NovelToon NovelToon
Iparku Adalah Maut

Iparku Adalah Maut

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Pembantu / Enemy to Lovers
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: mike Killah

Mengisahkan hubungan percintaan antara Amira dengan pengusaha terkenal bernama Romeo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mike Killah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran terungkap dan Elena diketahui yang telah menghabisi Alex

Romeo kembali ke kantornya untuk bekerja, meninggalkan Amira sendirian di rumah. Sebelum pergi, Romeo tidak menyuruh Amira untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya. "Kamu istirahat saja hari ini, Amira," katanya dengan nada datar. Amira hanya mengangguk patuh, hatinya masih dipenuhi kekecewaan.

Pada waktu malam, Romeo pulang ke rumah. Dia terkejut melihat meja dapur yang penuh dengan makanan. Amira sedang menunggunya dengan senyum tipis. "Mas, ayo makan," ajaknya.

Romeo hanya menggeleng. "Kamu saja makan, aku tak ada mood," jawabnya dingin.

Amira mencoba memaksa Romeo untuk duduk di meja makan, tetapi Romeo menolak dengan kasar. Dia membuang pinggan makanan yang diberikan Amira ke lantai. "Kalau aku tak mahu, tak mahu lah!" bentaknya.

Amira pun hilang sabar. "Okay mas, kalau kamu tak mahu makan..Ya udah istirahat aja kamu," katanya dengan nada kesal. Romeo pun bergegas ke kamarnya, membanting pintu dengan keras.

Tiba-tiba, ponsel Romeo berdering. Dia melihat nama Yoga di layar ponsel. Yoga adalah sahabatnya yang selama ini membantu Romeo menyelidiki kematian Alex, sahabat mereka yang meninggal 5 tahun yang lalu.

"Romeo, aku punya kabar baik! Aku baru menemukan bukti atas kematian Alex baru baru ni!" seru Yoga di seberang telepon. Romeo langsung terbangun dari ranjangnya.

"Apa? Bukti? Beritahu aku sekarang!" Romeo langsung duduk tegak di ranjang, jantungnya berdebar kencang.

Romeo pun bergegas keluar rumah, meninggalkan Amira yang masih terdiam di sofa. Amira tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Romeo. Dia hanya bisa berharap, Romeo akan segera menceritakan semuanya padanya.

....

Setibanya Romeo di rumah Yoga, Yoga langsung menunjukkan sebuah CCTV.

"Romeo, ini adalah rekaman CCTV apa yang sebenarnya terjadi 5 tahun yang lalu di rumah Alex. Pasti kamu kaget liat rakaman CCTV ini," kata Yoga dengan nada serius.

Sebelum menonton rekaman tersebut, Romeo penasaran. "Dimana kamu jumpa rekaman ini sedangkan CCTV di rumah Alex rosak pada masa tersebut?" tanyanya.

Yoga tersenyum. "Sebenarnya rekaman ini tak rosak, tapi ada seseorang yang mensabotaj rekaman CCTV dan membuang salinan rekaman itu ke stor belakang. Aku tadi baru menemukan rekaman ini," jawabnya.

Tanpa ragu, Romeo pun menonton rekaman itu. Semakin lama dia menonton, semakin terkejut dia. Di rekaman itu, terlihat jelas Elena yang telah menghabisi nyawa adiknya, Alex.

Romeo tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Di rekaman itu juga terlihat Amira sedang tergeletak pingsan di sofa.

"Rupa-rupanya aku salah sangka kepada Amira selama ini dan mengingat bahwa Amira yang menghabisi nyawa Alex," ucap Romeo dengan nada menyesal.

Di situ, Romeo merasa serba salah kepada Amira. Dia tak mampu memaafkan dirinya sendiri karena tega menyebabkan hidup Amira menderita selama ini.

Romeo dan Yoga langsung menuju ke kantor polisi dan menyerahkan rekaman CCTV tersebut kepada polisi. Setelah itu, mereka langsung menuju ke rumah Elena. Polisi langsung menangkap Elena.

"Lepaskan aku! Kenapa kalian menangkap aku?" teriak Elena histeris.

