Haura, gadis manja yang menikah dengan Alkana, laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya. Laki-laki yang sudah ia impikan untuk menjadi suaminya sejak kecil.
Alkana menikahi Haura karena permintaan sang Mami. Bahkan ia sempat sesumbar tidak akan menyukai perempuan yang dalam bayangannya dulu hanyalah anak culun yang mengekorinya kemanapun pergi.
Namun, setelah akad Alkana malah menjilat ludah sendiri. Ia akui ia sudah jatuh hati sejak melihat Haura stelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa. Haura kini menjelma menjadi gadis cantik.
Bagaimana perjalanan pernikahan mereka disaat ada sosok Melodi yang hanya diakui Alkana sebagai sahabat namun, memendam perasaan pada Alkana dan tidak terima bahwa wanita lain yang jadi pendamping hidup lelaki pujaannya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIPDD 16 Menyatakan Perasaan
Haura, Istri Pilihan Dari Desa (16)
" Duduk saja disana. Biar aku yang antri,"
Alkana memutuskan membeli minuman dulu sebelum mulai menikmati wahana yang ada.
Namun, Haura memilih mengekori sang suami daripada duduk di bangku yang jaraknya tidak terlalu jauh dari stand penjual minuman.
Haura tak ingin jauh-jauh dari Alkana di tempat asing.
" Disini lebih aman," jawab Haura membuat Alkana bungkam.
Ia hanya tidak mau Haura ikut berdiri lama. Antrian cukup banyak. Pasar malam memang sedang penuh pengunjung.
Namun, mendengar alasan Haura, akhirnya Alkana tidak lagi memaksa.
" A, ponsel Lala seriusan gak boleh di aktifin?," tanya Haura.
Mami Senja memang meminta Haura mematikan ponselnya selama liburan, Alkana pun demikian. Kecuali ponsel yang nomornya hanya di ketahui keluarga inti saja.
" Kenapa memangnya? Kan bagus. Jadi, enggak ada yang ganggu liburan kita," ucap Alkana.
Kapan lagi dia bisa liburan yang benar-benar liburan kan?
" Tapi, Lala kan jadi gak bisa foto-foto," keluh Haura yang malah asyik memainkan jari Alkana yang menggenggam tangannya.
Merasa lucu karena melihat perbandingan ukuran tangan mereka.
" Ini. Kodenya tanggal pernikahan kita,"
Haura menengadahkan kepalanya melihat ke arah Alkana seolah bertanya kenapa Alkana malah menyodorkan ponselnya.
" Katanya mau foto-foto kan?,"
" Aa serius minjemin Lala? Kalau Lala buka-buka yang lain gimana?," Haura masih belum mengambil ponsel milik suaminya.
" Buka aja. Memang kenapa?,"
" Katanya ponsel itu privasi,"
" Tidak ada privasi antara suami istri."
" Tapi, orang-orang banyak yang mengunci ponselnya agar pasangannya gak bisa buka,"
Bukan satu dia orang yang begini. Banyak.
" Seharusnya tidak ada privasi kecuali mereka punya rahasia yang enggak boleh diketahui pasangan." itu yang Alkana pelajari dari kedua orang tuanya.
" Bener ya. Lala boleh buka apapun. chat di aplikasi juga boleh,"
" Buka aja."
Seketika Haura mengerucutkan bibirnya kesal. Mana ada rahasia. Ponsel yang sekarang ia pegang kan hanya menyimpan nomor keluarga inti.
" Kalau memang tidak ada privasi,ponsel satunya juga boleh Lala buka-buka kan?,"
" boleh. Password nya sama kok,"
Haura mengangguk." Kalau ponsel Lala kodenya tanggal lahir Lala," ucapan Haura sambil melihat ke arah latar ponsel yang menampakkan foto dirinya.
Alkana tersenyum. Ia senang Haura mengatakan sendiri tanpa harus ia tanya.
...******...
" Kenapa hubungan mereka sepertinya malah tidak ada masalah. Apa Kenzo bohong padaku?" monolog Melodi melihat ke arah langit-langit kamar.
Dadanya panas jika ingat perkataan Adam dan Devano siang tadi. Tentang bulan madu berkedok liburan yang dilakukan Alkana dan Haura.
Membayangkan Haura dan Alkana melakukan hal intim rasanya ia ingin meledak.
" Ish. Kira-kira kemana mereka pergi? Kenapa juga nomor keduanya enggak aktif?,"
Melodi tidak bisa memejamkan matanya. Berkali-kali berubah posisi juga tidak bisa membuatnya mengantuk.
Melodi memang mengetahui juga nomor Haura. Ia membutuhkannya untuk melakukan sesuatu.
"Apa sih istimewanya gadis kampung itu sampai Tante senja menerima dia menjadi menantunya?,"
Melodi masih belum menemukan alasan kenapa Haura lebih di sukai oleh ibu Alkana tapi, dirinya tidak.
