* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Nasi Jagung
Selesai sholat zuhur aku baru keluar kamar. Langsung saja aku menuju ke dapur, ku lihat ibu sedang mengayak tepung jagung. Sepertinya dia mau bikin nasi jagung. Karena ini malam jumat, bisanya ibu lili nama ibu mertua ku akan mengadakan tahlilan di musholla dekat rumah ku. Yang anggotanya jama'ah sekitar Mushola. Tahlilan ini juga di selingi Arisa mingguan supaya jama'ah lebih semangat untuk datang.
"Baru bangun kamu Ning, enak banget ya tidurnya, gak lihat orang tua sibuk dari tadi masak sendiri. bukannya bantu malah molor". Sindir mertua ku.
" Maaf Bu, tadi aku gak enak badan". Kata ku sambil mengambil sayuran untuk ku siangi.
"Alah alasan saja kamu, pengen bermalas-malasan. Tadi itu kenapa kamu suruh Bayu yang ngangkat jemuran"? Ternyata mertua ku masih ingat masalah jemuran tadi siang.
" Tadi aku sudah mau berangkat, tapi gak di izinin mas Bayu".
"Kamu tu ya kalo jadi istri jangan suka ngelunjak, mentang-mentang di baikin sama suami lalu semena-mena".
" Iya bu". Jawab ku.
Sambil ku teruskan masak sayur dan lauk pauk pendamping nasi jagung. Ada sayur lodeh tewel, ikan asin di oseng sama tomat campur landing(lamtoro) plus goreng kerupuk.
Untuk nasi jagungnya khusus ibu mertua ku yang masak. Tak terasa selama 2 jam berkutat di dapur akhirnya masakan ku sudah siap semua, Ku tata di atas meja. kemudian ku cuci semua peralatan masak yang tadi aku gunakan.
Setelah semuanya bersih, aku langsung mandi. Terus sholat ashar. Saat masuk kedalam kamar ku lihat mas Bayu gak ada di kamar. "Ngeluyur kemana lagi tu orang". Batin ku.
Selesai dengan aktivitas ku, aku pergi ke kandang. Ternyata mas Bayu baru pulang cari rumput. Dengan wajah yang memerah dan berkeringat, di memanggul 1 karung rumput dan memasukannya ke tempat pakan sapi.
" Tumben kamu cari rumput mas". Tegur ku sambil meledek. Karena selama aku tinggal di tempat mertua ku, belum pernah sekalipun aku lihat dia cari rumput. Setiap kali di suruh Bapak cari rumput selalu ada saja alasannya.
"Iya pingin olah raga aja". Jawabnya sambil cengar-cengir.
Ku sodorkan air putih dingin yang baru saja ku ambil dari kulkas. Dalam satu kali tegukan langsung tandas. Seperti orang gak minum 1minggu.
" Ya Allah mas, minum kok kayak orang kesurupan gitu". Aku tertawa..
"Haus banget, habis tadi lupa gak bekal air dari rumah".
" Ya sudah, cepat mandi sana. keburu waktu asarnya habis". Kata ku mengingatkan mas Bayu. Aku pun masuk kedalam.
Gegas mas Bayu pun menyusul ku masuk kedalam untuk mandi.
******
Ketika malam pun tiba, aku bergegas membantu ibu menyiapkan makanan untuk orang tahlilan. Ku keluar kan nasi jagung beserta lauk pauk, yang tadi sore ku masak.
Ternyata jamaahnya sudah pada kumpul di musholla, acara tahlilannya pun telah usai. Kini giliran acara yang di tunggu-tunggu yaitu kocok Arisan. Sambil ngocok Arisan, aku pun menyuguhkan nasi jagung satu orang satu.. Ternyata jamaahnya banyak juga. Sekitar 40 orang.
Selesai makan, satu persatu bubar meninggalkan Mushola tersebut. Kini tinggal aku yang sedang sibuk mengumpulkan piring kotor. Cukup lelah juga beberes sendirian. Setelah piring kotor terkumpul semua langsung aku cuci sekalian agar kerjaan ku besok gak numpuk. Mertua ku yang punya hajat entah hilang kemana, bagai kan di telan bumi. Tinggallah aku yang sibuk sendirian.
