Ketika tombak itu dihunuskan ke arahnya, Qu Fengxiao sudah tidak memiliki terlalu banyak harapan lagi untuk mengembalikan segalanya seperti semula. Satu-satunya keluarga yang ia punya membunuhnya. Dia jatuh ke dalam keputusasaan. Tapi siapa sangka, dia akan terbangun di dunia lain di mana teknologi lebih maju dari duniannya. Ditambah, dia harus berurusan dengan ilmuwan gila dari sebuah institusi raksasa yang terhubung dengan keluarganya.
Belum selesai dengan itu, tiba-tiba seseorang mengajaknya menikah dan membuatnya bingung dengan keberadaan dua pria yang terlihat mirip di dua dunia.
"Tuan Dewa Kuno, kau tidak sedang mempermainkanku, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chintyaboo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Meninggalkan Masa Lalu
Sepanjang hari Qu Fengxiao memikirkan bagaimana caranya membangun komunikasi untuk memberi informasi. Bagaimanapun, dia harus melindungi tubuhnya sendiri dari incaran Red Room.
Kali ini mereka akan menarget Lucas. Saat Lucas pulang sekolah, mereka pasti akan membuntuti dan menemukan keberadaan tubuh fisiknya yang sedang koma. Qu Fengxiao harus mencari cara agar Huo Yuzheng dan Roh Guntur bersiap untuk situasi terburuk.
“Mereka tidak akan bermain halus lagi,” gumamnya.
Mengingat serangan monster di area publik, Qu Fengxiao yakin Red Room pasti akan mengeluarkan serangan yang lebih besar nantinya. Monster-monster itu hanya produk gagal.
Qu Fengxiao pergi menemui Roh Guntur yang sedang makan kacang. Belakangan ini dia tiba-tiba suka kacang. Dia berubah menjadi sosok anak kecil dan makan kacang setiap saat.
“Xiao Lei, apa kau bisa mendengarku kali ini?” Qu Fengxiao menegurnya.
Sayangnya, pencinta kacang itu lebih menyukai kacang di tangannya.
Qu Fengxiao mendengus kesal. Dia mencoba memikirkan cara bagaimana agar makhluk spiritual satu ini peka. Dia mondar-mandir di sekitar Roh Guntur seraya mencari cara.
Kekuatan jiwa Qu Fengxiao sudah mulai meningkat saat ini. Meski tidak signifikan, setidaknya dia bisa mencoba beberapa teknik dasar lain yang sedikit lebih tinggi dari membuat kloning.
Qu Fengxiao menggerakkan tangannya, membentuk segel tangan. Cahaya biru muncul di ujung jarinya. Cinnabar di antara alisnya juga menyala.
“Xiao Lei.”
Roh Guntur tiba-tiba tegang. Kacang di tangannya jatuh karena tangannya yang tegang. Dia juga berhenti mengunyah.
“Siapa!” Sosok anak kecil itu berubah menjadi bola bulu biru dengan mata bundarnya yang sok berani.
Cara itu berhasil. Qu Fengxiao tersenyum senang dan melanjutkan kalimatnya, “Ada hal mendesak yang ingin kusampaikan. Sebaiknya kamu mendengarkan.”
Roh Guntur terdiam. Suara ini terdengar dari pikirannya seperti transmisi. Siapa yang bisa melakukan ini di rumah orang itu?
“Jangan pikir aku adalah orang bodoh. Siapa kau sebenarnya! Tunjukkan dirimu jika berani!”
Raut Qu Fengxiao tidak sedap dipandang. “Qu Fengxiao.”
“Apa! Tidak mungkin!”
Roh Guntur berlari ke lantai dua untuk memastikan tubuh fisik Qu Fengxiao. Tapi langkahnya berhenti saat mendengar kata-kata tajam wanita itu.
“Melanjutkan satu langkah, aku akan mencabut semua bulu indahmu.”
“....”
Roh Guntur ketakutan mendengar nada dingin itu. Dia diam di tempat seraya mencari-cari asal suara.
“Siapa kau sebenarnya?”
