Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Rasa kagum dari seseorang}
"Kalau begitu kalian beruntung memiliki boss seperti itu, peduli dengan karyawan seperti kita. Sepertinya kalian bakalan dapat bonus nih." ucap Valen dengan nada bercandanya.
"Doa kan saja len." jawab Bunga yang terlihat senang.
Seminggu kemudian
Valen makin disibukkan dengan rencananya membuka cabang untuk usahanya. Dari pagi sampai sore dia bekerja didepan laptop dengan dia sibuk membimbing karyawan baru yang akan bekerja di tempat usahanya.
Kini sudah ada 8 karyawan baru yang harus dia bimbing. Apalagi Valen sudah membuka 2 cabang usahanya yang kini sudah ada 3 tempat usaha yang dia kerjakan.
Semuanya berjalan dengan lancar bahkan semua sudah siap kini tinggal menyelesaikan hal-hal yang kecil yang harus dia selesaikan.
Valen sudah siap akan keluar, sudah waktunya dia untuk pulang. Saat dia akan pergi didepan tempat kerjanya ada Aldo yang sibuk membaca pesan.
"fokus sekali." ucap Valen yang melihat Aldo berdiri dipakiran sambil membaca sesuatu di Handphone miliknya.
"Eh kamu len, aku kira siapa ." sapa Aldo yang sibuk dengan Handphone miliknya.
"Ada apa kamu disini?" tanya Valen yang melihat Aldo berdiri diluar tempat pakiran.
"Tadi aku beli minuman ditempat kerjamu, tiba-tiba Riko mengirim pesan ke aku untuk membeli makan untuk dirinya." jawab Aldo yang menunggu balasan pesan dari Riko.
"Oh begitu, aku kira apa. Kalau kamu mau aku ajak cari makan untuk temanmu kebetulan aku juga sedang cari makanan. Masalahnya dari siang aku belum makan." kata Valen yang sudah kelaparan.
"Jangan kamu biasakan nanti kamu sakit." pesan dari Aldo pada Valen.
"Bagaimana lagi kalau pekerjaan sudah menumpuk, apalagi pekerjaan tiap hari makin banyak."
"Iya aku tahu tapi tetap saja sesibuknya kita, kita jangan sampai lupa makan siang." jawab Aldo yang mengingatkan dirinya.
"Iya-iya." jawab Valen yang dimarahi oleh Aldo.
"Ya sudah, ayo kita cari makan bersama kebetulan aku mau cari makan untuk Riko." Valen membalas dengan anggukkan, akhirnya mereka pergi bersama.
Setelah setengah jam mencari, akhirnya mereka menemukan makanan yang mereka cari.
Mereka mencari makanan di pinggiran jalan, hingga ada salah satu makanan yang ingin mereka cicipi.
"Kamu mau makan juga?" tanya Valen pada Aldo yang posisi duduk mereka saling bersebelahan.
"Mau juga." Akhirnya Mereka pesan makanan yang sama. Mereka berdua menikmati makan sore mereka berdua.
"Apa memang kamu sesibuk itu sampai lupa makan siang?" tanya Aldo pada Valen.
"Sibuk sekali, bahkan kami akan membuka cabang 2 lokasi. Jadinya semua sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing." jawab Valen yang masih menikmati bakso miliknya.
"Berarti posisi kerjamu makin bagus." kata Aldo.
"Sebagus-bagusnya tetap saja semua pekerjaan mempunyai tingkat kesulitan masing-masing dan tanggung jawab yang sangat berat."
"Berarti boss kamu itu orangnya keras juga ya." jawab Aldo yang asal menebak.
"Bossku orangnya tidak keras hanya saja setiap pekerjaan harus dikerjakan dengan tanggung jawab dan selalu berusaha mendapatkan hasil yang bagus." jawab Valen yang didalam batinnya tertawa sendiri.
"Bossnya aku sendiri." batin Valen yang tertawa sendiri.
"Boss itu harusnya seperti iti, sepertinya kamu betah kerja disana." kata Aldo yang sudah menyelesaikan makannya.
"Betah sekali." jawab Valen yang baru saja selesai makan juga.