Romeo menatap Elena dengan tajam. "Dasar pembunuh! Kamu telah menghabisi nyawa adikku Alex. Kamu sanggup memfitnah istriku, Amira selama ini!" bentaknya.

Polis pun membawa Elena ke kantor polisi. William iaitu suami Elena, langsung menelepon pengacara untuk membantu dalam kasus Elena.

Romeo merasa lega karena akhirnya kebenaran terungkap. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk meminta maaf kepada Amira dan memperbaiki hubungan mereka yang telah retak.

Namun, Romeo juga merasa khawatir. Dia takut bahwa Amira tidak akan bisa memaafkannya setelah mengetahui bahwa dia telah salah menuduhnya selama ini.

.....

Setibanya Romeo di rumahnya, dia tak sabar untuk meminta maaf kepada Amira. Dia memanggil Amira dengan rasa gembira dan sedih, berharap untuk menjelaskan semuanya. "Amira!" teriaknya, tetapi sebelum Amira muncul, tiba-tiba seorang tante berusia 50-an muncul di depan Romeo.

"Tante itu berkata, "Hai anakku, Romeo."

Romeo terkejut. "Ibu?" tanyanya dengan penuh rasa tak percaya.

Ternyata, ibu Romeo iaitu Mak Rita, baru saja pulang dari Amerika Syarikat. Romeo dan ibunya sudah 10 tahun tidak berjumpa.

"Ibu dah sembuh?" tanya Romeo dengan penuh harapan.

Tiba-tiba, seorang nenek tua juga muncul dan berkata, "Cucu oma, ibumu sudah sembuh sayang."

Romeo teringat kembali kejadian 10 tahun yang lalu ketika ibunya mengalami kecelakaan dan koma. Selama ini, yang menjaga ibunya adalah oma, ayahnya, John, dan kakak perempuannya, Maya. Mereka selama ini menjaga ibunya di Amerika Syarikat dan 10 tahun ngak balik ke Jakarta.

"Oma," ujar Romeo, dan dia langsung memeluk oma dan ibunya, Mak Rita.

"Kenapa kalian tidak bilang mau balik?" tanya Romeo, wajahnya penuh kebahagiaan.

"Ini surprise cucu oma," jawab oma dengan senyum lebar.

Rasa gembira Romeo semakin bertambah ketika ayahnya, dan kakaknya, Maya, keluar dari bilik dan bergegas memeluknya. "Papi, Kak Maya dah lama kita tak jumpa!" katanya dengan penuh rasa gembira.

Maya tersenyum dan berkata, "Aduh, gantengnya kamu sekarang, adik maya tersayang!"

Namun, suasana berubah ketika ibu Rita bertanya, "Adik kamu Alex ke mana?"

Romeo pun dengan berat hati menjawab, "Alex sudah 5 tahun meninggal." Semua orang terkejut dan bertanya bersamaan, "Kenapa kamu tidak bilang, Romeo?"

Romeo menunduk dan menjawab, "Aku tidak bilang karena aku tidak mau kalian khawatir, apalagi kalian berada jauh dan sedang menjaga Ibu di Amerika Syarikat ."

Keluarga Romeo yang baru sampai di Jakarta itu sangat sedih mendengar berita tersebut.

Ibu Rita menatap Romeo dengan penuh kasih sayang. "Mak nak jenguk kuburan Alex," katanya dengan suara sedih.

Oma menambahkan, "Kalian jangan nangis sangat, eh. Alex itu kan anak angkat di keluarga ini. Buat apa kalian nangis?"

Ayah Romeo pun membela, "Oma, walaupun dia anak angkat, tapi dia sudah seperti anak kandung kami sendiri."

Oma pun terdiam, menyadari betapa dalamnya cinta keluarga mereka terhadap Alex.

....

Oma pun memanggil seorang perempuan muda yang dibawanya dari Amerika Syarikat. "Ini Tini," kata oma sambil tersenyum. "Kamu ingat kan? Sahabat kamu waktu masih kecil dulu."

Romeo hanya bisa mengangguk malu-malu. Dia bersalaman dengan Tini, tangannya terasa dingin.

"Romeo, ibu dan ayah Tini sudah lama meninggal, dan mulai sekarang Tini akan tinggal dengan kita," ujar oma.