“Qu Fengxiao.”
“Bohong!”
“Kau bahkan tidak mengenali suaraku? Di dunia ini, siapa yang bisa meniru suaraku?”
Roh Guntur kehabisan kata-kata. Jika didengarkan baik-baik, suara ini memang suara Qu Fengxiao. Dia terlalu panik sampai terlambat menyadari.
“Itu benar kamu?” Tapi dia masih ragu.
“Jangan kuras energiku hanya untuk meyakinkanmu. Aku masih koma dan bicara denganmu dalam wujud jiwa. Intinya aku hanya jiwa yang terpisah dari tubuh. Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku.”
“Apa itu?” Roh Guntur tidak banyak bertanya lagi. Dia sepertinya sudah yakin.
“Baru saja aku keluar dari fasilitas bawah tanah Red Room di Hangzhou.”
“Apa!”
Mengabaikan betapa histeris Roh Guntur, Qu Fengxiao melanjutkan, “Aku mendengar rencana yang sedang mereka lakukan. Mereka sedang mengintai melalui Lucas. Jika mereka berhasil mengikuti Lucas ke rumah ini dan menemukanku, mereka akan melakukan segala cara penyerangan secara terbuka di sini. Aku tidak tahu apa Huo Yuzheng bisa menanganinya sendiri atau tidak. Aku ingin kalian bersiap.”
“Eh? Kau sudah tahu di mana Red Room berada?”
“Kau hanya perlu menyampaikan hal itu pada Huo Yuzheng. Jangan menguras energiku. Selain itu, aku ingin kamu melakukan satu hal lagi.”
“Apa itu?”
Qu Fengxiao ragu-ragu sejenak dan berkata, “Hapus semua jejakku di dunia ini.”
Roh Guntur terdiam beberapa saat. Dia ingin bertanya mengapa, tapi tidak jadi bertanya. Dia hanya mengangguk setuju.
“Baik.”
“Password semua akunku adalah ‘dewicantik’ huruf kecil semua tanpa spasi. Hapus semuanya tanpa satu pun tersisa.”
Roh Guntur mencibir. “Sudah tahu aku tidak bisa menyentuh barang elektronik.”
“Suruh Lucas atau Huo Yuzheng melakukannya. Aku tahu kau tidak bisa menyentuh barang-barang elektronik. Tapi aku hanya bisa bicara padamu.”
Roh Guntur adalah makhluk spiritual. Makhluk spiritual dekat dengan keberadaan jiwa. Dengan kekuatan jiwa Qu Fengxiao saat ini, dia hanya bisa berkomunikasi dengan sesama spiritual.
“Itu ... kau benar-benar akan menghilangkan semuanya? Benar-benar semuanya?”
Qu Fengxiao tampak terganggu, memikirkannya beberapa saat. Semua yang ia jalani di sini, pada akhirnya tidak ada artinya setelah dia mati, kan? Dia sudah mati. Kalaupun dibangkitkan, dia tidak akan sama seperti dulu. Lebih baik melepaskannya dari sekarang.
“Masa lalu ... sebaiknya dibuang.”
Roh Guntur menghela nafas. “Baik.”
Qu Fengxiao bukannya pesimis kalau dia tidak akan hidup lagi. Setelah mengalami kebangkitan darah iblis, dia akhirnya sadar, dunia ini bukan dunianya. Kematian hanya permulaan. Dia juga tidak bisa tetap di sini setelah menjadi jiwa.
Qu Fengxiao melihat Huo Yuzheng yang siap pergi lagi dari lantai atas. Tatapannya sendu saat melihat ke bawah.
“Huo Yuzheng ... terima kasih.”
Aku akan menunggumu. Tapi tidak di sini.
Aku harap kita bisa bertemu lagi di masa depan dan hidup bersama di kehidupan selanjutnya.
Qu Fengxiao pergi ke kamar dan melihat tubuh fisiknya lagi. Hatinya semakin sakit. “Tubuh ini ... sudah mati.”
