NovelToon NovelToon
Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Slice of Life
Popularitas:454.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di pertengahan tahun 1980, Dewi merasakan pedihnya dijadikan tulang punggung layaknya sapi perah, tapi tetap dianggap sebagai benalu. Bahkan, KDRT kerap Dewi maupun anaknya dapatkan dari suami dan juga keluarga suami, yang selama 5 tahun terakhir Dewi nafkahi. Karenanya, Dewi nekat menjadikan perceraian sebagai akhir dari rumah tangganya.

Dewi bertekad bahagia bahkan sukses bersama kedua anaknya. Segala cara Dewi lakukan, termasuk menjadi ART, sebelum akhirnya menjadi warung keliling. Namun pada kenyataannya, menjadi sukses bukanlah hal mudah. Terlebih, Dewi masih saja diganggu orang-orang dari masa lalunya. Dewi sampai berurusan dengan hukum akibat fitnah keji, sebelum akhirnya mengikuti program transmigrasi di era Orde Baru yang tengah berlangsung.

Akan tetapi karena sederet cobaan itu juga, Dewi menemukan cinta sejati sekaligus kesuksesan yang selama ini Dewi perjuangkan. Kesuksesan yang membuat Prasetyo sekeluarga sangat menyesal!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 : Digerebeg

Kedatangan Prasetyo membuat ibu Retno yang baru mandi, semringah. Ibu Retno yang memang sampai keramas beraroma semerbak wangi kembang tujuh rupa, langsung membawa Prasetyo masuk kamar.

“Kan, sudah aku bilang. Kamu mana tahan lama-lama jauh dari aku!” ucap ibu Retno begitu yakin, alasan Prasetyo mendadak kembali kepadanya lantaran pria itu sudah telanjur sulit jauh darinya, bahkan itu meski untuk waktu yang singkat. Ditambah lagi, kini Dewi sedang masa nifas. Secantik apa pun Dewi akibat efek melahirkan, tentu tak ada gunanya jika tidak bisa memu.askan Prasetyo—pikir ibu Retno.

Padahal sebenarnya, Prasetyo tidak lebih dari hanya memanfaatkan ibu Retno. Prasetyo belum bisa sepenuhnya tulus karena kepada Dewi yang benar-benar Prasetyo cintai saja, Prasetyo bisa ingkar. Demi mendapatkan kesenangan duniawi yang lebih dari yang Prasetyo dapatkan dari Dewi, Prasetyo sengaja mengelabuhi ibu Retno.

Tanpa keduanya sadari, pintu yang mereka biarkan terbuka, tak kunjung ditutup. Mereka khususnya ibu Retno berpikir, mbok Sipon akan segera melakukannya seperti biasa. Apalagi, kini sudah malam dan mobil Prasetyo pun sudah diparkir di depan.

Padahal selain mas Abdul Khodir yang masuk ke dalam rumah tanpa mbok Sipon, wanita tua yang sudah sangat mengabdi kepada ibu Retno justru diseka.p di salah satu kamar yang ada di rumah depan ibu Retno. Rumah yang juga sempat menjadi tempat persembunyian mas Abdul Khodir ketika mengintip aktivitas ibu Retno.

Mas Abdul Khodir tak hanya datang sendiri. Ia datang bersama ketua RW maupun ketua RT. Sementara dari samping rumah ada para pemuda. Para pemuda sengaja membawa tangga untuk mengintip dari jendela kaca bagian atas dinding kamar ibu Retno. Termasuk untuk urusan pengacara keluarga, mas Abdul Khodir juga sudah menghubunginya karena bisa dipastikan, ibu Retno dan Prasetyo akan langsung disidang.

Ibu Retno yang awalnya hanya melilit tubuh bagian atasnya menggunakan handuk, sudah langsung melepas handuknya, tak lama setelah ia mengunci pintu kamarnya. Begitu juga handuk yang awalnya membungkus kepalanya.

“Sakit banget ih,” keluh Prasetyo yang masih terengah-engah dan memang menahan rasa sakit berarti di alat vi.talnya.

Prasetyo membiarkan ibu Retno jongkok di depannya. Wanita itu sangat tidak sabar berusaha melepas ikat pinggangnya.

“Tenang saja, nanti aku sembuhin. Pokoknya seperti biasa. Aku pasti bisa bikin kamu puas!” tegas ibu Retno yang akhirnya menurunkan tuntas celana levis panjang warna biru telor asin milik Prasetyo.

Kenyataan ibu Retno yang mengekseku.si Prasetyo di depan pintu, membuat mereka yang mengintip dari kaca jendela atas, menyaksikannya dengan leluasa.

“Kok ... lemes, gini?” komentar ibu Retno ketika ia sudah melepas tuntas celana da.lam Prasetyo.

“Itu tadi,” ucap Prasetyo mencoba menjelaskan, tapi ia langsung kesakitan ketika ibu Retno memegang burungnya.

“Kenapa, sih?” heran ibu Retno.

“Haduuh .... duh ....” Prasetyo memutuskan untuk ke tempat tidur karena memang, ibu Retno juga langsung menuntunnya ke tempat tidur.

“Manja banget kamu ah,” ucap ibu Retno yang kemudian sengaja melepas setiap kancing kemeja Prasetyo.

