Karya ini hanya fiksi bukan nyata. Tidak terkait dengan siapa dan apapun.
Elyra Celeste Vesellier, putri bungsu dari Kerajaan Eryndor. Lahir di tengah keretakan hubungan orang tuanya, ia selalu merasa seperti bayangan yang terabaikan.
Suatu hari, pernikahan nya dengan Pangeran dari kerajaan jauh yang miskin ditentukan. Pukulan terbesarnya saat dia mengetahui siapa gadis yang ada dihati suaminya. Namun, Elyra pantang menyerah. Dia akan membuktikan jika dialah yang pantas menjadi Ratu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Solace, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Ethan yang baru saja kembali dari luar istana, segera berlari menuju istana Lyra. Begitu mendengar apa yang telah terjadi. Dia yakin, Cedric pasti tidak akan tinggal diam.
Dia tanpa sungkan, berlarian menyusuri lorong-lorong istana. Para pelayan menyingkir dan memberi jalan untuk Ethan. Mereka berbisik, memang sikap Ethan sungguh tidak sopan. Dia telah melupakan tata krama istana.
Saat Ethan sudah dekat dengan kamar Lyra, dari jauh Ethan dapat melihat Ratu yang sedang berdiri di ambang pintu kamar Lyra. Ethan yang berniat berjalan perlahan, kembali berlari ketika mendengar ibunya berteriak.
"Cedric!".
Ethan berdiri di samping ibunya. Di dalam dia dapat melihat Natasha yang sedang menghadang Cedric. Sementara Lyra menunduk ketakutan, sembari memegangi perutnya. Ethan dan Ratu sama-sama terdiam, ketika mendengar perkataan Natasha.
"Yang Mulia! Saya mohon, jangan sakiti Yang Mulia Putri Lyra. Beliau sedang mengandung saat ini".
Perkataan tersebut bagaikan petir yang menyambar di siang hari. Ada rasa aneh dan sesak yang menjalar di hati Ethan, namun dia tidak tahu apa itu.
"Maafkan Putri Lyra, Yang Mulia. Saya mohon... jika anda ingin menghukum Putri Lyra, hukum saja saya Yang Mulia. Saya bersedia menerimanya", ucap Natasha penuh keyakinan.
Sorot matanya terlihat berani. Sama sekali tidak ada ketakutan disana. Yang ada hanyalah rasa ingin melindungi Lyra.
"Jangan Natasha. Kamu tidak boleh melakukan nya", Lyra mencengkeram lengan Natasha dengan erat.
Lyra semakin menggigil ketakutan. Seorang rakyat jelata yang menyakiti keturunan kerajaan jelas akan mendapatkan hukuman yang berat. Dia tidak bisa membiarkan Natasha mendapatkan hukuman seperti itu.
"Apa yang baru saja kamu katakan?", tanya Cedric entah pada siapa.
"Sa-saya siap menerima hukuman untuk Yang Mulia Putri Lyra", ucap Natasha terbata.
Entah mengapa, ketika melihat tatapan tajam Cedric, keberanian Natasha menguar begitu saja. Ia sedikit ragu dengan apa yang dia katakan. Namun dia tidak bisa menarik perkataan nya kembali. Dia tidak ingin Lyra terluka, terlebih bayi yang di kandungnya.
"Bukan! Katakan apakah benar? Lyra sedang mengandung?", tanya Cedric dengan tatapan serius.
Natasha mengangguk keras, "benar Yang Mulia. Jadi saya mohon jangan sakiti Putri Lyra".
Tanpa menjawab, Cedric bergerak menghampiri Lyra. Tanpa aba-aba dia memeluk tubuh mungil istrinya itu.
"Lyra, katakan padaku. Apa yang benar yang ku dengar ini? Apakah benar kamu sedang mengandung?", Cedric melepaskan pelukan nya.
