Kerinduan Di Antara Awan

Kerinduan Di Antara Awan

Kabut yang Mengelilingi

Di sebuah kota kecil yang tersembunyi di antara pegunungan, kabut tebal selalu menyelimuti tanah dan langit seperti selimut abu-abu yang tak kunjung beranjak. Kota itu terasa sepi, hampir mati, dan mungkin seperti hati-hati yang terkunci dalam kesedihan yang tak terungkapkan. Di tengah kerinduan yang menyelimuti, sebuah taman kecil berdiri sebagai saksi bisu dari cerita-cerita yang tak pernah diceritakan.

Maya berjalan perlahan melintasi taman itu, langkahnya terasa ringan meskipun beban berat menghimpit dadanya. Rambutnya yang hitam disentuh oleh angin sehingga mengibas dengan anggunnya. Matanya, yang dulunya penuh dengan keceriaan, kini terlihat kosong, seolah-olah telah kehilangan cahaya yang dulu menyinarinya. Dia berhenti di bawah pohon rindang, duduk di bangku taman yang lapuk, dan memandang ke langit yang tertutup oleh kabut.

Taman itu adalah tempat yang dia kunjungi setiap hari, sejak hari ibunya meninggal. Di sinilah dia menemukan kedamaian, meskipun hanya sesaat. Suara angin yang berbisik di antara dedaunan, gemericik air dari kolam kecil, dan nyanyian burung-burung yang menyendu di atas cabang-cabang pohon, semuanya itu membawa kedamaian ke dalam hatinya yang hancur.

Tapi hari ini, ada yang berbeda. Di sudut taman yang jauh, Maya melihat seorang pria tengah duduk sendirian di bawah pohon. Dia membawa buku kecil berwarna hitam. Sikapnya tampak khusyuk, sepenuhnya terfokus pada langit dan awan.

Atma, demikian Maya mengenalnya, siapa yang tidak tahu dengan Atma, dia adalah penyair puisi yang selalu menyentuh hati pembaca puisinya, dia tidak pernah menjelaskan semua puisi yang ia buat akan tetapi puisinya selalu menyentuh hati pembacanya termasuk Maya.

Tanpa sadar, Maya mulai berjalan mendekati Atma, langkahnya berat oleh keheningan yang memenuhi udara. Atma menoleh saat dia mendekat, matanya yang dalam bertemu dengan mata Maya. Ada kilatan kesedihan yang terpancar di balik kedua mata mereka, seakan-akan mereka berbicara satu sama lain tanpa kata-kata.

"Maukah kau bergabung denganku?" tanya Atma dengan suara lembutnya.

Maya mengangguk pelan dan duduk di samping Atma. Dia melihat ke arah buku Atma di depan mereka, merasa penasaran akan apa yang akan ditulis Atma kali ini.

"Kau tahu, taman ini adalah tempat yang tepat untuk menyembunyikan rasa sedih," ujar Atma sambil menatap ke langit yang tertutup kabut.

Maya menarik nafas dalam-dalam. "Aku datang ke sini setiap hari sejak... sejak kepergian ibuku," ucapnya pelan.

Atma menatap Maya dengan penuh empati. "Kita semua membawa beban kita sendiri, Maya. Tapi justru di sini, di tengah kabut yang mengelilingi, kita bisa menemukan kedamaian yang sulit ditemukan di tempat lain."

Mereka berdua kemudian terdiam, terpaku dalam keheningan yang nyaman. Di antara mereka, energi yang tak terungkapkan mulai tumbuh, merangkul mereka dalam kedamaian yang tak terucapkan.

Atma, dengan lembut, meletakkan bukunya dan melihat ke arah Maya. "Kau tahu, kadang-kadang, puisi-puisi yang aku buat adalah cerminan dari suasana hati yang tak tersuarakan," katanya dengan suara lembut.

Maya menatap buku itu, merenungkan kata-kata Atma. "Apa yang ingin kau tulis untuk saat ini?" tanyanya, mencoba mengalihkan pikirannya dari luka-luka masa lalunya.

Atma tersenyum tipis. "Aku belum yakin," jawabnya sambil menggigit bibir bawahnya. "Mungkin aku akan membiarkan pikiran dan hatiku berbicara dengan rasa legah."

Maya mengangguk, mengerti bahwa kadang-kadang, kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan yang terdalam. Atma mulai menulis dengan hati yang penuh dengan emosi yang tak terucapkan. Di bawah sinar matahari yang tertutup oleh kabut, Atma menulis bait perbait, sehingga satu karya puisi terlah terlahir.