Karena Tubuh Yin, penampilannya masih utuh. Karena Tubuh Yin, dia hanya terlihat seperti tertidur. Tapi Qu Fengxiao tahu pasti setelah merasakan bahwa tubuhnya tidak lagi dapat menerima energi kehidupan apa pun, apalagi menampung jiwa.
Qu Fengxiao diam di sana dalam waktu lama. Duduk di sudut dan melihat tubuh fisiknya dalam diam. Tatapannya kosong.
Wanita yang sebelumnya terlihat ceria tanpa beban dan melakukan hal apa pun sambil bersenang-senang, kini tidak lagi ada kehidupan di matanya yang indah.
***
Sudah beberapa hari dilalui. Dan ini sudah bulan keempat sejak ‘kematian’ Qu Fengxiao.
Segala tentang Qu Fengxiao dihapus dari media. Bahkan foto-fotonya yang tersebar di berbagai akun penggemar juga sudah hilang seolah dia tidak pernah ada. Itu bukan hal sulit bagi Roh Guntur.
Setelah menghapus semuanya dari media sosial, segala hal tentang Qu Fengxiao di dunia ini juga menghilang. Bahkan di Aliansi Pemburu, semua hal tentang Qu Fengxiao dipaksa hapus oleh Huo Yuzheng.
Selain ingatan, tidak ada lagi yang tersisa. Dia seolah menghilang yang membuat Red Room kesulitan dalam mencari informasi. Namun, mereka masih memiliki informasi terdahulu yang tersimpan.
Meski data Qu Fengxiao sebagai wali Lucas telah hilang, mereka tetap bisa menemukan rumah Huo Yuzheng melalui Lucas. Tapi saat memastikan ke sana, semua orang sudah pergi.
Huo Yuzheng memutuskan melindungi tubuh fisik Qu Fengxiao apa pun resikonya. Dia, Roh Guntur, dan Lucas pergi ke Xi’an dan akan menempati rumahnya yang cukup jauh dari pemukiman.
Sepanjang jalan, Roh Guntur tampak bosan. Jarak Shanghai ke Xi’an sangat jauh jika menggunakan mobil. Dia sempat terkejut saat melihat Huo Yuzheng yang tiba-tiba muncul mencari Qu Fengxiao yang hilang dalam waktu singkat hari itu.
“Hei, kenapa tidak teleportasi saja?” tanya Roh Guntur.
“Tubuh Xiao Xiao tidak bisa bertahan jika kita berteleportasi.”
Roh Guntur menghela nafas. Jiwa Qu Fengxiao yang duduk di belakang sana juga menghela nafas.
Dia merasakan firasat buruk sejak tadi. Tapi tidak ada yang terjadi. Mungkin hanya karena terlalu cemas melihat tubuh fisiknya dipindahkan seperti ini.
Huo Yuzheng menempatkan tubuh fisiknya di kursi tengah bersama Lucas. Lucas menjaganya. Dia menyetir dan Roh Guntur dalam wujud anak kecil di kursi sampingnya. Sedangkan jiwa Qu Fengxiao duduk di paling belakang.
Qu Fengxiao melihat tubuh fisiknya dengan sedih. “Hah, untuk pertama kalinya aku dalam kondisi seperti itu. Jika pada dewa melihatnya, itu akan sangat memalukan.”
Dia bersyukur para dewa sedang sibuk mengurus masalah yang ditimbulkan Qu Fengxiu.
Setelah meratapi nasib beberapa waktu, sinyal berbahaya di kepala Qu Fengxiao berbunyi. Dia spontan menoleh ke belakang, melihat dari jendela mobil langit cerah yang tiba-tiba ditutupi awan tebal.
Qu Fengxiao memicingkan mata waspada.
Huo Yuzheng juga menyadarinya. Dia mempercepat laju mobil agar cepat sampai di Xi’an. Namun, entah apa yang ia pikirkan, mobil yang dikendarainya diberhentikan.
“Ada apa?” tanya Roh Guntur.
Qu Fengxiao juga bingung.
