melati adalah seorang gadis yang memiliki paras ayu, dia pandai, baik hati dan ramah, hanya saja dia seorang anak dari seorang tukang kebun di sebuah rumah mewah, dan anak majikan orang tua melati jatuh cinta kepadanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.E.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KENANGAN MASA LALU
Mobil berwarna hitam milik Arjuna melaju dengan kecepatan sedang. Melewati jalan tol menuju ketempat yang biasa mereka kunjungin.
Saat memasukin kawasan dengan pepohonan yang indah di kanan kiri jalan secara tidak sadar Lila hanyut dalam lamunan. Jalan yang hampir tiap bulan dia lewati selama 8 bulan terakhir ini. Kadang dijalan yang indah ini kenangan-kenangan masalalu muncul. Betapa bahagianya dia dulu awal menikah.
Beberapa tahun menikah tidak begitu saja membuat cintanya hambar. Karena makin tahun makin menguatkan cintanya. Kenangan-kenangan dia saat pertama kali mengadopsi anak-anaknya membuatnya tersenyum bahagia. Meskipun anak-anak ini bukan terlahir dari rahimnya. Dia sangat menyayanginya. Begitu juga suaminya.
Brawijaya yang awalnya menentang mengadopsi anak karena dijaman sekarang dia lebih suka menganjurkan menantunya untuk melakukan program hamil bayi tabung ketimbang harus mengadopsi anak. Brawijaya yang akhirnya luluh meskipun dengan syarat anak-anak itu tidak bisa mewarisi apapun dari keluarga Brawijaya.
Mobil berwarna hitam itu tiba di sebuah bukit. Udaranya yang sejuk. Pemandangan yang begitu indah menyegarkan mata.
Tetapi sayang itu adalah sebuah pemakaman.
" Ayo anak-anak kita turun dan ketemu sama papa, kalian rindukan? " ucap Lila sambil melepaskan sabuk pengaman dan berjalan keluar mobil.
Anak-anak itu sudah sangat terbiasa diajak kepemakaman ini karena hampir setiap bulan dia berkunjung.
Lila memang menantu Brawijaya, dia istri dari kaka Arjuna, Nando. Tidak banyak yang tau jika arjuna memiliki seorang kakak. Hampir semua tau jika dia adalah anak tunggal.
Bukan karena Brawijaya menyembunyikan anak sulungnya. Tetapi nando anak sulungnya adalah anak yang istimewa. Sejak lahir dia menderita penyakit jantung bawaan. yang mengharuskan dia tidak banyak beraktifitas dan menghabiskan sisa hidupnya dirumah tanpa kegiatan tertentu. Bahkan untuk sekolah pun ayahnya memanggil seorang guru.
Hanya sedikit orang yang tau jika Nando adalah anak sulung Brawijaya. Menikah dengan Lila pun dia dijodohkan oleh Brawijaya. Lila seorang anak dari sahabat lama Brawijaya yang dulu tinggal berdekatan saat keluarga mereka masih merintis karir.
Tanpa disadari Lila dan Nando teman masa kecil yang akhirnya saling jatuh cinta.
Betapa bahagia Nando karena baginya seorang yang penyakitan ini tidak akan ada yang bisa mau mencintai Nando. Nyatanya allah mempertemukan Nando dengan Lila yang dengan tulus mau mencintai dan merawatnya ketika sakit. Sampai di nafas terakhirnya Lila tidak pernah semenit pun jauh dari Nando.
Setelah nando meninggal, Lila memutuskan tinggal di apartemen dengan anak-anaknya. Dan papa Brawijaya sudah memberikan 1 perusahaanya untuk Lila. Karena meskipun dia tidak menyetujui tentang adopsi anak. Dia tetap lah merasa bahwa Lila dan cucu-cucu nya adalah tanggung jawab Brawijaya. Sehingga Lila diberikan kekuasaan penuh dengan satu perusahaan Brawijaya. Bahkan Brawijaya dan Arjuna sering mengirim uang bulanan untuk Lila dan anak-anaknya.
Lila dan Arjuna serta anak-anaknya berjalan ke makam yang terawat sangat cantik. Pemakaman ini memang dirawat dengan baik. Setiap kavlingnya membutuhkan uang puluhan jutaan tiap per 6 bulan sekali. Pemakaman ini jauh dari kota. Dari makam dapat terlihat pemandangan bukti yang indah.
Tak lama berjalan mereka sampai di depan makam Nando Brawijaya Kusuma.