Atma berdiri dan menyuruh Maya mendengarkan puisi yang akan dibacakan oleh Atma, Maya mengangguk dan tak sabar mendengarkan apa isi dari puisi tersebut.

,,,Kerinduan di Antara Awan,,,

Aku tidak menginginkan semua hal di dunia ini...

Aku tidak menginginkan permintaan yang sangat tinggi...

Aku hanya menginginkan rasa dimana hati ini tak terluka lagi...

Aku hanya menginginkan senyum yang dibalut oleh pura-pura kembali bersinar di wajah asliku...

Disini aku bercerita...

Di antara awan yang sering mendengar lukaku...

Di antara awan yang sering menghelus relung hatiku...

Hanya disini aku bercerita tanpa dihakimi...

Biarkan aku memeluk diriku yang dulu...

Biarkan aku mengenal kembali diriku...

Aku merindukan diriku yang dulu...

Sangat merindu...

Ketika puisi itu dibacakan, Maya merasa seperti ada yang menyentuh hatinya. Setiap bait yang dibacakan, mewakili rasa yang tersembunyi di hati, seolah-olah membebaskan perasaannya yang terpenjara selama ini, Maya mulai meneteskan air matanya. Di tengah-tengah taman yang sunyi, di bawah pohon rindang dan kabut yang tebal, Maya berdiri dan mendekati Atma, Maya menghapus airmatanya dan menatap Atma "Terimakasih"

Seiring matahari mulai terbenam di balik perbukitan, Atma dan Maya duduk di bawah pohon rindang. Atma menutup bukunya dan menatap Maya.

"Kau tahu, kadang-kadang, keindahan bisa ditemukan di tempat yang paling tak terduga," kata Atma dengan lembut, matanya memandang ke arah Maya.

Maya tersenyum, merasakan kedamaian yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Di taman itu, di antara kabut yang mengelilingi, dia menemukan teman sejati dan penghiburan bagi hatinya yang terluka.

Mereka meninggalkan taman itu bersama-sama, namun hati mereka telah ditinggalkan di sana, di antara kabut-kabut kesedihan yang terus menyelimuti. Mereka menemukan kenyamanan yang telah lama hilang, dengan langkah yang mantap, mereka meninggalkan taman itu, memasuki dunia yang penuh dengan misteri dan keindahan, sambil membiarkan cahaya hati yang mulai bersinar di antara kabut yang mengelilingi.

Tanpa mereka sadari, mereka saling menatap pohon rindang itu, berharap esok akan ketemu dan mencoba membuka hati masing-masing, selang beberapa waktu mereka telah dirumah masing-masing, dan mengingat satu sama lain "Apa yang Atma lalui dalam hidupnya selama ini, aku merasa diri ini Atma selaras" Ujar Maya yang sedang memandang langit malam di jelndela kamarnya.

Atma yang sedang menulis puisinya terhenti "Kenapa aku memikirkan Maya, seolah diri ini bertanya-tanya apa yang telah dilewati oleh Maya, apa yang ia sembunyikan" Ucap Atma yang duduk di meja belajarnya. Mereka saling memikirkan dan tersenyum lirih dimalam itu. mereka berharap semoga esok hari akan bertemu ditaman itu lagi.

Malam penuh bintang mewarnai kenangan di bawah pohon yang rindang di sore hari, cinta mereka mulai tumbuh seperti bunga yang telah lama kuncup dan mencoba menghiasi hati mereka yang telah lama tidak di warnai oleh cinta. akan tetapi Maya menepis perasaan itu, ia sangat tidak menginginkan cinta hadir dalam dirinya dan memikirkan bahwa Atma tidak menyukainya juga.

Atma tidak ingin terburu-buru mengungkapkan perasaannya, karena pemikiran mereka sama, saling mentiadakan cinta didalam hatinya, mereka memiliki trauma yang sama tapi cerita yang sangat berbeda.

Terpopuler

Comments

🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ

🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ

meniadakan bukan mentiadakan 😮‍💨

2024-07-04

0

🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ

🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ

penyair puisi. uhuy

2024-07-04

0

Aegis Aetna

Aegis Aetna

aku mampir kak, semangat.

