NovelToon NovelToon
Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Peramal / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Xin Lian, seorang dukun terkenal yang sebenarnya hanya bisa melihat hantu, hidup mewah dengan kebohongannya. Namun, hidupnya berubah saat seorang hantu jatuh cinta padanya dan mengikutinya. Setelah mati konyol, Xin Lian terbangun di dunia kuno, terpaksa berpura-pura menjadi dukun untuk bertahan hidup.

Kebohongannya terbongkar saat Pangeran Ketiga, seorang jenderal dingin, menangkapnya atas tuduhan penipuan. Namun, Pangeran Ketiga dikelilingi hantu-hantu gelap dan hanya bisa tidur nyenyak jika dekat dengan Xin Lian.

Terjebak dalam intrik istana, rahasia masa lalu, dan perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka, Xin Lian harus mencari cara untuk bertahan hidup, menjaga rahasianya, dan menghadapi dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan.

"Bukan hanya kebohongan yang bisa membunuh—tapi juga kebenaran yang kau ungkap."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Gosip yang Menyebar

Pagi itu, setelah Pangeran Ketiga Tianlan berangkat menuju pengadilan pagi, Xin Lian yang seharusnya bisa menikmati tidur siangnya, malah terbangun oleh ketukan pintu yang tak henti-hentinya. Suara langkah kaki yang berlarian di luar kamar membuat Xin Lian mengerutkan kening, merasa sedikit kesal. Seharusnya, setelah malam yang penuh dengan ritual dan doa, dia berhak untuk beristirahat, namun kenyataannya berkata lain.

Akhirnya, pintu kamarnya terbuka, dan sekumpulan orang memasuki ruangan dengan wajah penuh harap. Beberapa di antara mereka adalah pejabat istana yang terhormat, sementara yang lainnya adalah rakyat biasa yang datang dari berbagai penjuru kota. Mereka semua mendengar kabar tentang kemampuan mistis Xin Lian yang konon bisa mengubah nasib seseorang.

"Yang Mulia Dukun Xin Lian," kata salah seorang tamu dengan suara gemetar, penuh rasa hormat, "kami datang untuk memohon bantuan Anda. Kami mendengar bahwa Anda memiliki kemampuan untuk mengubah nasib, menghilangkan ketidakberuntungan, dan membawa keberuntungan bagi mereka yang membutuhkan."

Xin Lian menatap mereka dengan mata yang tajam, seolah-olah bisa menembus jiwa mereka. Namun, di balik tatapan itu, senyum licik mulai mengembang perlahan. "Hmm... Sepertinya kalian begitu percaya pada kemampuan saya," jawabnya dengan suara lembut yang penuh teka-teki. "Namun, kalian harus tahu, aku kini terikat kontrak dengan Pangeran Ketiga. Tidak sembarangan orang bisa meminta bantuanku."

Beberapa tamu saling bertukar pandang, kebingungan. Xin Lian melanjutkan, dengan nada yang seolah-olah mengandung peringatan, "Bagaimana jika Pangeran Ketiga marah padaku karena aku melayani kalian tanpa izinnya? Apa kalian siap menanggung akibatnya?"

Dalam hati Xin Lian tertawa kecil, "Betapa bodohnya mereka. Mereka pikir aku akan melayani mereka begitu saja? Aku akan membuat mereka menaikkan bayarannya dulu sebelum aku melakukan apa pun."

Dengan senyum tipis yang sulit dibaca, dia melanjutkan, "Namun... jika kalian benar-benar ingin bantuan saya, tentu ada harga yang harus dibayar. Tidak ada yang datang tanpa biaya, bukan?"

Tamu-tamu itu saling bertukar pandang, wajah mereka mulai menunjukkan kebingungan dan kegelisahan. Mereka tahu betul bahwa Xin Lian bukanlah orang yang mudah dipengaruhi. Beberapa di antaranya mulai menawarkan uang atau hadiah berharga, berharap bisa mendapatkan perhatian dan bantuan dari Xin Lian.

Xin Lian menahan tawanya, berpura-pura berpikir dengan serius. "Hmm... Ini bukan harga yang pantas untuk jasa saya. Pangeran Ketiga pun menginginkan saya tetap dalam keadaan terbaik. Jadi, jika kalian ingin bantuan saya, kalian harus lebih bijaksana dalam menawarkan imbalan."

Senyum licik semakin mengembang di wajahnya. Dalam hatinya, dia sudah merencanakan untuk menaikkan harga mereka lebih tinggi. "Kalian ingin mengubah nasib kalian? Kalian harus membayar lebih dari itu, jika ingin keberuntungan berpihak pada kalian."

