dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 sama sama di rawat
Tubuh lemah Raha yang kurus dan ringkih terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.
Selang infus dan beberapa perlatan medis lain nampak menempel pada tubuhnya.
Anthony yang berdiri tak jauh dari gadis itu dan masih berada di ruangan itu terdiam membisu.
Tubuhnya terasa membeku melihat hal itu.
Lidahnya seolah tercekat di tenggorokan hingga ia tak bisa berkata apa apa.
Bahkan ia merasa kesulitan menelan ludahnya sendiri.
Satu jam yang lalu ia memutuskan membawa gadis itu ke rumah sakit saja.
Tubuh Raha terlihat semakin memucat dan suhu tubuhnya sangat panas.
Keringat dingin juga tak berhenti membasahi wajahnya.
Pada akhirnya Anthony pun membopong gadis itu keluar dari apartemennya dan kemudian membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di sana,
Ia benar benar di buat membeku melihat bagimana tim dokter melakukan penanganan pada gadis itu.
Penanganan yang di berikan oleh tim dokter terhadap Raha menunjukkan jika sakit gadis itu bukanlah sakit biasa.
Apalagi tim dokter yang menanganinya saat ini seperti sudah mengenalnya.
Terutama dokter muda dengan tag name Tubagus Ryzani itu.
Mata Anthony tak kunjung berkedip menatap wajah panik penuh kecemasan dokter muda itu.
" ada apa dengannya ?!
Kenapa penangannya hingga seperti itu ?! " tanya Anthony kepada Zani ketika mereka telah berada di luar ruangan.
Beberapa menit yang lalu, Dokter Zani dan timnya baru selesai memasang semua peralatan medis di tubuh Raha.
Mereka juga baru selesai mendiagnosa gadis itu.
Bukan tanpa alasan Anthony menanyakan kondisi Raha kepada dokter muda itu.
Pasalnya,
Di mata Anthony dokter itu seperti ketua tim dokter yang menangani Raha.
Tadi Zani kebetulan memang sedang berada di lobi rumah sakit ketika Anthony datang dengan membawa sosok gadis yang ia kenal dan ternyata adalah Raha.
Dengan penuh kecemasan dan sangat terkejut ia segera melakukan tindakan.
" kanker darah stadium tiga....
Tubuhnya sangat lemah dan sangat rentan sakit " Dokter Zani menjelaskan.
Anthony sontak membulatkan matanya seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini.
( kanker darah stadium tiga....?!
Apa ia tak salah dengar ?! ) tanyanya di dalam hati.
Jauh di sudut hatinya ia merasakan sakit mendengar penyakit yang tengah di derita Raha itu.
Kanker darah...
Tidak ada obat untuk penyakit itu selain tranplantasi sum sum tulang belakang.
Itu yang Anthony tahu tentang penyakit itu.
" bagaimana dia bisa bersama dengan anda tuan....?! " pertanyaan Zani mengambang di udara karena ia yang memang tak tahu nama seseorang di hadapannya itu.
" Anthony,
Namaku Anthony...
Aku adalah assistan pengacara Harry, aku kebetulan berada di apartemennya untuk membahas sesuatu dengannya.
Tapi tiba tiba dia gemetaran dan berakhir dengan pingsan " Anthony menjelaskan.
Raut wajah Anthony menyiratkan penyesalan yang dalam. Andai ia tahu Raha menderita sakit yang mematikan itu.
Ia tak akan menunggu hingga satu jam untuk segera membawanya ke rumah sakit tadi.
Dokter Zani menatap sedikit lama kepada sosok di hadapannya itu.
Ia ingat kemaren Raha memintanya mengantarnya ke kantor pengacara keluarganya.
" anda tahu siapa yang bisa kuhubungi untuknya ?! " tanya Anthony lagi.
" tidak perlu tuan....biar aku yang menghubungi mamanya,
Oh ya....terimakasih atas bantuan anda ini, maaf merepotkan " kata dokter Zani yang membuat Anthony menatapnya dalam.
Ia tak suka mendengar jawaban dokter muda di hadapannya itu yang seolah sangat mengenal Raha berikut dengan keluarganya.
" anda....?! " tanyanya kemudian.
" saya Tubagus Ryzani, dokter pribadi Raha " seolah paham dengan isi pikiran Anthony, Zani pun menjelaskan siapa dirinya.
Anthony terdengar menghela nafas.
Sepertinya dokter muda di hadapannya itu memang lebih mengenal Raha di banding dirinya.
" baiklah dokter....
Jika mungkin anda membutuhkan saya, anda bisa menghubungi saya.
Saya mewakili om saya yang saat ini masih berada di Singapura sebagai pengacaranya " jelas Anthony kemudian sambil mengulurkan tangannya menyerahkan sebuah kartu nama.
Dokter Zani menerimanya, kemudian keduanya saling berjabat tangan.
Tak lama, Anthony terlihat meninggalkan tempat itu.
Sebenarnya ia ingin tetap berada di tempat ini, tapi ketidak beradaan pengacara Harry di kantor membuatnya semakin sibuk.
