan sama yang lain!" ucap Elang sungguh sungguh

Raka menatap binggung Langit dan juga Giselle yang malah sibuk berantem tanpa memikirkan dirinya yang sedang kesakitan.

"Pacar baru lo Sel?"

Giselle langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat "Amit amit, gue gak mau mengulang kesalahan yang sama dan malah bikin hato gue sakit dan terluka untuk kedua kalinya, mending sekarang gue anterin lo kerumah sakit" ajak Giselle "Bawa mobil?"

Raka mengangguk, hingga Langit semakin geram saat Raka dibopong oleh Giselle, demi Tuhan Raka tidak rela jika Giselle menyentuh cowok lain.

"Gak usah pegang pegang, gue nonjoknya satu kali dan itu pun gak keras, manja banget lo"

"Lang bisa gak sih lo gak usah sok posesif sama gue?"

Langit jelas saja langsung menggeleng "Gak bisa, karena lo calon cewek gue, dan buat lo gak usah caper sama Giselle kalau gak mau gue bikin lebih dari ini"

Bukannya marah Raka malah tertawa pelan sambil menepuk bahu Langit "Hey bro dengerin gue, gue sama Giselle itu sudah seperti adek kakak, gue sama Giselle sudah berteman sejak kecil dan asal lo tau gue tau semuanya soal Giselle, jadi kalau lo bilang gue mau rebut Giselle atau mau pacarin Giselle, sudah sejak dulu gue tembak dia dan gue jadiin pacar, bukan malah gue ikhlasin sama Samudra waktu itu."

"Jadi...? Kalian sudah kenal lama?" tanya Langit lagi

"Sejak jaman bahula, jadi lo salah kalau cemburu sama gue" tegas Raka

Giselle mengibaskan tangannya sambil membopong Raka "Gak usah dijelasin, dia bukan apa apa gue, mending sekarang gue obatin luka lo"

"Sel, lo ninggalin gue sendirian gitu?"

Giselle memutar bola matanya jengah, tadi Langit terlihat bruntal dan sekarang? Dia malah terlihat imut dan rasanya Giselle ingin sekali nyubit pipinya eh.

"Astaga Sel sadar, dia itu palyboy jangan sampai lo jatuh dalam permainan si kutu kupret itu" batinnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa Sel pusing? Ya udah mending gue aja yang nyertir mobil mana kuncinya?"

"Gah usah makasih" tegas Giselle menepis tangan Langit "Lo bisa bawa motor sendiri kan, mending lo pulang sana, mandi, cuci tangan, cuci kaki terus tidur siang, nanti malam kencan sana sama gebetan lo"

"Oke nanti malam gue jemput, awas kalau lo gak dirumah, sampai lubang semut pun akan tetap gue cari"

Giselle menganga tak percaya dengan kelakuan Langit "Kenapa lo mau jemput gue njir?"

Langit yang sedang memakai helm menoleh dengan senyum mengembangnya "Kan tadi lo bilang malam suruh jemput gebetan Sel,"

"Terus?"

"Gebetan gue itu lo, ya udah bye, heh lo jagain calon pacar gue ya, awas sampai lo tikung habis lo sama gue" tegas Langit sambil tersenyum ramah ke Giselle "Bye bye calon pacar, sampai ketemu nanti malam" ucapnya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Giselle bergidik ngeri "Ada ya cowok kaya gitu"

"Keren juga lo Sel, putus dari Samudra dapatnya cowok kek gitu cakep dia kalau kata gue dari pada si Samudra."

"Tapi buaya dia" ucap Giselle sambil masuk kedalam mobil Raka.

"Masa iya sih? Tapi dari mukanya kek orang bener yang lagi kasmaran sama lo, gue bisa nilai loh Sel gue juga cowok soalnya, tapi tatapan dia dan matahnya dia tadi itu menandakan emang cowok tadi nyimpan rasa sama lo, BTW namanya siapa sih? Kayanya gue pernah lihat dia, tapi di mana ya?"

"Langit namanya, playboy disekolah gue yang terkenal dengan gonta ganti pasangan katanya Bella"

"Bella siapa?"

"Temen baru gue, kenapa mau dikenalin? Cakep orangnya gak neko neko dan satu lagi belum punya cowok"

Raka mengembangkan senyumnya sambil mengangguk "Boleh deh, oh iya kemarin temen lo berantem sama si Samudra"

"Sorry temen gue cuma satu, itupun cuma Bella" sautnya dengan tatapan datarnya

Raka menepuk keningnya sambil tertawa pelan "Sorry gue lupa, maksud gue penghianat lagi berantem sama Samudra"

"Soal?"

Raka mengidikan bahunya "Gak tau, semenjak lo keluar dan lo gak ada kabar, banyak sekali yang ngehujat Samudra sama Stella, apa lagi mereka kan beberapa hari ini terlihat dekat, terus kemarin berantem, gak saling negur gitu, gak tau kali kalau soal Samudra masih suka sama lo"

Giselle mengangguk anggukan kepalanya "Pantes aja dia datangin gue, ternyata ada maksud terselubung, untung gue bisa stel antagonis jadi gak gampang kasian sama orang"

Raka menatap binggung saat mobilnya berhenti, bukan didepan rumah sakit ,tapi malah didepan mansion "Lo gak salah alamat kan Sel?"

Giselle meringis sambil menggeleng kan kepalanya "Rumah gue, kalau lo mau mampir bisanya mampir teras aja, soalnya nyokap lagi kerja belum pulang"

"Mau bangsatin lo boleh gak sih Sel, lo tadi bilangnya mau anterin gue kemana? gue kira lo pindah sekolah otak lo jadi bener, ini kenapa malah semakin parah sih?".

"Lah lo gak papa kali Rak, lagian cuma satu pukulan doang jangan manja deh, itu tadi trik gue ngehindari si Langit, eh malah dia mau datengin gue malam ini,"

"Sialan emang lo Sel, btw gue gak mau mampir, nanti aja kalau lo sama temen lo si Bella lo bilang sama gue, nanti gue main kerumah lo, oh iya titip salam sama tante Sinta juga ya"

"Beneran gak mau mampir?"

Raka menggeleng dengan memasuki mobil bagian kemudinya "Gak, gue gak mau makan angin dirumah lo"

"Sialan, suka bener kalau ngomong"

"Dah gue cabut, jangan lupa nanti malam dandan yang cantik"

Giselle menaikan sebelah alisnya "Emang lo mau ajak gue kemana?"

"Kan mau diajak kencan ayang Langit, jadi dandan yang cantik" ledek Raka dengan menjalankan mobilnya, dan sempat sempatnya Raka menjulurkan lidahnya sambil tertawa.

"Sialan lo Raka, awas aja gue gak akan kenalin lo sama Bella!" teriak Giselle

Sayang sekali mobil Raka sudah keluar dari mansion, sudah jelas laki laki itu tidak akan mendengarnya.

"Jelek banget nasib gue, apakah nanti gue harus kabur saja?"