Huo Yuzheng melihat ke arah Roh Guntur. Ia mengangkat telunjuknya dan menyentuh dahi bocah itu. Roh Guntur terkejut. Sinar merah masuk ke dahinya menarik sesuatu keluar dari dalam tubuhnya.
“Kau ....” Roh Guntur ingin berteriak, tapi suaranya tiba-tiba hilang. Wajahnya tampak kesakitan.
Qu Fengxiao terbang ke depan untuk memastikan semua baik-baik saja. Tapi dia hanya menemukan Roh Guntur dengan wajah kesakitannya.
Sesuatu yang bercahaya keluar dari dahi Roh Guntur. Huo Yuzheng menariknya paksa, yang membuat Roh Guntur semakin sakit kepala dan pingsan.
Benda itu akhirnya sampai di tangan Huo Yuzheng. Raut Huo Yuzheng tidak sedap dipandang.
“Kenapa masih ada?” gumamnya.
Benda itu kecil seperti pecahan kaca, tapi berwarna merah. Itu mengandung kekuatan spiritual yang aneh.
Apa Red Room yang memberikannya? Untuk apa?
“Beberapa monster sensitif terhadap chip ini. Saat di Red Room, Roh Guntur digunakan untuk mengendalikan monster dan memancing mereka. Aku sudah mengeluarkannya, tidak disangka masih ada sisa pecahannya yang lain.”
Qu Fengxiao ragu apa Huo Yuzheng sedang bicara dengannya atau tidak.
Pandangan Huo Yuzheng kembali ke depan dan melanjutkan perjalanan. Tatapannya terlihat agak kesepian. “Aku memberitahu karena mungkin kau tidak mengetahui hal ini. Aku harap kau mendengarnya dan bisa mengurangi kekhawatiranmu.”
Qu Fengxiao tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Sejak Huo Yuzheng melihatnya walau sekilas, dia kadang akan bicara beberapa patah kata untuk mengurangi rasa khawatir Qu Fengxiao. Padahal dia tidak yakin apa Qu Fengxiao ada di sana atau tidak.
Jika orang lain yang melihatnya, dia akan dianggap gila. Qu Fengxiao menggeleng-gelengkan kepalanya heran dan kembali duduk. Kali ini dia duduk di depan.
Qu Fengxiao tidak tahu, ada sedikit senyuman di bibir Huo Yuzheng saat melirik ke arah kursi samping. Meski tidak bisa melihat, dia bisa merasakan aura familiar itu.
Tapi kedamaian itu tidak berlangsung lama. Beberapa mobil melaju dari arah Xi’an dan berhenti di depan mobil Huo Yuzheng, seolah mencegatnya. Huo Yuzheng mau tidak mau berhenti.
Qu Fengxiao mengerutkan kening. “Jangan keluar.” Dia spontan menyentuh lengan Huo Yuzheng. Tapi dia lupa kalau itu tembus.
Orang-orang di mobil depan keluar. Jumlah mereka tidak sedikit dan rata-rata menggunakan penutup wajah. Mereka berlari mendekat ke arah mobil Huo Yuzheng, lalu menyodorkan senjata masing-masing.
“Serahkan dia!”
“Cepat keluar!”
Kali ini, mobil lainnya berdatangan mengepung mobil Huo Yuzheng dari berbagai sisi. Suara raungan monster terdengar tak jauh dari mereka berada. Ada juga yang terbang menghampiri.
Lucas terlihat ketakutan saat melihatnya. Dia melihat ke arah Huo Yuzheng yang tampak sangat tenang, lalu tertegun. Jika pria di depannya bisa begitu tenang, maka apa yang perlu ia takutkan? Dia juga tidak boleh takut!
“Ayah, aku akan membantu.”
Huo Yuzheng menoleh ke belakang untuk melihat Lucas dan tubuh fisik Qu Fengxiao yang dibaringkan. “Bantu aku jaga ibumu.”
Setelah mengatakannya, Huo Yuzheng keluar dari mobil. Qu Fengxiao hanya bisa menghela nafas dan mengepalkan tinju.