Sementara itu di ruangan lain namun masih berada di rumah sakit yang sama.
Seseorang dengan perlatan medis yang juga menempel pada tubuhnya juga nampak terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
Dua orang pasangan suami istri dan dua orang lain nampak duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
Mata ke empat orang itu tak lepas dari sesosok tubuh seseorang yang masih terpejam lemah di depan sana.
Mereka adalah kedua orang tua Leon.
Tuan dan nyonya Hazard.
Juga dua orang assistan pribadi tuan Hazard.
Thit.....
Thit.....
Thit......
Suara mesin pendeteksi detak jantung terdengar nyaring di tengah kesunyian ruangan itu.
Cklek...
Dua orang nampak masuk ke dalam ruangan itu,
" dokter Hanzel....
Apa yang terjadi ?! Kenapa Leon tak kunjung sadarkan diri ?!
Jangan katakan ada pemicu lain yang membuatnya tak kunjung sadarkan diri "
Nyonya Letizia segera bangkit dari duduknya begitu melihat dokter yang menangani Leon masuk.
Wanita itu pun segera mendekat.
" maaf nyonya...
Dengan menyesal saya harus mengabarkan ini, selain luka tusukan itu yang teramat dalam dan hampir terlambat di tangani,
tuan muda juga mengalami gejala liver yang cukup kronis " dokter Hanzel menjelaskan sembari menunjukkan sebuah hasil rontgen dari Leon yang ia bawa.
Nyonya Letizia terhuyung kebelakang beberapa langkah, beruntung sang suami dengan sigap menangkapnya dari belakang.
" tuan muda terlalu banyak mengkonsumsi alkohol nyonya.
Dan terakhir dari yang terlihat dari hasil lab ini, nampaknya belum lama ini ia juga kembali mengkonsumsinya secara berlebihan " lanjut dokter Hanzel lagi.
Tuan Hazard menoleh kepada salah satu orang yang berdiri di belakang sana. Dengan tetap memeluk sang istri.
Dan seseorang yang di tatapnya itu segera menundukkan kepalanya dalam dalam.
" maaf tuan besar...
Saya tak bisa menahan tuan muda kemaren ' jawab seseorang itu yang tak lain adalah Omar.
Penjelasan dokter Hanzel benar benar membuat nyonya Letizia terpuruk.
Wanita itu akhirnya jatuh pingsan dan tak sadarkan diri dalam dekapan sang suami.
" apa masalahnya ?!
Apa Leon bermasalah dengan wanita itu ?! " tanya Tuan Hazard kepada Omar setelah ia membaringkan sang istri di sofa panjang.
" saya kurang tahu tuan besar...
Sejak tuan muda mengikuti wanita itu tinggal di rumah, tuan muda melarang saya mengikutinya " jelas Omar lagi.
Tuan Hazard menghela nafas.
" tapi ada yang aneh tuan besar...." imbuh Omar.
" aneh ?! Apa ?! " tanya tuan Hazard.
" tuan muda menyebut nama orang lain selain nama nona Calista di saat dia tak sadarkan diri waktu itu " jelas Omar lagi.
Tuan Hazard mengerutkan keningnya.
" siapa ?! "
" kalau tidak salah.....
Raha...."
" Raha ?! "
" ya tuan besar,
Raha....."
" siapa lagi kali ini....tidak bisakah anak tidak membuat kami pusing sekali saja.
Kau tahu siapa dia Omar ?! "
" maaf tuan besar...
Saya kurang tahu "
" ckk....
Cari tahu Omar, aku tidak mau lagi kecolongan...."
" baik tuan besar..."
🌿🌿🌿
Dentuman suara musik dan hingar bingar lampu warna warni sebuah club malam semakin membuat gila siapa saja yang berada di dalamnya.
Seorang wanita cantik dengan pakaiannya yang sangat seksi nampak asyik melantai mengikuti hentakan demi hentakan alunan musik.
Tubuhnya yang seksi meliuk liuk seperti ular.
Tangan kanan wanita itu sibuk memegang gelas berisi minuman beralkohol, sedangkan tangannya yang lain nampak menjepit sepuntung rokok.
Wanita itu terus menari dengan sesekali berteriak teriak meluapkan segala kegundahannya.
" kau baik baik saja Calista ?! " Tanya seorang wanita yang juga turut melantai dengan wanita itu.
Wanita itu tak menjawab,
Ia sedang sibuk dengan kegundahannya sendiri.
" Leon....
Kau harus kembali padaku, aku mencintaimu Leon....aku mencintaimu !!! " teriak wanita itu yang tak lain adalah Calista.
Sudah lebih dari tiga hari Leon di rawat di rumah sakit, tapi ia tak kunjung bisa menemui laki laki itu karena ruangan perawatan Leon yang di jaga ketat oleh pengawal tuan Hazard.
" kenapa dengan brondongmu Calista...?! Dia mulai mengabaikanmu ?! "
mudah2an raha bangun duluan sblm dikter zani tlp calista..
❤❤❤❤❤
kok gak hubungi dokter xani..
penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