Romeo mengerutkan kening. Dia mulai merasa ada yang tidak beres.

Oma pun melanjutkan omongannya dan berkata , "Romeo, kalau kamu mau, minggu depan kamu bisa menikah sama Tini."

Romeo terbatuk kaget. "Apa-apaan ini, Oma? Romeo sudah menikah, lah!"

Semua orang terkejut. "Menikah?!" Ibu Romeo yang sedang minum air langsung tersedak.

Maya, kakaknya Romeo, bertanya dengan nada heran, "Romeo, kapan kamu menikah?"

"Baru-baru ini," jawab Romeo. "Nama istriku adalah Amira."

Ayah Romeo, ikut bertanya, "Sekarang istri kamu di mana?"

"Mungkin di kamar tidur Papi," jawab Romeo.

Oma mengerutkan kening. "Perempuan kayak apa itu, berkurung di kamar? Kami sudah lama sampai sini tak ada pun liat dia "

Tini tercengang mendengar semua itu. Dia berbisik dalam hati, "Sialan, Romeo sudah menikah! Tapi, tunggu saja, Romeo. Aku akan merebut kamu dari istrimu!"

Suasana menjadi tegang. Romeo merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Dia harus menjelaskan semuanya kepada keluarganya, termasuk tentang Amira dan apa lagi keluarganya mau menjodohkan nya dengan Tini.

Romeo menatap Tini dengan iba. Dia ingat masa kecil mereka, saat mereka bermain bersama di taman dan berjanji untuk pasangan Tini setelah dewasa. Namun, sekarang, Romeo sudah mempunyai istri iaitu Amira.

Romeo merasa tertekan. Dia harus menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini tanpa menyakiti siapa pun. Dia harus berjuang untuk mempertahankan pernikahannya dengan Amira dan juga menjaga hubungannya dengan keluarganya.

.....

Romeo melangkah cepat menaiki tangga, jantungnya berdebar tak menentu. Sesampainya di kamar Amira, ia langsung kaget karna Kamar Amira itu kosong. Tak ada satu pun barang Amira yang tersisa. Rasa panik mulai menjalar di tubuhnya karna Amira menghilang.

Matanya tertuju pada sebuah sampul surat yang terletak di atas meja rias. Dengan tangan gemetar, ia meraihnya dan membuka surat itu. Di sana, tertulis kalimat-kalimat yang membuatnya sedih. Surat itu rupa rupanya daripada Amira.

“Maafkan aku mas kalo aku ngak bisa jadi istri yang baik kepada mas. Aku tak mau mas hidup tertekan dengan aku. Aku akan pergi dari hidup mas dan mas boleh memfailkan cerai kepada aku.”

Romeo mengoyak surat itu dengan kasar. Amarah dan keputusasaan bercampur aduk dalam dirinya. Ia segera menghubungi Amira, namun panggilannya itu tak dijawab oleh Amira.

"Amira memang patut meninggalkan aku karna aku memfitnah dia bahawa dia yang telah membunuh Alex."ujar Romeo sambil menitiskan air mata.

Namun, rasa penyesalan menggerogoti hatinya. Romeo telah menyadari kesalahannya dan berkata sendiri "Tapi hubungan ini bisa diperbaiki dengan aku meminta maaf kepada Amira. Amira pasti ke rumah Mirna."

Romeo bergegas turun tangga. Di ruang tamu, keluarganya masih berkumpul. "Kamu ke mana Romeo?" tanya ayahnya.

"Aku mau menjemput Amira istriku". Ujar Romeo

Romeo langsung berlari menuju mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.

"Dasar istri durhaka. Pakai kabur kabur segala istri Romeo tu."ujar Oma.

Oma berteriak dari balik pintu, raut wajahnya penuh amarah. Romeo mengabaikannya. Ia harus menemukan Amira. Ia harus memperbaiki kesalahannya.

.....

Romeo sampai di depan rumah Mirna. Ia mengetuk pintu dengan jantung berdebar kencang. Mirna membukakan pintu rumahnya dan membenarkan Romeo masuk. Mata Romeo langsung tertuju pada Amira yang berada di dalam.

Romeo langsung berlutut di depan Amira. "Maafkan aku, Mira, sebab memfitnah kamu selama ini," katanya dengan suara bergetar.