"Aku salut padamu, disaat usia kita masih muda kita lebih fokus dengan bekerja bukannya menikmati masa muda dengan seringnya berjalan-jalan bahkan bersenang-senang. Malahan kita selalu mementingkan pekerjaan daripada hal untuk bersenang-senang." kata Aldo.
"Setiap orang mempunyai prinsip mereka masing-masing, jika itu sudah pilihan mereka ya sudahlah. Intinya semua sama saja, tinggal kita berpikir bagaimana melanjutkan kehidupan selanjutnya. Jika mereka ingin bersenang-senang, itu juga hak mereka. Tapi kalau aku memilih seperti itu bagaimana caranya aku bertahan hidup, lebih baik dari muda mengejar impian kita dan di masa tua menikmati hasilnya. "
Aldo terdiam mendengar apa yang dikatakan Valen, dia berpikir dengan dewasa dan menanggapi apa pun opini dengan pikiran yang matang.
" Aku juga sedang mengejarmu." gumam Aldo yang sontak saja Valen tak sengaja mendengar apa katanya.
"Maksudnya mengejarku apa?" tanya balik Valen yang bingung dengan pertanyaan Aldo.
Seketika Aldo kebingungan, tapi dengan tenang Aldo membantah.
"Maksudnya kita sama-sama mengejar impian kita masing-masing." jawab Aldo yang sengaja mencoba berbohong.
"Oh begitu, aku kira apa." jawab Valen yang salah menduga.
"Memangnya kamu kira apa sampai kamu tanya."
"Tidak apa-apa, aku kira makna yang lain saja." Valen berdiri dari tempat duduknya.
"Ayo kita pulang sekarang." ajak Valen yang ingin sekali untuk pulang dan mandi. Rasanya badannya lengket semuanya setelah bekerja seharian.
"Ya sudah, aku mau ambil pesanan buat Riko dulu." kata Aldo yang langsung kedepan mengambil pesanan dengan sekalian dia membayar makanan.
"Ayo kita pulang sekarang." ajak Aldo yang sudah siap pergi.
"Sebentar, aku mau bayar dulu."
"Sudah aku bayar, ayo kita pulang saja." ajak Aldo pada Valen.
"Kenapa kamu malah bayar?" tanya Valen yang kaget jika makannya dibayar oleh Aldo.
"Sebagai gantinya yang dulu kamu berikan makanan untukku." jawab Aldo, akhirnya mereka berada dipakiran dekat sepeda motor.
"Aku balik dulu." pamit Valen yang ingin pulang.
"Nanti malam kamu bisa tidak keluar lagi?" tanya Aldo pada Valen yang menginginkan mereka jalan-jalan berdua.
"Untuk hari ini belum bisa, mungkin besok malam bisa." jawab Valen yang tidak merasakan mencurigakan dari pertanyaan Aldo.
"Baiklah besok malam kita keluar bersama ya." ajak Aldo yang terlihat begitu senang.
"Ya sudah besok malam kita keluar, kita kumpul ditaman kota." kata Valen yang mengajak pergi ke taman kota.
"Baiklah." jawab Aldo yang begitu senang, akhirnya dia bisa pergi bersama.
Mereka langsung berpisah, kini mereka kembali ke tempat kost mereka masing-masing.
Akhirnya Valen sampai juga di kost, dia langsung mandi setelah itu barulah dia istirahat.
"Lelah juga hari ini." Valen tiduran ditempat tidurnya. Badannya merasa pegal semuanya, apalagi kakinya yang merasa kesakitan setelah seharian berdiri digudang mengecek barang.
Valen tiduran sambil menatap atap kamarnya seperti mengingat sesuatu apa yang dikatakan Aldo pada dirinya.
"Apa mungkin dia begitu." batin Valen yang masih tak percaya apa yang dia dengar.
"Kalau jika dia benar-benar menyukaiku bagaimana ?" batin Valen dalam hatinya masih bertanya seolah dia masih tak percaya jika diam-diam Aldo menyukai dirinya, jika itu benar.
Valen pun berpikir positif, dia tak mau menduga-duga. Apalagi belum tentu saja jika itu bener-bener akan terjadi.
Valen pun memilih untuk istirahat sejenak setelah seharian sibuk dengan pekerjaan.