Lagi-lagi seperti ini ....
Di luar sana, mereka sama sekali tidak memberi lawan kesempatan dan langsung menyerang. Melihat Huo Yuzheng terlihat tidak berniat memberikan target mereka, maka mereka hanya bisa menyerang bersamaan.
Huo Yuzheng mengeluarkan tombaknya, lalu melambung ke udara. Dalam beberapa tebasan, orang-orang yang menyerangnya langsung terhempas cukup jauh dan kehilangan senjata mereka.
“Tembak dia!”
Suara tembakan terus-menerus terdengar. Huo Yuzheng membuat pelindung di sekitar mobil agar peluru tidak menembus mobil, sedangkan dia menghindari tembakan sambil menangani monster di langit.
Cahaya merah yang menyala melintas di udara dan menerjang monster-monster itu dengan ganas. Tidak ada yang dapat melihatnya dengan jelas. Tapi Qu Fengxiao dapat melihatnya.
Tombak di tangan Huo Yuzheng terbang dengan kecepatan tinggi dan mengalahkan monster-monster itu dengan begitu mudah. Beberapa monster telah mengeluarkan sihir mereka dan pelindung, tapi semua dipatahkan oleh satu tombak. Setelah selesai, tombak kembali ke tangan Huo Yuzheng yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
Mata Qu Fengxiao berbinar. “Menyatu dengan tombak?”
Untuk mendapatkan pemahaman seperti itu, sangat sulit untuk didapatkan hanya dalam beberapa tahun. Qu Fengxiao terpana melihatnya.
Orang-orang itu terus menyerang Huo Yuzheng. Beberapa dengan kekuatan spiritual menggunakan teknik terbaik mereka. Membuka segel, membuat formasi, serta menciptakan perlindungan untuk menahan tombak tersebut.
Huo Yuzheng melepas tombaknya. Membiarkan tombak itu terbang sendiri untuk mencari mangsa. Sedangkan dia menghadapi formasi serangan besar yang dilancarkan untuknya.
Tombak itu mengganggu pertahanan mereka. Beberapa tombak dalam jumlah besar menghujani perisai yang mereka ciptakan hingga seluruh area berubah menjadi hitam arang.
Sedangkan Huo Yuzheng membiarkan segel menargetnya, membatasi pergerakannya dan menutup semua celah melarikan diri dan menyerang. Jika dilihat, Huo Yuzheng tampak tidak bisa melakukan apa pun selain mengendalikan tombak dari jauh. Di saat yang sama, formasi serangan diluncurkan ke arahnya.
Serangan pedang besar yang terbentuk diarahkan padanya dengan tekanan dahsyat. Huo Yuzheng hanya diam di tempat, melihat pedang itu dihunuskan. Begitu pedang itu mendekat, pedang itu tidak bisa menyentuhnya seolah ada dinding tak terlihat yang menahannya sedemikian rupa.
Huo Yuzheng mendengus. Segel yang membatasi tubuhnya tiba-tiba hancur ketika ia membentuk segel tangan. Mata merahnya menyala seperti iblis. Pedang di hadapannya ikut hancur setelah kehancuran segel dan merambat ke orang-orang yang membentuk formasi serangan.
Begitu formasi dipatahkan, orang-orang itu hancur berkeping-keping. Tombak yang mengganggu pertahanan mereka akhirnya kembali ke tangan Huo Yuzheng. Pria itu melesat ke sekelompok assassin, lalu menerobos perlindungan dan menebas mereka satu per satu dalam satu kedipan mata.
Perlindungan hancur berkeping-keping bersamaan dengan orang-orang yang mati di baliknya. Gerakan Huo Yuzheng sangat cepat ketika menyerang. Dalam sekejap, semua orang mati di bawah tombaknya yang penuh darah.
Qu Fengxiao yang melihat adegan itu terpana. Rahangnya sampai jatuh. Meski dia terbiasa melihat pembunuhan, dia tetap tidak menyangka Huo Yuzheng akan sekuat itu membunuh mereka dalam sekejap.