Suasana di dalam kamar semakin tegang, dengan para tamu yang datang kini menyadari bahwa mereka tidak hanya akan membayar dengan uang, tetapi juga dengan sesuatu yang lebih berharga jika mereka ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ketegangan semakin terasa, namun mereka tahu, tak ada pilihan selain mengikuti kehendaknya.

Xin Lian melangkah perlahan menuju jendela, menatap keluar dengan tatapan kosong yang penuh misteri. "Jangan khawatir," katanya dengan suara yang lembut namun penuh arti, "saya pasti bisa membantu kalian... asalkan harga yang kalian tawarkan cukup untuk membuat saya tertarik."

Kemudian, dia menoleh sedikit, memberikan senyum yang penuh teka-teki. "Jadi, bagaimana? Kalian siap untuk membayar harga yang pantas?"

***

Pertemuan yang Tak Terduga

Pagi itu, setelah Pangeran Ketiga Tianlan pergi ke pengadilan, Xin Lian yang seharusnya menikmati tidur siangnya, malah dikejutkan dengan ketukan pintu yang tak henti-hentinya. Tamu-tamu tak diundang mulai berdatangan dengan berbagai harapan, masing-masing membawa cerita tentang nasib buruk yang mereka ingin diubah oleh kekuatan mistis yang dimiliki oleh Xin Lian.

Namun, ketika Xin Lian baru saja mengusir beberapa tamu, sebuah suara lembut dan dalam terdengar dari pintu yang terbuka. Seorang pria tampan, mengenakan pakaian kebesaran yang menunjukkan statusnya sebagai putra mahkota, melangkah masuk dengan aura yang sulit untuk diabaikan.

“Dukun Xin Lian,” pria itu memulai, suaranya tenang namun mengandung rasa ingin tahu yang mendalam. “Aku mendengar banyak tentang dirimu. Kau begitu terkenal di istana, dan kini kedekatanmu dengan Pangeran Ketiga telah menjadi buah bibir.”

Xin Lian menatap pria itu dengan mata tajam, namun di dalam hatinya, ia merasa sedikit jengkel. "Siapa kau?" jawabnya dengan suara yang tenang, meskipun ada ketegangan di baliknya. "Jika datang tanpa pemberitahuan, sebaiknya kau pergi sekarang."

Pria itu tersenyum tipis, tampak tak terpengaruh oleh sikap dingin Xin Lian. "Aku adalah putra mahkota, saudara tiri Pangeran Ketiga," katanya, membiarkan kata-katanya menggantung di udara, penuh makna. "Aku datang untuk mengenal lebih jauh tentang dirimu, Dukun Xin Lian."

Xin Lian mengerutkan kening. “Putra mahkota?” gumamnya, tidak terlalu tertarik. "Jika hanya itu, sebaiknya kau pergi. Aku tidak melayani orang yang datang hanya untuk gossip."

Namun, pria itu tidak bergerak. Sebaliknya, dia melangkah lebih dekat, wajahnya menunjukkan ketertarikan yang jelas. “Aku mendengar banyak gosip tentang kedekatanmu dengan Pangeran Ketiga,” ujarnya dengan senyum yang semakin lebar. “Bagaimana bisa seorang yang terkenal dingin dan tak terjangkau, tiba-tiba begitu terikat dengan seorang dukun sepertimu?”

Xin Lian menatapnya dengan tatapan tajam, berusaha menahan diri agar tidak menunjukkan ketidaksenangannya. "Gosip itu tidak ada urusannya denganmu," jawabnya, suaranya tetap tenang namun penuh penekanan. "Jika ada yang ingin berbicara tentang Pangeran Ketiga, mereka bisa menemui dia langsung."

Namun, pria itu hanya tertawa ringan, seolah-olah tidak terpengaruh dengan penolakan Xin Lian. “Aku rasa, kau memang menarik, Xin Lian. Mungkin aku bisa belajar banyak darimu,” ujarnya, dengan senyum yang semakin menggoda.

Xin Lian menahan napas, sedikit kesal. "Aku tidak punya waktu untuk permainan bodoh," katanya dengan suara yang lebih dingin. “Pergilah, atau aku akan memanggil penjaga.”

Pria itu malah tertawa terbahak-bahak, suaranya menggema di ruangan yang sunyi. "Haha! Kau benar-benar berbeda dari yang lain. Aku suka sikapmu yang keras kepala," ujarnya, seolah tidak mengindahkan peringatan Xin Lian. "Aku rasa, kita akan sering bertemu lagi."

