Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!!
Noah yang seorang CEO kaya, membutuhkan seorang istri agar sang kakek memberikan izin untuk pergi ke London? Why..? Sementara Hari membutuhkan uang untuk bisa pergi ke makam sang ibunda yang berada di London. Namun sifat keduanya benar-benar seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dan saling mengejek.
Di saat hubungan keduanya semakin dekat. Kedatangan kekasih Noah di masa lalu membuat pernikahan mereka semakin renggang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMM! — BAB 18
RENCANA KELUARGA DI MALAM PERTAMA
Kaki Hari kembali melangkah masuk ke kamar Noah, lalu menutup rapat pintu bercat putih itu.
“Bagaimana? Sudah selesai?!” tiba-tiba suara bariton lagi-lagi membuat Hari mencibirkan bibirnya.
Terlihat Noah yang sudah selesai mandi dan kini pria itu hanya mengenakan celana training hitam seperti biasa sambil bertelanjang dada. Terlihat segar saat Surai hitam kecoklatan nya masih sedikit basah karena guyuran air.
“Semuanya mempunyai alasan— ” seketika wajah Hari merah padam saat ia menoleh ke arah Noah.
Bagaimana tidak. pria itu sedang bertelanjang dada dan lihatlah perut sixpack serta dada bidangnya dan warna kulit Tan yang sungguh menggoda.
Hari langsung berpaling dengan mata bulatnya.
“Kau itu kenapa?” tanya Noah menggeleng heran.
“Kau yang kenapa? Kenapa tidak pakai baju, sudah tahu ada wanita yang akan tidur di kamarnya.” Balas Hari perlahan merendahkan nada suaranya.
“Cih! Kau lupa, kita sudah suami istri. Itu artinya kita bisa saling melihat meskipun harus bertelanjang!” goda Noah tersenyum nakal. Hari masih enggan melihatnya.
Dengan perlahan pria itu melangkah sedikit demi sedikit. “Itu tidak ada di kontrak!” tegas Hari.
“Kontrak mu, tidak di milikku. Kau lupa Nona!" ada benarnya juga ucapan Noah.
Tapi tetap saja Hari tidak mau kalah, apalagi dengan pria sepertinya. Hari yang lama-lama sadar akan langkah Noah, ia hendak melangkah pergi namun kalah cepat saat pergelangan tangannya di raih lebih dulu oleh si rubah.
Noah menariknya dalam satu tarikan saja sampai Hari tertarik dan menubruk dada bidang Noah, tentu wajahnya semakin memanas saat bibirnya bersentuhan dengan dada telanjang Noah.
“Aku akan membantumu.” Bisik Noah datar. Degupan jantung Hari terdengar jelas, pria itu benar-benar gila.
Noah melepaskan tangan Hari, berjalan pelan hingga berdiri di belakang wanita yang saat ini berpacu dengan degupan nya.
Jarak keduanya begitu dekat, tangan kanan Noah mulai menarik resleting gaun Hari sampai terbuka memperlihatkan kain putih polos yang membalut di dalam tubuh polos Hari. -'Syukurlah!' batin Hari lega saat masih ada balutan kain di tubuhnya.
Setelah resleting terbuka, kedua tangan Noah mulai menurunkan gaun tersebut menjadikan sebuah usapan lembut di kedua lengan polos Hari dari pundak ke siku.
Sangat mulus dan halus, Noah dapat merasakan tubuhnya yang bereaksi saat bersentuhan dengan kulit Hari tanpa pengaruh alkohol di antara keduanya.
Gaun putih itu tergeletak di lantai, leher jenjang nan putih Hari terekspos jelas. Mata Noah tak berpaling sedikitpun dari giuran leher tersebut sampai nafas beratnya mulai keluar sambil menelan gumpalan salivanya. Siapapun yang melihat penampilan Hari pasti tergiur, apalagi status mereka saat ini adalah pasangan yang sah.
Hari benar-benar merasa malu, tubuhnya sudah terlihat oleh seorang pria, ya... Meski saat ini ia mengenakan balutan kain putih di atas lutut tanpa lengan tetap saja, Noah pria beruntung yang pertama kali melihat tubuhnya.