Ini belum 10 menit, lho!
“Wah, padahal dia sudah menahan diri.” Roh Guntur berdecak kagum.
Qu Fengxiao meliriknya, lalu membuka komunikasi. “Kau sudah bangun.”
Roh Guntur terkejut dan melihat ke arah tubuh fisik Qu Fengxiao. “Ya! Rasanya mengerikan, tapi aku baik-baik saja.”
“Kau tahu seberapa kuat Huo Yuzheng?”
Roh Guntur ragu-ragu sejenak. “Saat kamu sekarat di kuil itu, dia menghancurkan seluruh kuil tanpa bergerak.”
Qu Fengxiao terkejut. “Bagaimana dia melakukannya?”
“Entahlah.” Roh Guntur tampak ragu mengatakannya dan memalingkan wajah ke bawah. Dia terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi takut mengatakannya.
Menurut Qu Fengxiao, menghancurkan sebuah tempat tanpa melakukan gerakan dan tanpa membentuk suatu formasi adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan kultivator tingkat teratas yang mendekati ranah dewa. Kekuatan spiritualnya sangat kuat melebihi kapasitas, yang membuatnya mudah diledakkan di suatu tempat.
Qu Fengxiao semakin penasaran siapa sebenarnya Huo Yuzheng ini. Tapi dia tidak memiliki waktu memikirkannya sekarang.
Huo Yuzheng masih bertarung di luar. Sedangkan Qu Fengxiao merasa ada sesuatu yang aneh. Kali ini bukan tentang Red Room, melainkan dirinya sendiri.
“Eh? Kenapa kau diam?” tanya Roh Guntur.
Qu Fengxiao tampak merenung sesaat. Dia melihat ke belakang di mana tubuh fisiknya berada. Jiwanya tiba-tiba bercahaya dan dapat dilihat oleh Roh Guntur.
“Xiao Xiao!”
Teriakan Roh Guntur terdengar oleh Huo Yuzheng. Dia menoleh ke belakang untuk melihat sebuah cahaya biru yang melintas sangat cepat dan menghilang dari dalam mobil.
Huo Yuzheng memiliki firasat buruk.
Dia menyelesaikan pertempuran dengan cepat dan berhasil mengalahkan mereka. Tapi saat akan kembali ke mobil, aura yang mengerikan tiba-tiba menekannya dan menghempaskannya cukup jauh.
Huo Yuzheng dihempaskan begitu mudah. Tapi dia berhasil mempertahankan tubuhnya agar tidak jatuh dan menahannya dengan tombak. Matanya yang melihat ke kegelapan semakin dingin.
“Menyerang diam-diam. Apa itu memang gayamu?”
Sosok di balik kegelapan muncul. Seorang pria dengan mata merah menyala dan surai perak berdiri di antara kegelapan. Senyumnya yang jahat terpatri.
Huo Yuzheng tidak terlihat terkejut. Tapi matanya semakin dingin.
“Aku pikir akan seperti apa. Hanya manusia belaka.”
Pria itu mengangkat tangannya dan sebuah pedang hitam dihunuskan. Retakan yang luar biasa besar di udara muncul, membawa daya hisap yang kuat. Angin berhembus kencang. Suara raungan berbagai monster terdengar, tapi dengan cara yang menyedihkan saat mereka terhisap ke dalam retakan di langit.
Bukan tubuh mereka yang terhisap, tapi jiwa mereka. Tidak hanya monster. Orang-orang yang mati di tangan Huo Yuzheng juga mengalami hal yang sama.
Roh Guntur di dalam mobil ketakutan setengah mati saat melihat dengan jelas siapa yang baru saja menciptakan retakan ruang yang besar di langit.
“Itu adalah ....”
“Qu Fengxiu.” Qu Fengxiao tiba-tiba ada di belakangnya.
Roh Guntur memekik terkejut sekaligus takut sampai dia jatuh dari kursi. Dia melihat Qu Fengxiao yang kini sudah di tubuh aslinya menatapnya datar dengan sepasang iris merah menyalanya.
To be continued