" Assalamualaikum sayang, aku datang dengan Arjuna dan anak-anak, tidak lupa 20 mawar putih untukmu selalu akan ku bawakan. " sapa Lila sambil tersenyum ke arah makam.
Mawar putih 20 adalah lambang cinta Nando dan Lila karena mereka menyukai mawar putih dan tanggal 20 mereka bertemu dan menikah.
Anak-anak pun tak kalah antusias meskipun mereka tau papa nya sudah beristirahat dengan tenang. Mereka tidak akan pernah melupakan jasa papa nya. Karena jika tidak diadopsi papanya mungkin sampai sekarang mereka masih di panti asuhan kurang akan kasih sayang orang tua, dan minim pendidikan.
"Hai bro, gimana disana? Udah gak sakit lagi kan? Rasanya lama sekali kamu gak menemuiku bro, padahal tiap bulan aku berkunjung kesini. " ucap Arjuna.
Rasa kesepian yang selalu menghinggapi Arjuna di rumah membuatnya selalu merindukan kakaknya Nando.
Mereka berenam duduk berkeliling makam Nando, Arjuna memimpin doa untuk mendoakan ketenangan Nando. Meskipun sudah delapan bulan berlalu kepergiannya. Lila dan Arjuna merasa baru kemarin mereka saling bersenda gurau dengan Nando.
"Andai waktu bisa diputar, aku rasanya tidak akan mau pergi bertugas keluar negeri waktu itu kak, aku akan menemanimu disaat-saat terakhirmu. Tapi nyatanya memang kamu pergi tanpa berpamitan dengan ku, dan aku tidak bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya. " keluh Arjuna
"Sudah Arjuna, jangan terus-terus kau sesali itu. Ambil saja hikmahnya, andai kamu saat itu tidak pergi pasti tidak akan pernah ada Nando Hotel sekarang kan. " ucap Lila mencoba menenangkan arjuna.
"Iya betul Lila, hotel itu kita dedikasikan untuk kak Nando, tapi aku begitu merindukannya Lila. Dia tidak pernah datang lagi kemimpiku. Begitu bahagia dia disana sampai dia lupa menjenguk ku. " ucap Arjuna sambil memandang bukit di samping makan Nando.
"Akupun sudah lama tak memimpikan Nando, mungkin benar dia begitu sehat dan bahagia disana. Aku akan terus mencintainya. Dan aku harap dia selalu menunggu dan melindungiku dari atas sana. " balas Lila sambil melihat jauh ke bukit dan langin yang cerah.
"Lila, kau masih muda dan cantik. Apa benar kamu tidak akan menikah lagi? Apa kak Nando setuju jika kamu tetap sendiri sampai akhir hayatmu nanti. " tanya Arjuna sambil menatap Lila.
Lila masih terus menatap langit dia tersenyum mendengarkan pertanyaan adik iparnya.
"Aku tidak sendiri arjuna, kau lihat anak-anak yang ganteng dan cantik itu? Mereka akan terus menemaniku sampai akhir, meskipun suatu saat mereka beranjak dewasa dan menikah, mungkin aku akan di panti jompo agar tak merepotkan anak-anakku, aku tidak mau menikah lagi karena aku ingin bertemu nando nanti disana. Nando dulu memang tidak setuju, tapi sejak ada anak-anak itu Nando setuju dengan prinsipku, itu lah sebabnya kenapa aku dan Nando bergegas mengadopsi anak banyak. Karena Nando mempersiapkan mereka untuk menemaniku. "
jawab Lila tersenyum dan sedikit berkaca-kaca mengenang waktu-waktu bersama Nando.
Hari sudah semakin sore, Arjuna dan Lila memutuskan untuk pulang. Sebelum kembali kerumah, Arjuna mengantarkan Lila dan anak-anaknya ke apartemen.
"Terimakasih ya Arjuna hari ini, sampaikan juga terimakasihku kepada Melati, dan benar katamu Melati gadis yang pandai, ramah dan cantik. Oh... Iya, aku sampe lupa, tadi dia bertanya apa aku menantu Brawijaya, dan aku jawab iya. Pasti dia mengira aku ini istrimu atau mungkin dia mengira aku mantan istrimu. " ucap Lila sambil tertawa lepas.
"Dasar kau ini ya Lila, hobi sekali membuat ku di posisi sulit, pasti dia mengira seperti itu apa lagi anak-anak memanggilku papa. " jawab Arjuna.
Mereka berdua tertawa lepas membayangkan kebingungan dan kecanggungan Melati.
Dan akhirnya Arjuna berpamitan. Mobilnya melaju cepat menuju rumahnya.
...****************...