...*****...
Sudah banyak foto yang Haura ambil. Foto Alkana sendiri yang ia ambil sembunyi-sembunyi juga yang ia minta agar suaminya bergaya.
tidak lupa foto berdua pun ia abadikan.
" Kenapa bikin foto sebanyak itu?,"
Alkana bukan tipe orang yang suka berfoto. Namun, demi bisa menyenangkan istrinya, ia melakukan apa yang Haura inginkan.
Alkana sendiri tidak mengerti. Ia sangat senang melihat Haura tersenyum. Daripada melihat Haura menangis seperti waktu itu tentunya.
" Ini momen yang sayang kalau tidak di abadikan. Bisa mengingatkan Lala kalau kita pernah kesini berdua."
Haura punya banyak koleksi foto sang ayah di laptopnya. Hal itu pula yang mengobati rasa rindunya pada sang ayah.
" Aku mau upload di sosmed. Boleh?," tanya Haura minta izin.
"Boleh,"
Malam itu pun Haura dan Alkana menikmati waktunya. Mencoba berbagai wahana yang cukup sederhana namun memberi banyak kenangan.
...******...
Tak terasa seminggu sudah terlewati. Alkana dan Haura lebih banyak menghabiskan waktu di villa dan mencoba untuk lebih saling mengenal satu sama lain.
Banyak hal romantis yang Alkana lakukan. Dari mulai membuat candle light dinner sampai membuat dekorasi kamar mereka layaknya kamar pengantin.
Jika di tanya apakah mereka melakukan itu lagi? Jawabannya tentu saja. Apalagi Alkana masih merasakan kalau Haura masih saja mengalami mimpi buruk setiap malamnya.
Kejadian buruk itu masuk ke alam bawah sadarnya dan menganggu Haura. Ia juga merasakan kalau Haura jadi takut saat sendirian. Tak pernah mau ditinggalkan jika ia sedang terjaga.
Berbagai kejutan pun hampir gagal dilakukan karena Haura yang terbangun dari tidurnya dan mencari keberadaan Alkana.
"A, sebenarnya Aa punya perasaan enggak sama Kak Melodi?,"
Ini malam terakhir mereka di villa. Seperti kebiasaan yang mereka lakukan sebelum tidur, mereka akan melakukan obrolan apapun di atas ranjang.
Malam ini entah kenapa Haura sangat ingin tahu sebenarnya seperti apa hubungan suaminya dengan wanita yang matanya sahabatnya itu.
" Perasaan sebagai sahabat iya. Tapi, sebagai seorang laki-laki ke perempuan tentu aja enggak. Kenapa?,"
" Lala lihat Kak Melodi itu punya perasaan. Dari tatapan matanya juga gesture tubuhnya. Semua orang bisa tahu sih. Kalian juga katanya kan couple goals di kampus. Makanya banyak yang nanya sama Lala kebenaran pernikahan kita,"
Lala hanya memancing Alkana menceritakan semuanya. Ia tidak akan mengadu apapun.
" Haha mana ada yang seperti itu. Mungkin karena aku enggak pernah dekat dengan perempuan lain selain Amel. Jadi, orang beranggapan begitu. Padahal, enggak. Aku dan Melodi enggak punya hubungan lebih selain Sahabat. Sekalipun Amel sering menyatakan perasaannya tapi, aku pikir itu hanya bercanda saja,"
Haura terkejut dan melepaskan pelukannya pada Alkana. "Serius? Menyatakan perasaannya?,"
Alkana yang tak terima Haura melepaskan pelukannya kembali menarik Haura dalam dekapannya.
" Ck, biasa saja. Dia memang seperti itu. Dulu juga pernah melakukan hal seperti itu saat kita masih SMP pada seseorang. Ternyata hanya karena orang itu pernah membantunya. Jadi, ya aku pikir dia saperti itu juga karena dulu aku pernah membantunya saat dia tersesat. Itu pula asal pertemuan kita,"
Mengalirlah semua cerita tentang Melodi. Alkana biasa saja saat menceritakannya.
Haura pun yakin suaminya tidak punya perasaan apapun. Namun, kenapa orang-orang mengatakan mereka punya hubungan kan?
Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api.
Apa mungkin kak Melodi sendiri yang menyebarkan berita itu?
Haura melamun. Sebentar lagi ia akan kembali ke kampus. Menghadapi sikap para fans Melodi dan suaminya.
" Kenapa melamun hmm?,"
" Kalau ada kondisi yang mengharuskan Aa milih antara Lala dan Kak Melodi, kakak akan mendahulukan siapa?,"
TBC
malah tidur dgn si ben
jyn kasih celah al buat pelakor yg berkedok sahabat
buat reva semangat ya nanti ada saatnya km ketemu jodoh yg terbaik
next thor
baru begitu aj alkana udah cemburu apakabar haura gimana ga cemburu sm melodi