"Kamu lagi apa di situ Ning". Tanya mas Bayu yang baru pulang ngopi.
" Apa kamu gak lihat aku lagi nyuci piring". Jawab ku datar. Orang di rumah lagi sibuk dia malah nongkrong di warung kopi.
"Eh.... Iya. Hehehe. Sini aku bantuin". Jawab mas Bayu langsung ikut nyuci piring.
" Lagi pada ngapain tu". Tiba-tiba Bapak berdiri di belakang ku.
"Ini pak lagi nyuci piring, Bapak dari mana? Sudah makan belum"? Tanyaku.
" Sudah gak usah di cuci, cucinya besok aja. Ini sudah waktunya istirahat. Kasian kamu nanti kecapekan". Kata bapak menyuruh ku untuk istirahat.
"Bapak tadi habis Yasinan keliling, dan sudah makan di tempat orang Yasinan".
" Ibu mu mana? Kok malah kamu di suruh ngurusin ini sendirian ".
" Gak tau pak mungkin ada di kamar ".
" Ya sudah bapak mau masuk dulu, sudah tinggalkan saja cucian piringnya. Besok di terusin lagi". Bapak pun masuk kedalam.
Tak ku indahkan kata-kata bapak, ku selesai kan cucian piring yang tinggal sedikit.
"Alhamdulillah.... Akhirnya selesai juga". Ku renggang kan otot-otot pinggang yang terasa pegal. Selesai ku kemas, aku pun masuk ke kamar. Untungnya tadi aku sudah sholat isya duluan, jadi sekarang tinggal tidur.
Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Di kamar ku lihat mas Bayu sedang sibuk dengan HPnya. Aku berjalan menuju ranjang. Ku dudukan tubuh ku di atas ranjang dan bersandar di hardboard dengan kaki yang ku selonjor kan. Ku pijat kaki ku yang terasa keram.
"Belum tidur mas". Tanya ku ke mas Bayu.
Mas Bayu mengangkat wajahnya dan terkejut melihat ku sudah duduk di sebelahnya. Sedetik kemudian dia tersadar.
" Iya sebentar lagi. Ngapa kakinya kok di pijit, kamu capek kah"?
Aku hanya diam sambil terus memijit kaki ku yang terasa keram.
"Sini aku pijitin". Mas Bayu langsung meraih kaki ku dan di pijitnya pelan-pelan.
" Mas, mmmmm.... Besok sudah waktunya aku kontrol". Kata ku lirih tapi masih bisa di dengar oleh mas Bayu.
"Terus".....
" Kamu bisa gak nganterin aku USG, soalnya bulan depan sudah waktunya persalinan ku".
"Gimana ya, soalnya besok aku sudah harus berangkat ke Surabaya karena ada muatan logistik yang harus di antar ke Jakarta". Jawabannya sedikit bingung.
"Oh....Ya sudah mas kalo kamu gak bisa, besok aku pergi sendiri saja gapapa kok". Ucap ku dengan wajah sendu. Padahal aku berharap banget mas Bayu bisa nganterin aku USG, aku juga pengen seperti ibu-ibu hamil yang lainnya saat periksa kehamilan selalu di dampingi suami. Selama di kehamilan ku ini, belum pernah sekali pun mas Bayu mengantarkan ku periksa.
"Sudah mas, kaki ku udah gak sakit lagi kok, sekarang mending mas tidur. Bukannya besok mas mau berangkat pagi. Takutnya ngantuk bawa mobil jarak jauh. Aku juga udah ngantuk". Aku langsung tidur memunggungi mas Bayu.
Tak butuh waktu lama aku dan mas Bayu pun terlelap, mengarungi mimpi indah. Dengan tangan mas Bayu yang memeluk tubuh ku. Sudah lama aku tak merasakan kehangatan seperti ini. Entah kapan terakhir kali mas Bayu menyentuh ku. aku saja sampai lupa.
up yg banyak ya,,,,😍