Pria itu mulai melepaskan ikat rambut Hari sehingga Surai hitam nan panjangnya itu tergerai indah mengeluarkan aroma yang wangi.
“Sekarang?!” bisik Noah membuat tubuh Hari begidik saat merasakan napas panas pria Rubah itu.
Tersadar. Hari langsung berjalan menjauh dan berbalik menatap tajam ke arah Noah yang sedikit tertunduk tadi. “Kau— ”
“Pria mesum! Mencuri kesempatan HAH?! Dasar.” Ketus Hari berjalan masuk ke kamar mandi.
Noah tertawa puas ketika berhasil membuat wanita aneh itu bernafas tak karuan. Hei, Wonder Woman! Kau belum berterima kasih.”
“Terima kasih!” balas Hari dari dalam kamar mandi. Noah menyeringai miring, segera memilih kaos di lemari lalu memakainya.
Di dalam kamar mandi, Hari masih menatap dirinya ke cermin sambil memegang dadanya yang sudah berdetak normal. “Hffuuu, tenang Hari! Pria itu ingin main-main rupanya dengan mu. Lihat saja nanti!” gumam Hari tersenyum miring.
Sementara di lantai satu. Keluarga Harrison belum tidur rupanya, mereka masih ingin menunggu sesuatu yang yang sudah lama di tunggu-tunggu. <
Benar-benar crazy bukan!
“Ini sudah hampir tengah malam, bagaimana kalau mereka langsung tidur?” tanya Amora dengan pikirannya sendiri.
“Tidak akan! Rencanaku tadi mungkin berhasil hehehe!” balas sang kakek Liam.
“Aku juga penasaran, apakah Noah memberikan servis yang baik?” ucap Norman konyol.
“Dan permainan apa saja yang akan mereka mainkan nanti hihihi!!” sambung pria dengan rambut hitam bercampur putih si mesum Norman itu tertawa geli saat membayangkan gaya-gaya bercinta seperti yang ada di novelnya.
“Bermain? Apa yang mereka mainkan?" tanya polos Naura.
“Heisss, kau masih kecil. Dengarkan saja, jangan banyak tahu!” balas Norman menepuk pelan pundak putrinya dengan senyuman lebar.
“Ayo, ayo!” ajak kakek Hasirama segera berjalan menuju kamar Noah di ikuti nenek Suzan, Amora, Norman, Naura dan Eza.
Beberapa menit kemudian. Hari baru saja keluar dari segarnya mandi di malam hari. Surai panjangnya yang basah di lilit dengan sebuah handuk putih sementara ia sudah berpakaian santai lengan panjang.
Seketika Hari terheran saat melihat Noah berdiri di depan pintu sambil memberikan sebuah isyarat ke arahnya untuk tidak bersuara.
Hari melihat isyarat Noah membuat rasa penasaran tumbuh dalam dirinya. Wanita dengan balutan handuk di kepalanya itu berjalan menghampiri Noah yang masih berada di pintu.
“Ada apa?” tanya Hari bingung.
“Ssttt! Kakek dan yang lainnya akan datang.” Ucap Noah yang tahu, karena dirinya hendak pergi ke dapur untuk mengambil air putih, eh malah melihat kakek berserta yang lainnya mengendap-endap dari arah ruang tengah ke tangga, dan tentu saja, Noah yang sudah mengenal baik keluarganya mulai panik.
“Kenapa kemari?” sangat polos Hari bertanya.
“Tentu saja ingin mendengar malam pertama kita.”
“Malam pertama-- ??” masih mencerna, seketika wajah Hari langsung merona saat ia sadar akan perkataan Noah.
Tidak mungkin mereka melakukan malam pertama, apalagi ini hanyalah sebuah pernikahan di atas kertas. Hari mulai ikutan panik dan bingung.
“Lalu kita harus apa?” tanya wanita itu.
Pria berkulit Tan itu langsung meraih tangan Hari, menatapnya lekat penuh arti.
“Kita akan melakukannya.” Ucap Noah mendadak. Tentu terkejut sampai rasanya bola mata Hari akan keluar.
Tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Noah langsung menarik Hari ke ranjang.
“Eh- tu-tunggu...”
...🛫📍🛬...