Xin Lian menatapnya dengan tatapan tajam, merasa semakin jengkel. "Aku sudah bilang, pergi!" katanya dengan nada yang semakin tajam. "Jika tidak, aku tidak segan-segan mengusirmu dengan cara yang lebih keras."

Namun, pria itu tetap tersenyum lebar, meskipun langkahnya mundur sedikit. “Aku akan pergi untuk saat ini, Xin Lian. Tapi ingat, aku akan kembali. Dan kali ini, aku tidak akan pergi begitu saja.”

Setelah itu, pria itu berbalik dan berjalan keluar dengan langkah santai, meninggalkan Xin Lian yang masih berdiri di sana, menatap pintu yang tertutup dengan rasa kesal yang semakin memuncak.

Xin Lian menarik napas panjang, kemudian menutup pintu dengan keras. “Pria itu benar-benar mengganggu,” gumamnya, meskipun di dalam hatinya, ia tahu bahwa pertemuan ini hanya akan memperburuk keadaan.

***

Di dalam ruang kerja yang dipenuhi aroma teh hangat, Kaisar duduk dengan sikap santai namun penuh wibawa. Di hadapannya, Tianlan berdiri tegap, mengenakan jubah hitam yang sederhana. Meskipun auranya dingin dan tak tergoyahkan, Kaisar yang mengenalnya sejak kecil dapat melihat tanda-tanda kelelahan yang terselip di wajah putranya.

"Bagaimana kondisimu?" Kaisar membuka percakapan, suaranya terdengar lebih lembut daripada biasanya.

Tianlan sedikit menunduk, menjawab dengan nada tenang. "Lebih baik, Ayah. Gadis itu... Xin Lian, telah melakukan tugasnya dengan baik. Aku bisa tidur nyenyak semalam."

Kaisar menyipitkan mata, senyum penuh arti muncul di wajahnya. "Gadis itu cukup cantik, Tianlan. Apakah kau hanya tidur nyenyak saja bersamanya?" godanya, nada suaranya mengandung ejekan ringan.

Tianlan menatap Kaisar tanpa ekspresi, suaranya tetap sedingin es. "Ayah, aku tidak punya waktu untuk bercanda seperti itu."

Kaisar tertawa kecil, menggoyangkan cawan tehnya dengan gerakan santai. "Kau selalu kaku seperti itu. Mungkin karena terlalu lama bersama Jenderal Tua Yan. Namun, itu juga yang membuatmu menjadi pria yang tak mudah digoyahkan."

Dia berhenti sejenak, menatap putranya dengan sorot mata yang dalam. "Tahukah kau, Tianlan, ketika aku memutuskan untuk mengirimmu ke Jenderal Tua Yan, itu bukan keputusan yang mudah bagiku. Sebagai Kaisar, aku harus memprioritaskan takhta. Status ibumu yang lebih rendah membuat posisimu tergeser. Namun, sebagai seorang ayah, aku merasa bersalah. Aku ingin kau cukup kuat untuk berdiri kokoh di tempatmu, agar tak seorang pun berani menyentuhmu."

Tianlan tetap diam, namun pandangannya sedikit melembut.

"Ketika aku mendengar penderitaanmu setelah kembali dari perang, aku tahu aku harus bertindak," lanjut Kaisar. "Kutukan itu sudah cukup menyiksamu sejak kecil. Aku tidak akan membiarkan hal lain menghancurkanmu. Itulah sebabnya aku memerintahkan bawahanku untuk membawa gadis itu ke sini. Meski aku ragu pada kemampuannya, aku tidak akan melewatkan kemungkinan sekecil apa pun untuk kesembuhanmu."

"Dan sekarang," Kaisar tersenyum lega, "mendengar bahwa kau akhirnya bisa tidur nyenyak, aku merasa beban di hatiku sedikit berkurang. Gadis itu... dia mungkin lebih dari sekadar keberuntungan."

Tianlan menatap ayahnya dengan pandangan datar. "Dia hanya menjalankan tugasnya. Jangan terlalu banyak berharap darinya."

Kaisar tersenyum tipis, lalu berkata dengan nada tegas, "Tianlan, jika gadis itu benar-benar bisa menyembuhkanmu, kau harus mengikatnya di sisimu. Jangan biarkan dia pergi."

Tianlan tersenyum samar, penuh arti. "Itu tidak akan mudah," jawabnya dengan nada rendah namun tegas.

Kaisar mengangkat alis, tertarik dengan jawaban putranya. "Oh? Mengapa tidak? Apakah gadis itu begitu sulit ditaklukkan?"

Tianlan menatap Kaisar dengan tatapan penuh misteri. "Ayah akan tahu jika bertemu dengannya," jawabnya singkat.