“Sakit beneran loh. Soalnya tadi, ....” Prasetyo berusaha menjelaskan, tapi dari luar seseorang mengetuk pintu kamar dengan tidak sabar.

Ibu Retno yang awalnya sudah akan duduk di perut Prasetyo langsung mendengkus kecewa. “Si mbok Sipon, kebiasaan!” gerutunya dan langsung bergegas memastikan.

Di tengah suasana kamar dengan lampu terbilang terang, ibu Retno tetap tidak menutupi tubuhnya karena ia memang sudah terbiasa begitu di depan mbok Sipon. Begitu juga dengan Prasetyo yang hanya menutup tubuh bagian bawahnya menggunakan sebuah bantal.

Terkejut! Ibu Retno nyaris jantungan ketika melihat siapa yang berdiri di balik pintu kamarnya. Ibu Retno yang sempat tidak bisa berpikir, buru-buru berusaha menutup pintu. Namun mereka, khususnya mas Abdul Khodir yang sempat kompak istighfar, kompak menerobos masuk.

“Pergiiiiiiiiiiiii!!!!!” histeris ibu Retno. “Bisa-bisanya, justru mereka yang datang!” batin ibu Retno benar-benar panik. Jantungnya berdetak sangat kencang, selain ia yang juga samai gemetaran tak karuan.

Mendengar ibu Retno yang malah histeris ditambah suara para pria kompak istighfar, Prasetyo yang awalnya nyaris memejamkan mata, menikmati kasur empuk majikannya, refleks tidak jadi.

Ibu Retno berakhir terbant.ing di lantai setelah aksi dorong-dorongan pintu. Sementara mas Abdul segera menerobos masuk dan berhenti tepat di hadapan Prasetyo yang baru saja berhasil duduk.

“Innalilahi!” batin Prasetyo ketakutan sekali.

“Setelah tahu keadaannya begini, aku pastikan kalian akan menikah. Agar kalian tidak terpisahkan dan kalian tidak terus-menerus berzi.na!” tegas mas Abdul Khodir.

“Hanya dinikahkan, kan?” batin Prasetyo yang memang belum tahu, majikan yang terus meminta dipuaskan itu, akan langsung kehilangan semua warisan dari suaminya, jika sampai ketahuan memiliki hubungan dengan laki-laki lain.

Ibu Retno menang sudah disumpah untuk tidak menikah lagi, saking cintanya bapaknya mas Abdul kepada wanita itu. Bapaknya mas Abdul tidak ingin berbagi ibu Retno dengan siapa pun, bahkan meski ia sudah meninggal. Sementara sebagai imbalannya, bapaknya mas Abdul menyerahkan semua warisannya kepada ibu Retno.

“Kalian hanya salah paham!” yakin ibu Retno.

Mas Abdul Khodir menghela napas kemudian menggeleng tak habis pikir pada kelakuan ibu Retno. “Mbak cinta banget kan ke sopir Mbak? Ya sudah nikah saja. Semua orang yang menyaksikan ini menjadi saksi! Kami beneran akan dukung!” yakinnya bersikap tegas.

“Dukung-dukung kepalamu! Kamu pasti sengaja melakukan ini agar kamu bisa mengambil semua warisan dariku!” batin mas Abdul Khodir.

Ketika akhirnya mas Abdul Khodir menatap Prasetyo, yang langsung mas Abdul Khodir ingat ialah Dewi dan anak-anaknya yang masih kecil. “KALIAN HARUS MENIKAH SESEGERA MUNGKIN!” tegas mas Abdul yang dalam hatinya berdalih, dirinya akan memberikan kehidupan layak kepada Dewi dan anak-anaknya yang sudah menjadi korban keegoisan Prasetyo dan ibu Retno.

1
Sarti Patimuan
Semoga Abdul bisa mendapatkan informasi tentang orang yang membakar
Sarti Patimuan
Ya Allah Bu Retno beneran nekat untung saja Dewi sudah Pindah kontrakan
Sarti Patimuan
Ibu yang sangat egois
Sarti Patimuan
Nyesek banget 😭😭😭😭
Sarti Patimuan
Bu Retno sadis banget jadi orang
Sarti Patimuan
Pras bikin gara gara terus dalam hidup Dewi
Sarti Patimuan
Mas Abdul harus berjuang keras untuk membuat Dewi menerima ajakan nikahnya
Sarti Patimuan
Mamanya egois banget
Sarti Patimuan
Semangat Dewi
Sarti Patimuan
Warti mulai kena karma sumpah pocong nya.
Sarti Patimuan
Warti bener bener gak tau diri
Sarti Patimuan
Dih gitu banget mantan mertua nya belanjaan gak dibayar
Sarti Patimuan
Nyesek banget sama perjuangannya Dewi
Sarti Patimuan
Mimpi kamu Pras balikan sama Dewi
Sarti Patimuan
Wah ketemu lagi sama mantan brengseknya Dewi
Sarti Patimuan
Salut sama perjuangan Dewi
Sarti Patimuan
Semangat Dewi demi kedua buah hati kamu
Sarti Patimuan
Abdul niatnya baik sih
Sarti Patimuan
Mas Abdul banyak banget rintangan nya untuk dekat dengan Dewi
Sarti Patimuan
Ibunya Abdul gitu banget sama Dewi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!