"Aku telah memfitnah kamu membunuh adikku Alex, sedangkan Elena yang berbuat demikian."ujar Romeo sambil menangis.

Amira tercengang. "Elena?" tanyanya tak percaya.

Mirna yang mendengar itu terkejut. "Elena? Kenapa kamu tidak bilang dari dulu, Romeo?" tanyanya heran.

Romeo pun menjelaskan semua yang sebenarnya terjadi kepada Amira. Ia menceritakan tentang rekaman CCTV yang baru ditemui Yoga, tentang bagaimana Elena membunuh Alex.

Amira mendengarkan dengan saksama. Air mata mengalir di pipinya. "Aku memaafkan kamu, Romeo," katanya dengan suara lembut.

Romeo merasa lega. Ia menarik Amira ke dalam pelukannya. "Aku sangat mencintaimu, Amira. Aku menyesal telah menyakitimu," bisiknya.

Amira membalas pelukan Romeo. "Aku juga mencintaimu, Romeo," jawabnya.

Mirna tersenyum manis melihat sahabatnya sudah berbaikan dengan Romeo. Romeo pun akhirnya membawa Amira balik ke rumahnya.

....

Romeo membawa Amira masuk ke dalam rumah. Ia memperkenalkan Amira kepada keluarganya satu persatu.

"Ini Amira, istriku," ujar Romeo dengan bangga.

Oma, dengan mulutnya yang pedas, langsung berkomentar, "Pakaian istri kamu ni macam pakaian pembantu rumah Romeo."

Amira terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia merasa terhina.

Maya, kakak sulung Romeo, langsung menegur Oma , "Oma, jangan begitu".

Maya juga bersalaman dengan Amira "Hai Amira, aku Maya, kakak sulung Romeo.

Amira tersenyum tipis dan bersalaman dengan Maya. Ia kemudian menyapa Ibu Rita, ibu kandung Romeo. Ibu Rita menyambut Amira dengan senyuman manis. Sepertinya, Ibu Rita menyukai Amira.

"Hai Amira, senang bertemu denganmu," kata Ibu Rita dengan ramah"

Amira merasa sedikit lega. Ia kemudian bersalaman dengan ayah Romeo. Namun, ayah Romeo terlihat tidak menyukai Amira. Ia memang sejak dulu ingin menjodohkan Romeo dengan Tini.

"Kamu Amira, ya?" tanya ayah Romeo dengan nada datar.

"Iya, Pak," jawab Amira.

"Romeo seharusnya menikah dengan Tini," gumam ayah Romeo berbisik di dalam hatinya sendiri.

Terakhir, Amira ingin bersalaman dengan Oma. Namun, Oma menolaknya.

"Aku tak mahu menyentuh tanganmu yang kotor karna kamu merupakan gadis miskin," kata Oma dengan nada tajam.

Amira hanya terdiam. Air matanya mulai menetes. Oma kemudian memanggil Tini.

"Amira, ini adalah Tini, calon istri kedua Romeo," ujar Oma dengan nada mengejek.

Tini tersenyum sinis ke arah Amira. "Hai Amira, senang bertemu denganmu. Aku tinggal di sini"

Suasana menjadi sangat tegang. Amira merasa sangat sedih dan terhina. Ia bergegas pergi ke kamarnya. Romeo menyusulnya dengan perasaan khawatir.

"Amira, tunggu!" teriak Romeo.

Romeo menghampiri Amira dan memeluknya dengan erat. "Maafkan mereka, Amira. Aku akan bicara dengan mereka," bisik Romeo.

Amira hanya bisa menangis di pelukan Romeo. Ia merasa sangat terluka. Romeo mencium kening Amira dan berjanji untuk melindungi Amira dari keluarganya.

"Aku akan selalu ada untukmu, Amira," bisik Romeo.

Amira terdiam, hatinya masih dipenuhi rasa sakit. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bersambung

1
Dayat
senyum pahit
El Aki 7u7
Terima kasih sudah menghibur kami dengan ceritamu yang luar biasa ini!
anjani: terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
Đông đã về
Sukses membuatku merasa seperti ikut dalam cerita!
anjani: Terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!