Kaisar tertawa terbahak, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. "Kalau begitu, aku akan mengundangnya segera. Aku ingin melihat seperti apa gadis yang bisa membuat putraku berkata seperti itu."

Tianlan tidak menjawab, hanya menundukkan kepala sedikit sebagai tanda penghormatan. Namun di dalam hatinya, dia tahu bahwa pertemuan itu hanya akan membawa lebih banyak kekacauan daripada kedamaian.

***

Di tengah percakapan yang mulai mereda, pintu ruang kerja Kaisar terbuka perlahan. Seorang pria tampan dengan pakaian mewah khas putra mahkota melangkah masuk. Wajahnya dihiasi senyum tipis yang sulit ditebak, sorot matanya tajam namun penuh dengan rasa percaya diri yang melekat pada seorang pewaris takhta.

Kaisar mengerutkan kening. "Darimana saja kau? Kenapa baru datang sekarang?" tanyanya dengan nada tegas, menunjukkan sedikit ketidakpuasan.

Putra Mahkota hanya tersenyum, melangkah lebih dekat dengan santai. "Aku bertemu seorang dukun cantik barusan, Ayah," katanya ringan, namun ada nada provokatif yang tersembunyi di balik kata-katanya. "Dia sangat menarik. Aku menyukainya. Bolehkah aku membawanya?"

Kata-kata itu diucapkan dengan santai, namun jelas ditujukan untuk seseorang di dalam ruangan. Tianlan tetap berdiri tegap, ekspresinya tidak berubah sedikit pun. Namun di dalam hatinya, amarah mulai membara. Orang ini selalu mencari keributan dengannya, seolah menikmati melihat Tianlan terusik.

Kaisar menatap Putra Mahkota dengan pandangan tajam, menunjukkan ketidakpuasannya. "Jangan bicara sembarangan," tegurnya. "Dukun itu berada di sini untuk Tianlan."

Namun, Putra Mahkota hanya tertawa kecil, seolah tak peduli dengan teguran itu. Tatapannya sekilas melirik Tianlan, penuh dengan tantangan yang terselubung.

Tianlan tetap diam, tetapi aura dinginnya semakin terasa di ruangan itu. Dalam hati, dia bersumpah, "Jika dia berani menyentuhnya, aku tidak akan tinggal diam."

Di luar, angin malam bertiup, membawa aroma perseteruan yang semakin dekat.

.

.

.

.

.

.

.

Halo semuanya, Ayo mampir dikarya Author yang lainnya yaa 😘❤️

Every day the crown prince Wants to capture me (Gadis Militer, Cantik, Berani, Pintar dan barbar vs Putra Mahkota, si Akting Ayam Lemah tapi Berperut Hitam)

Shadow Queen : Dance of Deception (Pencuri dan pembunuh Cantik vs Pangeran Kesembilan dan Jenderal)

Rebirth and Redemption (Mantan Aktris, dan sekarang Calon Idol vs Pria Tampan, Seksi, dan Kaya Raya)

Karakter nya ga kalah barbar dari Xinxin loh, mampir Yuksss 💕✌️

1
Seojinni_
good
Ao_Ao_
semakin menarik kak, lanjut
Ao_Ao_
Tianlan yg terfitnah /Facepalm/
Ao_Ao_
mulai deh mulai /Facepalm/
Ao_Ao_
betullllll, aku suka MC yg realistis gini gak terlalu masalalu /Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
lawak banget dia nih, aku bahkan gak tau siapa aku? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
lanjuttttt kak
Ao_Ao_
Aku suka banget yg MC nya licik licik gini /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
Yaaa bener sihhh tapi gak gitu juga kali /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
Kasian banget lian Thor
Ao_Ao_
🤣 ngakak banget
Ao_Ao_
aku suka semua cerita kakak
Arix Zhufa
Alur ceritanya lain daripada yg lain 😄
Seojinni_: 🤣 Ide author emg suka out of the box
total 1 replies
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
semangat up nya thor
Arix Zhufa
cerita yg berbeda dr novel lain nya...seruuu
Seojinni_: Perdukunan 😎
total 1 replies
Arix Zhufa
aq kesini thor...
awal yg menarik 😍
Seojinni_: Wow terimakasih kakak 😘💕
total 1 replies
Ayu Septiani
waaah xin lian di kuntit hantu jendral
Seojinni_: Tapi hantunya ganteng kak 🤭
total 1 replies
Arix Zhufa
Dasar orang tua tak tau diri...enak saja setelah anak nya dewasa & sukses baru mereka mencari
Seojinni_: Iya banyak jg ortu kyk gini di real life kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!