2024-05-15

2

lihat semua
Episodes
1 Kabut yang Mengelilingi
2 Senyum di tengah Kesedihan
3 Puisi-puisi yang Terlupakan
4 Pohon Cinta
5 Perasaan yang Tersembunyi
6 Jejak yang harus di Lupakan
7 Dibawah Rembulan
8 Kenyataan itu Pahit
9 Ungkapan dari hati
10 Cinta dan Pohon perjanjian
11 Kembalinya rasa Cemburu
12 Kita harus Berterimakasih
13 Kata yang menghancurkan Hati
14 Perasaan yang hancur
15 Kerinduan di bawah pohon perjanjian
16 Harus di ungkapkan
17 Keheningan di tengah badai
18 Tatapan kebencian
19 Manusia itu tidak sempurna
20 Senyuman Telah Kembali
21 Kita Punya Hati
22 Bahagia itu ada
23 Pertemuan Dengan Senja
24 Cinta dengan Rasa yang sama
25 Persahabatan dan Cinta
26 Kedai Harapan
27 Ruang Rehat
28 Luka sembuh dengan Bercerita
29 Surat untukmu Kekasihku
30 Kabar Gembira
31 Si Jago Merah
32 Kekecewaan dalam Hati
33 Diam karena Kecewa
34 Sadar dalam Dekapan
35 Terungkap
36 Harapan akan terus Kembali
37 Sahabat Sejati
38 Malam yang Indah
39 Kekhawatiran yang Mendalam
40 Berharap baik-baik saja
41 Harapan yang Remuk
42 Harapan yang muncul
43 Dikelilingi oleh Cinta
44 Harapan akan terus ada
45 Mencari Titik Terang
46 Munculnya Titik Terang
47 Hanya Dirinya
48 Kita di Pertemukan
49 Bertahanlah
50 Perasaan yang Mengalir
51 Pertemuan yang Indah
52 Ini bukanlah Akhir
53 The Of Wedding
54 Memori dan Lembaran baru
55 Kedatangan yang Tak terduga
56 Aksa dan Dewi
57 Maya dan Masa lalunya
58 Memaafkan itu Sulit
59 Memaafkan dapat memutus rantai kebencian
60 Kebersamaan
61 Surat untuk Putriku
62 Kerinduan di Antara Awan
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Kabut yang Mengelilingi
2
Senyum di tengah Kesedihan
3
Puisi-puisi yang Terlupakan
4
Pohon Cinta
5
Perasaan yang Tersembunyi
6
Jejak yang harus di Lupakan
7
Dibawah Rembulan
8
Kenyataan itu Pahit
9
Ungkapan dari hati
10
Cinta dan Pohon perjanjian
11
Kembalinya rasa Cemburu
12
Kita harus Berterimakasih
13
Kata yang menghancurkan Hati
14
Perasaan yang hancur
15
Kerinduan di bawah pohon perjanjian
16
Harus di ungkapkan
17
Keheningan di tengah badai
18
Tatapan kebencian
19
Manusia itu tidak sempurna
20
Senyuman Telah Kembali
21
Kita Punya Hati
22
Bahagia itu ada
23
Pertemuan Dengan Senja
24
Cinta dengan Rasa yang sama
25
Persahabatan dan Cinta
26
Kedai Harapan
27
Ruang Rehat
28
Luka sembuh dengan Bercerita
29
Surat untukmu Kekasihku
30
Kabar Gembira
31
Si Jago Merah
32
Kekecewaan dalam Hati
33
Diam karena Kecewa
34
Sadar dalam Dekapan
35
Terungkap
36
Harapan akan terus Kembali
37
Sahabat Sejati
38
Malam yang Indah
39
Kekhawatiran yang Mendalam
40
Berharap baik-baik saja
41
Harapan yang Remuk
42
Harapan yang muncul
43
Dikelilingi oleh Cinta
44
Harapan akan terus ada
45
Mencari Titik Terang
46
Munculnya Titik Terang
47
Hanya Dirinya
48
Kita di Pertemukan
49
Bertahanlah
50
Perasaan yang Mengalir
51
Pertemuan yang Indah
52
Ini bukanlah Akhir
53
The Of Wedding
54
Memori dan Lembaran baru
55
Kedatangan yang Tak terduga
56
Aksa dan Dewi
57
Maya dan Masa lalunya
58
Memaafkan itu Sulit
59
Memaafkan dapat memutus rantai kebencian
60
Kebersamaan
61
Surat untuk Putriku
62
Kerinduan di Antara Awan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!