Lyra yang masih terkejut dengan perlakuan Cedric, hanya dapat mengangguk untuk menjawab pertanyaan nya yang bertubi-tubi.
Tanpa sadar, Ratu sudah berada di antara mereka. Dia tersenyum lembut, mengusap perut Lyra yang masih datar.
"Akhirnya kamu mengandung cucuku, Elyra. Ibunda senang sekali".
Ratu menoleh pada Ethan yang masih mematung di ambang pintu.
"Ethan, kamu harus membantu ibunda untuk merayakan kegembiraan ini", ucap Ratu dengan ceria.
"Sebaiknya kamu jangan terlalu banyak bekerja. Ibunda yang akan mengambil alih persiapan pesta untuk Kerajaan Valmero", ucap Ratu.
Tanpa menunggu jawaban dari Lyra, Ratu sudah berjalan meninggalkan mereka. Dia menggandeng Ethan yang sedikit kaku.
Ethan menoleh sebentar ke arah belakang. Dia melihat Cedric sedang menatap Lyra dengan lembut, tangan nya terangkat untuk mengusap rambut pirang milik istrinya.
Ada rasa cemburu yang terbakar di dalam hati Ethan. Namun, dia juga senang akhirnya Lyra mendapatkan perlakuan yang baik dari kakak sulungnya itu. Perjuangan Ethan selama ini tidak sia-sia.
Cedric yang memeluk Lyra, tiba-tiba melepaskan pelukan nya. Ketika bayangan Sierra yang tersenyum manis memenuhi pikiran nya.
"Aku memaafkan mu karena bayi yang kamu kandung", ucap Cedric dingin.
Setelah mengatakan nya, Cedric pergi begitu saja.
Lyra tak tahu apa yang harus dikatakan. Dia hanya mengusap perutnya, berharap jika ketika anaknya lahir nanti Cedric akan menjadi lebih baik padanya.
Natasha mengusap pundak Lyra. Dia tidak tega melihat kehidupan Lyra di istana ini. Bahkan di Eryndor, Lyra juga diperlakukan dengan buruk. Di dalam lubuk hatinya yang terdalam, Natasha berharap Lyra segera menemukan kebahagiaan nya.
...****************...
Sierra duduk di tengah ruangan yang remang, di kamarnya yang penuh dengan barang-barang mewah. Namun, semua itu tak berarti baginya. Setelah mendengar berita kehamilan Lyra, amarah dan kepedihan bercampur menjadi satu.
Tangan nya gemetar ketika ia meraih guci antik di meja sebelahnya, salah satu hadiah dari Cedric. Tanpa berpikir panjang, ia berteriak dan melemparkan guci itu ke lantai. Pecahan nya berserakan dimana-mana.
"Kenapa bukan aku!", teriaknya, suaranya pecah oleh isak tangis yang ditahan.
Vas bunga di sudut ruangan menjadi sasaran berikutnya. Sierra melemparkan nya ke dinding, hingga bunga-bunga segar berjatuhan ke lantai. Mereka menjadi saksi amarah yang tak terucap.
Bayangan Lyra yang selalu menjadi pusat perhatian kembali membayanginya.
Sierra memeluk lututnya, membiarkan air matanya mengalir tanpa henti, tubuhnya gemetar. Dia tak mau kalah dari Lyra.
"Dia mencuri segalanya dariku...", bisiknya lirih, sebelum jatuh terduduk di lantai yang dingin.
Bayangan Ratu yang selalu menyayangi Lyra daripada dirinya, dan Ethan yang selalu melindungi Lyra. Terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Sierra yang terbiasa mendapatkan apapun yang dia mau, melalui tangan Cedric. Kini Sierra merasa kehadiran Lyra adalah sebuah ancaman baginya.
"Elyra... jangan harap dengan adanya bayi itu, kamu bisa merebut Cedric dariku. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!", gumam Sierra.
...****************...
pabtes az d buang m kluarganya
hadeeehhh ,, gk ada perlawanan